Submandibula Kiri
Pengendapan
bakteri garam kalsium
intercalated ductus
striated ductus
intralobular ductus
Komposisi Saliva
organik Anorganiik
lipid, glukosa,
asam amino, dan
vitamin
Proses Terbentuknya Kalkuli
glikoprotein,
apatit
organik Mukopolisakarida
kalsium karbonat
Anorganik
brushite dan
weddellite
kalsium fosfor
Pemeriksaan Yang Dilakukan
Pemeriksaan Klinis Pemeriksaan Penunjang
inspeksi radiogafi konvensional (Oklusal dan
panoramik)
palpasi sialografi,
mobilitas Computed Tomography (CT)
Ultrasonography (USG)
Differen Diagnosis
Sialolithiasis Sialadeninitis Sjoren’s disease Pleomorfik adenoma Tumor whartin
Etiologi Idiopatik, berkurangnya Infeksi bakteri, virus, pasien Penyakit autoimun Terbentuk dari sel-sel epitel Dukts ektopik, pria usia 50-60
sekresi saliva, deskuamasi paska operasi, OH buruk dan jaringan ikat tahun resiko merokok
epitel, pengendapan garam
kalsium
Lokasi Gllandula Submandibula, gl. Gllandula Parotis Glandula saliva Glandula parotis Glandula parotis
Parotis, gl. Sublingual dan
gl. Saliva minor
Gambaran Pembengkakan, nyeri Pembengkakan, rasa nyeri, Rasa terbakar pada mulut, Pembengkakan, asimptomatis, Pembengkakan, berkapsul,
klinis unilateral di gl. adanya purulen pada rasa ada pasir pada mata, bertahan pada waktu lama jarang terjadi rekurensi
Submandibula, timbul dalam saliva, demam, kesulitan xerostomia, pembengkakan daerah depan telinga
waktu singkat setelah membuka mulut pada kelenjar saliva
makan, dapat teraba,
Secara Radiografi
Penegakan
diagnosis
• Pemeriksaan Diagnosis Rencana
klinis sialolitiasis perawatan
• Pemeriksaan
radiografi
Kesimpulan
• Siololitiasis merupakan penyakit destruksi pada duktus
saliva dan paling sering terjadi pada duktus warthon. Pada
kasus yang sudah dibahas terjadi pembentukan batu
sumbatan pada dasar mulut kiri yang didapatkan dari
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiografi adanya
batu menyerupai gigi kaninus sehingga perawatan
dilakukan dengan pembedahan inraoral menggunakan
anestesi lokal, paska operasi dilakukan pemberian
medikasi berupa antibiotik dan analgesik untuk pereda rasa
nyeri paska operasi.
Daftar Pustaka
1. Bakshi, S.S., 2017,A Hard Calculus: Submandibular Sialolithiasis, The
American Journal of Medicine, 130(2): 1-2.
2. Wakeel, S., Dar, M.S., Sheikh, S.H., 2017, Sialolithiasis and Its Management: A
Clinical Study, IJADS, 3(4): 469-471.
3. Elvia, Yusuf, M., 2011, Diagnosis dan Terapi Sialolithiasis Kelenjar Liur, Artikel,
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, Surabaya: 49-62.
4. Ballenger, J.J., 2002, Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher,
Edisi 13, Binarupa Aksara, Jakarta.
5. Dalkiz, M., Dogan, N., Beydemir, B., 2001, Sialolithiasis (Salivary Stone), Turk J
Med Sci, 31(1): 177-179.
6. Huoh, K.C., Eisele, D.W., 2011, Etiologic Factors in Sialolithiasis,
Otolaryngology, 45(6): 935-939.
7. Baum, B.J., Ship, J.A., Wu, A.J., 1992, Salivary gland function and aging: a
model for studying the interaction of aging and systemic disease, Critical
Reviews in Oral Biology and Medicine, 4(1): 53-64.
Terimakasih