Anda di halaman 1dari 50

PENJALARAN INFEKSI

ODONTOGEN
Oleh :
Christin merrina lette
17710108
Pembimbing:
drg. Henry Wahyu Setiawan, Sp.BM
DEFINISI

• Infeksi odontogenik merupakan suatu


proses infeksi yang primer atau sekunder
yang terjadi pada jaringan periodontal,
perikoronal, karena traumatik atau infeksi
pasca bedah.
ANATOMI
Faktor-faktor yang mempengaruhi :

• Mikroorganisme
• Host
• Faktor lokal
ETIOLOGI

Bakteri yang berperan :


1. Bakteri anaerob (60%)
2. Bakteri aerob (5%)
3. Gabungan bakteri aerob dan anaerob
(35%)
PATOFISIOLOGI

Karies gigi Pulpitis Nekrosis pulpa

Infeksi menyebar
Bakteri masuk
progresif ke ruangan Foramen apikalis dentis
ruang pulpa 
atau jaringan lain dekat gagal mendrainase
apeks gigi
gigi nekrosis

Penjalaran
Infeksi merusak jaringan superficial berat
dari rongga mulut / membuat ABSES : Penjalaran tidak
saluran pada daerah fasial
berat
JENIS INFEKSI ODONTOGEN
1. PERICORONITIS
2.ABCESS
3.Periodontitis
PERICORONITIS

• “Infeksi di sekitar bagian mahkota gigi.”

• Terjadi akibat terperangkapnya makanan


di bawah operkulum tetapi hal ini terjadi
hanya pada gigi yang tidak/belum dapat
tumbuh sempurna.
Klasifikasi

Pericoronitis Acute Pericoronitis Chronic


 Pembengkakan dan demam. • Perikoronitis kronis bisa
 Kadang terdapat akumulasi
nanah.
tanpa atau hanya gejala
 Dapat menyebar ke bagian lain ringan.
dari wajah atau leher, dan
terkadang menyebabkan
Ludwig’s angina.
ABCESS
• Jaringan periapikal yang terinfeksi 
menyebar melalui tulang kanselus menuju ke
pemukaan tulang  menembus lapisan
korteks  masuk ke jarungan lunak
disekitarnya.
• Biasanya didahului dengan Periostitis.
Faktor yang Mempengaruhi Arah
Penyebaran Infeksi :
• Ketebalan tulang.
• Hubungan antara tempat perforasi tulang dan
perlekatan otot-otot pada maksila dan
mandibula.

* Pus masuk melalui jaringan lunak menembus tulang yang paling tipis.
1. PERIAPICAL ABSCESS
• Abses periapikal (abses dento-alveolar) 
pada periapikal gigi yang sudah mati dan
terjadi keadaan eksaserbasi akut.
Periapical Acute Abscess
Inflamasi jaringan
periapikal gigi + eksudat
Klinis :
• nyeri spontan
Bengkak + nanah
Febris
malaise
Periapical Chronic Abscess
• Akibat lesi yang lama 
kemudian mengadakan
drainase ke permukaan
• Berkembang dan membesar
tanpa gejala yang subjektif
• Ciri khas  Fistula.
2. Subperiosteal Abscess
• Lanjutan serous periostitis + pus dibawah periosteum.
• Klinis : Bengkak, kemerahan, nyeri hebat yang tidak
terlokalisir. Gigi penyebab  sensitif pada sentuhan atau
tekanan.
3. Palatal Abscess
• Lanjutan abses subperiosteal + pus keluar ke arah
palatal
• Biasanya karena  infeksi pada akar palatal gigi-gigi
posterior rahang atas.
• Klinis : pembengkakan pada mukosa palatal, berbatas
jelas dan fluktuasi (+).
4. Vestibular Abscess
 Lanjutan abses subperiosteal + pus berkumpul dibawah
mukosa  Submucous Abscess (vestibular abscess)
 Klinis :
 EO : bengkak, nyeri, pembesaran kgb regional.
 IO :
Buccal fold terangkat, kemerahan, nyeri, fluktuasi (+).
Terdapat gigi gangren.
Absess pecah spontan  fistel intraoral  tanda-tanda infeksi
akut mereda.
Fascial Space Infection
• Jaringan ikat fibrous yang membungkus otot dan memisahkan
suatu otot dengan otot lain.
• Tersusun atas lapisan-lapisan jaringan ikat tipis (fascial planes)
lapisan ini dihubungkan satu dengan jaringan ikat longgar.
• Ruang antara fascia dan antar fascial planes ini merupakan
potensial spaces (normalnya tidak ada) bila jaringan ikat
rusak (infeksi) terisi dan membesar oleh adanya produk-
produk radang (misal : eksudat purulen) saling berhubungan
dengan yang lain penyebaran infeksi bisa melibatkan > 1
fascial spaces.
Primary Fascial Space
1. Gigi-gigi rahang atas :
 Canine space
 Buccal space
 Infratemporal space
2. Gigi-gigi rahang bawah
 Buccal space
 Submental space
 Sublingual space
 Submandibular space
Gigi rahang atas
1 Abes fossa kanina
• Gejala klinis : pembengkakan pada muka, kehilangan
sulkus nasolabialis dan edema pelupuk mata bawah
sehingga tampak tertutup. Bibir atas bengkak, seluruh
muka terasa sakit disertai kulit yang tegang berwarna
merah.
2 Abses spasium bukal
• Abses dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga
rahang atas masuk ke dalam spasium bukal.
• Gejala klinis abses ini terbentuk di bawah mukosa
bukaldan menonjol ke arah rongga mulut
3.Abses spasium infratemporal
• Abses ini jarang terjadi, apabila terjadi akan
sangat berbahaya karena dapatmenimbulkan
komplikasi yang sangat serius.
Gigi rahang bawah
1.Abses spasium submasseter
• Gejala klinis dapat berupa sakit berdenyut
diregio ramus mansibula bagian dalam,
pembengkakan jaringan lunak muka disertai
trismus yang berjalan cepat, toksik dan
delirium.
2. Abses spasium submandibula
• Infeksi pada spasium ini dapat berasal dari
abses dentoalveolar, abses periodontal dan
perikoronitis yang berasal dari gigi premolar
atau molar mandibula.
3. Abses sublingual
• Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan daasarr mulut
dan lidah terangkat, bergerser ke sisi yang normal. Kelenjar
sublingual aan tampak menonjol karena terdesak oleh
akumulasi pus di bawahnya. Penderita akan mengalami
kesulitan menelen dan terasa sakit.
4. Abses spasium submental
• Gejala klinis ditandai dengan selulitis pada
regio submental. Tahap akhir akan terjadi
supuratif dan pada perabaan fluktuatif positif.
5. Subcutan Abscess
• Umumnya lanjutan dari canine space, buccal space, submental space, atau
submandibular space infection & telah kronis
• Pus terkumpul dibawah permukaan kulit.
• Klinis  Khas : EO bengkak disertai inti abses, kemerahan, batas jelas,
fluktuasi (+). Pada inti abses terdapat nekrotik yang berwarna kekuningan
dan konsistensinya sedikit mengeras
Secondary Fascial Space
• Letak posterior dari fascial spaces primer.
• Fascial space primer yang tidak dirawat
• Sifat : parah,menimbulkan komplikasi dan
morbiditas tinggi.
Masticator Spaces

1. Spatium Masseteric Abscess


• Klinis : Bengkak difuse di daerah angulus
mandibula dan ramus ascendens, konsistensi
agak keras dan nyeri
Masticator space
2. Spatium Pterygomandibular Abscess
• Sumber infeksi pericoronitis M3 rahang bawah atau dari
sublingual dan submandibular space.
• Klinis khas : Trismus, pembengkakan EO (-) atau (+) bila
penyebaran dari fascial space yang lain.
3. Spatium Temporal Abscess
• Klinis : Bengkak pada daerah temporalis sebelah superior dari
arcus zygomaticus dan posterior dari pinggiran lateral dari
orbita, trismus (+)
1.Spatium Lateral Pharyngeal
Abscess
• Klinis trismus , bengkak EO pada leher bagian lateral inferior
dari angulus mandibula, bengkak IO pada dinding lateral
faring ke arah medial, sulit menelan, febris, dan tampak
sangat menderita.
2.Spatium Retropharyngeal
Abscess
• Komplikasi :
• Obstruksi saluran napas bagian atas
• Abses pecah aspirasi pus kedalam paru asphyxia
• Infeksi menyebar ke mediastinum bagian posterosuperior dan
prevertebral space
Periodintitis apikalis
• Periodontitis apikal dapat didefinisikan sebagai
peradangan semua struktur pendukung gigi di
daerah sekitar apeks gigi.Inflamasi periapikal
biasanya disebabkan oleh infeksi gigi yang
khas menyebabkan sakit gigi dalam soketnya.
• Etiologi
1. Infeksi
2. Trauma
3. Perawatan saluran akar.
Macam periodontitis.

• Periodontitis apikalis akut periodontitis apikalis kronis

• 1. Nyeri 1. rasa sakit hilang timbul berupa


• 2. Nyeri bila gigi di gunakan untuk kemeng atau tidak menimb
• Mengunyah. Nyeri sama sekali
• 3. Gigi yang bersangkutan terasa
Lebih menonjol
Prinsip dasar perawatan kasus infeksi odontogen
antara lain:
1. Mempertahankan dan meningkatkan faktor
pertahanan tubuh penderita.
2. Pemberian antibiotik yang tepat dengan dosis
yang memadai.
3. Tindakan drainase secara bedah dari infeksi yang
ada.
4. Menghilangkan secepat mungkin sumber infeksi.
5. Evaluasi terhadap efek perawatan yang
diberikan.
Pertahankan dan tingkatkan faktor pertahanan
tubuh :
1. Meningkatkan kualitas nutrisi, termasuk
pemberian vitamin tambahan, diet tinggi
kalori dan protein.
2. Mempertahankan keseimbangan cairan
tubuh.
3. Pemberian analgesik bila perlu.
• Cabut gigi atau menghilangkan faktor
penyebab lain yang menjadi sumber infeksi 
segera dilakukan setelah gejala infeksi akut
mereda  cegah kekambuhan
1. INSISI DAN DRAINSE
Tujuan :
Mencegah terjadinya perluasan abses/infeksi ke
jaringan lain.
Mengurangi rasa sakit.
Menurunkan jumlah populasi mikroba beserta
toksinnya.
Memperbaiki vaskularisasi jaringan, sehingga tubuh
lebih mampu melawan infeksi yang ada dan pemberian
antibiotik lebih efektif.
Mencegah terjadinya jaringan parut akibat drainase
spontan dari abses.
2. TERAPI MEDIKASI
• Antibiotik  diutamakan  mencegah penyebaran
infeksi.
• Pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab
infeksi :
1. Efektif melawan organisme Streptococcus selama
bakteri ini paling banyak ditemukan.
2. Efektif melawan bakteri anaerobik broad spectrum
Contoh : Penicilin

• Abses gigi nyeri  obat analgesik


Ludwig’s Angina (Phlegmon
• “Suatu kegawatdaruratan”
• Infeksi odontogenik yang menyebar ke jaringan sekitarnya 
abses submandibula, abses submental dan abses sublingual
 berlanjut gangguan jalan nafas.
• Klinis : KU jelek, febris, malaise, dan tidak
jarang terdapat kondisi toksik.
• EO : Openmouthed appearance, bengkak
regional pada regio submandibularis bilateral
dan regio submentalis, konsistensinya keras
atau tegang dan nyeri.
• IO : Bengkak dasar mulut, lidah terangkat
sulit menelan dan bernapas.
• Infeksi yang serius  karena menyebar ke fascial spaces sekunder 
sepsis, obstruksi saluran pernapasan bagian atas  kematian
• Komplikasi : obstruksi pernafasan, septik syok, dan septikemia
PENATLAKSANAAN PERAWATAN

Terapi antibiotik dosis tinggi dan perawatan penunjang (cairan saline).


Antibiotik yang sering digunakan adalah penisilin G, klindamisin,
metronidazol.
 Antibiotik dosis tinggi (biasanya kombinasi penisilin G dengan
klindamisin)
 Peresepan AINS, analgetik, antipiretik
 Roburantia/Vitamin
 Bed rest
 Insisi dan drainase
• Krikoidtirotomi atau trakeostomi (jika berlaku komplikasi tersekat jalan
nafas)

Anda mungkin juga menyukai