Anda di halaman 1dari 16

PAPER

DENTAL ABSES

OLEH
NAMA : MELKINUS PAREIRA
NIM : PO5303204211062
TINGKAT : 1c_SEMESTER DUA
MATA KULIAH : PENYAKIT GIGI DAN MULUT
ABSTRAK

Abses gingiva adalah peradangan apurulen yang terlokalisasi dalam periodonsium. Manifestasi
klinis mulai dengan sakit gigi, pembengkakan dan kemerahan gingiva, fistule gingiva, yang
dapat termasuk malaise dan sakit kepala. Wanita selama kehamilan bisa mengalami gingivitis
lebih mudah dan menjadi lebih buruk dengan oklusi traumatis. Seorang wanita berusia 27 tahun
datang dengan dagu yang membengkak sejak ± 3 hari yang lalu. Pembengkakan itu
menyakitkan, dengan sakit gigi, pembengkakan dan kemerahan gingiva, fistule gingiva, dan
malaise. Diagnosis akhir dalam kasus ini adalah abses gingiva.
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Abses adalah rongga patologis yang berisi nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Ini merupakan infeksi akut purulen yang berkembang pada bagian apikal gigi. Kondisi ini
biasanya disebabkan oleh bakteri yang berasal dari gigi yang terinfeksi baik pada maksila
maupun pada mandibula.
Abses gingiva adalah peradangan apurulen yang terlokalisasi dalam periodonsium. Manifestasi
klinis mulai dengan sakit gigi, pembengkakan dan kemerahan gingiva, fistule gingiva, yang
dapat termasuk malaise dan sakit kepala. Wanita selama kehamilan bisa mengalami gingivitis
lebih mudah dan menjadi lebih buruk dengan oklusi traumatis. Seorang wanita berusia 27 tahun
datang dengan dagu yang membengkak sejak ± 3 hari yang lalu. Pembengkakan itu
menyakitkan, dengan sakit gigi, pembengkakan dan kemerahan gingiva, fistule gingiva, dan
malaise. Diagnosis akhir dalam kasus ini adalah abses gingiva.
2. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang apa pengertian dari dental abses
2. Mampu mengetahui gejala pada dental abses
3. Mahasiswa bisa mengetahui macam-macam dental abses
4. Mahasiswa mampu mengetahuin palofisiologi dental abses
5. Mahasiswa mampu mengetahui proses penanganan dental abses

3. RUANG LINGKUP MATERI


Dental abses pada gigi
PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN
Abses adalah rongga patologis yang berisi nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Ini merupakan infeksi akut purulen yang berkembang pada bagian apikal gigi. Kondisi ini
biasanya disebabkan oleh bakteri yang berasal dari gigi yang terinfeksi baik pada maksila
maupun pada mandibula.
2. MACAM-MACAM ABSES
a. Periodontal Absess
Merupakan inflamasi purulen akut maupun kronis yang berkembang dari poket
periodontal. Secara klinis terlihat edema di tengah gigi disertai rasa nyeri dan kemerahan
pada gusi. Gejala yang timbul tidak separah dentoalveolar abses. Perawatan yang
diberikan biasanya insisi sederhana pada sulkus gingiva dengan probe atau scalpel. Insisi
dapat pula dilakukan pada gingiva pada titik paling tumpul dari edema.

Gambar: abses periodontal

b. Acute Dentoalveolar Abscess


Merupakan infeksi akut purulen yang berkembang pada bagian apikal gigi pada
tulang cancellous. Biasanya disebabkan oleh bakteri yang berasal dari gigi yang terinfeksi
baik pada maksila maupun pada mandibula. Gejala yang khas adalah rasa sakit yang
berat, gigi goyang, serta gigi penyebab serasa memanjang. Perawatan pertama bertujuan
untuk mengurangi rasa sakit dan dilanjutkan dengan drainase. Drainase dilakukan melalui
saluran akar dengan cara mengebur dengan handpiece high-speed dengan lembut.
Selanjutnya jaringan nekrotik dibersihkan dengan barbed broach dan tekanan diberikan
pada daerah apikal gigi. Jika drainase dari saluran akar tidak memungkinkan, dapat
dilakukan trepanasi setelah posisi apeks ditentukan secara radiograf. Insisi horizontal
dilakukan pada bukal sedekat mungkin dengan apeks gigi yang terinfeksi. Selanjutnya
periosteum direfleksi sehingga tulang bukal terlihat. Lalu tulang dibuka menggunakan
roundbur low speed sampai eksudat keluar. Kemudian dilakukan suturing

Gambar: acute dentalvoelar abses

c. Subperiosteal Abscess
Abses subperiosteal adalah abses yang terletak diantara tulang dan periosteum
baik pada bukal, palatal, maupun lingual gigi penyebab infeksi. Gejala yang ditimbulkan
adalah edema ringan, rasa sakit karena tekanan pada periosteum serta sensitif pada
palpasi. Perawatan dilakukan dengan membuat insisi intraoral dan drainase. Insisi
dilakukan pada mukosa dengan menghindari saraf dan pembuluh darah.

Gambar: Subperiosteal Abscess

a. Submucosal Abscess
Abses ini tepat terletak di bawah mukosa vestibular bukal maupun palatal/lingual
gigi yang menjadi sumber infeksi. Secara klinis terlihat pembesaran mukosa dengan
fluktuasi yang jelas, sensitif terhadap palpasi, serta hilangnya lipatan mucobukal pada
area infeksi. Perawatan dilakukan dengan insisi superfisial dengan pisau bedah. Hemostat
kecil lalu dimasukkan untuk memperbesar drainase dan rubber drain dimasukkan untuk
menjaga drainase tetap terbuka minimal 48 jam. Insisi pada palatal dilakukan dengan
menghindari arteri, vena, dan nervus palatinus mayor.
Gambar: Submucosal Abscess
b. Abses pada fossacanina
Abses ini biasanya berasal dari gigi anterior, dan jarang dari gigi premolar.
Terjadinya tanda klinis yang paling dramatis termasuk pembengkakan substansial pada
daerah atas pipi, dengan rasa sakit yang terletak di wilayah fossa kaninus. Kulit di
atasnya tampak streched (tertarik), eritem, dan pada umumnya mengkilap. Edema sering
terjadi pada bibir atas dan kelopak mata. Jaringan lunak hidung juga mungkin akan
terkena dampaknya. Rasa sakit yang parah dan menjalar menuju sudut orbital median
merupakan indikasi kemungkinan infeksi melalui vena. Infeksi dapat menyebar melalui
vena ini ke dalam sinus cavernous. Perawatan terdiri dari insisi intraoral dan drainase 6
abses, dan menghilangkan agen penyebab. Ketika pembukaan abses harus dilakukan
secara hati-hati untuk menghindari cedera saraf infraorbital yang berasal dari tengkorak.
Anestesi diadministrasikan ekstraoral dekat foramen infraorbital.

Gambar: Abses pada fossacanina

c. Abses vestibular
Abses vestibular biasanya berasal dengan gigi premolar rahang atas dan geraham.
Pemeriksaan klinis biasanya memperlihatkan pembengkakan yang terasa sakit dalam
vestibulum bukal dekat gigi yang menyebabkan kondisi tersebut. Pengobatan terdiri dari
membuka abses, drainase, dan penghapusan etiologi. Incisi utama harus vertikal, ini
memudahkan untuk membuat flap yang tepat jika kemudian diperlukan untuk menutup
sinus.

Gambar: absese vestibular

d. Abses pada pipi


Abses vestibular dari rahang atas, serta dari mandibula, dapat menyebar ke
jaringan lunak pipi. Jika abses berkembang menuju ke arah cranial, memenuhi jaringan
adiposa di pipi, dengan penyebaran berikutnya pada bidang anatomi menuju fossa
infratemporal atau fossa pterygopalatine. Kemungkinan terjadi penyebaran lebih lanjut
pada dorsal dan cranial. Pengobatan terdiri dari membuka abses dan memperbesar rongga
abses. Cabangcabang dari arteri wajah melalui jaringan lunak. Untuk anestesi, nervus
bukal diinfiltrasi pada perbatasan anterior ramus.

Gambar: absese pada pipi

e. Mental Abscess
Akumulasi pus pada regio anterior mandibula, mendekati tulang, lebih tepatnya
pada muskulus mentalis, dengan penyebaran infeksi melalui symphysis menti. Biasanya
disebabkan oleh infeksi pada gigi anterior mandibula. Berupa pembesaran yang cekat dan
nyeri pada dagu dan kemerahan pada kulit disekitarnya. Perawatan yang dilakukan adalah
insisi pada lipatan mukobukal secara intra oral. Jika pus menyebar secara ekstraoral,
insisi dilakukan pada kulit secara pararel di batas bawah lidah ke arah posterior.

Gambar: mental abses

a. Sublingual Abscess
Merupakan abses yang terbentuk pada spasia sublingual di atas musculus
mylohyoid kanan atau kiri. Biasanya disebabkan oleh infeksi pada gigi anterior,
premolar, atau gigi molar pertama mandibula. Spasia sublingual dibatasi oleh mukosa
dasar mulut, musculus mylohyoid, permukaan mandibula, os mylohyoid, dan septum
lingua. Spasia sublingual mengandung ductus wharton, glandula sublingual, nervus
lingualis, cabang terminal arteri lingual dan sebagian glandula submandibula. Secara
klinis terlihat pembesaran mukosa pada dasar mulut menyebabkan lidah terangkat.
Pasien kesulitan berbicara disebabkan oleh edema, dan nyeri saat menggerakkan lidah.
Perawatan dilakukan dengan cara insisi untuk drainase secara intra oral pada lateral
sepanjang ductus wharton dan nervus lingual. Untuk mencapai pus digunakan hemostat
untuk mengeksplorasi spasia dibawah glandula.

Gambar: sublingual abses

b. Submandibular Abscess
Spasia submandibular dibatasi oleh corpus mandibula, venter anterior dan
posterior musculus digastricus, ligament stylohyoid, musculus mylohyoid dan musculus
hyoglossus. Spasia ini mengandung glandula submandibula dan linfonodi submandibula.
Biasanya disebabkan oleh infeksi yang berasal dari molar pertama dan kedua mandibula.
Dapat pula berasal dari penyebaran infeksi dari spasia sublingual dan submental.
Submandibular absess terlihat sebagai pembesaran ringan pada daerah submandibular
yang menyebar menyebabkan kulit mengeras dan berwarna merah. Sudut mandibula
menghilang, serta terdapat nyeri saat palpasi dan trismus ringan. Perawatan dilakukan
dengan membuat insisi sepanjang 1 cm dibawah dan sejajar batas bawah mandibula
dengan menghindari artery dan vena fasialis.

Gambar: submandibular abses

c. Cellulitis
Merupakan kondisi inflamasi difus akut yang menginfiltrasi jaringan ikat longgar
di bawah kulit. Cellulitis biasanya berasal dari infeksi gigi, mikroorganisma yang
bertanggung jawab adalah golongan streptococcus dan staphylococcus. Penyakit ini
dikarakteristikkan dengna pusing disertai edema dan kemerahan pada kulit. Edema
memiliki batas tidak jelas dan dapat berada di berbagai tempat tergantung gigi yang
terinfeksi. Jika gigi posterior mandibula yang bertanggung jawab, edema berada pada
submandibular dan pada kasus yang parah dapat menyebar ke pipi dan sisi berlawanan
menyebabkan perubahan bentuk wajah. Jika infeksi berasal dari gigi anterior maksila,
edema dapat melibatkan bibir atas sehingga terlihat protrusif. Pada tahap awal, cellulitis
terasa lunak pada palpasi dan tidak terdapat pus. Pada tahap lanjut, penebalan terlihat dan
terdapat adanya supurasi serta terdapat pus pada dasar lidah. Perawatan dilakukan dengan
pemberian antibiotik dosis tinggi seperti penicillin atau ampicillin. Dilanjutkan dengan
terapi panas untuk mengurangi supurasi. Pada beberapa kasus diperlukan drainase dapat
pada satu atau beberapa tempat untuk mengeluarkan eksudat. Pada kasus yang parah
sebaiknya dirujuk ke rumah sakit.
Gambar: cellulitis

d. Ludwig’s Angina (Phlegmon)


Merupakan infeksi cellular akut yang secara bilateral melibatkan ruang
submandibular, sublingual, dan submental serta dapat berakibat fatal ditidak dilakukan
perawatan. Peyebabnya dapat berasal dari infeksi periapikal atau periodontal pada gigi
mandibula khususnya pada gigi yang memiliki apeks di bawah musculus mylohyoid.
Pasien mengalami demam disertai kesulitan menelan, berbicara dan bernafas. Secara
klinis terlihat bebesaran yang keras seperti papan dikarenakan pus terletak pada jaringan
yang dalam. Secara intra oral, terdapat edema dasar mulut yang keras sehingga lidah
terangkat dan menyebabkan tersumbatnya saluran udara. Perawatan dilakukan dengan
pembedahan untuk drainase infeksi dan pemberian antibiotik dosis ganda. Insisi
dilakukan secara bilateral, intra oral, sejajar di medial batas bawah mandibula pada regio
premolar dan molar. Lalu insisi intra oral sejajar dengan duktus submandibula. Rubber
drain di tempatkan minimal selama 3 hari sampai gejala klinis reda. Pada kasus dengan
obstruksi nafas yang parah, pembedahan saluran nafas harus dilakukan.

Gambar: phlegmon

4. Gejala Abses Gigi


Gejala utama dari abses gigi adalah munculnya rasa sakit yang bisa datang tiba-tiba dan
bisa semakin buruk di gigi atau gusi. Beberapa gejala lain yang bisa dirasakan oleh penderita
abses gigi adalah:
 Demam.
 Gusi bengkak.
 Rasa sakit saat mengunyah dan mengigit.
 Sakit gigi yang menyebar ke telinga, rahang, dan leher.
 Gigi berubah warna.
 Sensitif pada makanan panas atau dingin.
 Bau mulut.
 Kemerahan dan pembengkakan pada wajah.
 Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau bawah rahang.
 Sesak napas.

4. PATOFISIOLOGI ABSES
Patofisiologi abses gigi melibatkan proses infeksi dan inflamasi pada jaringan di sekitar
gigi yang berujung pada pembentukan abses. Abses yang terbentuk dapat berawal dari infeksi
endodontik atau infeksi periodontal.

Gambar: anatomi gigi

5.PENANGANAN ABSES DISERTAI GAMBAR

a. Pengobatan rumahan
Anda bisa mengatasi kondisi ini dengan perawatan mandiri.
Berikut tips yang bisa Anda lakukan:

 Jika berukuran kecil (kurang dari 1 cm), menggunakan kompres hangat ke area terkena
sekitar 30 menit, 4 kali sehari dapat membantu.
 Jangan mencoba mengeringkan benjolan dengan menekannya. Ini dapat dapat mendorong
bahan yang terinfeksi ke jaringan yang lebih dalam.
 Jangan menusukkan jarum atau alat tajam lainnya ke dalam pusat abses, karena Anda
dapat melukai pembuluh darah yang mendasarinya atau menyebabkan infeksi menyebar.

b. Pengobatan medis
Dokter mungkin akan membuka dan mengeringkan abses. Berikut penjelasannya:
Drainase
 Temui dokter Anda jika kondisi membandel dan tidak sembuh dengan metode rumahan.
Dokter mungkin akan mengeringkan benjolan.
 Untuk mengeringkan benjolan tersebut, dokter Anda akan melakukan operasi abses
dengan memberikan obat mati rasa. Dokter kemudian akan memotong abses untuk
membuka dan menguras cairan di dalamnya. Ini membantu menyembuhkan dan
mencegah abses terulang kembali.
 Setelah prosedur selesai, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mencagah
luka dari infeksi.

c. Antibiotik
Kasus yang parah umumnya juga diobati dengan antibiotik. Dokter mungkin akan
meresepkan antibiotik, seperti dicloxacillin atau cephalexin jika Anda memiliki salah satu
dari kondisi berikut:
 Abses pada wajah, yang memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan komplikasi
 Selulitis
 Punya lebih dari satu abses
 Sistem kekebalan tubuh yang terganggu
Jika dokter Anda menduga MRSA atau Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus
adalah penyebab abses, Anda mungkin diminta mengonsumsi klindamisin atau
doksisiklin untuk melawan infeksi.
Beberapa prosedur tertentu juga dapat dilakukan untuk mengeluarkan nanah.
Biasanya, dokter akan mengeringkan abses dengan memasukkan jarum ke dalam kulit,
atau membuat sayatan kecil di tempat yang terinfeksi. Abses biasanya tidak kembali
setelah perawatan.
Apa saja tes untuk diagnosis kondisi ini?
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter perlu melihat secara langsung area yang
terkena infeksi. Jika muncul di area anus, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan
rektal.
Sementara itu, jika penyakit ini muncul di lengan atau kaki, dokter akan merasakan
kelenjar getah bening baik di pangkal paha atau di bawah lengan Anda.
Dokter mungkin juga mengambil sampel cairan untuk menguji keberadaan bakteri.
Biasanya, tidak ada metode pengujian lain yang diperlukan untuk mendiagnosis kondisi
ini.
Namun, jika Anda mengalami penyakit ini berulang kali dan dokter merasa ada penyebab
lain, Anda mungkin diminta menjalani tes urin.
Pengobatan di rumah

Apa saja pengobatan rumahan dan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk
mengatasi abses?
Jika Anda memiliki abses yang belum sembuh total, jangan dulu memakai benda-benda
yang digunakan bersama orang lain, misalnya peralatan di gym, sauna, atau kolam
renang, untuk mencegah bakteri di penyebab penyakit ini menyebar pada orang lain.
Jangan pula mencoba untuk mengeluarkan nanah sendiri, karena malah bisa memicu
penyebaran bakteri pada kulit di sekitarnya. Buang semua tisu yang Anda gunakan untuk
membersihkan nanah, dan cuci tangan dengan bersih setelahnya.
6. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi abses gigi melibatkan proses infeksi dan inflamasi pada jaringan di sekitar
gigi yang berujung pada pembentukan abses. Abses yang terbentuk dapat berawal dari infeksi
endodontik atau infeksi periodontal.

7. PENANGANAN ABSES DI SERTAI GAMBARNYA


Cara mengobat/menangani abses gigi hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi. Tujuan dari
pengobatan yang dilakukan adalah untuk menghilangkan infeksi bakteri pada gigi. Cara
mengobati abses gigi yang dilakukan dokter adalah sebagai berikut:

1. Mengeluarkan nanah
Mengeluarkan nanah bertujuan untuk mengeringkan abses dan mengurangi
pembengkakan. Tindakan mengeluarkan nanah dilakukan dengan cara membuat sayatan
kecil pada benjolan abses. Setelah cairan nanah mengalir keluar, dokter akan
membersihkan area tersebut.

Gambar: mengelularkan nanah

2. Menggunakan obat antibiotik


Obat antibiotik digunakan apabila infeksi telah menyebar ke area gigi, rahang atau
area lainnya. Pemberian obat antibiotik diharapkan dapat melawan dan membunuh
bakteri yang telah menyebar.

Gambar: obat antibiotik


3. Mencabut gigi
Tindakan mencabut gigi dilakukan jika infeksi telah membuat kondisi gigi rusak
parah. Setelah gigi yang rusak dicabut, dokter akan mengeluarkan nanah pada abses dan
mengeringkannya.

Gambar:mencabut gigi

4. Perawatan akar gigi


Perawatan akar gigi disebut paling ampuh untuk menyembuhkan abses dan
menyelamatkan gigi. Perawatan akar gigi dilakukan dengan cara mengebor gigi sampai
ke gigi bagian dalam dan mencari jaringan yang terinfeksi. Setelah ditemukan, maka
jaringan tersebut diangkat dan nanah yang ada di dalamnya dikeluarkan. Selanjutnya,
dokter akan menutup gigi yang dilubangi atau dipasang crown gigi untuk membuatnya
lebih kuat. Selama masih dalam proses penyembuhan, dokter akan menyarankan
beberapa perawatan rumah. Tujuannya adalah untuk meringankan rasa nyeri setelah
tindakan medis. Biasanya dokter akan menyarankan untuk sering berkumur dengan air
garam agar membunuh bakteri serta mengkonsumsi obat pereda nyeri.

Gambar: perawatan akar gigi


PENUTUP
KESIMPULAN
Abses adalah rongga patologis yang berisi nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Ini merupakan infeksi akut purulen yang berkembang pada bagian apikal gigi. Kondisi ini
biasanya disebabkan oleh bakteri yang berasal dari gigi yang terinfeksi baik pada maksila
maupun pada mandibula.
Abses gingiva adalah peradangan apurulen yang terlokalisasi dalam periodonsium. Manifestasi
klinis mulai dengan sakit gigi, pembengkakan dan kemerahan gingiva, fistule gingiva, yang
dapat termasuk malaise dan sakit kepala. Wanita selama kehamilan bisa mengalami gingivitis
lebih mudah dan menjadi lebih buruk dengan oklusi traumatis. Seorang wanita berusia 27 tahun
datang dengan dagu yang membengkak sejak ± 3 hari yang lalu. Pembengkakan itu
menyakitkan, dengan sakit gigi, pembengkakan dan kemerahan gingiva, fistule gingiva, dan
malaise. Diagnosis akhir dalam kasus ini adalah abses gingiva.

SARAN
Semoga materi yang dalam paper ini bisa membatu para pemcanya
Saya juga menyadari bahwa paper yang saya buat masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pembaca guna untuk mempebaik paper
ini
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2272/Fulltext.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12970/abses%20rongga%20mulut.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

https://jurnal.ugm.ac.id/mkgk/article/view/65727

Anda mungkin juga menyukai