mengandung
struktur
neurovaskular
dan
dikenal
sebagai
kompartemen sedangkan bagian yang diisi oleh jaringan ikat jarang disebut celah.
Spasium wajah yang langsung terlibat pertama kali dikenal sebagai
spasium wajah primer baik pada maksila maupun mandibula (tabel 1). Sedangkan
perluasan infeksi melebihi daerah spasium primer ini adalah ke daerah spasium
sekunder (tabel 1).
Tabel 1. Spasium wajah yang terlibat dalam infeksi odontogenik
a. Spasium primer maksila
1. Spasium kaninus
2. Spasium bukal
3. Spasium infratemporal
b. Spasium primer mandibula
1. Spasium submental
2. Spasium bukal
3. Spasium submandubular
4. Spasium sublingal
c. Spasium sekunder wajah
1. Spasium maseter
2. Spasium pterigomandibular
3. Spasium temporal superfisial dan
dalam
4. Spasium faringeal lateral
5. Spasium retrofaringeal
6. Spasium prevertebra
a. Spasium primer maksila
Infeksi gigi
2. Spasium bukal, dibatasi oleh kulit superfisial wajah pada bagian lateral dan
muskulus buccinator pada bagian medial. Spasium ini dapat terlibat baik
akibat perluasan infeksi gigi pada maksila maupun mandibula. Selain itu,
spasium bukal terjadi akibat infeksi yang merusak tulang di atas perlekatan
muskulus
buccinator.
Gejala
klinis
yang
ditimbulkan
berupa
(Peterson, 2003).
Bagian medial
b.
2. Spasium bukal, serupa dengan spasium bukal yang disebabkan oleh infeksi
gigi rahang atas.
3. Spasium submandibula, bagian anteromedial dibatasi oleh muskulus
digastrikus anterio dan bagian posteromedialnya dibatasi oleh muskulus
digastrikus posterior serta muskulus stilohyoid, dasarnya dibentuk oleh
muskulus milohyoid dan muskulus hyoglosus. Di bagian anterior spasium
submandibula terdapat spasium sublingual yang dibatasi oleh muskulus
milohyoideus. Infeksi pada spasium submandibula dan sublingual sering
disebabkan oleh infeksi yang berasal dari gigi molar dan premolar
mandibula yang menembus ke lingual. Apabila spasium submandibula,
4
Gambar 6
c.
1.
Merupakan tempat
Penyebab utama abses pada spasia ini adalah infeksi dari gigi molar tiga
atau akibat dari suatu blok nervus alveolaris inverior, jika sisi penetrasi
dari needle terinfeksi (pericoronitis). Gejala klinis pada infeksi spasium ini
adalah trismus yang parah dan sedikit
edema ekstraoral
yang tidak
3 4 mm. Suatu
10
Gambar 10. Spasia faringeal lateral, terletak antara M. pterigoideus lateral dan M.
konstriktor faringeal superior. Spasia retrofaringeal dan spasia prevertebral terletak antara
faring dan kolumna vertebral. Spasia retrofaringeal terletak antara M. konstriktor faringeal
superior dan portio alar fascia prevertebral. Spasia prevertebral terletak antara alar dan
lapisan prevertebral dari fascia prevertebral (Peterson, 2003).
11
DAFTAR PUSTAKA
Daud ME., Karasutisna T. 2001. Infeksi odontogenik 1thed. Bandung. Bagian
Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Unpad. Hal 1-23.
Peterson Larry J, D.D.S., M.S . 2003. Contemporaray Oral and Maxillofacial
Surgery. Fouth Edition. Mosby. St. Louise. p 367-376.
Topasian dkk. 2004. Oral and Maxillofasial Infection, 4 rd ed., WB saunders
company, phyladelphia, USA. p. 157-176.
Smith, AG. 2007. Maxillofacial Surgery. Editor: Booth, PW. Mosby. St. Louise. p
1553.
12