Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMERIKSAAN SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF

OLEH

NAMA : HIRONIMUS GINORIUS SOEL


NIM : PO53032024211053
MATA KULIAH : ASUHAN KESEHATAN GIGI IBU DAN ANAK1

TINGKAT : 2C
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa
karena atas karunia dan segala rahmatNya sehingga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan
makalah yang dibuat ini.

Makalahl ini disusun untuk memenuhi Tugas Asuhan kesehatan gigi ibu dan anak 1 penulis juga
berterima kasih kepada pihak yang telah membantu memberi pengetahuan dan materi untuk
makalah ini.

Penyusun menyadari jika pembuatan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, karena itu
kritik dan saran sangat terbuka untuk diterima dengan sifat yang membangun. Diharapkan
semoga makalah ini bisa memberi manfaat dengan baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C.Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian pemeriksaan subyektif dan obyektif

2.2 Tujuan pemeriksaan subyektif dan obyektif

2.3 Manfaat pemeriksaan subyektif dan obyektif

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemeriksaan Subyektif Dan Pemeriksaan Obyektif Perawatan yang tepat dimulai dengan
diagnosis yang tepat. Diagnosis yang tepat memerlukan ilmu pengetahuan penyakit serta gejala-
gejalanya, keterampilan untuk melakukan cara menguji yang tepat dan seni menyatakan impresi,
fakta, dan pengalaman ke dalam pengertian. Pemeriksaan rutin harus dilakukan oleh dokter gigi
untuk menghindari informasi yang tidak relevan dan mencegah kesalahan akibatkelalaian dalam
pemeriksaan klinis. Pemeriksaan subyektif bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah informasi
yang berkaitan dengan data pribadi, riwayatmedis, riwayat dental, dan keluhan utama pasien.
Pada pemeriksaan subyektif dokter gigi harus menggali mengenai gejala yang diderita dan
disampaikan pasien, hal inidilakukan dengan melakukan pemeriksaan subyektif yang sistematis
dan hati-hatidisertai pertanyaan yang tajam dan terarah Pemeriksaan subyektif terdiri dari
k'eluhan utama' keluhan utama merupakan hal yang sangat pentingdilakukan terlebih dahulu
sebelum melakukan berbagai perawatan dental.'eluhan utama adalah catatan mengenai masalah
yang membuat seorang pasiendatang ke dokter gigi. 'eluhan utama dicatat dalam rekam medis
sesuai dengan bahasa yang diucapkan pasien. Saat dokter gigi mencatat dan
mengidentifikasikeluhan utama pasien, sebaiknya dokter gigi secara aktif mengarahkan
pasienuntuk mendiskusikan segala aspek terkait penyakit yang diderita pasien,termasuk onset,
durasi, gejala, dan berbagai faktor yang kemungkinan terkaitdengan penyakitnya. )nformasi
mengenai keluhan utama sangat penting untuk menentukan diagnosis yang spesifik serta
penyebabnya sehingga dapat dibuatrencana perawatan yang tepat untuk menangani keluhan
utama pasien. riwayat perjalanan penyakit*iwayat perjalanan penyakit merupakan keterangan
deskriptif gejala pasien yang lebih lengkap dan biasanya mencakup Pemeriksaan subjektif
berupa data umum pasien (identitas pasien), keluhan pasien (anamnese), riwayat kesehatan
umum, riwayat kesehatan gigi. Sedangkan pemeriksaan objektif berupa data pemeriksaan ekstra
oral dan pemeriksaan intra oral yang meliputi pemeriksaan jaringan keras gigi dan pemeriksaan
mukosa mulut.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian pemeriksaan subyektif dan obyektif?

2.Tujuan pemeriksaan subyektif dan obyektif?

3.Manfaat pemeriksaan subyektif dan obyektif?

C. TUJUAN

1.untuk mengetahui pemeriksaan subyektif dan obyektif

2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan subyektif dan obyektif

3. Untuk mengetahui manfaat pemeriksaan subyektif dan obyektif.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PEMERIKSAAN SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF

Pemeriksaan Subyektif adalah pemeriksaan berdasarkan atas keluhan penderita. Untuk


memperoleh suatu riwayat dalam bentuk wawancara, maka hendaklah pemeriksa dan penderita
mempunyai kesamaan bahasa. Bahasa yang digunakan adalah yang mudah dan sederhana
sehingga dapat dimengerti oleh penderita.

Pemeriksaan objektif adalah pemeriksaan refraksi dimana hasil refraksi dapat ditentukan
tanpa mengandalkan masukan atau respon dari pasien. Kelebihan dari pemeriksaan ini adalah
pemeriksaan dapat dilakukan tanpa informasi subjektif dari pasien mengenai kualitas visus yang
di peroleh selama prosedur berlangsung.

a. Pemeriksaan Subyektif

Pemeriksaan subyektif dilakukan dengan anamnesis, yaitu mengajukan beberapa


pertanyaan kepada pasien. Pertanyaan yang diajukan antara lain identitas pasien (nama,
pekerjaan, alamat, umur); keluhan pasien; riwayat alergi; penyakitsistemik yang diderita;
dan juga gejala-gejala yang dirasakan pasien; seperti rasa sakityang timbul saat makan
dingin atau panas, jenis sakit yang dirasakan (tajam, linu,cekot-cekot, berulang), dan
riwayat munculnya penyakit (spontan atau dirangsang).

b. Pemeriksaan Obyektif

Pemeriksaan obyektif meliputi:.Pemeriksaan ekstra oral!erdiri dari pemeriksaan


asimetri wajah dan pembengkakan kelenjar limfe, baik itu submandibular maupun
submental."ara melakukan pemeriksaan ini yaitu dengan melakukan palpasi pada
bagianleher pasien.pada kartu status diberi tanda $ dan bila tidak diberi
tanda .Pemeriksaan intra oral!erdiri dari:
Pemeriksaan fraktur (gigi yang patah), abrasi (ausnya gigi akibat gesekan),dan atrisi
(ausnya gigi akibat pengunyahan).'ila ada gigi fraktur, abrasi, atau atrisi, pada kartu status diberi
tanda $ dan bila tidak diberi tanda

Pemeriksaan subyektif untuk mengetahui adanya peradangan pada jaringan periondontal.


dengan mengetuk permukaan gigi menggunakan halld. Pemeriksaan obyektif gigi terasa sakit
saat diketuk, pada kartu status diberi tanda $ dan bilatidak diberi tanda, Pemeriksaan tekanan
tertunjuk untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periodontal dengan menekan gigi
menggunakan handle

2.2 TUJUAN PEMERIKSAAN SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF

A. TUJUAN SUBYEKTIF

Tujuan subjektif adalah untuk lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif,
hasil dari menduga duga, berdasarkan perasaan atau selera orang. Sedangkan Tujuan Objektif
sikap yang lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, tapi bisa juga melibatkan perkiraan dan
asumsi. Dengan didukung dengan fakta/data. Sikap objektif adalah sikap yang harus dijunjung
tinggi bagi seseorang untuk berpandangan terhadap suatu masalah. Tidak ada suatu batasan yang
jelas antara penilaian dengan secara subjektif dengan objektif. Cara yang bisa digunakan untuk
menilai keobjektifan adalah dengan mencoba membandingkan buah penilaian beberapa orang.

B. TUJUAN OBJEKTIF

Tujuan Objektif adalah kerangka berpikir yang berkonsentrasi pada hal-hal sebagai objek
tanpa perasaan atau emosi. Pengetahuan objektif adalah pemikiran yang diasumsikan sebagai
sesuatu yang lebih dari sekadar persepsi individu. Objektif adalah sudut pandang yang penting
untuk menggeneralisasi temuan. Tujuan Objektif adalah kebalikan dari subjektif. Jika
subjektivitas bergantung pada pikiran, objektivitas ada secara independen dari pikiran. Berikut
pengertian tentang objektif, manfaat, dan bedanya dengan subjektif, dirangkum dari berbagai
sumber.
Objektif berasal dari bahasa Latin objectum, yang berarti "sesuatu yang disajikan kepada
pikiran". Menurut KBBI, objektif adalah keadaan yang sebenarnya, tanpa dipengaruhi pendapat
atau pandangan pribadi. Objektif adalah kata sifat yang erarti kurangnya bias, penilaian, atau
prasangka. Objektif berarti penilaian berdasarkan fakta dan tidak terdistorsi oleh bias, emosi,
atau prasangka. Ketika melakukan sesuatu secara objektif, seseorang melakukannya dengan
pikiran terbuka, mempertimbangkan fakta daripada perasaan pribadi. Dalam pengertiannya yang
paling murni, gagasan objektivitas mengasumsikan bahwa kebenaran atau realitas independen
ada di luar penyelidikan atau pengamatan apa pun.

Istilah objektif berasal dari istilah objek yang merupakan sesuatu yang nyata, fisik, dan ada
terlepas dari persepsi. Ketika pandangan apa pun dikatakan objektif, itu berarti pandangan itu
independen dari pendapat pribadi. Penilaian tidak akan berubah tergantung pada apakah peneliti
atau pengamat telah melihatnya sendiri atau tidak. Jika kamu menganggap suatu kepercayaan
sebagai sesuatu yang objektif, misalnya, ketika melempar batu ke sungai akan mengeluarkan
suara. Bahkan ketika kamu tidak melihat batu yang dilempar, kamu akan tahu bahwa itu
membuat suara percikan.

Objektif membantu menghilangkan emosi, memungkinkan orang untuk berpikir lebih rasional.
Manfaat lain dari objektivitas adalah menyediakan wilayah netral yang memungkinkan
terjadinya diskusi yang adil. Sudut pandang objektif dengan demikian lebih realistis, lebih adil
dan jauh lebih mungkin menghasilkan resolusi yang dapat diterima untuk perbedaan manusia.

Objektivitas diperlukan untuk mendapatkan penjelasan yang akurat tentang bagaimana segala
sesuatu bekerja di dunia. Gagasan yang menunjukkan objektivitas didasarkan pada fakta dan
bebas dari bias, dengan bias pada dasarnya adalah pendapat pribadi. Dalam sains, bahkan
hipotesis, atau gagasan tentang bagaimana sesuatu dapat bekerja, ditulis dengan cara yang
objektif.

subjektif dan objektif adalah dua bentuk persepsi, dan perbedaan utama di antara keduanya
adalah bahwa sudut pandang subjektif berfokus pada interpretasi pribadi subjek, sedangkan sudut
pandang objektif didasarkan pada data faktual. Berikut adalah tiga perbedaan utama antara
subjektif dan objektif.
Subyektif adalah istilah yang mengacu pada pendapat atau perasaan pribadi seseorang mengenai
suatu materi pelajaran tertentu. Sementara objektif mengacu pada informasi berbasis data faktual
yang tidak diinformasikan oleh bias.

Pandangan atau opini subjektif tidak didasarkan pada kebenaran atau fakta. Mereka adalah
interpretasi unik satu orang dari sebuah ide dan pikiran, perasaan, dan latar belakang mereka
sendiri. Sementara untuk objektif, ketika seseorang memberi penilaian objektif tentang suatu
topik, itu dirumuskan dari data, fakta yang dapat diverifikasi, atau bukti tak terbantahkan lainnya
tanpa mempertimbangkan perasaan pribadi pembicara.

Ada banyak cara berbeda untuk mengekspresikan objektivitas dan subjektivitas. Topik kreatif
dalam seni dan hiburan selalu subjektif karena didasarkan pada preferensi pribadi seseorang,
sedangkan pemberitaan hard news harus selalu objektif.

Contoh pernyataan subjektif adalah “Karpet warna merah ini favorit saya.” sementara pernyataan
objektifnya adalah “Karpet ini berwarna merah”. Contoh lainnya, “Saya tidak suka musik folk.”
(subjektif), Meskipun saya tidak menyukai musik folk, banyak musisi folk profesional adalah
pemain yang terampil secara objektif.” (objektif).

2.3 MANFAAT PEMERIKSAAN SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF

Manfaat dari suatu barang bersifat subjektif artinya bergantung dengan pemakai dari
barang tersebut, orang yang menggunakan barang tersebut dengan intensitas yang tinggi sesuai
dengan manfaat yang dberikan dari barang tersebut.

A. MANFAAT SUDUT PANDANG OBJEKTIF

Objektif membantu menghilangkan emosi, memungkinkan orang untuk berpikir lebih


rasional. Manfaat lain dari objektivitas adalah menyediakan wilayah netral yang memungkinkan
terjadinya diskusi yang adil.

Manfaat dari suatu barang bersifat subjektif artinya bergantung dengan pemakai dari barang
tersebut, orang yang menggunakan barang tersebut dengan intensitas yang tinggi sesuai dengan
manfaat yang dberikan dari barang tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objektif adalah mengenai keadaan yang
sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Sikap objektif adalah sikap yang
lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, tapi bisa juga melibatkannya.

Elemen Subjektif adalah sikap yang berkaitan dengan keyakinan bahwa terdapat kondisi sosial
tertentu yang berbahaya bagi masyarakat dan penting untuk diatasi.

Manfaat objektif adalah kemampuan suatu barang untuk dapatditukarkan dengan barang lain.
Contoh: pensil dapat ditukar dengan bolpoint. Manfaat subjektif adalah nilai tukar yang
diberikan seseorang terhadap suatu barang dilihat dari sudut pandang masing-masing individu.

Berpikir objektif merupakan cara mengambil suatu kesimpulan atau tindakan dengan melihat
“apa yang dilakukan oleh si pelaku”. Sebaliknya dengan berpikir subjektif, yang mengambil
kesimpulan atau tindakan dengan melihat “siapa yang melakukan. Penentuan permasalahan
sosial berdasarkan kriteria subyektif adalah dengan membahas suatu kondisi sosial berdasarkan
sudut pandang masyarakat atau kebudayaan yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena ada
perbedaan penerimaan masyarakat terhadap kondisi sosial yang sama.

Pertama, elemen objektif, menyangkut keberadaan suatu kondisi sosial. Kondisi sosial disadari
melalui pengalaman hidup kita, media dan pendidikan. Kedua, elemen subjektif, menyangkut
keyakinan kita bahwa kondisi sosial tersebut berbahaya bagi masyarakat dan harus diatasi.

Sikap subjektif landasan pemikirannya berdasarkan opini dari seseorang, yang kemudian akan
dijadikan sebagai tolak ukur terhadap sebuah peristiwa yang diinformasikan. Sementara sikap
dari objektif memiliki landasan pemikiran yang realistis dan sesuai dengan fakta yang terjadi.

Kalimat yang berisi pendapat seseorang, sudah pasti dapat digolongkan sebagai kalimat
subjektif. Misalnya, "Menurut Bapak RT, kampung di seberang sungai itu menyeramkan sekali.

Objektif artinya adalah pemikiran atau sebuah pernyataan yang berdasarkan fakta, tanpa
melibatkan pendapat pribadi. Biasanya objektif digunakan ketika menyampaikan informasi
kepada orang lain. Contohnya, informasi objektif tentang bencana banjir yang melanda sebuah
daerah dimana terdapat ratusan orang meninggal dunia.
B. MANFAAT SUDUT PANDANG SUBJEKTIF

Subjektif adalah lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari
menduga duga, berdasarkan perasaan atau selera orang. perkiraan dan asumsi.

Berdasarkan fakta. Pernyatakan dikatakan objektif karena menilai berdasarkan fakta yang ada,
misalnya si A mampu berbahasa Inggris dengan lancar (penilaian objektif), namun gaya
bicaranya kurang enak didengar (penilaian subjektif). 2. Memandang hanya dari segi objeknya.

Sejarah sebagai kisah bersifat subjektif karena tergantung pada penafsiran dari penyusun kisah
sejarah tersebut. Penyusun kisah sejarah ialah manusia, dan setiap manusia memiliki kepribadian
yang beragam. Cerminan pribadinya tampak pada kisah sejarah yang disampaikannya.

Objektif maksudnya, suatu karya ilmiah harus didasarkan pada keadaan sebenarnya tanpa
terpengaruh pendapat pribadi. Fakta yang disajikan berupa hasil penelitian, sumber data, dan
metode analisis.

Objek yang akan dibicarakan berupa objek tunggal, seperti suatu benda, tumbuhan, hewan,
konsep atau ekosistem tertentu. Ditulis berdasarkan fakta sesuai pengamatan yang telah
dilakukan.

Objek adalah stuktur kalimat yang biasanya berupa kata benda atau orang yang menjadi pokok
pembicaraan. Menurut KBBI, objek adalah benda, hal, dan sebagainya yang dijadikan sasaran
untuk diteliti, diperhatikan, dan sebagainya. Objek adalah nomina yang melengkapi verba
transitif dalam klausa.

Berdasarkan fakta. Pernyatakan dikatakan objektif karena menilai berdasarkan fakta yang ada,
misalnya si A mampu berbahasa Inggris dengan lancar (penilaian objektif), namun gaya
bicaranya kurang enak didengar (penilaian subjektif). 2. Memandang hanya dari segi objeknya.

Contoh kalimat subjektif itu sendiri misalnya seperti ini. Raisa, adalah seorang artis yang tidak
cantik menurut kak Awiek. Padahal menurut kak mezza dan teman-teman yang lain Raisa jelas
sangat cantik.

Sejarah dalam arti objektif berarti peristiwa sejarah terjadi apa adanya dan tidak dipengaruhi oleh
pemikiran seseorang. Sedangkan sejarah dalam arti subjektif adalah ketika cerita sejarah disusun
atau dibangun oleh penulis yang dengan memasukkan unsur-unsur dan isi dari subjek yang
menulis sejarah.

Pengamatan harus ditulis objektif karena objektif suatu hasil pengamatan yang sesuai dengan
fakta dari pengamatan terse but. Jangan sampai laporan pengamatan yang kita buat tidak sesuai
dengan apa yang diamati.

bersifat subjektif dari buah pemikiran penulis. Jadi, teks ulasan ditulis dari sudut pandang si
penulis itu sendiri dengan disertai data-data yang ada.

Nilai estetis bersifat objektif berupa keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu
sendiri dan tampak secara kasat mata. Sedangkan nilai estetis bersifat subjektif, berupa
keindahan yang tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual tetapi
ditentukan oleh selera penikmatnya.

Sejarah dalam arti objektif berarti peristiwa sejarah terjadi apa adanya dan tidak dipengaruhi oleh
pemikiran seseorang. Sedangkan sejarah dalam arti subjektif adalah ketika cerita sejarah disusun
atau dibangun oleh penulis yang dengan memasukkan unsur-unsur dan isi dari subjek yang
menulis sejarah.

Dalam hal ini, biasanya penilaian obyektif akan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan pada
suatu karya seni (tidak berlebihan) sedangkan pada penilaian subyektif, penilaian bisa saja
berlebihan dan bertentangan dengan kenyataan yang ditemukan pada suatu karya seni.

Jadi, penilaian secara objektif adalah penilaianulasan harus jujur berdasarkan fakta karena fakta
merupakan sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dengan demikian, jawaban yang tepat
adalah A . Menurut KBBI, objektif adalah mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi
pendapat atau pandangan pribadi.

Sifat objektif dalam nilai estetis berkaitan dengan suatu keindahan yang dihasilkan dari suatu
karya seni dari mata wujud fisik suatu benda. Subjektif merupakan sifat yang tergantung pada
individu memandang nilai estetika suatu karya seni tersebut dan setiap individu mempunyai
penilaian yang berbeda-beda.
Objek yang akan dibicarakan berupa objek tunggal, seperti suatu benda, tumbuhan, hewan,
konsep atau ekosistem tertentu. Ditulis berdasarkan fakta sesuai pengamatan yang telah
dilakukan.

Berdasarkan fakta. Pernyatakan dikatakan objektif karena menilai berdasarkan fakta yang ada,
misalnya si A mampu berbahasa Inggris dengan lancar (penilaian objektif), namun gaya
bicaranya kurang enak didengar (penilaian subjektif). 2. Memandang hanya dari segi objeknya.

Pengamatan harus ditulis objektif karena objektif suatu hasil pengamatan yang sesuai dengan
fakta dari pengamatan terse but. Jangan sampai laporan pengamatan yang kita buat tidak sesuai
dengan apa yang diamati.

Faktor obyektif merupakan kondisi-kondisi yang tidak tergantung dari manusia. Dan kondisi-
kondisi itu menentukan arah, batas-batas kegiatan manusia.

Objek adalah stuktur kalimat yang biasanya berupa kata benda atau orang yang menjadi pokok
pembicaraan. Menurut KBBI, objek adalah benda, hal, dan sebagainya yang dijadikan sasaran
untuk diteliti, diperhatikan, dan sebagainya. Objek adalah nomina yang melengkapi verba
transitif dalam klausa.

Bersifat objektif, global/universal. Ditulis secara lengkap dan sempurna. Objek yang akan
dibicarakan berupa objek tunggal, seperti suatu benda, tumbuhan, hewan, konsep atau ekosistem
tertentu. Ditulis berdasarkan fakta sesuai pengamatan yang telah dilakukan.

Jadi, penilaian secara objektif adalah penilaianulasan harus jujur berdasarkan fakta karena fakta
merupakan sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dengan demikian, jawaban yang tepat
adalah A . Menurut KBBI, objektif adalah mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi
pendapat atau pandangan pribadi

Bersifat objektif, artinya di dalam teksnya tidak terdapat sebuah opini dari penulis. Bersifat
kekinian/terbaru dan universal, artinya pengamatan yang dilaporkan merupakan sebuah
fenomena terbaru yang harus diketahui oleh pembaca. Tidak mengandung prasangka/dugaan
yang menyimpang atau tidak tepat.
Sedanngkan factor subjektif dari nasionalisme adalah cit-cita, semngat dan keinginan dalam
artian timbulnya rasa kesadaran nasional pada bangsa itu sesuai dengan tujuan utamanya adalah
terwujudnya Negara nasional.

Faktor-faktor yang mendukung lahirnya identitas nasional di Indonesia antara lain faktor objektif
yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis. Kemudian faktor subjektif yaitu faktor
historis, sosial, politik dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonsia.

Teori Objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah
sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari
orang yang mengamatinya.

Sebagai aturan dasar, subjek adalah orang atau benda yang melakukan sesuatu sedangkan objek
adalah orang atau benda yang sedang menerima sesuatu tindakan itu. Subjek dan objek memiliki
fungsi yang berlawanan dalam sebuah kalimat. Jadi, subjek adalah 'pelaku' dari tindakan
tersebut.

Objek tunggal diperlukan karena proses observasi merupakan cara yang dilakukan dengan
mengamati secara langsung suatu objek tertentu, sehingga melakukan pencatatan secara
sistematis terhadap objek tersebut.

Objek tunggal diperlukan karena proses observasi merupakan cara yang dilakukan dengan
mengamati secara langsung suatu objek tertentu, sehingga melakukan pencatatan secara
sistematis terhadap objek tersebut.

Jadi, yang dapat diobservasikan ialah, taman bermain, sebuah tempat, taman hiburan, tumbuhan,
hewan, dan masih banyak lagi.

Objektif artinya adalah pemikiran atau sebuah pernyataan yang berdasarkan fakta, tanpa
melibatkan pendapat pribadi. Biasanya objektif digunakan ketika menyampaikan informasi
kepada orang lain. Contohnya, informasi objektif tentang bencana banjir yang melanda sebuah
daerah dimana terdapat ratusan orang meninggal dunia.
Sikap subjektif landasan pemikirannya berdasarkan opini dari seseorang, yang kemudian akan
dijadikan sebagai tolak ukur terhadap sebuah peristiwa yang diinformasikan. Sementara sikap
dari objektif memiliki landasan pemikiran yang realistis dan sesuai dengan fakta yang terjadi.

Manfaat dari suatu barang bersifat subjektif artinya bergantung dengan pemakai dari barang
tersebut, orang yang menggunakan barang tersebut dengan intensitas yang tinggi sesuai dengan
manfaat yang dberikan dari barang tersebut.

Sejarah sebagai kisah bersifat subjektif karena tergantung pada penafsiran dari penyusun kisah
sejarah tersebut. Penyusun kisah sejarah ialah manusia, dan setiap manusia memiliki kepribadian
yang beragam. Cerminan pribadinya tampak pada kisah sejarah yang disampaikannya.

Objek adalah stuktur kalimat yang biasanya berupa kata benda atau orang yang menjadi pokok
pembicaraan. Menurut KBBI, objek adalah benda, hal, dan sebagainya yang dijadikan sasaran
untuk diteliti, diperhatikan, dan sebagainya. Objek adalah nomina yang melengkapi verba
transitif dalam klausa.

Dalam hal ini, biasanya penilaian obyektif akan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan pada
suatu karya seni (tidak berlebihan) sedangkan pada penilaian subyektif, penilaian bisa saja
berlebihan dan bertentangan dengan kenyataan yang ditemukan pada suatu karya seni.

Sifat objektif dalam nilai estetis berkaitan dengan suatu keindahan yang dihasilkan dari suatu
karya seni dari mata wujud fisik suatu benda. Subjektif merupakan sifat yang tergantung pada
individu memandang nilai estetika suatu karya seni tersebut dan setiap individu mempunyai
penilaian yang berbeda-beda.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pemeriksaan Subyektif adalah pemeriksaan berdasarkan atas keluhan penderita. Untuk


memperoleh suatu riwayat dalam bentuk wawancara, maka hendaklah pemeriksa dan penderita
mempunyai kesamaan bahasa. Bahasa yang digunakan adalah yang mudah dan sederhana
sehingga dapat dimengerti oleh penderita.

Tujuan Subyektif adalah untuk lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil
dari menduga duga, berdasarkan perasaan atau selera orang.

Manfaat dari suatu barang bersifat subjektif artinya bergantung dengan pemakai dari barang
tersebut, orang yang menggunakan barang tersebut dengan intensitas yang tinggi sesuai dengan
manfaat yang dberikan dari barang tersebut.

3.2 SARAN

Setelah menyusun makalah penulis menyarankan agar para tenaga medis selalu
mengikuti prosedur pemeriksaan dengan teliti baik itu pemeriksaan subyektif ataupun obyektif
agar para pasien selalu aman dalam penanganan kita sebagai tenaga medis.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/394662347/Pemeriksaan-Subjektif-dan-Objektif-docx

https://id.scribd.com/document/394662347/Pemeriksaan-Subjektif-dan-Objektif-docx

Anda mungkin juga menyukai