Anda di halaman 1dari 20

PENGKAJIAN TANDA VITAL BAYI

Dosen : Ibu Melva Simatupang, SST,M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Annisa Nabila


Kelas : D-IV Kebidanan Medan 2B
Nim : P07524420051
Mata Kuliah : Pemeriksaan Fisik Ibu Dan Bayi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN MEDAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat memenuhi tugas dalam mata kuliah pemeriksaan fisik ibu dan bayi,tentang
pengkajian tanda vital bayi.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pembaca yang telah memberikan
perhatian terhadap makalah ini.Semoga Tuhan selalu melimpahkan berkat, kesehatan, dan
karunia.Terima kasih juga kepada dosen mata kuliah yang sudah memberikan ilmu kepada saya.

Akhir kata saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Karena itu, saya memohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaanya.

Medan, 06 September 2021

Penulis
BAB I
1.1 Latar Belakang

         Secara umum, pengkajian keperawatan adalah langkah awal dari melakukan proses
keperawatan atau pemberian asuhan keperawatan. Pengkajian keperawatan dilakukan untuk
mengetahui langkah-langkah dalam melakukan pengkajian keperawatan, baik secara umum
maupun berdasarkan kehidupan sehari-hari.
Sehingga, diperlukan langkah-langkah untuk mengetahui cara melakukan pengkajian
keperawatan, yaitu pengumpulan data, klasifikasi data, validasi data, dan perumusan masalah.
Oleh sebab itu, langkah-langkah dalam tahap pengkajian dapat dikatakan berhasil jika dilakukan
dengan teliti dan cermat.
Tanda-tanda vital (TTV) adalah suatu ukuran yang digunakan seseorang untuk melihat kerja
organ-organ vital tubuh. Biasanya Tanda-tanda vital pada bayi, anak, remaja, dan orang dewasa
bisa beragam karena adanya perbedaan kerja organ tubuh.
1.2  Rumusan Masalah
     1. Apa yang di maksud dengan pengkajian tanda vital ?
     2. Bagaimana cara melakukan pengkajian?
3.apa saja alat untuk memeriksa tanda vital bayi?
4.cara melakukan cara melakukan pemeriksaan?

1.3 Tujuan Penulisan


      1. Mengetahui pengertian pengkaian tanda vital bayi.
      2. Mengetahui pengaplikasikan pengkajian tanda vital bayi dalam dunia kesehatan.

Manfaat Penulisan
      
1. Diharapkan bisa menambah pengetahuan dan manfaat bagi masyarakat tentang pengkajian
tanda vital bayi.
2. Menambah keluasan ilmu teknologi dan terapan dan bisa menjadi evidence best studi
dalam pemberian ilmu di bidang pemeriksaan fisik ibu dan bayi.
3. Diharapkan bisa menambah wawasan bagi penulis dan dapat diterapkan lebih lanjut bagi
penulis selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PENGKAJIAN

Secara umum, pengkajian keperawatan adalah langkah awal dari melakukan proses keperawatan
atau pemberian asuhan keperawatan. Pengkajian keperawatan dilakukan untuk mengetahui
langkah-langkah dalam melakukan pengkajian keperawatan, baik secara umum maupun
berdasarkan kehidupan sehari-hari.
Pengkajian yang dilakukan bidan untuk melakukan pengkumpulan data yang didapatkan secara
langsung ke masyarakat baik berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke yaitu (data
objektif).
Sehingga, diperlukan langkah-langkah untuk mengetahui cara melakukan pengkajian
keperawatan, yaitu pengumpulan data, klasifikasi data, validasi data, dan perumusan masalah.
Oleh sebab itu, langkah-langkah dalam tahap pengkajian dapat dikatakan berhasil jika dilakukan
dengan teliti dan cermat.
Mengutip dari John Hopkins Medicine, tanda-tanda vital (TTV) adalah ukuran untuk melihat
cara kerja organ vital (penting) tubuh.
Menurut Rohan (2013) Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahiran sermantara 37 – 42
minggu, berat badan 2500 – 4000 gram, panjang lahir 48 – 52 cm. lingkar dada 30 – 38 cm,
lingkar kepala 33 – 35 cm, lingkar lengan 11 – 12 cm, frekuensi denyut jantung 120 – 160
kali/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut
lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas,
nilai APGAR >7, gerakanaktif, bayi langsung menangis kuat, genetalia pada laki-laki
kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang
sedangkan genetalia pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang
berlubang labia mayora menutup labia minora, refleksrooting (mencari puting susu) terbentuk
dengan baik, refleks sucking sudah terbentuk dengan baik, refleks grasping sudah baik, eliminasi
baik, urin dan meconium keluar dalam 24 jam pertama.
2.2 ALAT DAN BAHAN DALAM MELAKUKAN PENGKAJIAN

Hal paling utama dalam pengkajian adalah mempersiapkan terlebih dahulu alat yang digunakan
dalam melakukan pemeriksaan tanda vital bayi. Antara lain:
handwash,ini berfungsi agar tangan tetap bersih
dan steril dari kotoran atau kuman saat melakukan
aktivitas.
Kotoran dan kuman masih tertinggal ditangan bila
tidak mencuci tangan dengan benar.
Lakukanlah cuci tangan dengan menggunakan 6
langkah yang benar.
 TEKANAN DARAH ( blood pressure )
 Tensimeter aneroid

fungsi tensimeter aneroid adalah untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara
manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset.
 DENYUT NADI ( heart rate )

 Stetoskop

Alat ini digunakan untuk mrndengarkan suara dari dalam tubuh,salah satunya untuk
mendengar suara detak jantung dan mendeteksi kelainannya.
 PERNAFASAN ( respiratory rate )

Arlogi memiliki fungsi untuk menghitung waktu saat Melakukan inspeksi atau
melakukan palpasi dengan kedua tangan pada punggung/dada untuk menghitung gerakan
pernafasan selama 1 menit.
 SUHU TUBUH ( temperature )
 THERMOMETER DIGITAL

termometer digital memiliki sensor panas elektronic untuk merekam suhu tubuh si Kecil.
Termometer jenis ini dapat disematkan di ketiak, mulut, atau bahkan dubur.
Setelah mempersiapkan alat

2.3 CARA PENGKAJIAN TANDA VITAL BAYI


1. Validasi data(pengumpulan data)
Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi,
situasi, kebutuhan klien. Dalam langkah ini, perawat harus mengumpulkan data secara akurat
dan nyata, lengkap, relevan, singkat, dan deskriptif. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
cara wawancara, pengkajian fisik, observasi, serta dengan melihat hasil pemeriksaan diagnostik.
Sumber data untuk melakukan pengumpulan data adalah klien, keluarga klien, tenaga kesehatan,
hasil pemeriksaan penunjang, dan catatan hasil rekam medis. Pengelompokkan data terbagi atas
2 tipe data yaitu data subjektif dan data objektif. Dimana data subjektif merupakan data yang
berdasarkan dari kutipan langsung, sedangkan data objektif merupakan data yang dapat diukur,
ditimbang, dirasa, diraba, dan dilihat.
Pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara wawancara:
Salah satu teknik yang bisa Anda coba untuk mengumpulkan data adalah melakukan wawancara
secara mendalam. Teknik ini mengajukan sejumlah pertanyaan kepada narasumber yang
berkaitan dengan topik penelitian. Adanya wawancara tersebut digunakan untuk mengetahui
pengalaman mengenai sesuatu yang mendalam. Selain itu, adanya wawancara juga menjadi bukti
informasi yang sudah didapatkan sebelumnya.

Contoh:
2.kemudian datang kepada pasien dengan perlengkapan yang lengkap dan kemudian
tidak lupa untuk mencuci tangan.
3.mendekatkan alat kepada pasien kemudian kita melakukan komunikasi kepada pasien,
Dalam pengkajian keperawatan terdapat jenis data yang dapat diperoleh, yaitu:
1. Data Subjektif Data subjektif diperoleh dari hasil pengkajian terhadap pasien dengan teknik
wawancara, keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya serta riwayat keperawatan. Data
ini berupa keluhan atau persepsi subjektif pasien terhadap status kesehatannya.
2. Data Objektif Informasi data objektif diperoleh dari hasil observasi, pemeriksaan fisik, hasil
pemeriksaan penunjang dan hasil laboratorium.
Untuk memperoleh data pada tahap pengkajian metode yang dapat digunakan yaitu Komunikasi.
1. Komunikasi Efektif dalam pengkajian keperawatan lebih dikenal dengan komunikasi
terapeutik yang merupakan upaya mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan. Untuk dapat memperoleh data yang akurat perawat perlu menjadi pendengar aktif
terhadap keluhan pasien, adapun unsur yang menjadi pendengar yang aktif adalah dengan
mengurangi hambatan dalam berkomunikasi, memperhatikan keluhan yang disampaikan
oleh pasien dan menghubungkannya dengan keluhan yang dialami oleh pasien,
mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikeluhkan pasien, memberikan
kesempatan pasien untuk menyelesaikan pembicaraannya, bersikap empati dan hindari
untuk interupsi, berikan perhatian penuh pada saat berbicara dengan pasien.
Data yang lengkap memerlukan upaya pengkajian yang fokus dan lebih komprehensif.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar data yang diperoleh menjadi data yang baik
adalah menjaga kerahasiaan pasien, memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan wawancara,
pertahankan kontak mata serta mengusahakan agar saat pengkajian tidak tergesa-gesa.

4.Klasifikasi Data
Klasifikasi data adalah mengelompokkan data-data yang telah terkumpul atau data-data temuan.
Klasifikasi data dikelompokkan ke dalam 2 hal yaitu sistem tubuh dan kebutuhan manusia.
Menurut Hirarki Maslow yakni mengenai piramida kebutuhan manusia, memiliki 5 tingkatan
yaitu fisiologi, aman nyaman, rasa saling mencintai, harga diri, dan aktualisasi diri.
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang
terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.
Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
merencanakan asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalahmasalah
klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama klien
dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah /
melengkapi data (re-assessment). Dokumentasi sangat diperlukan dalam proses pengkajian,
dalam pendokumentasian haruslah dilakukan klasifikasi dikarenakan banyaknya manfaat dari
klasifikasi data tersebut

5.Validasi Data
Validasi data merupakan melakukan pengujian untuk meyakinkan bahwa data yang didapatkan
sesuai dengan fakta, akurat, dan lengkap. Misalnya, suhu tubuh normal 36,5°C - 37°C

6.Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah suatu hal yang dilakukan ketika data yang telah di analisis dapat di
rumuskan. Adapun macam-macam dari rumusan masalah yaitu :
- Actual : masalah yang terjadi sudah nyata.
- Resiko : jika masalah tidak ditangani, maka akan segera terjadi.
- Potensial : jika masalah tidak ditangani, maka dapat menunggu tetapi harus ditangani terlebih
dahulu.
- Sindrom : kumpulan dari gejala-gejala.
- Wellness : tingkat kesejahteraan.
7.intervensi data
Menyampaikan kepada orangtua pasien tentang hasil dari pengkajian tersebut,serta
memberi tahu rencana tindak lanjutnya.
Contoh:
Ibu sudah selesai pemeriksaan pada adik rohen,terima kasih ibu telah bekerja sama
dengan kami. untuk tanda yang muncul dalam pemeriksaan keseluruhannya normal,nanti
kami akan memberikan penyuluhan kepada ibu agar kesehatan adik rohen tetap
terjaga,demikian yang bisa saya sampaikan jika ada kesalahan kata dan perbuatan mohon
maaf ya ibu,sekali lagi terimakasih,assalamualaikum.

2.4 JENIS DAN ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PEMERIKSAAN VITAL BAYI:
 TEKANAN DARAH ( blood pressure )
 Tensi meter air raksa

Tensimeter jenis ini merupakan tensimeter konvensional, alat tensi ini sudah jarang
digunakan karena alasan keamanan. Pada alat ini terdapat air raksa sebagai pengukur
tekanan darah dan apabila pecah dan mengenai tubuh maka bisa berdampak buruk.
Meskipun begitu, keakuratan tensimeter air raksa paling tinggi dibanding jenis
tensimeter lainnya. Sistem kerjanya memakai dua alat, yaitu tensimeter dan stetoskop.
Kedua alat tersebut dikombinasikan sehingga dapat menyimpulkan secara akurat
normal atau tidaknya tekanan darah kita.

 Tensimeter aneroid

fungsi tensimeter aneroid adalah untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara
manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset.

 Tensimeter digital
Fungsi nya sebagai alat ukur otomatis yang digunakan untuk keperluan pengukuran
system peredaran darah manusia seperti fungsi jantung,tekanan darah.

 DENYUT NADI ( heart rate )


 Elektrokardiogram (EKG) menggunakan pulse oximeter

Alat ini digunakan untuk menilai denyut jantung bayi normal baru lahir,tidak hanya
denyut jantung tetapi sekaligus saturasi oksigen.

 Stetoskop
Alat ini digunakan untuk mrndengarkan suara dari dalam tubuh,salah satunya untuk
mendengar suara detak jantung dan mendeteksi kelainannya.

 PERNAFASAN ( respiratory rate )


Melakukan inspeksi atau melakukan palpasi dengan kedua tangan pada punggung/dada
untuk menghitung gerakan pernafasan selama 1 menit.

 SUHU TUBUH ( temperature )


 THERMOMETER DIGITAL

termometer digital memiliki sensor panas elektronic untuk merekam suhu tubuh si Kecil.
Termometer jenis ini dapat disematkan di ketiak, mulut, atau bahkan dubur.

 THERMOMETER TELINGA
termometer yang sering disebut tympanic thermometers ini juga termasuk termometer
digital, yang menggunakan sinar infrared untuk mengukur suhu tubuh melalui dalam
telinga.
 DIGITAL PACIFIER THERMOMETER

Ini tidak direkomendasikan untuk bayi baru lahir.


Untuk pengukuran suhu yang paling akurat, anak harus mengisap termometer empeng ini
selama 3 hingga 5 menit.

 TEMPORAL ARTERY THERMOMETER


alat pengukur suhu tubuh anak yang ditempelkan ke dahi anak. Alat ini menggunakan
sinar infra merah untuk mengukur suhu di pembuluh darah arteri di bagian dahi. 
 THERMOMETER MERKURY

Jenis termometer paling klasik ini menggunakan tabung kaca yang diisi cairan merkuri.
2.5 LANGKAH LANGKAH PEMERIKSAAN TANDA VITAL:

A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH


MENGGUNAKAN TENSIMETER AIR RAKSA

1. Pemeriksa berada di sebelah pasien.


2. Memberi penjelasan mengenai pemeriksaan tekanan darah
3. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk/berbaring dengan lengan rileks, sedikit
menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
4. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa, mengecek saluran pipa dan
meletakkan meteran secara vertikal
5. Mempersiapkan stetoskop dengan corong bel yang terbuka
6. Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan tidak
terlalu ketat, 2 cm di atas fossa cubiti dan bagian balon karet yg menekan tepat diatas arteri
brachialis serta sejajar dengan jantung
7. Memastikan pipa karet tidak terlipat atau terjepit manset.
8. Meraba pulsasi a. brachialis di fossa cubiti sebelah medial Menutup katup pengontrol pada
pompa manset
9. Dengan tiga jari meraba pulsasi a. Brachialis pompa manset dengan cepat sampai 30 mmHg di
atas hilangnya pulsasi Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri teraba
kembali. Melaporkan hasil sebagai tekanan sistolik palpatoir.
10. Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat perabaan pulsasi
11. Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpatoir
112. Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan (3 mmHg per detik).
Melaporkan saat mana mendengar bising pertama sebagai tekanan sistolik.
13. Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang terakhir sehingga setelah
itu tidak terdengar bising lagi sebagai tekanan darah diastolik
14. Apabila ingin diulang tunggu minimal 30 detik
15. Melepas manset dan merapikannya.
16. Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolic
B.PENGUKURAN DENYUT NADI
1. Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
2. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a. Radialis (salahsatu dari tiga syaraf
mempersarapi daera tangan)
3. Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik
4. Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu Menit

C.PENGUKURAN PERNAFASAN
1.Meminta penderita melepas baju (duduk atau berbaring)
2. Melakukan inspeksi atau melakukan palpasi dengan kedua tangan pada punggung/dada untuk
menghitung gerakan pernafasan selama 1 menit. Gerakan naik (inhalasi) dan turun (ekhalasi)
dihitung 1 frekuensi napas
3.Melaporkan hasil frekuensi nafas per menit

D.PENGUKURAN SUHU TUBUH


AXILLA
1.Membersihkan dengan tissue atau cucilah dalam air dingin bila disimpan dalam desinfektan
serta bersihkan dengan lap bersih
2. Memegang ujung termometer yang tumpul dengan ibu jari dan jari kedua, turunkan tingkat air
raksa sampai angka 35 derajat celsius
3 Membuka lengan pasien dan membersihkan keringat pasien dengan handuk yang kering/ tissue
4 Menempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex fossa aksillaris kiri dengan
sendi bahu adduksi maksimal lalu menurunkan lengan dan silangkan lengan bawah pasien ke
atas dada, sedangkan pada anak, pegang tangannya dengan lembut.
5. Menunggu sampai 3 – 5 menit, kemudian dilakukan pembacaan
6 Mengangkat termometer dan bersihkan dengan soft tissue/ lap bersih dengan gerak rotasi.
7 Menurunkan tingkat air raksa ≤ 0°C.
8 Mencuci tangan dan menginformasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku.
BAB III
PENUTUP
2.6 Kesimpulan
               Pengkajian yang dilakukan bidan untuk melakukan pengkumpulan data yang
didapatkan secara langsung ke masyarakat baik berupa (data subjektif) dan data yang tidak
langsung ke yaitu (data objektif).
Sehingga, diperlukan langkah-langkah untuk mengetahui cara melakukan pengkajian
keperawatan, yaitu pengumpulan data, klasifikasi data, validasi data, dan perumusan masalah.
Oleh sebab itu, langkah-langkah dalam tahap pengkajian dapat dikatakan berhasil jika dilakukan
dengan teliti dan cermat.
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/tumbuh-kembang-anak/ttv-normal-
pada-anak/

https://repository.unimal.ac.id/4025/1/VITAL%20SIGN.pdf/

https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/denyut-jantung-bayi-baru-lahir/

https://www.orami.co.id/magazine/ttv-normal-pada-anak/

https://hellosehat.com/jantung/tekanan-darah-normal/

https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/jemima/tanda-tanda-vital-normal-pada-anak-
berdasarkan-usia/

https://hellosehat.com/pernapasan/frekuensi-napas-normal/

http://eprints.undip.ac.id/62943/3/BAB_II.pdf/

https://www.honestdocs.id/ttv-normal-bayi-baru-lahir/

https://www.halodoc.com/artikel/ini-bedanya-pemeriksaan-fisik-tanda-vital-dan-pemeriksaan-
per-sistem-tubuh#:~:text=Halodoc%2C%20Jakarta%20%E2%80%93%20Pemeriksaan%20fisik
%20tanda,laju%20pernapasan%2C%20dan%20tekanan%20darah

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/download/166/108

https://hai.grid.id/read/07568413/3-jenis-tensimeter-yuk-mengukur-tekanan-darah-secara-rutin

https://www.popmama.com/baby/7-12-months/tiffany/kenali-jenis-jenis-termometer-untuk-bayi-ma

https://osf.io/tr4jz/download/?format=pdf

Anda mungkin juga menyukai