PENGKAJIAN
Dosen Pembimbing : Yodong, S.ST., M.Hkes
Disusun oleh :
Kelompok 4A
1. Khairinnisa Rizqi (P1337425119002)
2. Wiji Purnaningtyas (P1337425119005)
3. Lailatul Mubarokah (P1337425119009)
4. Putri Meila Sari (P1337425119033)
5. Widi Sri Hastuti (P1337425119035)
6. Amin Akbar (P1337425119038)
7. Ani Khudefyah (P1337425119049)
A. Latar Belakang
Perawat gigi merupakan salah satu tenaga kesehatan pelaksanaan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Ruang lingkup kerja perawat gigi berdasarkan keputusan
menkes nomor 378/menkes/sk/III/2007 tentang standar profesi perawat gigi yaitu
promotif, preventif, dan kuratif. Keputusan menteri kesehatan no.284 tentang standar
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, perawat gigi memiliki standar
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada pasien umum dan rawat inap. Perawatan
atau pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap ini diperlukan
karena pasien rawat inap juga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
baik promotif, preventif, maupun pengobatan darurat untuk mengobati rasa sakit.
Keperawatan di rumah sakit mempunyai peranan penting dan strategis misalnya
sebagai care give. Salah satu tindakan personal hygiene yang diberikan pada pasien
rawat inap yaitu pemeliharaan oral hygiene (Hidayat dan Ulivah, 2005).
Pelayanan asuhan Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu layanan kesehatan
gigi dan mulut yang ditujukan pada suatu kelompok tertentu atau individu dalam
kurun waktu yang dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan
untuk mencapai taraf kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Proses keperawatan gigi
yang ditujukan untuk pemberian pelayanan klinis keperawatan gigi menunjukkan
bahwa seorang perawat gigi bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah dalam ruang lingkup praktik pelayanan asuhan keperawatan
gigi. Selain itu, proses keperawatan gigi merupakan cara yang sistematis yang
dilakukan oleh perawat gigi kepada pasien dalam menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan gigi dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis,
merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta
mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pasa pasien,
berorientasi pada tujuan, pada setiap tahap terjadi saling ketergantungan dan saling
berhubungan( Hidayat, 2004: 95).
Menurut para ahli, kata “kajian” berasal dari kata ”kaji” yang berarti pelajaran
atau penyelidikan (tentang sesuatu). Bermula dari pengertian kata dasar yang
demikian, kata ”kajian” dapat diartikan sebagai ”proses, cara, perbuatan mengkaji;
penyelidikan (pelajaran yang mendalam); penelaahan (KBBI 1999: 431). Pengkajian
adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan
klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).Pengkajian
merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-
data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada.
Dalam asuhan keperawatan gigi, tahap pengkajian merupakan fondasi dari proses
keperawatan gigi. Dalam banyak literatur dikatakan bahwa pengkajian adalah seni
mengumpulkan dan menganalisis data-data subjektif maupun objektif dari pasien dan
mengarahkan penilaian kepada kebutuhan manusia dari pasien dan hal-hal yang dapat
menghalangi pemenuhan kebutuhan tersebut yang berhubungan dengan pelayanan
asuhan keperawatan gigi. Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi
dalam tiga tahap kegiatan, yang meliputi; pengumpulan data, pengolahan data dan
analisis data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengkajian data subjektif adalah
pemeriksaan yang dilakukan dengan cara tanya jawab berdasarkan keluhan pasien
menggunakan bahasa komunikasi yang sederhana dan mudah dimengerti. Pengkajian
data objektif adalah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan pengamatan dan
keaktifan perawat gigi. Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan
mengaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip
yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan pasien.
B. Rumusan masalah
1. Ny BA umur 37 thn berkunjung di rumah sakit, NY BA ditangani oleh seorang
perawat gigi yang akan melakukan kajian asuhan kesehatan gigi dan mulut.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana perawat gigi melakukan kajian asuhan kesehatan
gigi dan mulut kepada pasien.
BAB II
ISI
A. Pengertian Pengkajian
Fase awal dalam proses asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah Tahap
Pengkajian. Tahap pengkajian adalah pengumpulan data yang mencakup data umum,
keluhan pasien, riwayat kesehatan umum dan kesehatan gigi secara sistematis serta
pemeriksaan jaringan keras dan jaringan lunak gigi dan mulut. Data yang
dikumpulkan pada tahap ini nantinya akan dijadikan dasar utama bagi perawatan
selanjutnya. Hasil dari pengumpulan data akan ditulis dalam dental record yang atau
kartu status pasien.
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang respon pasien agar dapat
mengidentifikasi dan mengenali masalah atau kebutuhan kesehatan pasien.
B. Tahapan Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data objektif dan data subjektif. Data
Objektif merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui (berlaku), seperti keadaan
rongga mulut, kebersihan gigi, tanda-tanda vital, dll. Sedangkan data subjektif
merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh
pasien, misalnya rasa sakit/nyeri, sakit kepala, yang dirasakan pasien, yang
membuat pasien harus datang ke klinik untuk berobat.
1) Auto anamnesa yaitu anamnesa tanpa bantuan orang lain, artinya Anda
sendiri yang langsung bertanya kepada pasien
2) Allo anamnesa yaitu anamnesa yang dibantu orang lain. Contohnya, pada
saat pemeriksaan anak-anak, orangtua pasien membantu menjelaskan apa
yang ia lihat dari anaknya atau dari gejala yang muncul. Contoh lain, istri
yang memberikan informasi tentang suami yang sakit gigi.
1) Identitas Pasien
1) Nama : Untuk mengenal pasien dan lebih akrab dengan pasien, serta
agar kartu status tidak mudah tertukar
2) Umur : Untuk menentukan rencana perawatan
3) No identitas : Untuk mengetahu legalitas pasien
4) Jenis kelamin : Untuk menetukan jenis perawatan
5) Pekerjaan : Untuk mengetahui kondisi status sosial pasien
6) Alamat : Untuk mengetahui kondisi status sosial pasien
7) Telepon : Untuk memudahkan dalam menghubungi dan komunikasi
dengan pasien Semua data yang kita dapat pada pemeriksaan ini
ditulis/direkam dalam bentuk kartu dengan format seperti contoh di
bawah ini
1. Nama :
2. Tempat/Tgl Lahir :
3. Umur : .............. Tahun
4. No. Identitas (KTP/SIM/Paspor) :
5. Jenis Kelamin : Laki - laki / Perempuan
6. Suku/Ras :
7. Pekerjaan :
8. Alamat Rumah :
9. Telepon Rumah/HP :
10. Keluarga yang dapat dihubungi :
11. Telepon/HP :
b. Palpasi
d. Thermis
e. Sondasi
f. Mobility
g. Druk
2. Pengolahan Data
Setelah semua data subjektif dan objektif Anda peroleh, apa yang harus
dilakukan dengan data tersebut? Data yang terkumpul perlu Anda olah agar
bermakna dan berguna untuk menentukan tindakan kepada pasien.
Secara umum, pengolahan data dapat diartikan mengubah data ke dalam
bentuk yang lebih berarti berupa informasi. Informasi adalah hasil dari
pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu kegiatan
atau peristiwa. Pengolahan data dilakukan setelah kita melakukan pengumpulan
data melalui pemeriksaan subjektif dan objektif. Dari data yang sudah terkumpul
seperti contoh di atas, data ini kemudian harus Anda olah. Setelah diolah, data
tersebut harus disimpulkan dalam bentuk yang bermakna, dari pasien yang sedang
Anda tangani. Perhatikan contoh berikut.
a. Data subjektif:
Anamnesa: pasien datang dengan keluhan gigi belakang kanan bawah sakit
berdenyut jika kemasukan makanan sejak dua hari yang lalu, pasien ingin
giginya dirawat.
Perilaku: menyikat gigi ketika mandi saja, suka mengkonsumsi makanan
kariogenik
Pengetahuan: belum mengetahui cara menyikat gigi yang benar
b. Data objektif:
Palpasi : kelenjar limfa sebelah kanan teraba keras dan sakit
Free plaque score hasil menyikat gigi : 43%
Inspeksi: terlihat lubang pada permukaan occlusal gigi 46, sondasi: (+),
thermis dingin: (+), thermis panas: (-), perkusi: (-), druk: (+), plaque area:
lingual, mesial, distal dan occlusal.
Mukosa : daerah gusi dekat buccal fold gigi 46 terlihat lebih merah
dibanding daerah sekitarnya.
Data objektif dan subjektif di atas, ketika sudah Anda olah, disimpulkan
seperti contoh berikut:
Masalah: karies mencapai pulpa (kmp) vital disertai periodontitis
apikalis.
3. Analisis Data
Setelah melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah Anda
perlu menganalisa data. Analisa data adalah upaya atau cara untuk mengolah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan
bermanfaat untuk solusi permasalahan. Analisis data merupakan kemampuan
kognitif dalam pengembangan daya berpikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh
latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.
Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengaitkan data
dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan
untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan pasien. Fungsi analisis data adalah :
1) Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan gigi, sehingga data
yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan
kebutuhan pasien
2) Sebagai proses pengambilan keputusan menentukan alternatif pemecahan
masalah yang dituangkan dalam rencana dalam asuhan keperawatan gigi,
sebelum melakukan tindakan keperawatan gigi.
Hasil analisis data pasien dapat Anda lihat pada contoh berikut:
A. Kesimpulan
1. Tahap pengkajian
Dari pengumpulan data pengkajian didapatkan data subyektif pasien mengeluh gigi kanan bawah
terasa sakit, data obyektif terdapat karies mencapai pulpa (kmp) vital disertai periodontitis apikalis.
2. Tahap diagnosa
Diagnosa didapat dari analisa data satu diagnosa yang muncul yaitu gigi terasa sakit setelah
dilakukan pengecekan menggunakan beberapa metode palpasi, inspeksi, sondasi, thermis dingin dan
druk ditandai dengan data subyektif dan obyektif pasien yang sesuai dengan pemeriksaan.
3. Tahap intervensi
Intervensi yang direncanakan pada kasus ini adalah selain kita mengedukasi betapa pentingnya
menjaga oral hygiene, memberikan edukasi pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut adalah membantu merencanakan tindakan yang sesuai dengan diagnosanya.
B. Saran
Lampiran
Notulensi