Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KESEHATAN GIGI RAWAT INAP

PENGKAJIAN
Dosen Pembimbing : Yodong, S.ST., M.Hkes

Disusun oleh :
Kelompok 4A
1. Khairinnisa Rizqi (P1337425119002)
2. Wiji Purnaningtyas (P1337425119005)
3. Lailatul Mubarokah (P1337425119009)
4. Putri Meila Sari (P1337425119033)
5. Widi Sri Hastuti (P1337425119035)
6. Amin Akbar (P1337425119038)
7. Ani Khudefyah (P1337425119049)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI D III KESEHATAN GIGI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat gigi merupakan salah satu tenaga kesehatan pelaksanaan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Ruang lingkup kerja perawat gigi berdasarkan keputusan
menkes nomor 378/menkes/sk/III/2007 tentang standar profesi perawat gigi yaitu
promotif, preventif, dan kuratif. Keputusan menteri kesehatan no.284 tentang standar
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, perawat gigi memiliki standar
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada pasien umum dan rawat inap. Perawatan
atau pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap ini diperlukan
karena pasien rawat inap juga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
baik promotif, preventif, maupun pengobatan darurat untuk mengobati rasa sakit.
Keperawatan di rumah sakit mempunyai peranan penting dan strategis misalnya
sebagai care give. Salah satu tindakan personal hygiene yang diberikan pada pasien
rawat inap yaitu pemeliharaan oral hygiene (Hidayat dan Ulivah, 2005).
Pelayanan asuhan Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu layanan kesehatan
gigi dan mulut yang ditujukan pada suatu kelompok tertentu atau individu dalam
kurun waktu yang dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan
untuk mencapai taraf kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Proses keperawatan gigi
yang ditujukan untuk pemberian pelayanan klinis keperawatan gigi menunjukkan
bahwa seorang perawat gigi bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah dalam ruang lingkup praktik pelayanan asuhan keperawatan
gigi. Selain itu, proses keperawatan gigi merupakan cara yang sistematis yang
dilakukan oleh perawat gigi kepada pasien dalam menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan gigi dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis,
merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta
mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pasa pasien,
berorientasi pada tujuan, pada setiap tahap terjadi saling ketergantungan dan saling
berhubungan( Hidayat, 2004: 95).
Menurut para ahli, kata “kajian” berasal dari kata ”kaji” yang berarti pelajaran
atau penyelidikan (tentang sesuatu). Bermula dari pengertian kata dasar yang
demikian, kata ”kajian” dapat diartikan sebagai ”proses, cara, perbuatan mengkaji;
penyelidikan (pelajaran yang mendalam); penelaahan (KBBI 1999: 431). Pengkajian
adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan
klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).Pengkajian
merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-
data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada.
Dalam asuhan keperawatan gigi, tahap pengkajian merupakan fondasi dari proses
keperawatan gigi. Dalam banyak literatur dikatakan bahwa pengkajian adalah seni
mengumpulkan dan menganalisis data-data subjektif maupun objektif dari pasien dan
mengarahkan penilaian kepada kebutuhan manusia dari pasien dan hal-hal yang dapat
menghalangi pemenuhan kebutuhan tersebut yang berhubungan dengan pelayanan
asuhan keperawatan gigi. Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi
dalam tiga tahap kegiatan, yang meliputi; pengumpulan data, pengolahan data dan
analisis data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengkajian data subjektif adalah
pemeriksaan yang dilakukan dengan cara tanya jawab berdasarkan keluhan pasien
menggunakan bahasa komunikasi yang sederhana dan mudah dimengerti. Pengkajian
data objektif adalah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan pengamatan dan
keaktifan perawat gigi. Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan
mengaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip
yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan pasien.

B. Rumusan masalah
1. Ny BA umur 37 thn berkunjung di rumah sakit, NY BA ditangani oleh seorang
perawat gigi yang akan melakukan kajian asuhan kesehatan gigi dan mulut.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana perawat gigi melakukan kajian asuhan kesehatan
gigi dan mulut kepada pasien.
BAB II
ISI

A. Pengertian Pengkajian
Fase awal dalam proses asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah Tahap
Pengkajian. Tahap pengkajian adalah pengumpulan data yang mencakup data umum,
keluhan pasien, riwayat kesehatan umum dan kesehatan gigi secara sistematis serta
pemeriksaan jaringan keras dan jaringan lunak gigi dan mulut. Data yang
dikumpulkan pada tahap ini nantinya akan dijadikan dasar utama bagi perawatan
selanjutnya. Hasil dari pengumpulan data akan ditulis dalam dental record yang atau
kartu status pasien.
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang respon pasien agar dapat
mengidentifikasi dan mengenali masalah atau kebutuhan kesehatan pasien.

B. Tahapan Pengkajian

Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam tiga tahap


kegiatan, yang meliputi pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk klinik, selama pasien


dirawat secara terus-menerus, serta pengkajian ulang untuk menambah /
melengkapi data. Tujuan pengumpulan data adalah agar kita sebagai perawat
dapat :

a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan gigi pasien


b. Untuk menentukan masalah keperawatan gigi pasien
c. Untuk menilai keadaan kesehatan gigi pasien
d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya.

Data yang dikumpulkan terdiri dari data objektif dan data subjektif. Data
Objektif merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui (berlaku), seperti keadaan
rongga mulut, kebersihan gigi, tanda-tanda vital, dll. Sedangkan data subjektif
merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh
pasien, misalnya rasa sakit/nyeri, sakit kepala, yang dirasakan pasien, yang
membuat pasien harus datang ke klinik untuk berobat.

a) Pengumpulan data subyektif

Pengumpulan data subjektif dapat Anda lakukan yaitu dengan


melakukan pemeriksaan melalui tanya jawab/wawancara pada pasien atau
orang lain berdasarkan keluhan pasien. Tanya jawab/wawancara ini Anda
lakukan dengan menggunakan bahasa komunikasi yang sederhana dan mudah
dimengerti oleh pasien. Dalam hal ini pengumpulan data subjektif disebut juga
pemeriksaan subjektif atau anamnesa. Ada 2 macam pemeriksaan
subjektif/anamnesa yang dapat Anda lakukan, yaitu:

1) Auto anamnesa yaitu anamnesa tanpa bantuan orang lain, artinya Anda
sendiri yang langsung bertanya kepada pasien
2) Allo anamnesa yaitu anamnesa yang dibantu orang lain. Contohnya, pada
saat pemeriksaan anak-anak, orangtua pasien membantu menjelaskan apa
yang ia lihat dari anaknya atau dari gejala yang muncul. Contoh lain, istri
yang memberikan informasi tentang suami yang sakit gigi.

Pemeriksaan subjektif/anamnesa dimulai dari pemeriksaan identitas


pasien, keluhan utama dan tambahan, keadaan kesehatan umum serta riwayat
kesehatan gigi. Mari kita bahas satu persatu dari setiap data subjektif ini.

1) Identitas Pasien

Data tentang identitas pasien yang harus Anda kumpulkan adalah


nama, tempat/tanggal lahir, nomor kartu identitas (KTP, SIM), jenis
kelamin, suku/ras, pekerjaan, alamat rumah, nomor telpon, serta keluarga
yang dapat dihubungi. Semua data yang kita dapat pada pemeriksaan ini
ditulis/direkam dalam bentuk kartu dengan format.

1) Nama : Untuk mengenal pasien dan lebih akrab dengan pasien, serta
agar kartu status tidak mudah tertukar
2) Umur : Untuk menentukan rencana perawatan
3) No identitas : Untuk mengetahu legalitas pasien
4) Jenis kelamin : Untuk menetukan jenis perawatan
5) Pekerjaan : Untuk mengetahui kondisi status sosial pasien
6) Alamat : Untuk mengetahui kondisi status sosial pasien
7) Telepon : Untuk memudahkan dalam menghubungi dan komunikasi
dengan pasien Semua data yang kita dapat pada pemeriksaan ini
ditulis/direkam dalam bentuk kartu dengan format seperti contoh di
bawah ini

Contoh Format Identitas Pasien

1. Nama :
2. Tempat/Tgl Lahir :
3. Umur : .............. Tahun
4. No. Identitas (KTP/SIM/Paspor) :
5. Jenis Kelamin : Laki - laki / Perempuan
6. Suku/Ras :
7. Pekerjaan :
8. Alamat Rumah :
9. Telepon Rumah/HP :
10. Keluarga yang dapat dihubungi :
11. Telepon/HP :

2) Keluhan Utama dan Tambahan

Dalam melakukan pemeriksaan keluhan utama ini, Anda


mengumpulkan informasi dari apa yang dikeluhkan pasien terkait dengan
keluhan yang menyebabkan pasien datang berobat ke klinik. Keluhan
utama harus dicatat dalam istilah yang digunakan pasien. Catatlah apabila
pasien tidak memiliki keluhan utama atau tidak menyadari adanya
penyakit. Selanjutnya adalah pemeriksaan keluhan tambahan yaitu
mengumpulkan informasi terhadap keluhan lain yang dirasakan pasien
terkait masalah kesehatan gigi dan mulut lainnya.

Pada saat melakukan anamnese ini, Anda dapat menggunakan prinsip


5 W + 1 H yaitu Who, Why, When, Where dan How. Beberapa pertanyaan
berikut dapat anda gunakan sebagai penuntun anda menggali keluhan pasien:

1) Sakit pada waktu kapan ?


2) Apakah ada hubungan dengan makan yang manis, asam, panas dan
dingin ?
3) Sakitnya terus menerus atau tidak ?
4) Apakah masih dapat dengan tepat menunjukkan gigi mana yang sakit ?
5) Timbulnya spontan atau sakit bila kemasukan makanan ?
6) Sakit bila bersentuhan dengan gigi lain ?
7) Sakitnya menyebar atau tidak ?

3) Keadaan Kesehatan Umum

Pada bagian ini Anda menanyakan keadaan kesehatan umum


pasien, yang meliputi golongan darah, ada/tidaknya pasien menderita
penyakit jantung, diabetes, haemofilia, hepatitis, gastritis atau penyakit
lain. Anda juga harus menanyakan apakah pasien memiliki riwayat alergi
terhadap makanan/obat tertentu. Dalam pengumpulan data kesehatan
umum ini juga kita juga memeriksa tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh
dan pernafasan pasien.

4) Riwayat Kesehatan Gigi

Pada pengumpulan data riwayat kesehatan gigi ini, kita menggali


pengetahuan, pengalaman dan perilaku pasien tentang pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut yang biasa mereka lakukan. Berikut beberapa
pertanyaan yang dapat Anda ajukan pada pasien untuk menggali riwayat
kesehatan gigi mereka.

1) Menurut pasien bagaimana cara/teknik menyikat gigi yang baik


2) Kapan saja waktu menyikat gigi yang baik
3) Bagaimana cara memelihara kesehatan gigi selain menyikat gigi

Data-data yang Anda kumpulkan tersebut nantinya akan Anda


gunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan gigi, merencanakan
asuhan keperawatan gigi, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah-masalah pasien.

Keberhasilan pengumpulan data subjektif sangat dipengaruhi oleh


kemampuan perawat gigi dalam melakukan komunikasi terhadap pasien,
baik secara verbal maupun non verbal. Kemampuan komunikasi ini dapat
Anda pelajari dan Anda pratikkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-
hari sebagai perawat.

Dalam komunikasi secara verbal, Anda hendaknya memperhatikan


kata-kata atau kalimat yang akan Anda sampaikan/tanyakan, misalnya
menggunakan kata/kalimat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh
pasien. Harus Anda ingat, hindari menggunakan kata/kalimat atau istilah-
istilah kedokteran gigi. Anda juga sebaiknya menggunakan bahasa yang
sederhana, jelas dan langsung ke sasaran. Sebagai contoh, Anda ingin
menanyakan “ Dimana rasa sakitnya?” Akan lebih baik jika anda
menanyakan dengan kalimat seperti ini “Coba tunjukkan pada saya bagian
mana yang Anda rasakan sakit”.

Dalam komunikasi non verbal, Anda harus memperhatikan


gerakan/bahasatubuh, misalnya ekspresi wajah, kontak mata, gerakan
tangan, kepala, dan bila diperlukan sentuhan terhadap pasien. Sebagai
contoh, Anda sebaiknya memandang pasien saat ia menyampaikan
keluhan. Contoh lain, Anda dapat menunjukkan ekspresi perhatian ketika
pasien merasa kesakitan atau takut terhadap tindakan yang sedang
dilakukan.

b) Pengumpulan Data Objektif.

Pengumpulan data objektif dilakukan berdasarkan pemeriksaan


objektif dalam bentuk pengamatan dan keaktifan Anda sebagai perawat gigi.
Data Objektif merupakan data yang dapat Anda peroleh melalui suatu
pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui dan
berlaku, seperti keadaan rongga mulut, kebersihan gigi dan kelainan jaringan
keras gigi.

Pemeriksaan objektif terdiri dari pemeriksaan extra oral serta


pemeriksaan intra oral.
1) Pemeriksaan extra oral
Pemeriksaan extra oral meliputi pemeriksaan muka dan
pemeriksaan kelenjar Lymph. Pada pemeriksaan muka, mintalah pasien
untuk duduk dengan relaks dan menghadap ke depan. Anda mengamati
dengan membandingkan sisi muka pasien sebelah kiri dengan sebelah
kanan, apakah simetris atau tidak. Bila Anda menemukan sisi kiri dan
kanan pasien tidak simetris, Anda harus memeriksa lebih lanjut apakah
ada lesi atau tidak pada pasien.
Pada pemeriksaan kelenjar Lymph, Anda dapat melakukannya
dengan Palpasi kelenjar lymph kiri dan kanan untuk melihat apakah
teraba atau tidak, keras atau lunak dan apakah pasien mengeluh sakit
ketika kelenjar tersebut diraba. Cara yang dapat Anda lakukan adalah
dengan meraba kelenjar submandibula yaitu dengan cara penderita duduk
pada posisi tegak, pandangan mata ke depan posisi operator di belakang
pasien. Dalam keadaan normal akan teraba lunak dan tidak sakit, kadang-
kadang tidak teraba. Bila terdapat keradangan akut, maka kelenjar akan
teraba lunak dan sakit. Jika teraba keras dan tidak sakit berarti ada
keradangan kronis. Sedangkan bila teraba keras dan sakit berarti ada
keradangan kronis eksaserbasi akut. Anda dapat memperhatikan gambar
berikut untuk melakukan pemeriksaan kelenjar limph.
2) Pemeriksaan intra oral
Pemeriksaan intra oral yaitu pemeriksaan dari bagian rongga
mulut yang meliputi mukosa dan gigi. Pemeriksaan intra oral dilakukan
dengan cara memeriksa keadaan mulut secara menyeluruh untuk melihat
kelainan mukosa dari pipi, bibir, lidah, palatum, gusi dan gigi.
Pemeriksaan intra oral dilakukan dengan beberapa cara antara lain
inspeksi, probe, termis,perkusi, tekanan, palpasi, rontgen, mobility,
membau , dll.
Dalam asuhan keperawatan gigi, pemeriksaan intra oral terdiri dari
pemeriksaan sebelum menyikat gigi, pemeriksaan jaringan keras dan
pemeriksaan mukosa mulut
1) Pemeriksaan sebelum menyikat gigi (Free Plaque Score)
Free Plaque Score adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan lokasi, jumlah dan menentukan persentase permukaan
gigi yang bebas plak dalam mulut pasien. Score persentase permukaan
yang bebas plak adalah 100%. Cara pemeriksaan ini adalah:
a) Periksa ke empat permukaan dari seluruh gigi yang ada (bukal,
lingual,mesial dan distal)
b) Teteskan disclosing solution dan pasien diminta berkumur ringan
c) Catat permukaan gigi yang tidak ada plak dan jumlahkan.
d) Kalikan jumlah gigi yang diperiksa dengan 4 permukaan gigi.
e) Bagi jumlah permukaan gigi yang bebas plak dengan jumlah
permukaan gigi yang diperiksa
f) Kalikan 100% untuk mendapatkan persentase permukaan gigi yang
bebas plak.
2) Pemeriksaan jaringan keras gigi (termasuk kalkulus)
Pemeriksaan jaringan keras gigi dilakukan dengan
menggunakan alat kaca mulut, sonde, eksplorer dan alat diagnostik
lainnya. Pemeriksaan dilakukan pada seluruh gigi, dimulai dari gigi
kanan atas, dilanjutkan ke gigi kiri atas, gigi kiri bawah dan terakhir
gigi kanan bawah secara berurutan. Hasil dari pemeriksaan Anda catat
dalam lembaran pemeriksaan odontogram.
Dari pemeriksaan jaringan keras gigi kita mendapatkan data
tentang indeks pengalaman karies (deft dan DMFT). Caranya adalah
dengan menghitung jumlah gigi yang rusak, gigi yang sudah
dicabut/akan dicabut dan jumlah gigi yang ditambal. Indeks deft adalah
indeks untuk gigi susu sedangkan DMFT adalah indeks untuk gigi
permanen. Selanjutnya pada gigi-gigi yang terindikasi adanya
kelainan/kerusakan, kita lakukan test vitalitas gigi seperti thermis,
Sondasi, Perkusi, Druk, dan Mobility.
a. Inpeksi

Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan


cara melihat bagian gigi yang akan diperiksa melalui pengamatan,
hasil data yang diperoleh misalnya: terlihat lubang di bagian
oklusal.

b. Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan


cara perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami
kelainan, misalnya: perabaan pada kelenjar lymph yang diduga
adanya radang atau pembengkakan.
c. Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan


cara mengetuk bagian gigi yang dilakukan dengan cara
menggunakan ujung-ujung sonde tanpa tekanan.

d. Thermis

Thermis adalah pemeriksaan vitalitas gigi dengan


menggunakan chlorethyl, dengan cara menyemprotkan chlorethyl
pada kapas kecil, dan secara perlahan dimasukkan ked lam lobang
gigi.

e. Sondasi

Sondasi adalah pemeriksaan gigi dengan memakai sonde,


untuk melihat ada tidaknya karies, kedalaman karies sera vitalitas
gigi.

f. Mobility

Mobility adalah pemeriksaan gigi yang dilakukan untuk


mengetahui derajat kegoyangan gigi.

g. Druk

Merupakan metode yang digunakan untuk menentukan


adanya radang pada jaringan periodontal maupun adanya
keretakan pada gigi dengan cara memberi tekanan pada gigi
secara ringan menggunakan tangkai instrument.

3) Pemeriksaan Mukosa mulut


Pemeriksaan mukosa mulut dengan melihat apakah ada
perubahan warna, inflamasi, ulserasi pada lidah, pipi, bibir, palatum
maupun gusi/gingiva. Dengan pengumpulan data, Anda akan
memperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan pasien
sehingga Anda sebagai perawat gigi dapat membantu dokter untuk
menentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
pasien. Untuk itu, ketepatan tindakan Anda sebagai perawat gigi
sangat menentukan tindakan apa yang akan diberikan pada pasien dan
tindakan tersebut dapat menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan
spritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.

2. Pengolahan Data
Setelah semua data subjektif dan objektif Anda peroleh, apa yang harus
dilakukan dengan data tersebut? Data yang terkumpul perlu Anda olah agar
bermakna dan berguna untuk menentukan tindakan kepada pasien.
Secara umum, pengolahan data dapat diartikan mengubah data ke dalam
bentuk yang lebih berarti berupa informasi. Informasi adalah hasil dari
pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu kegiatan
atau peristiwa. Pengolahan data dilakukan setelah kita melakukan pengumpulan
data melalui pemeriksaan subjektif dan objektif. Dari data yang sudah terkumpul
seperti contoh di atas, data ini kemudian harus Anda olah. Setelah diolah, data
tersebut harus disimpulkan dalam bentuk yang bermakna, dari pasien yang sedang
Anda tangani. Perhatikan contoh berikut.
a. Data subjektif:
 Anamnesa: pasien datang dengan keluhan gigi belakang kanan bawah sakit
berdenyut jika kemasukan makanan sejak dua hari yang lalu, pasien ingin
giginya dirawat.
 Perilaku: menyikat gigi ketika mandi saja, suka mengkonsumsi makanan
kariogenik
 Pengetahuan: belum mengetahui cara menyikat gigi yang benar
b. Data objektif:
 Palpasi : kelenjar limfa sebelah kanan teraba keras dan sakit
 Free plaque score hasil menyikat gigi : 43%
 Inspeksi: terlihat lubang pada permukaan occlusal gigi 46, sondasi: (+),
thermis dingin: (+), thermis panas: (-), perkusi: (-), druk: (+), plaque area:
lingual, mesial, distal dan occlusal.
 Mukosa : daerah gusi dekat buccal fold gigi 46 terlihat lebih merah
dibanding daerah sekitarnya.
Data objektif dan subjektif di atas, ketika sudah Anda olah, disimpulkan
seperti contoh berikut:
 Masalah: karies mencapai pulpa (kmp) vital disertai periodontitis
apikalis.
3. Analisis Data
Setelah melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah Anda
perlu menganalisa data. Analisa data adalah upaya atau cara untuk mengolah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan
bermanfaat untuk solusi permasalahan. Analisis data merupakan kemampuan
kognitif dalam pengembangan daya berpikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh
latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.
Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengaitkan data
dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan
untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan pasien. Fungsi analisis data adalah :
1) Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan gigi, sehingga data
yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan
kebutuhan pasien
2) Sebagai proses pengambilan keputusan menentukan alternatif pemecahan
masalah yang dituangkan dalam rencana dalam asuhan keperawatan gigi,
sebelum melakukan tindakan keperawatan gigi.

Hasil analisis data pasien dapat Anda lihat pada contoh berikut:

 Masalah: KMP vital disertai periodontitis apikalis


 Kemungkinan penyebab masalah:
 Penumpukan plak pada pit dan fissure di permukaan oklusal bertemu
dengan sukrosa dalam waktu lama dan tidak terbersihkan menimbulkan
asam yang mengurai kalsium pada email sehingga menjadi kavita yang
semakin lama semakin besar dan dalam.
 Faktor pendukung:
 Oral hygiene yang buruk
 Pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut kurang
 Cara menyikat gigi belum tepat
 Setelah mengkonsumsi makanan kariogenik tidak segera dibersihkan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tahap pengkajian
Dari pengumpulan data pengkajian didapatkan data subyektif pasien mengeluh gigi kanan bawah
terasa sakit, data obyektif terdapat karies mencapai pulpa (kmp) vital disertai periodontitis apikalis.

2. Tahap diagnosa

Diagnosa didapat dari analisa data satu diagnosa yang muncul yaitu gigi terasa sakit setelah
dilakukan pengecekan menggunakan beberapa metode palpasi, inspeksi, sondasi, thermis dingin dan
druk ditandai dengan data subyektif dan obyektif pasien yang sesuai dengan pemeriksaan.

3. Tahap intervensi

Intervensi yang direncanakan pada kasus ini adalah selain kita mengedukasi betapa pentingnya
menjaga oral hygiene, memberikan edukasi pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut adalah membantu merencanakan tindakan yang sesuai dengan diagnosanya.

B. Saran
Lampiran

Notulensi

Anda mungkin juga menyukai