Anda di halaman 1dari 5

1.

Pemeriksaan Subjektif dan Objektif


a. Pemeriksaan Subjektif
Perawatan yang tepat dimulai dengan diagnosis yang tepat. Diagnosis yang tepat
memerlukan ilmu pengetahuan penyakit serta gejala-gejalanya, keterampilan untuk
melakukan cara menguji yang tepat dan seni menyatakan impresi, fakta, dan
pengalaman ke dalam pengertian. Pemeriksaan rutin harus dilakukan oleh dokter
gigi untuk menghindari informasi yang tidak relevan dan mencegah kesalahan akibat
kelalaian dalam pemeriksaan klinis. Pemeriksaan subyektif bertujuan untuk
mengumpulkan sejumlah informasi yang berkaitan dengan data pribadi, riwayat
medis, riwayat dental, dan keluhan utama pasien. Pada pemeriksaan subyektif dokter
gigi harus menggali mengenai gejala yang diderita dan disampaikan pasien, hal ini
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan subyektif yang sistematis dan hati-hati
disertai pertanyaan yang tajam dan terarah (Walton dan Torabinejad, 2008).
Pemeriksaan subyektif terdiri dari
1) Keluhan utama
Keluhan utama (Chief Complaint) merupakan hal yang sangat penting
dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan berbagai perawatan dental.
Keluhan utama adalah catatan mengenai masalah yang membuat seorang pasien
datang ke dokter gigi. Keluhan utama dicatat dalam rekam medis sesuai dengan
bahasa yang diucapkan pasien. Saat dokter gigi mencatat dan mengidentifikasi
keluhan utama pasien, sebaiknya dokter gigi secara aktif mengarahkan pasien
untuk mendiskusikan segala aspek terkait penyakit yang diderita pasien,
termasuk onset, durasi, gejala, dan berbagai faktor yang kemungkinan terkait
dengan penyakitnya. Informasi mengenai keluhan utama sangat penting untuk
menentukan diagnosis yang spesifik serta penyebabnya sehingga dapat dibuat
rencana perawatan yang tepat untuk menangani keluhan utama pasien.
2) Riwayat perjalanan penyakit
Riwayat perjalanan penyakit merupakan keterangan deskriptif gejala
(symptoms) pasien yang lebih lengkap dan biasanya mencakup :

•       Waktu/tanggal awitan (onset/ mulai timbul/dirasakan) gejala


•       Lokasi (precise location)
•       Sifat, kegawatan/tingkat keparahan (severity), dan lama/periode awitan
gejala
•       Ada tidaknya perburukan (eksaserbasi) dan perbaikan (remisi) kondisi
•       Efek dari terapi yang diberikan
•       Hubungan antara gejala lain jika ada, fungsi tubuh, atau aktivitas (misalnya
aktivitas, makan).
•       Tingkat gangguan terhadap aktivitas sehari‐hari(Dipiro dkk, 2005)

3) Riwayat kesehatan oral/dental
Riwayat dental merupakan ringkasan dari penyakit dental yang pernah
diderita. Riwayat ini memberi informasi yang sangat berharga mengenai sikap
pasien terhadap kesehatan gigi, pemeliharaan, serta perawatannya. Informasi
demikian tidak hanya berperan penting dalam penegakan diagnosis, melainkan
berperan pula pada rencana perawatan. Pertanyaan yang diajukan hendaknya
menanyakan informasi mengenai tanda dan gejala baik kini maupun di masa
lalu. Riwayat dental ini merupakan langkah awal teramat penting dalam
menentukan diagnosis yang spesifik. Informasi dalam riwayat dental
mengungkapkan pula penyakit-penyakit gigi yang pernah dialami pasien di masa
lalu serta petunjuk mengenai masalah psikologis yang mungkin ada dan
menerangkan sejumlah temuan klinis yang tidak jelas. Contohnya, akar yang
pendek dan asimptomatik atau resorpsi akar mungkin disebabkan oleh
perawatan ortodonsia. Nyeri dapat timbul pada gigi yang baru saja direstorasi
atau setelah perawatan periodontium yang luas. Informasi ini tidak hanya
mengidentifikasikan sumber keluhan pasien, melainkan juga membantu dalam
memilih tes atau cara perawatannya (Walton dan Torabinejad, 2008).

4) Riwayat kesehatan keluarga


Riwayat Keluarga: Tentukan usia, kesehatan, atau penyebab kematian
orangtua, saudara kandung, dan anak (“Adakah anggota keluarga Anda yang
memiliki penyakit serupa?”). Riwayat keluarga bisa berhubungan dengan
diagnosis, dan sering membantu kita memahami mengapa gejala tertentu
berkaitan secara signifikan dengan emosi pasien (Davey, 2006).
5) Riwayat kehidupan pribadi/sosial
Data sosial dan riwayat pribadi pasien merupakan suatu data yang
menjelaskan mengenai gambaran subjektif mengenai pekerjaan pasien, status
pernikahan, serta menerangkan kebiasaan dan gaya hidup yang biasa dilakukan
oleh pasien. Data kehidupan sosial pasien dapat membantu seorang
dokter gigi untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan antara faktor
kehidupan sosial dengan riwayat sakit yang dikeluhkan oleh pasien saat kini.

6)  Riwayat kesehatan umum


Riwayat kesehatan umum pasien merupakan satu hal yang sangat penting
dalam pemeriksaan subjektif. Hal-hal yang perlu dicatat pada riwayat kesehatan
umum pasien yaitu penyakit sistemik yang diderita, pernah diderita, pengobatan
yang pernah dilakukan dan sedang dilakukan, alergi, kehamilan, pendarahan,
dan status emosionalnya (Walton dan Torabinejad, 2008).

b. Pemeriksaan Objektif
1) Pemeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan ekstraoral dimulai dengan mengamati keadaan menyeluruh
pasien,  wajah dan leher pasien khususnya kontur wajah pasien, bibir, dan
hubungan maksila-mandibula, ada tidaknya demam, asimetri wajah,
pembengkakan, diskolorisasi, warna kemerahan, bekas luka ekstra oral atau
pemeriksaan sinus, pembengkakan limfonodi fasial atau servikal setiap
abnormalitas, seperti pembengkakan atau inflamasi, harus diperhatikan dan diteliti
lebih lanjut. Sendi temporomandibula harus dipalpasi selama gerak membuka dan
menutup mulut, dan setiap abnormalitas dicatat.
2) Pemeriksaan intra oral
 Pemeriksaan dimulai dengan memeriksa penampilan gigi-geligi dan bibir
serta sampai seberapa jauh gigi terlihat ketika tersenyum dan melakukan gerakan
fungsional. Ciri-ciri seperti perubahan warna, substansi gigi, atau restorasi,
kurangnya keharmonisan susunan gigi dan bentuk gigi, dan adanya plak dan
gingivitis sedemikian rupa sehingga mempengaruhi estetik juga patut
dipertimbangkan.
 Pemeriksaan perubahan warna, inflamasi, ulserasi, dan pembentukan
sinustract pada mukosa alveolar dan attached gingiva juga dilakukan. Adanya
sinustract biasanya menunjukkan adanya pulpa nekrotik atau abses periodontal.
Cara mengetahui asal lesi dengan meletakkan gutta percha ke sinus tract (Abidin,
2008).

https://www.scribd.com/document/394662347/Pemeriksaan-Subjektif-dan-Objektif-docx

 
 
pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif

Penegakan diagnosis dan rencana perawatan merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh dokter
gigi karena hal tersebut akan mempengaruhi ketetapan dan keberhasilan
pada pasien. Dalam menegakkan diagnosis ada 4 tahap yang harus dijaga yaitu disingkat dengan
“SOAP” (pemeriksaan subjektif, objektif, assessmen dan treatmen planning ).

Pemeriksaan subyektif 
 setidaknya ada 7 hal yakni
identitas pasien, keluhan utama, present illnes, riwayat medik, riwayat dental, riwayat keluarga dan
riwayat sosial 
.a. Identitas pasien diperlukan sebagai pasca tindakan dapat pula sebagai data mortem (
dental forensic), data identitas pasien meliputi :
1. Nama lengkap panggilan 5. Status pernikahan
2.Tempat dan tanggal lahir 6. Pekerjaan
3.Alamat tinggal 7. Pendidikan kewarganegaraan
4.Golongan darah 8. No. Telfon pasien 

b.Keluhan utama (Chief Complaint CC)Berkaitan dengan keluhan oleh pasien datang kedokter gigi


keluhan utama pasien akan berpengaruh terhadap pertimbangan dokter  dalam menentukan tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien. Contoh rasa sakit ataupun ngilu rasa tidak nyaman, pembengkakan,
perdarahan, halitosis, rasa malu karena penampilan.

c.Present illness (Present Illness PI)Mengetahui keluhan utama saja tidak cukup, maka perlu dilakuhkan
pengembangan masalahyang ada dalam keluhan utama dan lain - lain. Mencari tahu kapan pasien
merasakan sakit/rasa tidak nyaman sejak pertama kali terasa, apakah bersifat berselang atau terus
menerus,dilihat apakah terlalu pasien merasakan sakit, dilihat faktor pemicunya contoh lokasi,
faktor pemicu, karakter, keparahan, penyebaran.
d. Riwayat medik (medikal history/ PMH) Apakah pasien pernah rawat inap dirumah sakit karena
dengan gejala umum demam, penurunan berat badan serta gejala umum lainnya. 
Perawatan bedah, radiologi, alergi obat dan makanan, anestesi, dan rawat inap dirumah sakit
karena penyakit riwayat umum. Jika pasien pernah rawat inap.
e. Riwayat dental (Post Medical History PDH)Apakah pasien pernah datang kedokter gigi karena
akan mempengaruhi seseorang dokter gigidalam meninjau tindakan perawatan pada pasien
yaitu pasien rutin kedokter gigi apa tidak,sikap pasien datang kedokter gigi saat dilakuhkan
perawatan, keluhan gigi pasien, perawatanrestorasi, dll. Jika pasien pernah datang kedokter gigi.
f. Riwayat keluarga (Famili History FH)Ini berkaitan dengan problem herediter yang berkaitan
dengan riwayat penyakit keluarga,seperti ayah ibu pernah rawat inap dirumah sakit, ayah ibu
pernah berkunjung kedokter gigimemeriksakan keluhan.
g. Riwayat sosial (Sosial History SH)Riwayat sosial yang dapat dipertimbangkan
1. Apakah pasien masih memiliki keluarga
2. Keadaan sosial ekonomi pasien
3. Pasien pergi kekeluar negeri
4. Riwayat seksual pasien
5. Kebiasaan merokok, minum alkohol, pengguna obat-obatan
6. Informasi tentang diet makan pasien

Pemeriksaan Obyektif 
 Pemeriksaan objektif yang dilakuhkan secara umum ada dua macam yaitu pemeriksaan ekstra oral dan
pemeriksaan intra oral.
a. Pemeriksaan ekstra oral
1. Pemeriksaan Limfonodi
2. Pemeriksaan otot mastikasi
3. Pemeriksan temporo mandibullar joint (TMJ) 

b.Pemeriksaan Intra oral


1.Bentuk bibir 5. Palatum (keras dan lunak)
2.Mukosa labial 6. Ginggiva
3.Mukosa bukal 7. Gigi Geligi
4.Dasar mulut an bagian ventral lidah 8. Frenulum

Pemeriksaan obyektif gigi dapat dilakukan dengan pemeriksaan beberapa cara antara lain sebagai
berikut:
1.Inspeksi 5. Tes mobilitas
2.Sondasi 6. Tes suhu
3.Perkusi 7. Tes elektrik
4.Palpasi 8. transimulasi

 https://www.scribd.com/document/407140292/pemeriksaan-subjektif-dan-pemeriksaan-objektif-
docx#

https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/pemeriksaan-intraoral-pemeriksaan-gigi/

Anda mungkin juga menyukai