1. PENGERTIAN
Askep atau Asuhan Keperawatan gigi adalah suatu proses atau tahap-
tahap kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan langsung
kepada pasien dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Askep atau
asuhan keperawatan gigi ini dalam pelaksanaannya didasarkan pada
kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, bersifat humanistic, dan berdasarkan pada
kebutuhan objektif pasien untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien.
Tahapan dalam keperawatan gigi sendiri merupakan metode askep
atau asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis, dan terus-
menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah
kesehatan gigi pasien. Askep atau asuhan keperawatan ini di mulai
dengan adanya tahapan pengkajian (pengumpulan data, analisis data, dan
penentuan masalah) diagnosis keperawatan, pelaksanaan, dan penilaian
tindakan keperawatan. Asuhan keperawatan atau askep tersebut dapat
dilakukan atau diberi kepada pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan
pasien. Kebutuhan pasien tersebut didasarkan pada 5 kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi,
kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan rasa cinta dan saling
memiliki, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
Jadi bisa ditarik kesimpulan jika askepgi atau asuhan keperawatan
gigi juga adalah seluruh tahapan proses keperawatan kepada pasien
secara berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan dimana tahapan
proses tersebut mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam
usaha memperbaiki derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
5. Tahap Pengkajian
Komponen terdiri dari masalah, penyebab / gejala (PES) atau terdiri dari
masalah dan penyebab (PE), yang bersifat aktual apabila masalah
kesehatan pasien sudah nyata terjadi, bersifat potensial apabila masalah
kesehatan pasien kemungkinan besar akan terjadi, dapat ditanggulangi
oleh perawat.
8. Pelaksanaan (Implementasi)
Tahap implementasi keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan spesifik. Tahap pelaksanan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien
9. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan
berencana untuk menilai perkembangan pasien dengan kriteria : setiap
tindakan keperawatan dilakukan evaluasi terhadap indikator yang ada
pada rumusan tujuan, yang selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim
kesehatan, evaluasi dilakukan sesuai standar.
Setelah proses tahapan awal hingga tahap evaluasi selesai, maka seluruh
tindakan harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi
keperawatan. Dokumentasi keperawatan adalah segala sesuatu yang
tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti
bagi individu yang berwenang (potter 2005).
F
Fase awal dalam proses asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah Tahap
Pengkajian. Tahap pengkajian dalam praktikum mata kuliah ini adalah
pengumpulan data yang mencakup data umum, keluhan pasien , riwayat
kesehatan umum dan kesehatan gigi secara sistematis serta pemeriksaan
jaringan keras dan jaringan lunak gigi dan mulut. Data yang dikumpulkan
pada Tahap ini nantinya yang akan kita jadikan dasar utama bagi
perawatan selanjutnya. Hasil dari pengumpulan data akan kita tulis dalam
dental record yang kita sebut dengan kartu status pasien. Sebelum kita
lanjut ke praktek asuhan kesahatan gigi dan mulut, mari kita ingat kembali
definisi dari pengkajian. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang respon pasien agar dapat mengidentifikasi dan mengenali
masalah atau kebutuhan kesehatan pasien
1. Wawancara (interiew/anamnese)
Menurut Potter dan Perry (1997) wawancara adalah suatu pola dalam
memulai komunikasi dengan tujuan yang spesifik dan terarah dalam area
tertentu. Dalam asuhan kesehatan gigi dan mulut tujuan utama dari wawancara
adalah untuk mengetahui identitas pasien, keluhan pasien (keluhan utama,
keluhan tambahan), riwayat kesehatan umum serta riwayat kesehtan gigi pasien.
Wawancara dapat dilakukan dengan pasien langsung atau dengan orang yang
terdekat dengan pasien apabila pasien tersebut tidak dapat berkomunikasi
langsung dengan kita, misalnya pasien anak-anak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan wawancara
dengan pasien adalah:
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan memakai
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah
kesehatan pasien. Untuk pemeriksaan fisik digunakan teknik inspeksi, palpasi, thermis,
sondasi, perkusi, druk dan mobility (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997;
Kozier et al., 1995).
Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara melihat bagian gigi
yang akan diperiksa melalui pengamatan, hasil data yang diperoleh misalnya: terlihat
lubang di bagian oklusal. Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara perabaan terhadap
a. Identitas Pasien
Data tentang identitas pasien yang harus Anda kumpulkan adalah nama,
tempat/tanggal lahir, nomor kartu identitas (KTP, SIM), jenis kelamin,
suku/ras, pekerjaan, alamat rumah, nomor telepon, serta keluarga yang
dapat dihubungi.
Nama : Untuk mengenal pasien dan lebih akrab dengan pasien,
serta agar kartu status tidak mudah tertukar
Umur : Untuk menentukan
No identitas : Untuk
mengetahulegalitas pasien
36
Jenis kelamin : Untuk menetukan jenis perawatan
Pekerjaan : Untuk mengetahui kondisi status
sosial pasien Alamat : Untuk mengetahui
kondisi status sosial pasien
Telepon : Untuk memudahkan dalam menghubungi dan komunikasi dengan pasien
Semua data yang kita dapat pada pemeriksaan ini ditulis/direkam dalam
bentuk kartu dengan format seperti contoh di bawah ini
Perlu anda perhatikan agar menghindari pertanyaan terarah, hal ini dimaksudkan
untuk menghindari bias dalam menggali keluhan pasien. Karena apabila pasien
terpengaruh akan setuju saja dengan gejala yang tidak mereka ketahui
terjadi, kecuali pasien tidak dapat mendeskripsikan rasa sakitnya.
Coba simulasikan cara menuliskan keluhan utama dan keluhan tambahan pada kolom di
bawah ini. Pasien nya adalah teman anda sesame mahasiswa.
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
38
c. Keadaan Kesehatan Umum
Pada bagian ini Anda menanyakan keadaan kesehatan
umum pasien, yang meliputi golongan darah, ada/tidaknya
pasien menderita penyakit jantung, diabetes, haemofilia,
hepatitis, gastritis. Anda juga harus menanyakan apakah
pasien memiliki riwayat alergi terhadap makanan/obat
tertentu. Dalam pengumpulan data kesehatan umum ini juga
kita juga memeriksa tekanan darah, denyut nadi,suhu tubuh
dan pernafasan pasien. Berikut Anda dapat melihat contoh
Format Kesehatan Umum.
39
d. Riwayat Kesehatan Gigi
Pada pengumpulan data riwayat kesehatan gigi ini, kita
menggali pengetahuan, pengalaman dan perilaku pasien
tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang biasa
mereka lakukan.
Berikut beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan pada
pasien untuk menggali riwayat kesehatan gigi mereka.
1) Menurut pasien bagaimana cara/teknik menyikat gigi yang baik
2) Kapan saja waktu menyikat gigi yang baik
3) Bagaimana cara memelihara kesehatan gigi selain menyikat gigi
40
- Minum minuman beralkohol
- Merokok
- Mengunyah sirih/tembakau
- Bruxism
e. P
emeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan ekstra oral meliputi pemeriksaan muka dan
pemeriksaan kelenjar Lymph. Pemeriksaan muka untuk
melihat asimetri atau tidak. Mintalah pasien untuk duduk
dengan relaks dan menghadap ke depan. Anda mengamati
dengan membandingkan sisi muka pasien sebelah kiri dengan
sebelah kanan, apakah simetris atau tidak. Bila Anda
menemukan sisi kiri dan kanan pasien tidak simetris,Anda
harus memeriksa lebih lanjut apakah ada lesi atau tidak pada
pasien
Pemeriksaan kelenjar lymph untuk melihat ada tidakanya
pembengkakan pada rongga mulut. Jika ada maka
periksalah beberapa hal berikut ini :
1) Regio pembengkakan
2) Besarnya pembengkakan
3) Nyeri bila ditekan atau tidak
4) Konsistensi lunak atau keras
5) Fluktuasi +/-
6) Warna pembengkakan
7) Suhu di tempat pembengkakan
8) Pinggir rahang teraba atau tidak
9) Crepitasi.
41
mata ke depan posisi operator di belakang pasien.
Dalam keadaan normal akan teraba lunak dan tidak sakit,
kadang-kadang tidak teraba. Bila terdapat keradangan akut,
maka kelenjar akan teraba lunak dan sakit. Jika teraba keras
dan tidak sakit berarti ada keradangan kronis. Sedangkan
bila teraba keras dan sakit berarti ada keradangan kronis
eksaserbasi akut. Anda dapat memperhatikan gambar
berikut untuk melakukan pemeriksaan kelenjar lymph.
42
Lunak
Sakit / Tidak Sakit Sakit / Tidak Sakit
f. Pemeriksaan intra oral
Pemeriksaan intra oral yaitu pemeriksaan dari bagian
rongga mulut yang meliputi mukosa dan gigi geligi. Alat
yang digunakan untuk pemeriksaan intra oral adalah:
1) Kaca mulut yang berfungsi sebagai rafraktor dan untuk menyikap pipi
2) Sonde yaitu untuk menentukan adanya karies atau tidak, dalamnya
karies, melihat pulpa terbuka atau tidak dan memberikan
rangsang pada pulpa
3) Excavator yaitu untuk membersihkan karies agar pandangan lebih jelas
4) Pinset , yang digunakan untuk menjepit kapas. Gagangnya
kadang2 digunakan untuk membantu menaraik pipi.
43
Pemeriksaan pasien tersebut ditulis dalam dental record seperti contoh dibawah ini .
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
=------- x 100% = %
44
Anda catat dalam lembaran pemeriksaan odontogram,
seperti contoh di bawah ini
PEMERIKSAAN ODONTOGRAM
45
menggunakan kapas yang disemprotkan
chlorethal dan diletakkan pada lubang
gigi.
46
2) perencanaan upaya promotif dan preventif
3) merencanakan kebutuhan perawatan
4) membandingkan status pengalaman karies gigi masyarakat
dari satu daerah dengan daerah yang lain dan atau
membandingkan sebelum dan sesudah program berjalan
5) memantau perkembangan status pengalaman karies individu
47
Format Pencatatan Status Karies Gigi
Cara
menghitung Indeks pengalaman karies :
Jumlah gigi yg termasuk komponen D + jumlah gigi yg
termasuk komponen M + jumlah gigi yg termasuk komponen F =
jumlah total DMF
DMFT = D + M + F
48
Sumber : https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search
Hasil pemeriksaan Anda catat pada lembar format seperti di bawah ini.
49
Kelainan / Anomali Gigi.
Pemeriksaan kelainan anomaly gigi meliputi kelainan bentuk, jumlah,
ukuran, pososi, warna dan struktur.
Gigi
ganda
Gigi ganda yaitu penyatuan (fusi) dua benih yang sedang berkembang
atau terbelahnya (partial dichotomy atau geminasi) benih gigi, sehingga
terdapat dua gigi yang bersatu. Karena sulitnya menentukan apakah gigi
yang besar akibat fusi atau geminasi, maka digunakan istilah gigi ganda
saja. Dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.
Gambaran Klinis :
Bentuk gigi yang besar dan tidak normal ditunjukkan dengan adanya
groove berbentuk longitudinal pada mahkota atau adanya lekukan pada tepi
insisal. Akar dapat terpisah secara keseluruhan atau sebagian.
Gambaran Klinis :
Adanya lekukan yang dalam pada bagian palatal, mahkota bentuknya
kecil, konus dan mirip gigi berlebih. Lekukan pada bagian palatal kadang-
kadang terbentuk sedemikian dalam serta membentuk rongga. Rongga ini
50
terbentuk akibat invaginasi benih gigi yang sedang berkembang,
keadaan ini dikenal dengan dens in dens. Daerah ini merupakan daerah
yang mudah terserang karies, perlu dilakukan ronsen foto untuk
memastikannya.
Dilaserasi
Yaitu bentuk akar gigi atau mahkota yang mengalami
pembengkokan yang tajam (membentuk sudut/kurve) yang terjadi
semasa pembentukan dan perkembangan gigi tahap/fase kalsifikasi.
Kurve/pembengkokan dapat terjadi sepanjang gigi tergantung seberapa jauh
pembentukan gigi sewaktu terjadi gangguan.
51
Kelainan ukuran gigi
Gigi 22 Mikrodonsia
Gigi 11 makrodonsia
52
Anak perempuan, 14 thn mengalami diskolorasi pada gigi karena terapi tetrasiklin
untuk infeksi paru ketika bayi
53
is
:
Terdapatnya groove, pit dan fisur yang kecil pada permukaan enamel
Pada keadaan yang lebih parah dijumpai adanya guratan
guratan pit yang dalam, tersusun secara horizontal pada
permukaan gigi.
Dentinogenesis Imperfekta
Gambaran klinis :
Pada anomali ini gigi berwarna biru keabu-abuan atau translusen.
Enamel cenderung terpisah dari dentin yang relatif lunak dibanding enamel.
Dentin tipis, enamel normal dan tanduk pulpa besar.
Dentin Displasia
Yaitu kelainan pada dentin yang melibatkan sirkum pulpa dentin
dan morfologi akar, sehingga akar terlihat pendek.
54
d. Pewarnaan gigi ekstrinsik
Perubahan warna ekstrinsik terdapat pada enamel dan biasanya
bersifat lokal. Mayoritas diskolorasi yang terjadi pada gigi
permanen bersifat ekstrinsik. Pewarnaan ini disebabkan oleh zat-
zat warna yang terkandung dalam makanan atau minuman (teh,
kopi, wine, cola, kari, blueberry,dll), kebiasaan merokok dan
akumulasi karang gigi. Beberapa macam diskolorasi ekstrinsik
antara lain coklat, hitam, jingga, hijau, metalik, kuning
kecoklatan, kuning, emas kecoklatan, dan merah hitam.
Latihan
Untuk melatih ketrampilan anada melakukan pengkajian dan
diagnosa pasien, Anda diminta untuk melakukan simulasi pemeriksaan
gigi sesama mahasiswa .
Ringkasan
55
Tes 1
56