Anda di halaman 1dari 26

A.

TOPIK 2 ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN
Askep atau Asuhan Keperawatan gigi adalah suatu proses atau tahap-
tahap kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan langsung
kepada pasien dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Askep atau
asuhan keperawatan gigi ini dalam pelaksanaannya didasarkan pada
kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, bersifat humanistic, dan berdasarkan pada
kebutuhan objektif pasien untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien.
Tahapan dalam keperawatan gigi sendiri merupakan metode askep
atau asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis, dan terus-
menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah
kesehatan gigi pasien. Askep atau asuhan keperawatan ini di mulai
dengan adanya tahapan pengkajian (pengumpulan data, analisis data, dan
penentuan masalah) diagnosis keperawatan, pelaksanaan, dan penilaian
tindakan keperawatan. Asuhan keperawatan atau askep tersebut dapat
dilakukan atau diberi kepada pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan
pasien. Kebutuhan pasien tersebut didasarkan pada 5 kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi,
kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan rasa cinta dan saling
memiliki, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
Jadi bisa ditarik kesimpulan jika askepgi atau asuhan keperawatan
gigi juga adalah seluruh tahapan proses keperawatan kepada pasien
secara berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan dimana tahapan
proses tersebut mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam
usaha memperbaiki derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

2. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN


a. Membantu individu agar bisa mandiri
b. Mengajak individu agar bisa berpartisipasi khususnya dalam bidang
kesehatan.
c. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara
kesehatan secara optimal.
d. Membantu Individu agar tidak tergantung pada orang lain dalam
memelihara kesehatannya
e. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal
https://inacbg.blogspot.com/2014/07/askep-asuhan-keperawatan.html

3. FUNGSI ASUHAN KEPERAWATAN


a. Memberikan pedoman dan bimbingan sistematis dan ilmiah bagi
tenaga keperawatan dalam memcahkan masalah klien melalui
asuhan keperawatan.

Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap Page 1


b. Memberi ciri profesional dengan pemberian asuhan keperawatan
melalui pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan
komunikasi yang efektif dan efisien.
c. Memberikan kebebasan pada pasien untuk mendapatkan
pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhan dalam
kemandirian dalam bidang kesehatan.

4. TAHAPAN ASUHAN KEPERAWATAN


Secara resmi tahap Asuhan Keperawatan diberlakukan untuk
diterapkan pada seluruh rumah sakit melalui SK Direktur Jenderal
Pelayanan Medik No. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993.
Tahapan asuhan keperawatan meliputi :

5. Tahap Pengkajian

Asuhan keperawatan yang sempurna memerlukan data lengkap yang


dikumpulkan secara terus menerus yang berkaitan dnegan keadaan
untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data yang
dikumpulkan harus bermanfaar bagi semua anggota tim kesehatan.
Komponen data pengkajian keperawatan tersebut meliputi :

 Pengumpulan data dengan kriteria : menggunakan format


yang baku, sistematis, diisi sesuai dengan item yang
tersedia, aktual dan absah (valid).
 Pengelompokkan data dengan kriteria : data biologis, data
psikologis, data sosial, data spiritual.
 Perumusan masalah dengan kriteria : kesenjangan antara
status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan,
perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah
dikumpulkan.

6. Tahap Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
yang dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien
dengan kriteria sebagai berikut:

 Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan


dan pemenuhan kebutuhan pasien
 Diagnosa keperawatan dibuat sesuai dengan wewenang perawat

Komponen terdiri dari masalah, penyebab / gejala (PES) atau terdiri dari
masalah dan penyebab (PE), yang bersifat aktual apabila masalah
kesehatan pasien sudah nyata terjadi, bersifat potensial apabila masalah
kesehatan pasien kemungkinan besar akan terjadi, dapat ditanggulangi
oleh perawat.

Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap Page 2


7. Tahap Perencanaan (Intervensi)
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
yang meliputi beberapa poin seperti :

 Prioritas asuhan keperawatan dengan kriteria : Spesifik, bisa diukur,


bisa dicapai, realistik, ada batas waktu
 Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria : spesifik, bisa diukur, bisa
dicapai, realistik, ada batas waktu
 Rencana tindakan dengan kriteria yang disusun berdasarkan tujuan
asuhan keperawatan, melibatkan paien/keluarga, mempertimbangkan
latar belakang budaya pasien/keluarga, menentukan alternative tindakan
yang tepat, mempertimbangkan kebijaksaan dan peraturan yang berlaku,
lingkungan, sumberdaya, dan fasilitas yang ada, menjamin rasa aman dan
nyaman bagi pasien, kalimat intruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya
mudah dimengerti.

8. Pelaksanaan (Implementasi)
Tahap implementasi keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan spesifik. Tahap pelaksanan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien

Tahap implementasi asuhan keperawatan meliputi 3 tahapan, antara lain:

- Tahap 1 : Persiapan. Tahap ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang


akan di indentifikasi pada tahap perencanaan.

- Tahap 2 : Intervensi. Tahap ini berfokus pada tindakan perawatan yaitu


kegiatan dan pelaksanaan tindakna dari perencanaan untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi
tindakan independen, dependen, dna interdependen

9. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan
berencana untuk menilai perkembangan pasien dengan kriteria : setiap
tindakan keperawatan dilakukan evaluasi terhadap indikator yang ada
pada rumusan tujuan, yang selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim
kesehatan, evaluasi dilakukan sesuai standar.

Setelah proses tahapan awal hingga tahap evaluasi selesai, maka seluruh
tindakan harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi
keperawatan. Dokumentasi keperawatan adalah segala sesuatu yang
tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti
bagi individu yang berwenang (potter 2005).

Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap Page 3


http://www.bukumedis.com/konsep-dasar-asuhan-keperawatan-fungsi-
tujuan-dan-tahapan-penting-dalam-askep

B. TOPIK 3 KAJIAN DAN DIAGNOSA ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN


MULUT INDIVIDU

F
Fase awal dalam proses asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah Tahap
Pengkajian. Tahap pengkajian dalam praktikum mata kuliah ini adalah
pengumpulan data yang mencakup data umum, keluhan pasien , riwayat
kesehatan umum dan kesehatan gigi secara sistematis serta pemeriksaan
jaringan keras dan jaringan lunak gigi dan mulut. Data yang dikumpulkan
pada Tahap ini nantinya yang akan kita jadikan dasar utama bagi
perawatan selanjutnya. Hasil dari pengumpulan data akan kita tulis dalam
dental record yang kita sebut dengan kartu status pasien. Sebelum kita
lanjut ke praktek asuhan kesahatan gigi dan mulut, mari kita ingat kembali
definisi dari pengkajian. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang respon pasien agar dapat mengidentifikasi dan mengenali
masalah atau kebutuhan kesehatan pasien

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara,


seperti:

1. Wawancara (interiew/anamnese)
Menurut Potter dan Perry (1997) wawancara adalah suatu pola dalam
memulai komunikasi dengan tujuan yang spesifik dan terarah dalam area
tertentu. Dalam asuhan kesehatan gigi dan mulut tujuan utama dari wawancara
adalah untuk mengetahui identitas pasien, keluhan pasien (keluhan utama,
keluhan tambahan), riwayat kesehatan umum serta riwayat kesehtan gigi pasien.
Wawancara dapat dilakukan dengan pasien langsung atau dengan orang yang
terdekat dengan pasien apabila pasien tersebut tidak dapat berkomunikasi
langsung dengan kita, misalnya pasien anak-anak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan wawancara
dengan pasien adalah:

a. Menerima keberadaan pasien sebagai mana adanya.


b. Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk
menyampaikan keluhan/ pendapat secara bebas.
c. Harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien.

Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap Page 4


d. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian.
e. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik.
f. Tidak bersifat menggurui tetapi lebih kepada mengarahkan wawancara
agar terfokus dan spesifik tentang masalah yang dihadapi pasien.
g. Menciptakan lingkungan yang mendukung.

2. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan memakai
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah
kesehatan pasien. Untuk pemeriksaan fisik digunakan teknik inspeksi, palpasi, thermis,
sondasi, perkusi, druk dan mobility (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997;
Kozier et al., 1995).
Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara melihat bagian gigi
yang akan diperiksa melalui pengamatan, hasil data yang diperoleh misalnya: terlihat
lubang di bagian oklusal. Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara perabaan terhadap

bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan, misalnya: perabaan


pada kelenjar lymph yang diduga adanya radang atau pembengkakan. Perkusi
adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetuk bagian gigi yang
dilakukan dengan cara menggunakan ujung-ujung sonde tanpa tekanan. Thermis
adalah pemeriksaan vitalitas gigi dengan menggunakan chlorethyl, dengan cara
menyemprotkan chlorethyl pada kapas kecil, dan secara perlahan dimasukkan
ked lam lobang gigi. Sondasi adalah pemeriksaan gigi dengan memakai sonde,
untuk melihat ada tidaknya karies, kedalaman karies sera vitalitas gigi. Mobility
adalah untuk melihat derajat kegoyangan gigi.

Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap Page 5


3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dan radiologi merupakan bagian dari tahap
pengumpulan data. Pengetahuan tentang tujuan, prosedur, dan hasil dari
pemeriksaan laboratorium dan radiologi diperlukan untuk keberhasilan
pemeriksaan yang merupakan sekumpulan informasi yang berguna untuk
menetapkan masalah kesehatan gigi serta meningkatkan intervensi keperawatan
yang tepat waktu dan sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan (Doenges,
Moorhouse & Burley, 1995)
Dalam tahap pengkajian , kita akan mengumpulkan melaui pemeriksaan
subjektif maupun pemeriksaan objektif. Pemeriksaan subjektif berupa data umum
pasien (identitas pasien), keluhan pasien (anamnese), riwayat kesehatan umum,
riwayat kesehatan gigi.
Sedangkan pemeriksaan objektif berupa data pemeriksaan ekstra oral dan
pemeriksaan intra oral yang meliputi pemeriksaan jaringan keras gigi dan
pemeriksaan mukosa mulut.

a. Identitas Pasien
Data tentang identitas pasien yang harus Anda kumpulkan adalah nama,
tempat/tanggal lahir, nomor kartu identitas (KTP, SIM), jenis kelamin,
suku/ras, pekerjaan, alamat rumah, nomor telepon, serta keluarga yang
dapat dihubungi.
Nama : Untuk mengenal pasien dan lebih akrab dengan pasien,
serta agar kartu status tidak mudah tertukar
Umur : Untuk menentukan
No identitas : Untuk
mengetahulegalitas pasien

36
Jenis kelamin : Untuk menetukan jenis perawatan
Pekerjaan : Untuk mengetahui kondisi status
sosial pasien Alamat : Untuk mengetahui
kondisi status sosial pasien
Telepon : Untuk memudahkan dalam menghubungi dan komunikasi dengan pasien

Semua data yang kita dapat pada pemeriksaan ini ditulis/direkam dalam
bentuk kartu dengan format seperti contoh di bawah ini

Contoh Format Identitas Pasien


1. Nama :
2. Tempat/Tgl Lahir :
3. Umur : .............. Tahun
4. No. Identitas (KTP/SIM/Paspor) :
5. Jenis Kelamin : Laki - laki / Perempuan
6. Suku/Ras :
7. Pekerjaan :
8. Alamat Rumah :
9. Telepon Rumah/HP :
10. Keluarga yang dapat dihubungi :
11. Telepon/HP :

b. Keluhan Utama danTambahan


Keluhan utama adalah simptom subjektif atau masalah yang diutarakan
pasien dengan kata sendiri yang berhubungan dengan kondisi yang membuat
pasien pergi berobat. Keluhan utama merupakan riwayat kronologis
perkembangankeluhan pasien
Dalam melakukan pemeriksaan keluhan utama ini, Anda mengumpulkan
informasi dari apa yang dikeluhkan pasien terkait dengan keluhan yang
menyebabkan pasien datang berobat ke klinik. Keluhan utama harus dicatat
dalam istilah yang digunakan pasien. Catatlah apabila pasien tidak memiliki
keluhan utama atau tidak menyadari adanya penyakit. Keluhan tambahan
yaitu mengumpulkan informasi terhadap keluhan lain yang dirasakan pasien
terkait masalah kesehatan gigi dan mulut lainnya.
Pada saat melakukan anamnese ini, Anda dapat menggunakan prinsip 5 W + 1
H yaitu Who, Why, When, Where dan How. Beberapa pertanyaan berikut dapat
anda gunakan sebagai penuntun anda menggali keluhan pasien:
37
1) Sakit pada waktu kapan
2) Apakah ada hubungan dengan makan yang manis, asam, panas dan dingin
3) Sakitnya terus menerus atau tidak
4) Apakah masih dapat dengan tepat menunjukkan gigi mana yang sakit
5) Timbulnya sponta atau sakit bila kemasukan makanan
6) Sakit bila bersentuhan dengan gigi lain
7) Sakitnya menyebar atau tidak

Perlu anda perhatikan agar menghindari pertanyaan terarah, hal ini dimaksudkan
untuk menghindari bias dalam menggali keluhan pasien. Karena apabila pasien
terpengaruh akan setuju saja dengan gejala yang tidak mereka ketahui
terjadi, kecuali pasien tidak dapat mendeskripsikan rasa sakitnya.

Coba simulasikan cara menuliskan keluhan utama dan keluhan tambahan pada kolom di
bawah ini. Pasien nya adalah teman anda sesame mahasiswa.

Keluhan Utama

Keluhan Tambahan

38
c. Keadaan Kesehatan Umum
Pada bagian ini Anda menanyakan keadaan kesehatan
umum pasien, yang meliputi golongan darah, ada/tidaknya
pasien menderita penyakit jantung, diabetes, haemofilia,
hepatitis, gastritis. Anda juga harus menanyakan apakah
pasien memiliki riwayat alergi terhadap makanan/obat
tertentu. Dalam pengumpulan data kesehatan umum ini juga
kita juga memeriksa tekanan darah, denyut nadi,suhu tubuh
dan pernafasan pasien. Berikut Anda dapat melihat contoh
Format Kesehatan Umum.

Riwayat Kesehatan Umum Pasien Ya Tida


k
Pasien merasa dalam keadaan sehat.
Selama 5 tahun terakhir, pasien pernah dinyatakan mengalami
penyakit serius, menjalani operasi dan atau di rawat inap di

rumah sakit, yaitu sakit/operasi:


Pasien mempunyai kelainan pembekuan darah,yaitu:

Pasien mempunyai reaksi alergi terhadap hal-hal sebagai berikut :


-Makanan:
.....................................................................................................
...
- Obat-obatan:
-Obat yang disuntik(obat
bius):..........................................................................
- Cuaca dan lain-lain:
Pasien sedang dalam perawatan/mengkonsumsi obat yang
diresepkan/tidak diresepkan oleh dokter/dokter gigi, yaitu :

39
d. Riwayat Kesehatan Gigi
Pada pengumpulan data riwayat kesehatan gigi ini, kita
menggali pengetahuan, pengalaman dan perilaku pasien
tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang biasa
mereka lakukan.
Berikut beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan pada
pasien untuk menggali riwayat kesehatan gigi mereka.
1) Menurut pasien bagaimana cara/teknik menyikat gigi yang baik
2) Kapan saja waktu menyikat gigi yang baik
3) Bagaimana cara memelihara kesehatan gigi selain menyikat gigi

Data-data yang Anda kumpulkan tersebut nantinya akan


Anda gunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan
gigi, merencanakan asuhan keperawatan gigi, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-
masalah pasien.

Pengetahuan, Pengalaman dan Perilaku Pasien Y Tida


a k
Pasien pernah di rawat gigi sebelumnya di

Pasien pernah mengalami pelayanan yang tidak memuaskan atau


menjadikan cemas/takut untuk diperiksa ulang.
Pasien mengetahui cara menyikat gigi yang baik dan benar

Pasien mengetahui waktu yang tepat untuk menyikat gigi

Pasien menyikat gigi minimal 2 kali sehari setelah makan pagi


dan sebelum tidur malam.
Pasien mengetahui cara pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut selain menyikat gigi, yaitu:
........................................................
Pasien mempunyai kebiasaan makan makanan yang manis dan
lengket seperti permen, coklat, dodol, dsj.
Pasien makan buah-buahan dan sayuran yang berserat dan
berair setiap hari.
Pasien mempunyai kebiasaan sebagai berikut :
- Minumteh / kopi

40
- Minum minuman beralkohol

- Minum minuman bersoda

- Merokok

- Mengunyah satu sisi

- Mengunyah sirih/tembakau

- Menggigit-gigit benda keras

- Bruxism
e. P
emeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan ekstra oral meliputi pemeriksaan muka dan
pemeriksaan kelenjar Lymph. Pemeriksaan muka untuk
melihat asimetri atau tidak. Mintalah pasien untuk duduk
dengan relaks dan menghadap ke depan. Anda mengamati
dengan membandingkan sisi muka pasien sebelah kiri dengan
sebelah kanan, apakah simetris atau tidak. Bila Anda
menemukan sisi kiri dan kanan pasien tidak simetris,Anda
harus memeriksa lebih lanjut apakah ada lesi atau tidak pada
pasien
Pemeriksaan kelenjar lymph untuk melihat ada tidakanya
pembengkakan pada rongga mulut. Jika ada maka
periksalah beberapa hal berikut ini :
1) Regio pembengkakan
2) Besarnya pembengkakan
3) Nyeri bila ditekan atau tidak
4) Konsistensi lunak atau keras
5) Fluktuasi +/-
6) Warna pembengkakan
7) Suhu di tempat pembengkakan
8) Pinggir rahang teraba atau tidak
9) Crepitasi.

Cara melakukan pemeriksaan kelenjar lymph :


Palpasi kelenjar lymphe kiri dan kanan untuk melihat
apakah teraba atau tidak, keras atau lunak dan apakah
pasien mengeluh sakit ketika kelenjar tersebut diraba. Cara
nya dengan meraba kelenjar submandibula yaitu dengan
cara penderita duduk pada posisi tegak, pandangan

41
mata ke depan posisi operator di belakang pasien.
Dalam keadaan normal akan teraba lunak dan tidak sakit,
kadang-kadang tidak teraba. Bila terdapat keradangan akut,
maka kelenjar akan teraba lunak dan sakit. Jika teraba keras
dan tidak sakit berarti ada keradangan kronis. Sedangkan
bila teraba keras dan sakit berarti ada keradangan kronis
eksaserbasi akut. Anda dapat memperhatikan gambar
berikut untuk melakukan pemeriksaan kelenjar lymph.

Gambar 4.7: Pemeriksaan Kelenjar Lymph


Sumber :
https://id.images.search.yahoo.com/yhs/sear
ch

Hasil pengamatan dan pemeriksaan, Anda catat dalam


formulir data pasien seperti pada contoh di bawah ini.
Perhatikan cara pencatatan data objektif di bawah ini.
Contoh pemeriksaan extra oral :
Muka :
Simetris/ tidak
simetris Kelenjar
limpe :
Kanan Kiri

Teraba / Tidak Teraba


Teraba / Tidak Teraba
Keras / Lunak Keras /

42
Lunak
Sakit / Tidak Sakit Sakit / Tidak Sakit
f. Pemeriksaan intra oral
Pemeriksaan intra oral yaitu pemeriksaan dari bagian
rongga mulut yang meliputi mukosa dan gigi geligi. Alat
yang digunakan untuk pemeriksaan intra oral adalah:
1) Kaca mulut yang berfungsi sebagai rafraktor dan untuk menyikap pipi
2) Sonde yaitu untuk menentukan adanya karies atau tidak, dalamnya
karies, melihat pulpa terbuka atau tidak dan memberikan
rangsang pada pulpa
3) Excavator yaitu untuk membersihkan karies agar pandangan lebih jelas
4) Pinset , yang digunakan untuk menjepit kapas. Gagangnya
kadang2 digunakan untuk membantu menaraik pipi.

Pemeriksaan intra oral terdiri dari:


a. Pemeriksaan hasil menyikat gigi
Pemeriksaan ini untuk mengukur Free Plak
Score/Hygiene Indeka yaitu menghitung jumlah
permukaan yang tidak ada plaknya dan Jumlah
permukaan yang diperiksa.
Free Plaque Score adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendapatkan lokasi, jumlah dan menentukan
persentase permukaan gigi yang bebas plak dalam mulut
pasien.

Score persentase permukaan yang bebas plak adalah 100%.


Cara pemeriksaan ini adalah:
1) Periksa ke empat permukaan dari seluruh gigi yang ada
(bukal,lingual,mesial dan distal)
2) Teteskan disclosing solution dan pasien diminta berkumur ringan
3) Catat permukaan gigi yang tidak ada plak dan jumlahkan.
4) Kalikan jumlah gigi yang diperiksa dengan 4 permukaan gigi.
5) Bagi jumlah permukaan gigi yang bebas plak dengan
jumlah permukaan gigi yang diperiksa
6) Kalikan 100% untuk mendapatkan persentase permukaan gigi yang
bebas plak.

43
Pemeriksaan pasien tersebut ditulis dalam dental record seperti contoh dibawah ini .

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah permukaan yang tidak ada plak


SKOR = --------------------------------------------- x 100%
Jumlah permukaan yang diperiksa

=------- x 100% = %

Kategori :>= 85% = Baik <85% = Buruk

b. Pemeriksaan jaringan keras gigi


Pemeriksaan dilakukan pada seluruh gigi secara berurutan ,
dimulai dari gigi belakanag kanan atas, menuju gigi depan
dilanjutkan ke gigi depan kiri atas. Kemudian, gigi kiri
bawah belakangmenuju ke depan dan terakhir gigi depan
kanan bawah menuju belakang. Hasil dari pemeriksaan

44
Anda catat dalam lembaran pemeriksaan odontogram,
seperti contoh di bawah ini
PEMERIKSAAN ODONTOGRAM

Dari pemeriksaan jaringan keras gigi kita mendapatkan data


tentang indeks pengalaman karies (deft dan DMFT). Caranya
adalah dengan menghitung jumlah gigi yang rusak, gigi yang sudah
dicabut/akan dicabut dan jumlah gigi yang ditambal. Indeks deft
adalah indeks untuk gigi susu sedangkan DMFT adalah indeks
untuk gigi permanen.
Selanjutnya pada gigi-gigi yang terindikasi adanya
kelainan/kerusakan, kita lakukan test vitalitas gigi seperti
Inspeksi, thermis, sondasi, perkusi, druk dan mobility.

Inspeksi : Tentukan lokasinya pada gigi mana :


oklusal/incisal; bukal/labial; mesial/distal;
lingual/palatal. Selanjutnya tentukan kedalaman
kariesnya : suoperfisialis; media dan profunda

Thermis : Untuk mengetahui vitalitaspulpa yaitu


dengan cara , dingin dengan

45
menggunakan kapas yang disemprotkan
chlorethal dan diletakkan pada lubang
gigi.

Sondasi : Untuk mengetahui dalamnya karies dan vitalaitas pulpa


Perkusi : Pemeriksaan perkusi ini dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya keradangan periapikal.

Caranya dengan tungkai kaca mulut , diketok giginya tanpa


tekanan. Pengetukan dimulai dari sebelah gigi yg bersangkuta ,
kemudian gigi itu sendiri lalu gigi sebelah lainnya. Pada
periodontitis, reaksinya ( + )
Druk : Caranya pasien menggigit tungkai sonde secara
perlahan. Pada periodontitis, akan terasa sakit.
Mobility: Untuk melihat derajat kegoyangan gigi.

 Derajat I : di raba (+), dilihat (-)


 Derjat II : Bisa diraba dan dilihat
 Derajat III : Dapat digoyang dengan lidah
 Derajat IV : Dapat ditekan vertikal

Gigi Inspeksi thermis Sondasi Perkusi druk Mobility Diagnosa/masalah


16 Terlihat + + + - - KMP vital
lubang disertai
dalam periodontitis
di
bagian
oklusal

1) Indeks Pengalaman Karies


Pengertian Pengalaman karies gigi adalah suatu
Keadaan gigi geligi seseorang yang pernah mengalami
kerusakan/hilang/perbaikan yang disebabkan oleh karies
gigi. Untuk mengukur pengalaman karies digunakan Indeks
Pengalaman Karies yaitu suatu indeks yang digunakan untuk
mengukur tingkat kejadian karies/angka kejadian
karies/keparahan karies gigi pada seseorang.
Guna Indeks Pengalaman karies untuk :
1) melihat status karies gigi

46
2) perencanaan upaya promotif dan preventif
3) merencanakan kebutuhan perawatan
4) membandingkan status pengalaman karies gigi masyarakat
dari satu daerah dengan daerah yang lain dan atau
membandingkan sebelum dan sesudah program berjalan
5) memantau perkembangan status pengalaman karies individu

Komponen – komponen indeks


DMF – T untuk gigi permanen , terdiri dari:

D : Decayed : (Gigi Berlubang)


1) Karies aktif yg belum/ masih dilakukan perawatan
2) Kerusakan gg permanen krn karies yg masih dpt ditambal
3) Gigi berkaries aktif yang belum/masih bisa dipertahankan/ dirawat/
ditumpat
4) Yg termasuk dalam D:
(a) Karies pd pit dan fisur maupun permukaan halus gg
(b) Ada kerusakan lunak pd dasar dan dinding kavitas
(c) Enamel undermined
(d) Tumpatan sementara
(e) Karies sekunder
(f) Karies pd permukaan akar gg
(g) Karies profunda yg masih bisa dirawat

M : Missing due to caries


1) Gigi yg hilang atau telah dicabut karena karies
2) Gigi berkaries yg
mempunyai indikasi
pencabutan Yg termasuk
dalam Missing:
(a) Gangren pulpa, pulpitis kronis, nekrosis pulpa yg sdh tdk bs dirawat lagi.
(b) Gangren radix

Filled due to caries yang termasuk dalam F: tanpa sekunder caries


Hasil pemeriksaan karies di input ke dalam table di bawah ini

47
Format Pencatatan Status Karies Gigi

Cara
menghitung Indeks pengalaman karies :
Jumlah gigi yg termasuk komponen D + jumlah gigi yg
termasuk komponen M + jumlah gigi yg termasuk komponen F =
jumlah total DMF
DMFT = D + M + F

c. Pemeriksaan mukosa mulut


Pemeriksaan mukosa mulut meliputi pemeriksaan lidah,
pipi, bibir, palatum dan gusi. Tujuan pemeriksaan ini adalah
untuk melihat apakah ada perubahan warna, inflamasi,
ulserasi pada lidah, pipi, bibir, palatum maupun gusi/gingiva.

48
Sumber : https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search
Hasil pemeriksaan Anda catat pada lembar format seperti di bawah ini.

Lokasi Margin Interdent Gingival


Konsisten Warna
Bukal Palatal Gingiva al Attachmen Masala
Gigi Mesia Dista si Abnorma
/ / Abnorma Pupil t h
l l Lunak l
Labial Lingual l Abnormal Abnormal

49
Kelainan / Anomali Gigi.
Pemeriksaan kelainan anomaly gigi meliputi kelainan bentuk, jumlah,
ukuran, pososi, warna dan struktur.

Kelainan bentuk gigi

Gigi

ganda
Gigi ganda yaitu penyatuan (fusi) dua benih yang sedang berkembang
atau terbelahnya (partial dichotomy atau geminasi) benih gigi, sehingga
terdapat dua gigi yang bersatu. Karena sulitnya menentukan apakah gigi
yang besar akibat fusi atau geminasi, maka digunakan istilah gigi ganda
saja. Dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.

Gambaran Klinis :
Bentuk gigi yang besar dan tidak normal ditunjukkan dengan adanya
groove berbentuk longitudinal pada mahkota atau adanya lekukan pada tepi
insisal. Akar dapat terpisah secara keseluruhan atau sebagian.

Malformasi Insisivus Dua Atas


Insisivus dua atas sering mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak
normal yang disebut dengan peg shaped .

Gambaran Klinis :
Adanya lekukan yang dalam pada bagian palatal, mahkota bentuknya
kecil, konus dan mirip gigi berlebih. Lekukan pada bagian palatal kadang-
kadang terbentuk sedemikian dalam serta membentuk rongga. Rongga ini

50
terbentuk akibat invaginasi benih gigi yang sedang berkembang,
keadaan ini dikenal dengan dens in dens. Daerah ini merupakan daerah
yang mudah terserang karies, perlu dilakukan ronsen foto untuk
memastikannya.

Dilaserasi
Yaitu bentuk akar gigi atau mahkota yang mengalami
pembengkokan yang tajam (membentuk sudut/kurve) yang terjadi
semasa pembentukan dan perkembangan gigi tahap/fase kalsifikasi.
Kurve/pembengkokan dapat terjadi sepanjang gigi tergantung seberapa jauh
pembentukan gigi sewaktu terjadi gangguan.

Kelainan jumlah gigi


Jumlah gigi manusia yang normal adalah 20 gigi sulung dan 32 gigi
tetap, tetapi dapat dijumpai jumlah yang lebih atau kurang dari jumlah
tersebut. Kelainan jumlah gigi adalah dijumpainya gigi yang berlebih
karena benih berlebih atau penyebab lain dan kekurangan jumlah gigi
disebabkan karena benih gigi yang tidak ada atau kurang.
Benih tidak ada (anodonsia /hipodonsia)

51
Kelainan ukuran gigi

Terdiri dari : Makrodonsia dan mikrodonsia

Gigi 22 Mikrodonsia

Gigi 11 makrodonsia

Kelainan posisi gigi


Terdiri dari :
Vers I : adalah kelainan letak salah di mana gigi berputar melalui as
horizontal gig Rotasi : Perputaran gigi melalui as vertikal yang berada
tepat pada as gigi, yang berada
pada tepi marginal mesio distal, lokasi eksentris.
Gressi : Perpindahan gigi sejajar dengan as gigi Supra posisi:
dimana gigi bergerak ke oklusal melebihi garis oklusi.

Kelaianan warna gigi


Yaitu terjadinya penyimpangan warna gigi secara klinis. Sejauh ini
tidak ada metode kuantitatif untuk menilai warna gigi yang abnormal.
Pada masa gigi bercampur, warna gigi tidak sama dengan gigi tetap,
perbedaan ini jelas terlihat.

52
Anak perempuan, 14 thn mengalami diskolorasi pada gigi karena terapi tetrasiklin
untuk infeksi paru ketika bayi

Kelainan struktur gigi


Kelainan struktur pada enamel :
Kelainan pada struktur jaringan keras gigi dapat terjadi pada tahap
histodiferensiasi, aposisi dan kalsifikasi selama tahap pertumbuhan dan
perkembangan gigi, yang dapat mengenai gigi sulung maupun gigi
tetap.
Kelainan-kelainan tersebut adalah
 Amelogenesis Imperfekta,
 H
ip
o
pl
as
ia
E
n
a
m
el
G
a
m
b
ar
a
n
kl
in

53
is
:
Terdapatnya groove, pit dan fisur yang kecil pada permukaan enamel
Pada keadaan yang lebih parah dijumpai adanya guratan
guratan pit yang dalam, tersusun secara horizontal pada
permukaan gigi.

Enamel Hipoplasia karena kekurangan Vitamin D.

Kelainan pada dentin

Dentinogenesis Imperfekta

Gambaran klinis :
 Pada anomali ini gigi berwarna biru keabu-abuan atau translusen.
 Enamel cenderung terpisah dari dentin yang relatif lunak dibanding enamel.
 Dentin tipis, enamel normal dan tanduk pulpa besar.

Dentin Displasia
Yaitu kelainan pada dentin yang melibatkan sirkum pulpa dentin
dan morfologi akar, sehingga akar terlihat pendek.

Kelainan pada sementum


Yaitu terjadinya penumpukan sementum akibat pembentukan
sementoblast yang berlebihan, menyebabkan sementum
bersatu dengan ligamen periodontal

54
d. Pewarnaan gigi ekstrinsik
Perubahan warna ekstrinsik terdapat pada enamel dan biasanya
bersifat lokal. Mayoritas diskolorasi yang terjadi pada gigi
permanen bersifat ekstrinsik. Pewarnaan ini disebabkan oleh zat-
zat warna yang terkandung dalam makanan atau minuman (teh,
kopi, wine, cola, kari, blueberry,dll), kebiasaan merokok dan
akumulasi karang gigi. Beberapa macam diskolorasi ekstrinsik
antara lain coklat, hitam, jingga, hijau, metalik, kuning
kecoklatan, kuning, emas kecoklatan, dan merah hitam.

Hasil pemeriksaan anomali gigi di catat seperti contoh di bawah ini


 Kelainan / anomali gigi
 Bentuk : Normal
 Jumlah : Normal
 Ukuran : Normal
 Posisi : Labio Versi ( 22 )
 Lain –lain : Tak ada keluhan

Latihan
Untuk melatih ketrampilan anada melakukan pengkajian dan
diagnosa pasien, Anda diminta untuk melakukan simulasi pemeriksaan
gigi sesama mahasiswa .

Ringkasan

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang


bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang respon pasien
agar dapat mengidentifikasi dan mengenali masalah atau kebutuhan
kesehatan pasien.
Tahap Pengkajian dimjulai dari pengumpulan data umum, keluhan
pasien. Riwayat kesehatan umum dan gigi, pemeriksaan Ekstra oral
serta pemeriksaan intra oral

55
Tes 1

Lakukan satu pengkajian dan diagnose asuhan kesehatan gigi dan


mulut pasien . Yang menjadi pasien anda adalah sesame mahasiswa .

56

Anda mungkin juga menyukai