Pendahuluan
P
ada BAB I telah dibahas tentang Konsep Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Individu dan Proses Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Individu. Pelayanan Asuhan
Kesehatan Gigi dan mulut yang ditujukan pada suatu kelompok tertentu atau individu
dalam kurun waktu yang dilaksanakan secara terencana, terarah, berkesinambungan untuk
mencapai taraf kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
Dalam BAB II ini akan dijabarkan lebih dalam tentang Tahap Pengkajian, diagnosis dan
perencanaan dalam Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Individu. Pengkajian
kesehatan gigi adala seni mengumpulkan dan menganalisis data baik subjektif maupun
objektif. Tujuan dari proses perawatan kesehatan gigi adalah untuk menyediakan kerangka
kerja dimana kebutuhan individual pasien dapat terpenuhi; dan untuk mengidentifikasi
faktor penyebab atau faktor yang mempengaruhi suatu kondisi yang dapat dikurangi,
dihilangkan, atau dicegah oleh Terapis Gigi dan Mulut.
Tujuan setelah mengikuti mata kuliah ini Anda (mahasiswa) diharapkan dapat
menguasai pengetahuan konsep, proses, dan tahapan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut individu. Pada tahapan pengkajian dimulai suatu hubungan antara perawat gigi dan
klien berupa hubungan kerjasama dengan mendorong perkembangan klien dalam menyadari
dan mengindetifikasi masalah dan membantu pemecahan masalah.
T
Tahap pengkajian adalah komponen pertama dari proses kebersihan gigi. Tahap ini
memberikan dasar untuk perawatan pasien dengan mengumpulkan data subjektif
dan objektif.
Pengkajian melibatkan pengumpulan dan analisis sistematis untuk mengidentifikasi
kebutuhan klien, dan masalah kesehatan mulut yang melibatkan sejarah medis dan gigi,
tanda vital, pemeriksaan ekstraoral dan intraoral, radiograf, indeks, dan penilaian risiko.
Kompetensi yang terkait dengan Penilaian Terapis Gigi dan Mulut mencakup kemampuan
untuk:
Therapeutic / Preventive Therapy
1. Kumpulkan data yang akurat dan lengkap secara umum, lisan, dan psikososial status
kesehatan klien
2. Gunakan penilaian dan metode profesional yang sesuai dengan prinsip etika medis
untuk melengkapi profil klien.
Karakteristik Data
a. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang
terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat.
Misalnya klien tidak mau makan, kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau makan
(tidak cocok makanannya atau kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis, atau
sebab-sebab yang lain).
b. Akurat dan nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata
untuk membuktikan benar tidaknya apa yang telah didengar, dilihat, diamati dan
diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya
meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu kondisi
klien. Misalnya, klien tidak mau makan. Perawat tidak boleh langsung menuliskan :
klien tidak mau makan karena depresi berat. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk
menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada
saat pengkajian.
c. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang
harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi.
Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan
penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, riwayat
kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan
keadaan khusus lainnya. Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien
antara lain : wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik (pshysical
assessment) dan studi dokumentasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1. Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan/ pendapatnya
secara bebas
3. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
4. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6. Tidak bersifat menggurui
7. Memperhatikan pesan yang disampaikan
8. Mengurangi hambatan-hambatan
9. Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10. Menghindari adanya interupsi
11. Mendengarkan penuh dengan perasaan
12. Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
b. Pengamatan / Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan
menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan
pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
1) Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada klien
(meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini
dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh
menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan memeriksa gigi bapak dalam
beberapa menit” kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena
kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
2. Analisis Data
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan
penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan
pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan
mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang
relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan klien.
Fungsi analisis data :
a. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data yang
diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan klien
b. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif pemecahan
masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan, sebelum melakukan
tindakan keperawatan.
I. Identitas Pasien
Nama Lengkap :
Tempat tgl Lahir :
Pekerjaan :
Alamat :
No. Telpon :
Jenis Kelamin :
Agama :
Bangsa :
Golongan Darah :
Pertimbangan untuk Pemeriksaan Tanda Vital dalam Praktek Terapis Gigi dan Mulut:
1. Penderita mempunyai risiko hipertensi seumur hidup.
2. Hypertensi sering asimtomatik; disebut 'silent killer'
3. Tekanan darah harus selalu diberikan pada klien yang riwayat medisnya
menunjukkan adanya kebutuhan atau riwayat
4. Terapis Gigi dan Mulut perlu memastikan bahwa mereka tidak menempatkan
klien mereka pada risiko sebelum memulai perawatan gigi.
5. Jika riwayat klien jelas, Terapis Gigi dan Mulut didorong untuk melakukan
penilaian awal; prudent dan proaktif untuk memantau secara berkala.
Contoh 2
Pasien datang memeriksakan giginya dengan keluhan gigi pada rahang bawah sebelah
kanan terasa ngilu bila kena makanan/minuman dingin/panas, rasa ngilu hilang bila
rangsangan dihilangkan.
Keluhan tersebut menggambarkan
a. Kedalaman karies sudah mengenai Dentin (2/3 email atau sampai batas dentino
enamel junction)/ KMD.
b. Dalam diagnosa kedokteran Gigi disebut HP (Hyperaemia pulpa)
Contoh 3
Pasien datang memeriksakan giginya dengan keluhan gigi pada rahang bawah sebelah
kiri berlubang tidak ada keluhan ngilu/ sakit
Keluhan tersebut menggambarkan
a. Kedalaman karies baru mengenai email (1/3 email) (KME)
b. Dalam diagnosa kedokteran Gigi disebut IP (Irritation pulpa)
Cara pengumpulan data def-t dan DMF-T dengan menggunakan odontogram dengan simbol
sebagai berikut:
KODE ICD10
Persistensi : K 006 Abses RA : K 046 Gangrenpulpa : K 041
Mobility karena DM : K 080 Abses RB : K 047 Gingivitis kronis : K 051
Mobility : K 081 Iritasipulpa : K 020 Calculus : K 036
bukankarena DM
Mesio Angular : K 011 Hiperemipulpa : K 021
Periodontitis : K 053 Pulpitis kronis : K 040
c) Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan melakukan ketokan, dilakukan dengan
tangkai sonde atau kaca mulut. Caranya tangkai sonde diketokkan pada gigi yang
sehat terlebih dahulu baru kemudian gigi yang sakit dg ketokan yang sama
diketok dari segala arah, jika diketok dari arah buccal/labial terasa sakit maka
menandakan ada keradangan pada pulpa, jika dari arah occlusal / incisal terasa
sakit menandakan ada keradangan pada apex gigi.
d) Sondasi
Sondasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan sonde untuk mencari cavitet-
cavitet dibagian aproximal dan untuk memeriksa pulpa terbuka.
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
Ringkasan
Tujuan dari proses perawatan kesehatan gigi adalah untuk menyediakan kerangka
kerja dimana kebutuhan individual pasien dapat terpenuhi; dan untuk mengidentifikasi
faktor penyebab atau faktor yang mempengaruhi suatu kondisi yang dapat dikurangi,
dihilangkan, atau dicegah oleh Terapis Gigi dan Mulut. Ada enam komponen dalam proses
perawatan kesehatan gigi (penilaian, diagnosis kebersihan gigi, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi, dan dokumentasi)
Diagnosis kesehatah gigi adalah komponen kunci dari proses dan melibatkan penilaian
data yang dikumpulkan, konsultasi dengan dokter gigi dan penyedia layanan kesehatan
lainnya, dan pengambilan keputusan yang berdasarkan informasi. Diagnosis kebersihan gigi
dan
Rencana perawatan dimasukkan ke dalam rencana komprehensif yang mencakup
kebutuhan kesehatan restoratif, kosmetik, dan mulut yang nilai pasiennya. Semua
komponen proses perawatan saling terkait dan bergantung pada penilaian dan evaluasi hasil
pengobatan yang sedang berjalan untuk menentukan kebutuhan akan perubahan dalam
rencana perawatan.
Tes 1
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
Studi Kasus
Keluhan Utama : Pasien datang ke klinik gigi dengan tujuan ingin di tambal dengan
keluhan gigi belakang kanan bawah terasa ngilu jika minum dingin dan makan yang asam sejak
± 2 bulan yang lalu, sebelumnya pasien belum pernah dilakukan perawatan dan sekarang tidak
ada keluhan.