Anda di halaman 1dari 10

MODUL ORAL AND MAXILLOFACIAL PATHOLOGY

JIGSAW-SMALL GROUP DISCUSSION

“ANAMNESIS”

Tutor:

Drg. Supriyati

Disusun oleh:

Aisyah Ihdyavifah Siregar (G1B019008)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO
2020
A. Definisi Anamnesis

Anamnesis adalah suatu kegiatan awal yang dilakukan ketika ingin


mendiagnosa suatu penyakit yang diperoleh dengan cara melakukan
wawancara kepada pasien. Anamnesis adalah kemampuan klinik dasar dimana
semua dokter harus bisa melakukannya. Jika hasil dari anamnesis ingin didapat
dengan baik maka pertanyaan yang diberikan kepada pasien haruslah
sistematis, yang mengacu pada empat pokok pikiran atau the fundamental four
dan the sacred seven. Langkah yang terpenting untuk dapat memahami pasien
dan mendapatkan informasi terkait penyakit pada pasien yaitu dengan
melakukan pengumpulan terkait riwayat penyakit pasien dengan spesifik.
(Novitasari dkk., 2017)

Anamnesis merupakan kegiatan berupa wawancara antara dokter atau


tenanga kesehatan lain yang memiliki hak untuk menyerap dan menerima
informasi mengenai keluhan maupun riwayat yang dialami pasien yang
dilakukan bersama dengan pasien maupun dengan keluarga dari pasien.
Adapun yang menjadi tahap pertama dalam melakukan anamnesis yaitu
menanyakan identitas dari pasien yang bersangkutan. (Redhono dkk., 2012
dalam Amaliyah dkk.,2016)

Anamnesis adalah suatu cara yang dilakukan dalam melakukan


pemeriksaan melalui percakapan dengan pasien yang dilakukan dengan
langsung untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan pasien saat itu, dan
mendapatkan informasi mengenai permasalahan medis. Informasi harus
dituliskan dengan lengkap ketika melakukan anamnesis karena hasil tersebut
digunakan untuk melakukan diagnosa selanjutnya. (Febriyanti dan Sugiarti.,
2015)

B. Macam Anamnesis

Menurut Yubiliana (2010), macam-macam dari anamnesis terdiri dari :

1. Auto-anamnesis
Auto anamnesis merupakan anamnesis yang dilakukan secara
langsung oleh dokter atau tenaga kesehatan lain kepada pasien.
2. Allo-anamnesis
Allo anamnesis merupakan Anamnesis yang dilakukan terhadap
keluarga yang datang bersama pasien dan benar-benar mengetahui
tentang kondisi kesehatan dari pasien.
Menurut Mathar (2018), Auto-anamnesis dilakukan oleh dokter
secara langsung melalui tanya-jawab ke pasien. Autoanamnesis tidak
dapat selalu dilakukan dikarenakan keadaan dari pasien yang tidak
sadar, lemah tak berdaya, dan terkadang jika pasien masih anak-anak
maka sangat dibutuhkan orang lain yag mendampinginya untuk
menjelaskan kondisi dan keluhan yang sedang dialaminya.
Alloanamnesis atau heteroanamnesis dilakukan dengan cara
menanyakan kondisi pasien melalui orang terdekat dengan pasien yang
dapat memberikan informasi mengenai riwayat penyakit pasien secara
akurat.

C. Tujuan Anamnesis

Anamnesis merupakan hal yang penting untuk mendiagnosa yang dapat


memberikan sebuah gambaran terhadap penyakit yang dialami pasien secara
relevan. Pasien dapat memberi bantuan kapada dokter agar mengetahui asal
mula penyakit yang terjadi dan membantu dalam memberikan pengobatan
kepada pasien nantinya. Dengan adanya anamnesis dapat membangun
hubungan yang baik antara dokter dan pasien serta dapat meberikan motivasi
kepada pasien untuk segera berobat ketika sakit. (Setyawan, 2017)

Tujuan dari anamnesis yaitu untuk mengetahui dan mengumpulkan terkait


informasi penyakit yang menyerang pasien sehingga nantinya dapat
menegakkan diagnosa. Dapat menciptakan hubungan baik dengan dokter dan
pasien atau Interpersonal Relationships. (Rehatta, 2020)
D. Komponen Anamnesis

Menurut Rehatta (2020), Komponen anamnesis terdiri dari :

1. Identitas pasien
2. Keluhan utama (Chief of complaint)
3. Riwayat sakit sekarang (Present illness)
4. Riwayat penyakit masa lalu (Past medical history)
5. Riwayat penyakit dan kesehatan gigi (Past dental History)
6. Riwayat keluarga (Family History)
7. Riwayat sosial (Social History)
8. Anamnesis sistem (Review of the System/ROS)

a. Identitas Pasien

Pada bagian identitas pribadi pasien terdiri dari nama, usia, alamat,
status perkawinan, pekerjaan dan agama yang dianut. Komponen tersebut
penting ditanyakan dikarenakan penyebaran penyakit tidak jarang
disebabkan atau diturunkan melalui komponen profil tersebut. Contohnya
adanya penyakit yang disebabkan oleh virus tertentu yang kebanyakan
hanya menyerang usia balita atau anak-anak.

b. Keluhan Utama (Chief of complaint)

Pada keluhan utama yaitu keluhan yang mengantarkan pasien dalam


menerima pertolongan. Pada bagian ini dituliskan sesuai dari apa yang
pasien lontarkan mengenai keluhan yang dirasakannya atau lebih tepatnya
menggunakan bahasa pasien.

c. Riwayat Penyakit Sekarang (Present illness)

Pada bagian ini yaitu mencari tahu keluhan utama disertai dengan gejala
lain yang timbul. Mencatat bagaimana keluhan yang dirasakan dimana, di
deskripsikan sejak awal terjadinya keluhan dan perjalanan keluhan tersebut.
Pada bagian ini dapat menuliskan hasil yang diperoleh dengan bahasa
dokter. Adapun informasi yang bisa digali, yaitu:

 Lokasi yang dirasakan


 Rasa sakit menyebar kemana
 Kualitas nyeri
 Kuantitas nyeri
 Onset atau waktu keluhan terjadi
 Sifat yang terus menerus terjadi
 Faktor yang memperingan dan memperberat

d. Riwayat Penyakit Masa Lalu (Past medical history)

Pada bagian ini terdiri atas informasi terkait dengan riwayat kesehatan
pasien yang dihitung dari masa kanak-kanak hingga keadaan sekarang yang
dialami. Terdapat 4 kategori dari penyakit yang penting ditanyakan pada
orang dewasa, yaitu : Medikal, obstetric-ginekologi, psikiatri, dan Surgical.
Di dalamnya termasuk juga menggali informasi mengenai upaya dalam
mempertahankan kesehatan, contohnya imunisasi, kebiasaan gaya hidup,
screening test.

e. Riwayat Penyakit dan Kesehatan Gigi (Past dental History)

Pada bagian ini berisi informasi mengenai riwayat dari perawatan gigi
yang dilakukan dan efek dari perawatan gigi yang telah dilakukan kepada
pasien.(Yubiliana, 2010)

f. Riwayat Keluarga (Family History)

Pada bagian ini menggali informasi mengenai kesehatan dari anggota


keluarga, orang sekitar yang berada dalam satu rumah. Pertanyaan yang
diberikan seperti ”apakah ayah dan ibu sehat?” “Adakah keluarga yang
sakit?”. Menanyakan informasi mengenai kesakitan hingga kematian dari
keluarga yang menjadi penyebabnya.
g. Riwayat Sosial (Social History)

Mencari tahu informasi dari kegiatan yang dilakukan pasien


kesehariannya, mencari tahu pekerjaan yang dilakukan setiap harinya, hobbi
dari pasien serta mencatat tingkat pendidikan yang diterima dan lifestyle
dari pasien.

h. Anamnesis Sistem (Review of the System/ROS)

Pada bagian ini dokter mengajukan terkait keluhan lain pada pasien.
Hasil informasi yang diperoleh dicatat menggunakan bahasa medis.
Pertanyaan yang diberikan mengenai keluhan dan keadaan anggota tubuh
dari atas ke bawah. Anamnesis yang dilakukan dengan persistem yaitu
sistem dari respirasi, kardiovaskular, otot, persendian, urogenital, nyeri pada
sendi, sistem endokrin maupun sistem dari saraf dan pancaindera.

E. Teknis Wawancara Medis

Menurut Setyawan (2017), Ketika wawancara medis memerlukan teknik


agar dapat memperlancar proses dari wawancara yang sedang dilakukan. Serta
dapat mengumpulkan berbagai informasi dari hasil galian tentang keadaan dari
penyakit yang diderita pasien, yang nantinya digunakan dalam menegakkan
diagnosis dan rencana untuk melakukan pengobatan. Teknik tersebut terdiri
dari teknik reseptif dan teknik manipulatif.

1. Teknik Reseptif

Teknik reseptif merupakan teknik yang dilakukan dari segi


penglihatan, pendengaran dan mencatat reaksi emosional dari pasien
maupun diri sendiri.

2. Teknik Manipulatif
Teknik menipulatif ini seperti memacu untuk bercerita,
menghambat atau mengarahkan cerita, memformulasikan sebuah
pertanyaan, memperjelas jawaban yang diberi serta membuat sebuah
rangkuman.

F. The Fundamental Four

Menurut Setyawan (2019), The fundamental four terdiri dari beberapa


komponen, yaitu :

1. Riwayat penyakit sekarang (RPS)

Anamnesis menggali keluhan utama pada pasien. Sebelum


menanyakan diawali dengan mengenal data diri pasien agar nantinya
tenanga kesehatan dapat memproses pasien dengan holistic
komprehensif. Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dapat
dilakukan dengan The sacred seven, yaitu :

a. lokasi : tempat keluhan dirasakan, status penyebaran, menjalar


atau menetap.
b. onset dan kronologis : sejak kapan keluhan dirasakan, berapa
lama durasi keluhan yang dirasakan, dan kapan biasanya mulai
terjadi keluhan
c. kuantitas atau derajat keluhan : tingkat keseringan keluhan terjadi,
dan keluhan yang dirasakan apakah sudah mengganggu aktivitas
atau masih terhitung ringan.
d. kualitas atau sifat keluhan : bagaimana keluhan yang dirasakan
e. faktor memperberat keluhan
f. faktor memperingan keluhan
g. analisis sistem lain yang menyertai keluhan

2. Riwayat Penyakit Terdahulu (RDP)

Menanyakan riwayat kesehatan yang terdahulu dari pasien.


Apabila pasien pernah mengalami gangguan kesehatan maka ditanyakan
mengenai kapan terjadinya, bagaimana diagnosanya, apakah keluhan
yang dirasakan sekarang pernah terjadi sebelumnya.
3. Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)

Dengan mengetahui adanya riwayat penyakit yang dilihat dari


keluarga tujuannya agar mengetahui apakah penyakit yang diderita
pasien berasal dari faktor genetic atau tidak. Jika terdapat sesuatu yang
mencurigakan yang diakibatkan oleh faktor genetik, maka dokter dapat
melakukan tindak lanjut seperti meng-cross check dengan membuat
sebuah pohon keluarga yang menjelaskan data medis.

4. Riwayat Sosial dan Ekonomi (RSE)

Riwayat terkait sosial dan ekonomi terdiri dari latar pendidikan,


kebiasaan pada pasien, latar belakang pekerjaan, serta asuransi
kesehatan. Adapun riwayat sosial pasien yang umum terdiri dari :

a. Profil pasien : latar belakang pekerjaan, kegiatan sehari-hari, status


keluarga dan orang terdekat

b.Gaya hidup pasien : riwayat mengenai obat-obatan yang dikonsumsi,


riwayat alcohol, dan riwayat merokok

c. Sumber stress : stress yang diakibatkan pekerjaan, status keuangan,


dan akomodasi serta unsur lainnya yang dapat mempengaruhi sisi
emosional pasien
DAFTAR PUSTAKA

Amaliyah, M., Tanuwijaya, H., dan Wurijanto, T., 2016. Rancang bangun sistem
informasi adminitrasi layanan pasien berbasis web pada klinik paradise
Surabaya. JSIKA. 6 (3) : 1-8.

Febriyanti, I. M., dan Sugiarti, I., 2015. Analisis kelengkapan pengisian data
formulir anamnesis dan pemeriksaan fisik kasus bedah. Jurnal Manajemen
Informasi Kesehatan Indonesia. 3 (1) : 31-37.

Novitasari, A., Ridlo, S., dan Kristina, T. N., 2017. Instrumen penilaian diri
kompetensi klinis mahasiswa kedokteran. Journal of Educational Research
and Evaluation. 6 (1) : 81-89.

Rehatta, M., 2020. Pedoman Keterampilan Medik. Edisi 3. Airlangga University


Press. Surabaya.

Rehatta, M., 2020. Pedoman Keterampilan Medik. Edisi 2. Airlangga University


Press. Surabaya.

Setyawan, F. E.B., 2017. Komunikasi medis: Hubungan dokter-pasien. 1 (4) : 51-


57.

Setyawan, F.E. B., 2019. Pendekatan Pelayanan Kesehatan Dokter Keluarga.


Edisi 1. Zifatama Jawara. Sidoarjo.

Yubiliana, G., 2010. Penatalaksanaan Komunikasi Efektif dan Terapeutik Pasien


dan Dokter Gigi. Bandung: FKG UNPAD.

Anda mungkin juga menyukai