Disusun oleh
1. Tim Pusat Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
2. drg.Audiawati, Sp.PM (Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI)
TUJUAN
PENDAHULUAN
Untuk menegakkan diagnosis dan pemantauan hasil pengobatan, pemeriksaan klinis, baik
berupa anamnesis maupun pemeriksaan fisik masih merupakan unsur utama meskipun teknologi
kedokteran semakin maju dan berkembang. Dahulu anamnesis lebih diutamakan untuk
mengumpulkan gejala penyakit melalui penelusuran riwayat penyakit, namun sekarang disadari
bahwa anamnesis juga merupakan kesempatan untuk membangun komunikasi dokter-pasien serta
berbagi tanggung jawab antara dokter dan pasien dalam penatalaksanaan penyakit. Di samping
itu, anamnesis juga dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga
tentang penyakit serta rencana pemeriksaan dan pengobatan yang dilakukan. Pemahaman ini akan
meningkatkan kepatuhan pasien dalam melaksanakan pemeriksaan atau terapi yang direncanakan.
Anamnesis pada pasien baru merupakan momen penting untuk membangun komunikasi
dokter-pasien yang baik. Kesan pada kontak pertama akan mempengaruhi komunikasi
selanjutnya. Untuk mencapai komunikasi dokter-pasien yang baik diperlukan pemahaman
mengenai hubungan dokter-pasien. Meski dokter yang memulai proses anamnesis, namun dewasa
ini mulai dirasakan pentingnya proses anamnesis yang berpusat pada pasien (patient centred
interview). Anamnesis yang berpusat pada pasien akan membawa pasien melihat penyakitnya
melalui 'penglihatannya'. Pasien tidak hanya pasif mendengarkan informasi dokter, namun dia
juga aktif untuk memahami penyakitnya melalui pengetahuan yang telah ada padanya.
Anamnesis atau wawancara merupakan langkah pertama dalam tata cara kerja yang harus
ditempuh untuk membuat diagnosis. Mengumpulkan riwayat penyakit yang lengkap merupakan
langkah penting untuk mengerti dan memahami penderita yang sedang dihadapi. Mengambil
riwayat merupakan bagian yang dapat dimengerti serta difahami oleh setiap penderita. Langkah
tersebut perlu ditempuh untuk menegakkan diagnosis, tetapi mempunyai arti yang berbeda-beda
dalam proses diagnostik. Pasien datang ke dokter untuk meminta bantuan dalam mengatasi
masalah yang dapat disebabkan oleh Disease (penyakitnya), Discomfort (rasa tidak nyaman),
Disability (ketidakmampuan), Dissatisfaction (ketidak puasan) dam Death (kematian).
Mahasiswa harus belajar keterampilan untuk mendapatkan riwayat medis dari pasien sebelum
menjadi dokter.
Hubungan dokter-pasien
Hubungan dokter pasien merupakan hubungan yang unik. Hubungan tersebut tak dapat
disamakan dengan hubungan produsen/pemberi jasa dan konsumen. Profesi kedokteran memberi
ciri khusus pada hubungan dokter-pasien karena profesi kedokteran memerhatikan kepentingan
pasien, mengutamakan altruisme, menjaga harkat profesi dokter, serta juga menjaga kerahasiaan
pasien. Mengutamakan kepentingan pasien berarti dokter perlu mengupayakan penatalaksanaan
terbaik untuk dapat menyelesaikan permasalahan kesehatan pasien. Sudah tentu penatalaksanaan
yang dipilih juga harus mampu laksana dan disesuaikan pula dengan persetujuan dan kemampuan
pasien. Prinsip-prinsip hubungan dokter-pasien sesuai etika kedokteran sebagai berikut :
1. Indikasi medis, prinsip memberi manfaat dan tidak merugikan.
Apa masalah medis pasien? Riwayat? Diagnosis? Prognosis? Apakah masalah akut? Kronis?
Kritis? Apa tujuan pengobatan? Bagaimana kemungkinan pengobatan? Apa rencana bila terapi
gagal? Bagaimana pasien diuntungkan dengan pelayanan medis dan perawatan, dan bagaimana
mencegah kerugian?
2. Keinginan pasien, prinsip penghormatan hak untuk menentukan pilihan.
Apakah mental pasien mampu dan cakap secara hukum? Jika cakap, apa pasien menyatakan
keinginan untuk berobat? Bila tidak cakap, siapa yang menjadi wali? Apakah pasien tidak
bersedia atau tidak dapat bekerja sama dalam pengobatan medis? Jika ya, mengapa? Apakah hak
pasien dalam memilih dihargai dalam etik dan hukum?
3. Kualitas hidup, prinsip memberi manfaat dan tidak merugikan serta penghormatan hak untuk
menentukan pilihan.
Bagaimana kemungkinan kembali ke kehidupan normal dengan atau tanpa pengobatan? Apakah
ada rencana atau alasan untuk tidak melanjutkan pengobatan? Apakah ada rencana pengobatan
paliatif?
4. Gambaran kontekstual, prinsip kejujuran dan keterbukaan.
Apakah ada masalah keluarga yang dapat mempengaruhi keputusan? Apakah ada masalah
finansial, ekonomi, faktor religius, dan budaya yang dapat mempengaruhi keputusan pengobatan?
Apakah ada masalah dalam mengatur sumber daya? Apakah dilibatkan dalam penelitian klinis dan
proses pendidikan? Apakah ada kepentingan bagi dokter, perawat, atau institusi?
Profesi kedokteran mengutamakan altruisme, dengan demikian maka dokter perlu
mengutamakan kepentingan masyarakat luas. Setiap anggota profesi kedokteran perlu memelihara
harkat profesi dokter sebagai profesi yang berada dalam ruang lingkup kemanusiaan. Dokter perlu
menyadari pasien adalah manusia yang sama dengan dirinya sendiri, yang perlu dihormati hak-
haknya. Hubungan dokter-pasien juga unik karena memerhatikan kerahasiaan pasien. Dengan
menjaga kerahasiaan ini, maka pasien dapat memercayakan hal-hal yang tak akan
diungkapkannya kepada orang terdekatnya termasuk kepada dokter. Dalam era kesadaran akan
hak-hak konsumen dewasa ini, seringkali masyarakat menyamakan hubungan dokter-pasien
sebagai hubungan pemberi jasa dan konsumen. Profesi kedokteran menolak anggapan tersebut,
sehingga hubungan dokter-pasien tidak diatur melalui undang-undang konsumen tapi melalui
undang-undang praktik kedokteran. Ini disebabkan dalam pekerjaannya, dokter tidak dapat
menjanjikan hasil, tapi yang dapat dijanjikan adalah upaya terbaik untuk penyembuhan pasiennya.
Di negara dengan teknologi kedokteran maju dan tingkat kemampuan ilmu kedokteran yang
tinggi sekalipun, kegagalan terapi dapat terjadi. Pasien adalah manusia, sebagai manusia pasien
mempunyai keunikan pribadi yang perlu mendapat perhatian dokter. Penatalaksanaan pasien
memungkinkan terjadinya hasil yang tak diharapkan. Kejadian ini seringkali tak dapat
diramalkan, karena itulah diperlukan komunikasi yang baik antara dokter dengan pasien atau
keluarga untuk memahami manfaat dan risiko dari tindakan medis yang dipilih. Pilihan dokter
hendaknya juga disetujui oleh pasien dan keluarga melalui proses informed consent. Dengan
komunikasi yang baik ini, keberhasilan terapi lebih terjamin dan kesalahpahaman antara dokter
dan pasien serta keluarganya dapat dihindari. Anamnesis merupakan wadah yang tepat untuk
membangun komunikasi dokter-pasien.
Anamnesis bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tetapi memerlukan kemampuan seni
tersendiri yang akan dimiliki oleh seorang dokter gigi setelah beberapa kali melakukannya. Setiap
dokter gigi hendaknya mempunyai keahlian untuk berkomunikasi dengan baik kepada pasien dan
mempunyai pengetahuan mengenai gejala-gejala dan tanda-tanda dari suatu penyakit tertentu
sehingga wawancara yang dilakukan menjadi suatu anamnesis yang terarah. Anamnesis yang
terarah sangat membantu dalam proses penegakan diagnosis dan mempermudah dalam
menetapkan langkah-langkah pemeriksaan selanjutnya serta rencana perawatan.
Anamnesis berasal dari kata ana yang artinya hal-hal yang telah terjadi dan nesa artinya
ingatan. Dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Auto anamnesis yang berasal dari penderita sendiri
2. Allo anamnesis yang berasal dari orang lain seperti keluarga, wali, pendamping, polisi,
penduduk lain. Dikerjakan pada keadaan sebagai berikut:
Pasien dengan penurunan atau perubahan kesadaran.
Pasien bayi, anak-anak atau orang sangat tua
Pasien dengan gangguan mental
Untuk konfirmasi auto anamnesis
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan
berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara
anamnesis (The Sacred Seven). Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan
anamnesis dengan cara mencari data :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Sebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan adalah identitas
pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras, status pernikahan, agama dan pekerjaan.
Anamnesis dapat berjalan dengan baik dan lancar bila dokter gigi mempunyai keterampilan dalam
berkomunikasi. Hal-hal yang perlu dipahami dan dilatih dalam berkomunikasi adalah :
1. Membina sambung rasa
Sambung rasa perlu dilakukan saat anamnesis. Tidak semua pasien dapat mengungkapkan segala
keluhannya. Kadang pasien tidak mengerti cara mengungkapkan gejala yang dirasakannya
sehingga diperlukan kemampuan untuk menggali keterangan dari pasien. Beberapa cara
memperlihatkan sikap yang baik saat wawancara:
Melakukan kontak mata sewajarnya
Menunjukkan sikap yang terbuka, antara lain dengan penuh perhatian dan empati
Menghadapi pasien dengan tulus, dan wajah ramah
Posisi badan sedikit membungkuk ke depan bila sedang duduk di belakang meja
Memperlihatkan posisi wajar dan tenang.
2. Menunjukkan empati
Empati adalah kemampuan untuk dapat merasakan dan memahami perasaaan orang lain. Empati
dapat dilakukan melalui menjadi pembicara yang baik, menjadi pendengar yang baik, mengetahui
bahasa non verbal, mampu bertanya yang baik dan menjaga suasana tetap baik
Selain itu untuk dapat berbicara yang baik dan efektif, maka harus diperhatikan langkah berikut:
Mengetahui lawan bicara
Apa tujuan melakukan pembicaraan
Bagaimana persiapan melakukan pembicaraan
Melatih keterampilan komunikasi sesering mungkin
Mengumpulkan informasi
Jangan segan-segan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan ilmu kedokteran gigi
Seorang dokter gigi sebaiknya harus belajar walaupun sudah lulus sebagai dokter gigi karena
ilmu pengetahuan senantiasa berkembang selalu ingat bahwa terapi atau pun cara
mendiagnosis juga selalu mengalami kemajuan. Tambahlah wawasan anda dengan membaca
media atau pun buku-buku yang berkaitan dengan ilmu kedokteran gigi.
Menyiapkan catatan kecil
Kemampuan mengingat manusia sangat terbatas, oleh karena itu buatlah catatan-catatan kecil
yang berkaitan dengan tugas dokter gigi. Apa saja yang perlu ditanyakan dalam anamnesis,
apa saja yang diperlukan dalam memberikan informasi, baik mengenai diagnosis atau pun
terapi.
Menyiapkan alat bantu
Berbagai alat bantu seperti poster atau brosur dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada pasien atau keluarganya. Alat bantu tersebut dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas kepada pasien.
Volume suara sebaiknya tidak terlalu keras dan tiak terlalu pelan. Bila ingin menekankan
sesuatu volume suara boleh dinaikkan sedikit
Anda harus mengurangi kecepatan diantara kata dan tahapan informasi
Istirahatlah sejenak jika ingin pindah dari satu masalah ke masalah lainnya
Anda harus pandai mengubah-ubah nada suara. Harus terdengar bagai mengalun, jangan
terlalu ekstrim sesudah tinggi kemudian rendah.
Meskipun Anda mempunyai logat tertentu, usahakanlah menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar tetapi tidak kaku. Seringlah membaca agar kosakata anda tidak
ketinggalan dengan istilah baru yang mungkin nanti akan muncul dalam tugas anda
sebagai seorang dokter.
b. Penampilan
Penampilan di sini meliputi karakteristik fisik dan penampilan fisik. Karekteristik fisik
meliputi antara lain tinggi badan, berat badan, jenis rambut, ataupun warna kulit. Amati
dan pahami tubuh anda, sehingga anda dapat menyesuaikan penampilan fisik anda.
Banyak buku atau majalah yang memberikan tips untuk menutupi kekurangan atau
menonjolkan kelebihan karakteristik fisik. Penampilan fisik meliputi antara lain
penggunaan make up, pakaian atau pun perhiasan. Sesuaikan penampilan fisik anda
sebagai seorang dokter gigi Penampilan yang diperlukan seorang dokter gigi adalah :
Berbusana yang tidak menyolok, sederhana dan sopan dan rapi
Pria sebaiknya menyisir rambutnya dengan rapi, sedangkan dokter perempuan dengan
rambut panjang sebaiknya diikat atau digelung. Jangan dibiarkan tergerai karena akan
membuat gerakan-gerakan berlebihan dan mengganggu konsentrasi. Bagi yang berbusana
muslim, penutup kepala diseterika rapi. Pakailah busana yang enak dipakai dan anda yakin
dalam memakainya. Jangan memakai busana yang terlalu sempit, belahan rok terlalu
tinggi atau pakaian yang kedodoran.
d. Ekspresi muka
Ekspresi muka sangat diperlukan bila anda melakukan pembicaraan. Bila anda masih
belum berani melakukan kontak mata, pandanglah tengah-tangah alis mata lawan bicara
anda, namun jangan memandang ke atas, ke bawah bahkan ke mana-mana. Bila anda
setuju terhadap sesuatu, hindarilah dahi yang berkerut-kerut, ekspresi anda juga harus
menunjukkan persetujuan.
6. Melakukan cara bertanya yang baik
Seorang dokter harus mampu bertanya dengan baik
Gunakan bahasa dengan lafal yang jelas. Latihlah kemampuan verbal anda
Pakailah kata tanya; apakah, mengapa, bagaimana. Dapat juga dengan cara tolong ibu
atau bapak ceritakan sejak kapan menderita seperti yang dikeluhkan saat ini? (pertanyaan
terbuka)
Jangan menggunakan kata tanya yang hanya akan dijawab dengan kata ya atau tidak.
Pertanyaan ini dapat diajukan sambil melakukan pemeriksaan fisik, misalnya sambil
palpasi tanyakan, apakah di sini terasa sakit? (pertanyaan tertutup)
Saat melakukan anamnesis hindari pertanyaan yang mengarah, atau pun jangan
mengarahkan jawaban, misalnya, apakah ibu melakukan pengobatan sendiri, minum
ponstan, misalnya?
Pilihan jawaban boleh diberikan pada pasien yang betul-betul tidak tahu maksud
pertanyaan atau jawaban yang diinginkan dokter gigi. Namun demikian usahakan
memberikan pilihan jwaban, jangan memberikan satu pilihan jawaban saja.
Contoh : jadi sakit gigi yang ibu dirasakan setiap saat, pada waktu makan saja atau
terus menerus.
Pertanyaan yang diajukan sebaiknya sederhana tidak berbelit-belit. Jangan sampai
penanya bingung dengan pertanyaannya sendiri.
c. Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat dikaitkan dengan penyakit tertentu. Penyakit yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan kelainan kandungan hanya diderita oleh pasien perempuan,
sedangkan kelainan pada prostat dan testis hanya menyerang laki-laki. Jenis kelamin juga
dapat dijadikan pemikiran tentang jenis hormon yang berbeda antara laki-laki dan
perempuan yang mempengaruhi faal tubuh yang berbeda pula.
d. Alamat No telepon/HP
Alamat dibutuhkan untuk identitas surat menyurat seperti hasil-hasil pemeriksaan serta
sebagai informasi mengenai kondisi lingkungan yang berkaitan dengan kecenderungan
suatu penyakit dan status sosial ekonomi pasien.
e. Agama
Agama dibutuhkan untuk ditanya bukan dengan maksud mengelompokkan/ memisahkan/
mendiskriminasikan pasien namun dengan tujuan jika di dalam rencana
perawatan/perawatan yang dilakukan terdapat hal-hal yang bertentangan dengan ajaran
agama atau kaidah kepercayaan tertentu maka hal tersebut bisa dihindari kecuali dengan
persetujuan pasien/keluarga/ pendamping dan pada kondisi darurat jika tidak ada alternatif
rencana perawatan/perawatan lainnya.
f. Suku Bangsa
Suku bangsa tertentu mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap penyakit tertentu atau
kecenderungan mengidap penyakit tertentu yang terkait genetik.
g. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi status sosial ekonomi seseorang dan pemahaman mengenai
informasi. Pada pasien dengan status pendidikan yang rendah. Seorang dokter gigi dapat
mempertimbangkan menggunakan bahasa yang sederhana dalam menyampaikan
informasi.
h. Pekerjaan
Jenis pekerjaan tertentu mempunyai risiko terhadap penyakit tertentu. Misalnya orang
yang bekerja di pabrik bising cenderung mempunyai gangguan pendengaran.
i. Status pernikahan
Status perlu diketahui untuk alasan boleh/tidaknya dilakukan pemeriksaan klinis atau
perawatan tertentu dan pertimbangan untuk mengetahui riwayat perjalanan penyakit.
Untuk beberapa hal juga diperlukan ijin dari pasangan untuk tindakan klinis.
Dari dua bagan di atas dapat kita lihat pula bahwa tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred
Seven) merupakan bagian dalam disease framework, dan berguna untuk mencari kemungkinan
penyakit apa yang diderita pasien. Untuk empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dapat
kita jabarkan sebagai berikut : Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) bagian dari initial exploration;
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD), Riwayat Kesehatan Keluarga serta Riwayat Sosial dan Ekonomi
merupakan bagian dari essential background information.
Dalam anamnesis alur pikir yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan sistematis, sehingga perlu diingat : Fundamental Four & Sacred Seven.
2. Mulai berfikir organ mana yang terkena dan jangan berpikir penyakit apa, sehingga
pengetahuan anatomi dan fisiologi harus dikuasai dengan baik.
3. Anamnesis menggunakan keterampilan interpersonal sehingga dibutuhkan pengetahuan
sosiologi, psikologi dan antropologi.
Akhirnya jangan lupa tiap kali mendapat jawaban, yakinkanlah bahwa jawabannya sudah
akurat. Kalau meragukan dapat dilakukan cross check, dengan mengajukan pertanyaan
menggunakan kalimat yang berbeda namun mempunyai maksud yang sama.
CARA BERLATIH :
1. Binalah sambung rasa antara pasien dan anda sebagai dokter gigi
2. Tanyakan identitas pasien secara lengkap (nama, alamat, usia, jenis kelamin, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan)
3. Tanyakan pada pasien hal yang menyebabkan pasien datang mengunjungi dokter
4. Tanyakan juga keluhan tambahan yang berkaitan dengan keluhan utama
5. Tanyakan mengenai riwayat lengkap penyakit sekarang maupun riwayat penyakit serupa
yang pernah dideritan
PUSAT PENDIDIKAN ILMU KEDOKTERAN GIGI (P2KG ) NAMA :
PRODI KEDOKTERAN GIGI NPM :
FAKULTAS KEDOKTERAN TTD:
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA
Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tapi tidak lengkap/sempurna Nilai = Jumlah X 100 % =
2 : dilakukan dengan lengkap/sempurna, 40
atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena situasi yang tidak
memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang dilaksanakan).
Mengetahui
Koordinator Skills lab Penguji OSCE,
(..................................) (........................................)
CONTOH CARA ANAMNESIS :
Seorang pasien, laki-laki 43 tahun datang ke klinik gigi
Nama : ..........................................................
Tanggal lahir : ..........................................................
Usia : ............... tahun
Jenis kelamin : 1 = Laki-laki
2 = Perempuan
Suku bangsa : ........................................................
Agama : ........................................................
Alamat : .......................................................................................
.......................................................................................
No Telp/ HP : ........................................................
Pendidikan : Tidak sekolah
S1 / S2 / S3 Bidang : .......................................................
Pekerjaan : ........................................................
Status pernikahan : Menikah Tidak/belum Menikah
.................................................................................................
Lain-lain : ...............................................................................................................
.............................................................................................................
Anamnesis
Keluhan utama
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
Keluhan tambahan
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. ............
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Melitus
Penyakit Kelainan Epilepsi
Darah
Penyakit Hepatitis Hamil
A/B/C
Kelainan Hati Kontrasepsi
lainnya
Atopi (Asma, eksim, Lain-