Anda di halaman 1dari 26

Panduan Skills lab Teknik Anamnesis Semester ganjil TA 2014/2015

Disusun oleh
1. Tim Pusat Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
2. drg.Audiawati, Sp.PM (Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI)

SKILLS LAB TEKNIK ANAMNESIS

TUJUAN

1. Mahasiswa mampu membentuk dan membina hubungan dokter-pasien sehingga terbentuk


suasana saling percaya satu dengan lainnya
2. Mahasiswa mampu menjadi pewawancara yang baik dan bukan sebagai interogator
3. Mahasiswa mampu mengumpulkan, menggali dan mencatat informasi medis sesuai
keperluan

PENDAHULUAN

Untuk menegakkan diagnosis dan pemantauan hasil pengobatan, pemeriksaan klinis, baik
berupa anamnesis maupun pemeriksaan fisik masih merupakan unsur utama meskipun teknologi
kedokteran semakin maju dan berkembang. Dahulu anamnesis lebih diutamakan untuk
mengumpulkan gejala penyakit melalui penelusuran riwayat penyakit, namun sekarang disadari
bahwa anamnesis juga merupakan kesempatan untuk membangun komunikasi dokter-pasien serta
berbagi tanggung jawab antara dokter dan pasien dalam penatalaksanaan penyakit. Di samping
itu, anamnesis juga dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga
tentang penyakit serta rencana pemeriksaan dan pengobatan yang dilakukan. Pemahaman ini akan
meningkatkan kepatuhan pasien dalam melaksanakan pemeriksaan atau terapi yang direncanakan.
Anamnesis pada pasien baru merupakan momen penting untuk membangun komunikasi
dokter-pasien yang baik. Kesan pada kontak pertama akan mempengaruhi komunikasi
selanjutnya. Untuk mencapai komunikasi dokter-pasien yang baik diperlukan pemahaman
mengenai hubungan dokter-pasien. Meski dokter yang memulai proses anamnesis, namun dewasa
ini mulai dirasakan pentingnya proses anamnesis yang berpusat pada pasien (patient centred
interview). Anamnesis yang berpusat pada pasien akan membawa pasien melihat penyakitnya
melalui 'penglihatannya'. Pasien tidak hanya pasif mendengarkan informasi dokter, namun dia
juga aktif untuk memahami penyakitnya melalui pengetahuan yang telah ada padanya.
Anamnesis atau wawancara merupakan langkah pertama dalam tata cara kerja yang harus
ditempuh untuk membuat diagnosis. Mengumpulkan riwayat penyakit yang lengkap merupakan
langkah penting untuk mengerti dan memahami penderita yang sedang dihadapi. Mengambil
riwayat merupakan bagian yang dapat dimengerti serta difahami oleh setiap penderita. Langkah
tersebut perlu ditempuh untuk menegakkan diagnosis, tetapi mempunyai arti yang berbeda-beda
dalam proses diagnostik. Pasien datang ke dokter untuk meminta bantuan dalam mengatasi
masalah yang dapat disebabkan oleh Disease (penyakitnya), Discomfort (rasa tidak nyaman),
Disability (ketidakmampuan), Dissatisfaction (ketidak puasan) dam Death (kematian).
Mahasiswa harus belajar keterampilan untuk mendapatkan riwayat medis dari pasien sebelum
menjadi dokter.

Hubungan dokter-pasien
Hubungan dokter pasien merupakan hubungan yang unik. Hubungan tersebut tak dapat
disamakan dengan hubungan produsen/pemberi jasa dan konsumen. Profesi kedokteran memberi
ciri khusus pada hubungan dokter-pasien karena profesi kedokteran memerhatikan kepentingan
pasien, mengutamakan altruisme, menjaga harkat profesi dokter, serta juga menjaga kerahasiaan
pasien. Mengutamakan kepentingan pasien berarti dokter perlu mengupayakan penatalaksanaan
terbaik untuk dapat menyelesaikan permasalahan kesehatan pasien. Sudah tentu penatalaksanaan
yang dipilih juga harus mampu laksana dan disesuaikan pula dengan persetujuan dan kemampuan
pasien. Prinsip-prinsip hubungan dokter-pasien sesuai etika kedokteran sebagai berikut :
1. Indikasi medis, prinsip memberi manfaat dan tidak merugikan.
Apa masalah medis pasien? Riwayat? Diagnosis? Prognosis? Apakah masalah akut? Kronis?
Kritis? Apa tujuan pengobatan? Bagaimana kemungkinan pengobatan? Apa rencana bila terapi
gagal? Bagaimana pasien diuntungkan dengan pelayanan medis dan perawatan, dan bagaimana
mencegah kerugian?
2. Keinginan pasien, prinsip penghormatan hak untuk menentukan pilihan.
Apakah mental pasien mampu dan cakap secara hukum? Jika cakap, apa pasien menyatakan
keinginan untuk berobat? Bila tidak cakap, siapa yang menjadi wali? Apakah pasien tidak
bersedia atau tidak dapat bekerja sama dalam pengobatan medis? Jika ya, mengapa? Apakah hak
pasien dalam memilih dihargai dalam etik dan hukum?
3. Kualitas hidup, prinsip memberi manfaat dan tidak merugikan serta penghormatan hak untuk
menentukan pilihan.
Bagaimana kemungkinan kembali ke kehidupan normal dengan atau tanpa pengobatan? Apakah
ada rencana atau alasan untuk tidak melanjutkan pengobatan? Apakah ada rencana pengobatan
paliatif?
4. Gambaran kontekstual, prinsip kejujuran dan keterbukaan.
Apakah ada masalah keluarga yang dapat mempengaruhi keputusan? Apakah ada masalah
finansial, ekonomi, faktor religius, dan budaya yang dapat mempengaruhi keputusan pengobatan?
Apakah ada masalah dalam mengatur sumber daya? Apakah dilibatkan dalam penelitian klinis dan
proses pendidikan? Apakah ada kepentingan bagi dokter, perawat, atau institusi?
Profesi kedokteran mengutamakan altruisme, dengan demikian maka dokter perlu
mengutamakan kepentingan masyarakat luas. Setiap anggota profesi kedokteran perlu memelihara
harkat profesi dokter sebagai profesi yang berada dalam ruang lingkup kemanusiaan. Dokter perlu
menyadari pasien adalah manusia yang sama dengan dirinya sendiri, yang perlu dihormati hak-
haknya. Hubungan dokter-pasien juga unik karena memerhatikan kerahasiaan pasien. Dengan
menjaga kerahasiaan ini, maka pasien dapat memercayakan hal-hal yang tak akan
diungkapkannya kepada orang terdekatnya termasuk kepada dokter. Dalam era kesadaran akan
hak-hak konsumen dewasa ini, seringkali masyarakat menyamakan hubungan dokter-pasien
sebagai hubungan pemberi jasa dan konsumen. Profesi kedokteran menolak anggapan tersebut,
sehingga hubungan dokter-pasien tidak diatur melalui undang-undang konsumen tapi melalui
undang-undang praktik kedokteran. Ini disebabkan dalam pekerjaannya, dokter tidak dapat
menjanjikan hasil, tapi yang dapat dijanjikan adalah upaya terbaik untuk penyembuhan pasiennya.
Di negara dengan teknologi kedokteran maju dan tingkat kemampuan ilmu kedokteran yang
tinggi sekalipun, kegagalan terapi dapat terjadi. Pasien adalah manusia, sebagai manusia pasien
mempunyai keunikan pribadi yang perlu mendapat perhatian dokter. Penatalaksanaan pasien
memungkinkan terjadinya hasil yang tak diharapkan. Kejadian ini seringkali tak dapat
diramalkan, karena itulah diperlukan komunikasi yang baik antara dokter dengan pasien atau
keluarga untuk memahami manfaat dan risiko dari tindakan medis yang dipilih. Pilihan dokter
hendaknya juga disetujui oleh pasien dan keluarga melalui proses informed consent. Dengan
komunikasi yang baik ini, keberhasilan terapi lebih terjamin dan kesalahpahaman antara dokter
dan pasien serta keluarganya dapat dihindari. Anamnesis merupakan wadah yang tepat untuk
membangun komunikasi dokter-pasien.
Anamnesis bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tetapi memerlukan kemampuan seni
tersendiri yang akan dimiliki oleh seorang dokter gigi setelah beberapa kali melakukannya. Setiap
dokter gigi hendaknya mempunyai keahlian untuk berkomunikasi dengan baik kepada pasien dan
mempunyai pengetahuan mengenai gejala-gejala dan tanda-tanda dari suatu penyakit tertentu
sehingga wawancara yang dilakukan menjadi suatu anamnesis yang terarah. Anamnesis yang
terarah sangat membantu dalam proses penegakan diagnosis dan mempermudah dalam
menetapkan langkah-langkah pemeriksaan selanjutnya serta rencana perawatan.
Anamnesis berasal dari kata ana yang artinya hal-hal yang telah terjadi dan nesa artinya
ingatan. Dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Auto anamnesis yang berasal dari penderita sendiri
2. Allo anamnesis yang berasal dari orang lain seperti keluarga, wali, pendamping, polisi,
penduduk lain. Dikerjakan pada keadaan sebagai berikut:
Pasien dengan penurunan atau perubahan kesadaran.
Pasien bayi, anak-anak atau orang sangat tua
Pasien dengan gangguan mental
Untuk konfirmasi auto anamnesis

Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan
berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara
anamnesis (The Sacred Seven). Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan
anamnesis dengan cara mencari data :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat Sosial dan Ekonomi

Sebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan adalah identitas
pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras, status pernikahan, agama dan pekerjaan.

Tujuan dan jenis anamnesis


Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan data subyektif dalam rangka menetapkan
permasalahan atau diagnosis penyakit. Untuk menetapkan diagnosis penyakit diperlukan data
anamnesis, pemeriksaan fisis, serta pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi, patologi
anatomi, dll). Perkembangan teknologi kedokteran telah banyak membantu meningkatakan
ketepatan data pemeriksaan fisis dan penunjang. Namun anamnesis masih menempati peran
penting dalam penetapan diagnosis, karena pada anamnesislah pasien mengungkapkan
keluhannya. Keluhan tersebut diungkapkan dengan kata-katanya sendiri serta dengan mimik dan
bahasa tubuhnya.
Untuk mendapatkan suatu anamnesis yang baik diperlukan beberapa syarat, yaitu:
1. Pasien percaya pada dokter gigi.
2. Tempat pemeriksaan dengan suasana tenang dan nyaman
3. Dokter gigi yang sabar dan ramah
4. Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang dimengerti oleh pasien dan jangan
menggunakan istilah-istilah medis atau asing saat memberikan pertanyaan
5. Kalimat yang dituliskan di dalam lembar anamnesis rekam medik harus merupakan
kalimat yang diucapkan oleh pasien saat dilakukan tanya jawab
6. Jangan tergesa-gesa saat bertanya
7. Bila terpaksa dapat melakukan alloanamnesis (bertanya kepada orang tua atau
pengantar/pendamping pasien) untuk pasien anak-anak atau pasien dengan kondisi
tertentu.
A. ASPEK KETERAMPILAN KOMUNIKASI

Anamnesis dapat berjalan dengan baik dan lancar bila dokter gigi mempunyai keterampilan dalam
berkomunikasi. Hal-hal yang perlu dipahami dan dilatih dalam berkomunikasi adalah :
1. Membina sambung rasa
Sambung rasa perlu dilakukan saat anamnesis. Tidak semua pasien dapat mengungkapkan segala
keluhannya. Kadang pasien tidak mengerti cara mengungkapkan gejala yang dirasakannya
sehingga diperlukan kemampuan untuk menggali keterangan dari pasien. Beberapa cara
memperlihatkan sikap yang baik saat wawancara:
Melakukan kontak mata sewajarnya
Menunjukkan sikap yang terbuka, antara lain dengan penuh perhatian dan empati
Menghadapi pasien dengan tulus, dan wajah ramah
Posisi badan sedikit membungkuk ke depan bila sedang duduk di belakang meja
Memperlihatkan posisi wajar dan tenang.

2. Menunjukkan empati
Empati adalah kemampuan untuk dapat merasakan dan memahami perasaaan orang lain. Empati
dapat dilakukan melalui menjadi pembicara yang baik, menjadi pendengar yang baik, mengetahui
bahasa non verbal, mampu bertanya yang baik dan menjaga suasana tetap baik

3. Menjadi pembicara yang baik


Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
Membangun kepercayaan
Cara untuk membangun kepercayaan adalah pendekatan. Dokter gigi harus dapat
meyakinkan bahwa dia adalah orang yang tepat untuk dipercaya. Duduk tegak, Jangan
lupa wajah tersenyum
Bersikap netral .
Ingatlah bahwa komunikasi yang dilakukan untuk kepentingan bersama. Dokter gigi
mempunyai kepentingan agar pasien dapat mengungkapkan keluhannya, dan pasien atau
keluarganya mempunyai kepentingan terhadap penyelesaian keluhannya tersebut. Dokter
gigi harus netral dan tidak memihak, siapapun pasien tersebut.
Memberi kesempatan
Dokter gigi harus memberikan kesempatan kepada pasien untuk berbicara, bertanya atau
mengungkapkan perasaan mereka sehingga mereka dapat mempercayai dokter.
Komunikasi sederajat
Harus selalu diingat bahwa komunikasi yang dilakukan antara dokter gigi dan pasien
adalah komunikasi antar individu atau beberapa individu yang sederajat.

Selain itu untuk dapat berbicara yang baik dan efektif, maka harus diperhatikan langkah berikut:
Mengetahui lawan bicara
Apa tujuan melakukan pembicaraan
Bagaimana persiapan melakukan pembicaraan
Melatih keterampilan komunikasi sesering mungkin
Mengumpulkan informasi
Jangan segan-segan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan ilmu kedokteran gigi
Seorang dokter gigi sebaiknya harus belajar walaupun sudah lulus sebagai dokter gigi karena
ilmu pengetahuan senantiasa berkembang selalu ingat bahwa terapi atau pun cara
mendiagnosis juga selalu mengalami kemajuan. Tambahlah wawasan anda dengan membaca
media atau pun buku-buku yang berkaitan dengan ilmu kedokteran gigi.
Menyiapkan catatan kecil
Kemampuan mengingat manusia sangat terbatas, oleh karena itu buatlah catatan-catatan kecil
yang berkaitan dengan tugas dokter gigi. Apa saja yang perlu ditanyakan dalam anamnesis,
apa saja yang diperlukan dalam memberikan informasi, baik mengenai diagnosis atau pun
terapi.
Menyiapkan alat bantu
Berbagai alat bantu seperti poster atau brosur dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada pasien atau keluarganya. Alat bantu tersebut dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas kepada pasien.

4. Menjadi pendengar yang baik


Suatu hal yang sering dilupakan pada saat melakukan pembicaraan adalah mendengarkan, karena
pada saat menerima pembicaraan kita juga harus mendengarkan pembicaraan tersebut. Dokter
gigi harus dapat mendengarkan dengan baik seluruh pembicaraan pasien, karena hal tersebut
berkaitan dengan data yang hendak dikumpulkan dan menghindari pertanyaan yang sering
diulang akibat tidak mendengarkan. Kemampuan mendengarkan dapat menguatkan empati.
Fungsi mendengar adalah:
Memahami orang lain
Mengumpulkan informasi
Memberi kesempatan pasien mengungkapkan sesuatu sejelas-jelasnya

Intensitas mendengarkan dipengaruhi oleh penerimaan, penghargaan, toleransi dan konsentrasi


pendengar. Agar dapat menjadi pendengar yang baik ikutilah langkah-langkah berikut :
Konsentrasi
Lakukan kontak mata secukupnya
Perlihatkan minat dan kesungguhan untuk mendengarkan
Dorong lawan bicara untuk berbicara dengan leluasa
Jangan malu untuk menanyakan secara detail bila diperlukan namun dengan tetap
mempertimbangkan norma agama, sosial dan susila
Tinggalkan opini atau pandangan diri sendiri
Jaga emosi
Jangan terburu-buru
Beri waktu pada lawan bicara untuk menjawab atau menjelaskan sesuatu
Berinteraksi dengan lawan bicara

5. Memahami bahasa non verbal


Pembicaraan secara verbal akan efektif bila disertai perilaku non verbal. Fungsi perilaku non
verbal ini adalah untuk:
Memberi kualitas, sikap dan identitas pelaku
Mendukung komunikasi verbal
Memperkuat empati

Aspek bahasa non verbal yang perlu diketahui adalah:


a. Cara berbicara
Beberapa hal dapat mempengaruhi cara berbicara:
Kejelasan dan artikulasi berbicara
Agar berbicara dengan baik, anda harus bernapas dengan baik. Latihlah dengan
menghitung angka 1 sampai 30 tanpa mengambil napas. Bila dapat bernapas dengan baik,
anda dapat berkata dengan jelas.latihlah lidah mengucapkan huruf dengan jelas. Tidak
usah khawatir dengan logat/dialek anda yang utama anda harus jelas mengucapkan huruf-
hurufnya. Cobalah untuk latihan mengucapkan:

PAK KAH FAH RAH DAH


WWW BBB BB WBW
LLD LLL DDD LDL L HI LI GIGI BIBIR

Volume suara sebaiknya tidak terlalu keras dan tiak terlalu pelan. Bila ingin menekankan
sesuatu volume suara boleh dinaikkan sedikit
Anda harus mengurangi kecepatan diantara kata dan tahapan informasi
Istirahatlah sejenak jika ingin pindah dari satu masalah ke masalah lainnya
Anda harus pandai mengubah-ubah nada suara. Harus terdengar bagai mengalun, jangan
terlalu ekstrim sesudah tinggi kemudian rendah.
Meskipun Anda mempunyai logat tertentu, usahakanlah menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar tetapi tidak kaku. Seringlah membaca agar kosakata anda tidak
ketinggalan dengan istilah baru yang mungkin nanti akan muncul dalam tugas anda
sebagai seorang dokter.

b. Penampilan
Penampilan di sini meliputi karakteristik fisik dan penampilan fisik. Karekteristik fisik
meliputi antara lain tinggi badan, berat badan, jenis rambut, ataupun warna kulit. Amati
dan pahami tubuh anda, sehingga anda dapat menyesuaikan penampilan fisik anda.
Banyak buku atau majalah yang memberikan tips untuk menutupi kekurangan atau
menonjolkan kelebihan karakteristik fisik. Penampilan fisik meliputi antara lain
penggunaan make up, pakaian atau pun perhiasan. Sesuaikan penampilan fisik anda
sebagai seorang dokter gigi Penampilan yang diperlukan seorang dokter gigi adalah :
Berbusana yang tidak menyolok, sederhana dan sopan dan rapi
Pria sebaiknya menyisir rambutnya dengan rapi, sedangkan dokter perempuan dengan
rambut panjang sebaiknya diikat atau digelung. Jangan dibiarkan tergerai karena akan
membuat gerakan-gerakan berlebihan dan mengganggu konsentrasi. Bagi yang berbusana
muslim, penutup kepala diseterika rapi. Pakailah busana yang enak dipakai dan anda yakin
dalam memakainya. Jangan memakai busana yang terlalu sempit, belahan rok terlalu
tinggi atau pakaian yang kedodoran.

c. Sikap tubuh dan gerakan badan


Perhatikan sikap tubuh dan gerakan badan anda. Perhatikan pula kebiasaan buruk anda
(menggigit bibir, kuku, menggaruk-garuk kepala, memainkan balpoin/kertas/saputangan,
atau pun mencengkeram catatan). Mintalah teman anda mengingatkan anda bila kebiasaan
tersebut muncul. Gerakan badan harus disesuaikan dengan komunikasi verbal yang anda
lakukan. Jangan sampai terjadi bila anda mengatakan sesuatu pada pasien, bahu anda naik
atau menggeleng-geleng secara tak sengaja.
Perhatikan juga sikap tubuh anda:
Berjalan, berdiri atau duduk dengan tegak
Jangan menahan dagu dengan tangan saat anda mendengarkan orang berbicara

d. Ekspresi muka
Ekspresi muka sangat diperlukan bila anda melakukan pembicaraan. Bila anda masih
belum berani melakukan kontak mata, pandanglah tengah-tangah alis mata lawan bicara
anda, namun jangan memandang ke atas, ke bawah bahkan ke mana-mana. Bila anda
setuju terhadap sesuatu, hindarilah dahi yang berkerut-kerut, ekspresi anda juga harus
menunjukkan persetujuan.
6. Melakukan cara bertanya yang baik
Seorang dokter harus mampu bertanya dengan baik
Gunakan bahasa dengan lafal yang jelas. Latihlah kemampuan verbal anda
Pakailah kata tanya; apakah, mengapa, bagaimana. Dapat juga dengan cara tolong ibu
atau bapak ceritakan sejak kapan menderita seperti yang dikeluhkan saat ini? (pertanyaan
terbuka)
Jangan menggunakan kata tanya yang hanya akan dijawab dengan kata ya atau tidak.
Pertanyaan ini dapat diajukan sambil melakukan pemeriksaan fisik, misalnya sambil
palpasi tanyakan, apakah di sini terasa sakit? (pertanyaan tertutup)
Saat melakukan anamnesis hindari pertanyaan yang mengarah, atau pun jangan
mengarahkan jawaban, misalnya, apakah ibu melakukan pengobatan sendiri, minum
ponstan, misalnya?
Pilihan jawaban boleh diberikan pada pasien yang betul-betul tidak tahu maksud
pertanyaan atau jawaban yang diinginkan dokter gigi. Namun demikian usahakan
memberikan pilihan jwaban, jangan memberikan satu pilihan jawaban saja.
Contoh : jadi sakit gigi yang ibu dirasakan setiap saat, pada waktu makan saja atau
terus menerus.
Pertanyaan yang diajukan sebaiknya sederhana tidak berbelit-belit. Jangan sampai
penanya bingung dengan pertanyaannya sendiri.

7. Menjaga suasana tetap baik


Agar suasana pada saat melakukan komunikasi dapat tetap baik, lakukan hal-hal berikut:
Jaga emosi anda, siapa pun pasien anda
Anda mungkin akan menghadapi pasien dengan sifat yang sok tahu, pemarah,
membosankan, namun sabarlah. Gunakan rasio dan akal sehat. Anda tidak perlu
terpancing berdebat yang tidak ada ujung pangkalnya.
Anda mungkin juga akan menghadapi pasien yang sangat menarik. Tahan emosi agar anda
tidak terlalu ramah dan berbuat yang tidak diperlukan misalnya kontak mata yang terlalu
fokus sehingga tampak terpesona memandangnya. Ingatlah bahwa hubungan dokter gigi
dan pasien adalah sederajat dan profesional.

8. Melakukan cross check


Seorang dokter gigi pada saat-saat tertentu perlu melakukan cross check agar dokter gigi tidak
salah menangkap atau keliru atas pembicaraan pasien. Cross check dapat dilakukan dengan
cara:
Lakukan parafrase, ulanglah beberapa kalimat yang diucapkan pasien.
Pengulangan bisa dilakukan dengan seluruh kalimat bila diperlukan.
Pertanyaan dapat menggunakan kalimat lain dengan maksud yang sama
Cross check dapat juga dilakukan pada akhir anamnesis dengan memberikan ringkasan
data yang telah diungkapkan pasien. Contoh:
Jadi, Ibu sudah pernah sakit gigi satu bulan yang lalu dan sekarang sakit lagi terutama
waktu makan.

9. Mendapat umpan balik


Selain mendapatkan data yang diinginkan seorang dokter gigi juga memerlukan umpan balik
dari pasiennya. Umpan balik diperlukan agar dokter mengetahui apakah pertanyaannya jelas
atau tidak, informasi atau keterangan yang disampaikan dapat diterima atau tidak. Cara
mendapatkan umpan balik adalah sebagai berikut:
Bila anda bertanya, pasien memperlihatkan dahi berkerut berarti pasien tidak memahami
pertanyaan anda.
Tanyakan pada pasien Apakah Bapak kurang jelas tentang pertanyaan saya? Bila pasien
menjawab YA cobalah untuk bertanya kembali menggunakan bahasa yang lebih
sederhana dan singkat
Setelah anda memberikan informasi atau nasehat, berikan kesempatan pasien untuk
bertanya, adalah informasi atau nasehat yang kurang jelas. Umpan balik dapat diberikan
pasien setelah anamnesis.

10. Mencatat hasil wawancara dengan jelas dan sistematis


Catatlah hasil anamnesis tersebut dengan tulisan yang rapi, jelas dan dapat dibaca
dengan baik pada lembar rekam medik yang telah disediakan. Jika menggunakan electronical
record masukkanlah data dengan baik sesuai prosedur.

11. Waktu/lamanya melakukan anamnesis


Seorang dokter gigi harus memperhatikan hal-hal berikut :
Waktu yang cukup
Jangan tergesa-gesa atau jangan terlampau lama, misal bertele-tele atau berulang-
ulang saat bertanya sehingga waktu menjadi lama.
Jika dirasakan perlu waktu tambahan karena ada pertanyaan yang masih ingin
diajukan boleh dilakukan di sela-sela pemeriksaan/ setelah pemeriksaan selesai
terkait dengan hasil pemeriksaan.

B. ASPEK MEDIK ANAMNESIS


Riwayat medis pasien terdiri dari :
Identitas pasien :Nama, alamat, nomor telepon, keluarga pasien, umur, kelamin,
ras, pekerjaan dan khusus untuk wanita mengenai riwayat kehamilan.
Identitas pasien merupakan data pokok yang harus dikaji lebih awal. Nama
penderita yang anda periksa, umur, jenis kelamin, suku bangsa, status perkawinan,
pekerjaan, tempat tinggal, dokter yang merujuknya harus pula anda catat pada saat
pemeriksaan dilakukan. Jika ini bukan merupakan kunjungan yang pertama, maka
jumlah serta tanggal kunjungan sebelumnya harus juga anda catat. Tambahkan pula
suatu pernyataan yang menerangkan sejauh mana seluruh keterangan yang
diberikan oleh penderita dan pelapor dapat dipercaya. Riwayat maupun
pemeriksaan tersebut harus pula ditandatangani dan diberi keterangan kedudukan
orang yang melakukan pemeriksaan.
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang.
Riwayat penyakit dahulu
Ditanyakan adakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan kapan
terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta mencari
penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik (hipertensi,
diabetes mellitus, dll), perawatan lama, rawat inap, imunisasi, riwayat pengobatan
dan riwayat menstruasi (untuk wanita).
Riwayat penyakit keluarga
Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari
pihak keluarga (diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat penyakit
yang menular.
Riwayat sosial dan pekerjaan.
Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang meliputi pendidikan, pekerjaan
pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum alkohol atau
merokok, obatobatan, aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi kesehatan dan
kepercayaan).
Riwayat alergi
Penelusuran sistem sesuai dengan penyakit pasien. Dalam hal ini dilakukan
pemeriksaan fisik terhadap pasien.

1. Identitas dan data pribadi


a. Nama pasien
Nama seseorang dipakai sebagi identitas diri supaya tidak keliru dengan orang lain. Nama
ini penting pula digunakan pada waktu wawancara dengan menyebut nama pasien.
Seseorang yang disebut namanya akan merasa lebih akrab dan lebih dimanusiakan
daripada saat disebut Anda atau Tuan. Setelah menanyakan nama, ada baiknya dalam
percakapan selanjutnya anda menyebut pasien dengan namanya, sebagai contoh : Baik
Bu Tini, sekarang apa yang dirasakan Bu Tini sehingga datang kemari? Nama sering
dikaitkan dengan suku atau bangsa tertentu, agama atau kepercayaan atau pun status
sosial. Misalnya nama Hasibuan berkaitan dengan suku Batak, Dwidjosubroto berkaitan
dengan suku Jawa. Siti Marhamah mungkin sekali berkaitan dengan seorang pemeluk
agama Islam, sementara Fransiska Maria mungkin berkaitan pemeluk agama Kristen.
Nama Joyodiningrat mungkin berkaitan status seseorang yang cukup tinggi di lingkungan
kraton Yogyakarta sedangkan Parmin mungkin berasal dari desa. Sertakan pula nama
orangtua jika pasien termasuk kategori anak-anak serta nama pendamping/pengantar untuk
pasien dengan kondisi tertentu.

b. Umur (Tanggal lahir)


Umur seseorang dapat digunakan untuk memikirkan kecenderungan penyakit pada usia
tersebut. Ada penyakit yang cenderung menyerang bayi baru lahir, ada yang cenderung
menyerang balita, dewasa atau orang lanjut usia. Misalnya tetanus neonatorum dan
ikterus neonatorum adalah penyakit yang menyerang neonatus (bayi baru lahir sampai usia
1 bulan). Poliomielitis, difteri, cacar air dan morbili sering menyerang anak-anak.
Sedangkan pasien usia lanjut cenderung terkena penyakit kardiovaskular atau degeneratif.

c. Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat dikaitkan dengan penyakit tertentu. Penyakit yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan kelainan kandungan hanya diderita oleh pasien perempuan,
sedangkan kelainan pada prostat dan testis hanya menyerang laki-laki. Jenis kelamin juga
dapat dijadikan pemikiran tentang jenis hormon yang berbeda antara laki-laki dan
perempuan yang mempengaruhi faal tubuh yang berbeda pula.

d. Alamat No telepon/HP
Alamat dibutuhkan untuk identitas surat menyurat seperti hasil-hasil pemeriksaan serta
sebagai informasi mengenai kondisi lingkungan yang berkaitan dengan kecenderungan
suatu penyakit dan status sosial ekonomi pasien.

e. Agama
Agama dibutuhkan untuk ditanya bukan dengan maksud mengelompokkan/ memisahkan/
mendiskriminasikan pasien namun dengan tujuan jika di dalam rencana
perawatan/perawatan yang dilakukan terdapat hal-hal yang bertentangan dengan ajaran
agama atau kaidah kepercayaan tertentu maka hal tersebut bisa dihindari kecuali dengan
persetujuan pasien/keluarga/ pendamping dan pada kondisi darurat jika tidak ada alternatif
rencana perawatan/perawatan lainnya.
f. Suku Bangsa
Suku bangsa tertentu mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap penyakit tertentu atau
kecenderungan mengidap penyakit tertentu yang terkait genetik.

g. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi status sosial ekonomi seseorang dan pemahaman mengenai
informasi. Pada pasien dengan status pendidikan yang rendah. Seorang dokter gigi dapat
mempertimbangkan menggunakan bahasa yang sederhana dalam menyampaikan
informasi.

h. Pekerjaan
Jenis pekerjaan tertentu mempunyai risiko terhadap penyakit tertentu. Misalnya orang
yang bekerja di pabrik bising cenderung mempunyai gangguan pendengaran.

i. Status pernikahan
Status perlu diketahui untuk alasan boleh/tidaknya dilakukan pemeriksaan klinis atau
perawatan tertentu dan pertimbangan untuk mengetahui riwayat perjalanan penyakit.
Untuk beberapa hal juga diperlukan ijin dari pasangan untuk tindakan klinis.

j. Kondisi fisik umum


Data yang diperlukan meliputi Tinggi badan (TB), Berat badan (BB), golongan darah,
jenis Rhesus darah dan riwayat alergi dan Tekanan darah (TD).

2. Keluhan utama dan keluhan tambahan


Keluhan utama adalah pernyataan dengan bahasa sendiri sebagai penyebab utama
pasien untuk mencari bantuan kesehatan. Keluhan utama dapat berupa nyeri (seperti nyeri
perut), gejala tidak enak (seperti kelelahan), kehilangan fungsi normal (seperti fungsi
kandung kemih), perubahan dari tubuh (seperti bengkak) atau keluhan kejiwaan (seperti
cemas, depresi), yang tidak harus merupakan masalah sebenarnya. Keluhan utama yang
dinyatakan oleh pasien merupakan dasar utama untuk memulai evaluasi masalah pasien.
Keluhan tersering yang membuat seseorang datang ke dokter adalah nyeri atau yang erat
hubungannya dengan ketidaknyamanan. Tulislah pernyataan singkat, sejauh mungkin dengan
mempergunakan kalimat yang dipakai oleh penderita itu sendiri, mengenai apa sebenarnya
yang tengah dialaminya, dengan mengemukakan gejala-gejala atau tanda-tanda serta berapa
lama semua gejala-gejala serta tanda-tanda tersebut sudah berlangsung. Hindarkan, jika
memungkinkan, penggunaan kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang menggambarkan suatu
diagnosis atau yang mempunyai kaitan diagnostik murni. Lama waktu terjadinya keluhan
utama harus ditanyakan. Apakah gangguan yang dialaminya bersifat akut atau kronis?
Beberapa penyakit timbul dan berakhir secara mendadak, sedangkan penyakit lain mulai
secara perlahan dan tidak nyata. Sudah pasti penting untuk mengetahui dengan baik lokasi
rasa nyeri atau perasaan tidak nyaman tersebut. Lokalisasi rasa nyeri atau ketidaknyamanan
akan membantu memusatkan perhatian kita kepada organ atau daerah tertentu. Apakah rasa
nyeri tersebut tetap terlokalisir ataukah merambat atau memancar ke daerah yang lain.

3. Riwayat penyakit sekarang


Adalah rincian gambaran dari keluhan utama pasien dengan sasaran untuk mendapatkan
hubungan dan gambaran umum bagaimana keluhan utama pasien terjadi. Yang paling penting
adalah fungsinya sebagai sumber informasi yang hakiki untuk membuat diagnosis. Bila,
mengapa dan bagaimana penderita sampai menjadi sakit? Rinci kronologis yang disusun
secara ringkas, semua keterangan yang berhasil dikumpulkan yang mempunyai kaitan dengan
permulaan timbulnya penyakit, maupun perjalanan penyakit. Bila mungkin, pancing serta
korek pengertian serta pemahaman yang dimiliki oleh penderita tentang penyakit yang tengah
dialaminya tersebut serta harapan-harapan yang terkandung dalam dirinya mengenai
kunjungan ini.

Teknik untuk mendapatkan Riwayat Penyakit Sekarang dengan tipe pertanyaan :


Open ended, umumnya dipergunakan pada saat mulai wawancara sampai selesai.
Direct, artinya langsung menuju apa yang ditanyakan. Misalnya "kapan nyeri itu
dimulai?", Design, merancang informasi spesifik tentang sesuatu yang khusus.
Multiple, hindari pertanyaan yang banyak namun tidak berhubungan. Misalnya "apakah
ada perubahan dalam kencing atau berak, darah dalam tinja atau nyeri perut?". Karena kita
bisa lupa tentang apa yang
ditanyakan.
Laundry List, hindari pertanyaan seperti pada multipel sehingga pasien sulit untuk
menjelaskan gejala yang dialami. Misalnya " apakah nyeri tajam atau tumpul ".
Seharusnya ditanyakan seperti" seperti apa nyeri yang diderita ?"

Kemudian setelah keluhan utama, dilanjutkan anamnesis secara sistematis dengan


menggunakan tujuh butir mutiara anamnesis, yaitu :
1. Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?)
2. Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?)
3. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi ?)
4. Kualitas keluhan (rasa seperti apa ?)
5. Faktor-faktor yang memperberat keluhan.
6. Faktor-faktor yang meringankan keluhan.
7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.

Galilah riwayat penyakit sekarang ini, mulai dari:


Onset : kapan mulai muncul gangguan tersebut, misal timbul sakit setelah makan atau
minum. Perlu ditanyakan kapan mulai timbulnya sakit atau sudah berlangsung berapa
lama. Apakah keluhan itu timbul mendadak atau perlahan-lahan, hilang timbul atau
menetap.
Apakah ada waktu-waktu tertentu keluhan timbul.
Frekuensi serangan : setiap saat atau pada waktu tertentu saja, contohnya : jarang atau
sering.
Perjalanan penyakit : apakah semakin lama semakin berat, apakah muncul keluhan lain,
apakah sudah diobati dan bagaimana hasil pengobatannya.
Sifat serangan : akut (mendadak), kronis (lama) atau intermiten (hilang timbul).
Durasi : lama menderitanya.
Sifat sakit: sakitnya seperti apa, misal apakah berdenyut atau seperti ditusuk-tusuk.
Lokasi : letak nyeri, apakah terlokalisir atau berpindah-pindah.
Gangguan fungsi fisiologis : adakah gangguan fisiologis yang disebabkan oleh keluhan
yang dideritanya. Contohnya kesulitan waktu membuka dan menutup mulut. Kesulitan
menelan, gangguan bicara dan bernafas.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Adalah catatan tentang penyakit dan pengobatan yang dialami pasien pada masa lalu,
merupakan informasi yang dapat menambah keterangan penyakit sekarang dan atau yang
berpengaruh terhadap pengelolaan pasien. Elemen inti adalah : 1. Kelahiran dan
perkembangan dini. Buatlah ikhtisar mengenai apa yang diketahui penderita tentang
kelahiran, makanan, pertumbuhan, tingkah laku dan lingkungannya, dengan menekankan
hubungan antar pribadi serta peristiwa-peristiwa penting pada masa kanak-kanaknya. 2.
Penyakit-penyakit yang diderita sebelumnya (masa kanak-kanak dan lain-lain). Catatlah
penyakit-penyakit menular serta gejala-gejala sisa yang dialaminya, imunisasi, reaksi-reaksi
alergi dan hipersenstiivitas dan reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh obat-obatan. 3.
Pembedahan, cedera, kecelakaan dan masuk rumah sakit. Berikan tanggal-tanggal peristiwa
terjadinya dengan keadaan yang menyertai; pancing serta koreklah ulasan-ulasan penderita
mengenai anestesia, reaksi-reaksi obat dan hasil dari pengobatan yang diberikan kepadanya. 4.
Obat-obatan, pengobatan dan kebiasaan. Tanyakan kepada penderita mengenai penggunaan
teh, kopi, alkohol, tembakau, obat-obat pencahar atau pengobatan lain yang dipergunakan
secara teratur.
Riwayat penyakit sebelumnya dapat saja berhubungan dengan penyakit/kelainan yang
dideritanya saat ini. Misalnya saat ini pasien dengan periodontitis atau abses. Hal yang dapat
ditanyakan antara lain:
Apakah sudah pernah menderita penyakit/kelainan seperti sekarang
Penyakit/kelainan apa saja yang pernah dideritanya
Apakah penyakit/kelainan tersebut dahulu pernah diobati, kemana, bagaimana hasilnya

5. Riwayat Penyakit/Kondisi Sistemik


Riwayat penyakit sistemik atau keadaan umum lainnya yang sedang atau pernah diderita
pasien. Termasuk yang ditanyakan adalah riwayat perawatannya juga kemungkinan
keterkaitan anggota keluarga dengan penyakit tersebut. Misalnya penyakit jantung,
hipertensi, diabetes melitus, riwayat kemoterapi/radiasi, riwayat kehamilan, operasi,
kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Riwayat penyakit keluarga adalah
riwayat penyakit yang diderita keluarga sebagai informasi apakah merupakan penyakit
yang ditularkan atau penyakit keturanan. Elemen inti adalah : 1. Latar belakang keluarga.
Usia kedua orangtuanya, keadaan kesehatan mereka, penyakit-penyakit fisik dan
emosional yang pernah mereka derita di masa lalu, kejadian-kejadian penting yang
berhubungan dengan umur penderita pada saat peristiwa itu terjadi. Cakup juga
pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kakek serta neneknya dan anggota keluarga
lainnya. 2. Saudara kandung. Jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh ibunya; jumlah
saudara laki-laki dan saudara perempuannya, keadaan kesehatan mereka semua, penyakit-
penyakit yang pernah mereka derita. 3. Riwayat perkawinan. Suatu pernyataan tentang
istri/suami serta anak-anak penderita, termasuk umur mereka masing-masing, keadaan
kesehatan mereka, penyakit-penyakit ataupun persoalan-persoalan yang pernah dialami
serta hubungan emosional yang terdapat antara mereka. 4. Riwayat keturunan. insiden
penyakit-penyakit tulang dan sendi, alergi, kanker, diabetes melitus, gangguan
perdarahan, hipertensi, epilepsi, penyakit ginjal, migren, gangguan saraf dan jiwa, demam
rematik, tukak lambung dan lain-lain pola penyakit yang dominan yang terdapat di
lingkungan keluarga penderita.

BAGAN ALUR PROSES ANAMNESIS


Berikut ini disajikan bagan yang diharapkan dapat membantu pemahaman mengenai proses
anamnesis.
Dari dua bagan di atas dapat kita lihat ada beberapa bagian dari ANAMNESIS.
A. Tahap-tahap anamnesis yang terdiri atas:
1. Initial exploration : Berisi keluhan utama pasien.
2. Further exploration : Untuk menggali lebih dalam mengenai keluhan pasien, baik dari sisi
penyakit maupun perspektif pasien.
3. Essential background information.
B. Isi (content) yang terdiri atas :
1. Disease framework
2. Illness framework
Baik disease framework maupun illness framework termasuk dalam tahap further exploration.

Dari dua bagan di atas dapat kita lihat pula bahwa tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred
Seven) merupakan bagian dalam disease framework, dan berguna untuk mencari kemungkinan
penyakit apa yang diderita pasien. Untuk empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dapat
kita jabarkan sebagai berikut : Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) bagian dari initial exploration;
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD), Riwayat Kesehatan Keluarga serta Riwayat Sosial dan Ekonomi
merupakan bagian dari essential background information.
Dalam anamnesis alur pikir yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan sistematis, sehingga perlu diingat : Fundamental Four & Sacred Seven.
2. Mulai berfikir organ mana yang terkena dan jangan berpikir penyakit apa, sehingga
pengetahuan anatomi dan fisiologi harus dikuasai dengan baik.
3. Anamnesis menggunakan keterampilan interpersonal sehingga dibutuhkan pengetahuan
sosiologi, psikologi dan antropologi.
Akhirnya jangan lupa tiap kali mendapat jawaban, yakinkanlah bahwa jawabannya sudah
akurat. Kalau meragukan dapat dilakukan cross check, dengan mengajukan pertanyaan
menggunakan kalimat yang berbeda namun mempunyai maksud yang sama.

CARA BERLATIH :

1. Binalah sambung rasa antara pasien dan anda sebagai dokter gigi
2. Tanyakan identitas pasien secara lengkap (nama, alamat, usia, jenis kelamin, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan)
3. Tanyakan pada pasien hal yang menyebabkan pasien datang mengunjungi dokter
4. Tanyakan juga keluhan tambahan yang berkaitan dengan keluhan utama
5. Tanyakan mengenai riwayat lengkap penyakit sekarang maupun riwayat penyakit serupa
yang pernah dideritan
PUSAT PENDIDIKAN ILMU KEDOKTERAN GIGI (P2KG ) NAMA :
PRODI KEDOKTERAN GIGI NPM :
FAKULTAS KEDOKTERAN TTD:
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

PENILAIAN KETERAMPILAN TEKNIK ANAMNESIS

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
A. Membina sambung rasa :
1 Memperlihatkan sikap menerima terhadap pasien yang datang
2 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
3 Mempersilahkan duduk, waktu duduk sopan dan wajah cerah
4 Menyiapkan alat tulis untuk menulis status pasien
B. Menanyakan identitas
5 Menanyakan data pribadi
6 Menanyakan data fisik umum
C. Menanyakan keluhan utama dan keluhan tambahan
7 Menanyakan keluhan yang mendorong pasien datang berobat
8 Menetapkan keluhan utama
9 Menetapkan keluhan tambahan
D. Menggali riwayat penyakit sekarang
10 Menanyakan sejak kapan dan lamanya gangguan
11 Menanyakan frekuensi dan perjalanan penyakit
12 Menanyakan lokasi keluhan
13 Menanyakan hubungan penyakit dengan fungsi fisiologis lainnya atau
keluhan penyerta lainnya
14 Menanyakan apakah penyakit tersebut pernah diobati dan riwayat
pengobatannya
15 Menanyakan apakah pasien pernah mengalami riwayat alergi dan nama
penyebab yang menyebabkan alergi
E. Menggali riwayat penyakit dahulu
16 Menanyakan sejak kapan dan lamanya gangguan
17 Menanyakan apakah penyakit tersebut pernah diobati, apa obatnya dan
bagaimana reaksinya
F. Menggali riwayat penyakit/kelainan sistemik/kondisi tertentu
18 Menanyakan nama penyakit/kelainan/kondisi tertentu jika ada
19 Menanyakan sejak kapan dan lamanya gangguan
20 Menanyakan apakah penyakit tersebut pernah diobati dan riwayat
pengobatan
JUMLAH

Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tapi tidak lengkap/sempurna Nilai = Jumlah X 100 % =
2 : dilakukan dengan lengkap/sempurna, 40
atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena situasi yang tidak
memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang dilaksanakan).

Mengetahui
Koordinator Skills lab Penguji OSCE,

(..................................) (........................................)
CONTOH CARA ANAMNESIS :
Seorang pasien, laki-laki 43 tahun datang ke klinik gigi

Pasien: Selamat sore Dokter


Dokter: Selamat sore, Pak. Apa kabar ? Silahkan duduk, saya drg. yang bertugas di klinik
ini dan yang akan memeriksa bapak (mengucapkan salam dan memperkenalkan
nama drg)
Pasien: Terima kasih Dok
Dokter: Sepertinya Bapak baru pertama ke sini ya Pak? Baik, saya catat dulu identitas Bapak
ya.. Nama lengkap Bapak siapa ya ? (menanyakan identitas diri)
Pasien: Benar dok, saya baru kali ini kesini nama saya dok
Dokter: Usia Bapak ?
Pasien: 43 tahun Dok..
Dokter: Bapak tinggal di mana? (menanyakan alamat dan no telp)
Pasien: Jl. Cempaka putih barat V no
Dokter Ada no telepon rumah/ HP pak ?
Pasien Ada dok, no HP saya 081388877
Dokter: Boleh tahu, bapak suku/keturunan apa?
Pasien: Boleh Dok, saya suku Dok.
Dokter: Baik, kalau agama bapak apa?
Pasien: Agama saya , Dok.
Dokter: Apa pekerjaan Bapak?
Pasien: Saya karyawan .
Dokter: Kalau pendidikan terakhir bapak?
Pasien: Saya tamat Dok
Dokter: Kalau tinggi badan dan berat badan berapa pak ? serta golongan darah apa ya pak ?
Pasien: BB Kg dan TB cm dok kalau golongan darah
Dokter: Baik Pak, saat ini datang ke dokter gigi dengan keluhan apa Pak? (menanyakan
keluhan utama)
Pasien: Ini Dok gigi saya berlubang sakit sekali
Dokter Gigi sisi yang mana pak ?
Pasien Gigi yang kanan bawah paling belakang dok
Dokter: Ada keluhan lain Pak? (menanyakan keluhan tambahan)
Pasien: Agak sulit waktu buka mulut, gusinya juga bengkak dan sakit jika tersentuh.
Dokter: Kalau makan terganggu pak?
Pasien: Betul dok
Dokter: Wah pasti tidak nyaman ya Pak.
Sudah berapa hari Bapak merasa seperti ini?
Pasien: Berapa ya.., sebentar... , sekitar 2 harian lah Dok..
Dokter: Ohh 2 hari. Dalam 2 hari apakah bapak merasakan sakit terus menerus atau saat
tertentu saja, malam hari misalnya?
Pasien: Iya Dok, terus menerus... apalagi kalau sedang makan
Dokter: Kalau bapak minum panas atau dingin apakah bapak juga merasa tidak nyaman
Pasien: Iya dok, akhirnya saya jadi malas makan/minum karena kalau gigi saya beradu sakit
sekali
Dokter: Aktifitasnya jadi terganggu ya pak
Pasien: Iya dok, konsentrasi di kantor jadi terganggu
Dokter: Apakah bapak sudah pergi ke dokter lain sebelumnya ?
Pasien: Belum dok, saya coba tahan rasa sakitnya, tapi tadi pagi saya minum obat penghilang
sakit
Dokter: Obat apa yang bapak sudah minum ? sudah berapa banyak pak ?
Pasien: Obat untuk menghilangkan rasa sakit yg saya beli di warung dok, merk baru 2 butir
yang saya minum dok tadi pagi dan sekitar 1 jam yang lalu (Ket:Pemeriksaan pukul
17.00)
Dokter: Apakah sebelumnya bapak pernah merasakan sakit seperti ini ?
Pasien: Belum pernah dok, pernah sakit namun hilang timbul ngilu-ngilu saja
Dokter: Apakah gigi yang berlubang ini pernah dilakukan perawatan sebelumnya ? misal
ditambal ?
Pasien: Sudah dok, 6 bulan yang lalu sudah ditambal sementara, tapi saya tidak datang lagi ke
drg tersebut karena sudah tidak terasa sakit.
Dokter: Baik pak, sebelum saya memeriksa gigi bapak, apakah ada kelainan atau penyakit
yang bapak derita? Apa ada riwayat alergi pak ?
Pasien: Ya ada dok, sudah 1 tahun ini saya minum obat darah tinggi. Kalau riwayat alergi tidak
ada dok
Dokter: Apakah bapak sedang dalam perawatan dokter ? kapan terakhir memeriksakan
tekanan darah dan biasanya berapa tekanan darahnya pak ?
Pasien: Saya biasa berobat ke dokter di Puskesmas diberi obat 12,5 mg 2x/hari. Tekanan
darah saya terakhir minggu lalu diperiksa 140/90.
Dokter: Baiklah pak sekarang saya periksa keadaan giginya dahulu ya... saya akan memeriksa
gigi yang dikeluhkan bapak terlebih dahulu kemudian saya akan memeriksa seluruh
kondisi rongga mulut bapak. Silahkan duduk di Dental unit
Pasien: Baik dok
LEMBAR PEMERIKSAAN PASIEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : ..........................................................
Tanggal lahir : ..........................................................
Usia : ............... tahun
Jenis kelamin : 1 = Laki-laki

2 = Perempuan
Suku bangsa : ........................................................
Agama : ........................................................
Alamat : .......................................................................................
.......................................................................................
No Telp/ HP : ........................................................
Pendidikan : Tidak sekolah

Tamat SD SMP SMU

S1 / S2 / S3 Bidang : .......................................................

Pekerjaan : ........................................................
Status pernikahan : Menikah Tidak/belum Menikah

Riwayat sosial : ........................................................................................


...............................................................................................
Status Umum Pasien

Keadaan Umum : ...............................................................................................................

Berat badan : .............. kg

Tinggi badan : .............. cm

Golongan darah : ...............................................................................................................

Riwayat alergi : Ya Tidak

.................................................................................................

Lain-lain : ...............................................................................................................

.............................................................................................................

Anamnesis

Keluhan utama
..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

Keluhan tambahan

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

Riwayat Penyakit Sekarang

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

Riwayat Penyakit Dahulu

............................................................................................................................................................. ............

..........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................

Riwayat Penyakit/ Kondisi Sistemik (Lingkari pilihan) :


1. Apakah anda sedang dalam perawatan dokter untuk kesehatan umum ?
Ya / Tidak
2. Apakah anda pernah mendapat perawatan penyinaran atau pengobatan untuk suatu tumor atau
keganasan ?
Ya / Tidak
3. Apakah dalam 3 bulan terakhir ini anda menerima pengobatan karena sesuatu penyakit misal
Antibiotika, Kortikosteroid, Anti jamur ?
Ya / Tidak
4. Apakah anda sudah pernah memeriksakan kadar gula darah dan tekanan darah ?
Belum pernah / Sudah pernah / Rutin

Penyakit/Kelainan Ada/Tidak Keterangan Penyakit/Kelainan Ada/Tidak Keterangan

Alergi (makanan, Penyakit

obat, logam) Pernapasan/Paru


Penyakit Jantung KelainanPencernaan
Penyakit Kencing Penyakit/Kelainan

Manis/Diabetes Kelenjar Ludah

Melitus
Penyakit Kelainan Epilepsi

Darah
Penyakit Hepatitis Hamil

A/B/C
Kelainan Hati Kontrasepsi

lainnya
Atopi (Asma, eksim, Lain-

alergi, dll) lain:....................


HIV +/AIDS

Anda mungkin juga menyukai