Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-nya
kami dapat menyusun makalah ini. Makalah ini dimaksudkan sebagai penambahan
pengetahuan bagi pembaca mengenai komunikasi, khususnya dalam hubungan
dokter-pasien di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, puskesmas dalam
keadaan biasa, bukan yang bersifat gawat darurat.
Komunikasi dokter-pasien dalam satu kesempatan tentunya tidak dapat
menuntaskan semua upaya untuk memberikan informasi, melakukan edukasi atau
memotivasi pasien dalam rangka menyelesaikan masalah kesehatannya. Dokter dan
dokter gigi memerlukan dukungan program komunikasi, informasi, edukasi yang
dapat dilakukan oleh semua pihak, antara lain organisasi profesi maupun lembaga
lainnya bersama media massa, baik cetak maupun elektronik.
Tim penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi masukan, saran, kritik terhadap naskah yang disampaikan, sejak konsep
pertama sampai dengan finalisasi. Semua masukan tersebut membesarkan hati dan
menambah keyakinan bahwa makalah ini diperlukan dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan medis di Indonesia. Semoga makalah ini dapat membantu masalah
tentang kasus yang terjadi di kalangan kita.
TIM PENYUSUN
Page 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................1
DAFTAR ISI.2
Bab 1 PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG...3
B.RUMUSAN MASALAH..............4
BAB 2 TINJAUAN MASALAH.....5
BAB 3 PEMBAHASAN......14
BAB 4 PENUTUP
A. SIMPULAN dan SARAN.........................................17
DAFTAR PUSTAKA..18
Page 2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter-pasien merupakan salah satu
kompetensi yang harus dikuasai dokter. Kompetensi komunikasi menentukan
keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Selama ini
kompetensi komunikasi dapat dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan maupun
dalam praktik kedokteran/kedokteran gigi.
Di Indonesia, sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya.
Akibatnya, dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk
menegakkan diagnosis dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut. Dari
sisi pasien, umumnya pasien merasa dalam posisi lebih rendah di hadapan dokter
(superior-inferior), sehingga takut bertanya dan bercerita atau hanya menjawab
sesuai pertanyaan dokter saja.
Tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan dari pasien karena
memang tidak bisa diperoleh begitu saja. Perlu dibangun hubungan saling percaya
yang dilandasi keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan,
maupun kepentingan masing-masing. Dengan terbangunnya hubungan saling percaya,
pasien akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat
membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan memberi obat
yang tepat bagi pasien.
Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara (tidak
superior-inferior)
sangat
diperlukan
agar
pasien
mau/dapat
menceritakan
sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas. Komunikasi efektif mampu
mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan
selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak efektif akan mengundang masalah.
Page 3
B. RUMUSAN MASALAH
Seorang laki-laki berusia 27 tahun datang ke praktik dokter gigin dengan
keluhan rasa gatal pada langit-langit rongga mulutnya. Pasien tidak bisa makan
selama 3 hari. Pemeriksaan pra oral menunjukkan lensi putih dan ketika di kerok
meninggalkan eritemag pada saat melakukan anamesis dokter tersebut sibuk melihat
whats app dari temannya. Dokter gigi sering tidak mendengarkan keluhan pasien
sehingga menggulang pertanyaanya samapai 3 kali.
Page 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page 5
Page 6
sendiri. Sesi ini akan berhasil apabila dokter mampu menjadi pendengar yang
aktif (active listerner). Pendengar yang aktif adalah fasilitator yang baik
sehingga pasien dapat mengungkapkan kepentingan, harapan, kecemasannya
secara terbuka dan jujur. Hal ini akan membantu dokter dalam menggali
riwayat kesehatannya yang merupakan data-data penting untuk menegakkan
diagnosis.
Secara ringkas ada 6 (enam) hal yang penting diperhatikan agar efektif dalam
berkomunikasi dengan pasien, yaitu:
1. Materi Informasi apa yang disampaikan
a. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak nyaman/sakit
saat pemeriksaan).
b. Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis.
Page 7
Page 8
Page 9
2. Kode etik
Pada kode etik kedokteran dan kedokteran gigi secara tersirat tidak tercantum
etika berkomunikasi. Secara tersurat dikatakan setiap dokter dan dokter gigi dituntut
melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi atau
menjalankannya secara optimal. Pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran Pasal 35 disebutkan kompetensi dalam praktik kedokteran antara
lain dalam hal kemampuan mewawancarai pasien.
Peraturan yang mengatur tentang tanggung jawab etik dari seorang dokter
adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia. Kode Etik adalah pedoman perilaku dokter.
Kode Etik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
(1) Kode etik harus rasional, tetapi tidak kering dari emosi;
(2) Kode etik harus konsisten, tetapi tidak kaku;
(3) Kode etik harus bersifat universal.
Kode Etik Kedokteran Indonesia dikeluarkan dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 434/Menkes/SK/X/1983. Kode Etik Kedokteran
Indonesia disusun dengan mempertimbangkan International Code of Medical
Ethics dengan landasan idiil Pancasila dan landasan strukturil Undang Undang
Dasar 1945. Kode Etik Kedokteran Indonesia ini mengatur hubungan antar
manusia yang mencakup kewajiban umum seorang dokter, hubungan dokter
dengan pasiennya, kewajiban dokter terhadap sejawatnya dan kewajiban
dokter terhadap diri sendiri. Pelanggaran terhadap butir-butir Kode Etik
Kedokteran Indonesia ada yang merupakan pelanggaran etik semata-mata dan
ada pula yang merupakan pelanggaran etik dan sekaligus pelanggaran hukum.
3.Aspek Hukum
MAKALAH ILMU KOMUNIKASI GIGI
Page 10
Page 11
Page 12
BAB III
PEMBAHASAN
Page 13
NPM 115 : Menurut saya,kita sebagai dokter gigi jika kita buka praktek sendiri, lalu
datanglah pasien hendak nya kita mementingkan pasien atau urusan
pribadi.
NPM 129 : Seorang dokter harus mendengar kan keluhan pasien dengan sebaik- baik
nya dan memberikan solusi terbaik.
NPM 119 : Seorang dokter gigi seandai nya pasien datang kita harus mendengar
keluhan pasien itu dan di periksa, dan di kasih saran yang terbaik.
NPM 118 : Yang kita lakukan sebagai dokter gigi harus mendengar kan keluhan
pasien-keluhan pasien dan memeriksa pasien,dan memberi resep obat.
NPM 125 : Menurut saya , sebagai dokter gigi kita harus lebih bisa menghargai dan
mendengar keluhan-keluhan pasien dan dapat memberikan obat dan tipstips sesuai dengan penyakit yang di derita si pasien.
NPM 124: Menurut saya, apa bila ada pasien yang
datang harus di
berikan
pelayanan yang baik. Dan juga apa bila melakukan tindakan medis,jangan
sampai menimbul kan penyakit lain.
NPM 120 :Menurut saya Jika ada pasien datang berikan salam,inti nya ada perawat
atau yang bertugas menanyakan,selanjut nya konsultasi dengan dokter yang
bersangkutan lalu menanyakan keluhan lalu di periksa di beri penjelasan
apa penyakit yang di derita nya
NPM 126 : Apa bila dokter tersebut telah mendeteksi penyakit tersebut dan doter
memberikan saran atau tips dan larangan-larangan yang harus di hindari.
NPM 128 : Menurut saya, sebagai seorang dokter gigi
mengabaikan keluhan pasien , tugas dari seorang dokter gigi sendiri adalah
MAKALAH ILMU KOMUNIKASI GIGI
Page 14
dokter gigi
kerjaan nya, pada kasus di atas sudah tercermin bahwa ada juga dokter
yang tidak bersikap profesional dalam kerjaan nya .
NPM 122 : Menurut saya, komunikasi sangat di butuhkan antara dokter gigi dan
pasien hal ini penting karena komunikasi sangat di butuhkan antara dokter
gigi dan pasien
NPM 121: Menurut saya , seorang dokter gigi harus memunculkan rasa kepercayaan
kepada seorang pasien merasa sehat sebelum di periksa, jadi tidak seharus
nya seorang dokter gigi berprilaku seperti kasus di atas,sedangkan penyakit
resiputi itu adalah penyebaran mukasa yang di sertai warna putih atau putih
keungu-unguan yang penyakit itu sangat mengganggu pasien itu sehingga
seharus nya seorang dokter gigi itu harus mengatasi penyakit nya itu
sehingga si pasien menjadi sembuh.
KESIMPULAN :
senyum dan melayani pasien dengan baik dan sopan, karena komunikasi
Page 15
sangat penting bagi dunia medis. Agar terjalin hubungan yang baik antara
pasien dan dokter dan agar pasien tersebut dapat bertahan dan berobat
dengan kita terus .
BAB IV
Page 16
PENUTUP
A.SIMPULAN
Pasien adalah pemilik tubuh yang sedang mengalami gangguan kesehatan.
Kunjungan ke dokter dilakukan sebagai upaya memperoleh jawaban atas kondisi
kesehatannya dan harapan untuk dapat sembuh. Keputusan pergi berobat ke dokter
memerlukan proses dalam diri pasien. Ia perlu merumuskan dulu alasan yang jelas
bagi dirinya, mengapa ia merasa perlu pergi ke dokter. Selanjutnya, pertemuan
dengan dokter di ruang praktik akan mempengaruhi keputusannya, apakah ia akan
meneruskan niatnya berobat ke dokter atau memilih cara lain. Aspek yang cukup
dominan mempengaruhi keputusan pasien dalam berobat ke dokter adalah
komunikasi. Sikap dokter dalam berkomunikasi dengan pasien dapat menimbulkan
kesimpulan yang akan mempengaruhi keputusan pasien.
B. saran
Dalam melakukan komunikasi, dokter perlu memahami bahwa yang dimaksud
dengan komunikasi tidaklah hanya sekadar komunikasi verbal, melalui percakapan
namun juga mencakup pengertian komunikasi secara menyeluruh. Dokter perlu
memiliki kemampuan untuk menggali dan bertukar informasi secara verbal dan
nonverbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain. Kalau tidak berhati-hati dalam melakukan komunikasi, dokter bisa
berhadapan dengan sanksi atau ancaman hukum karena dianggap melakukan
pelanggaran.
Daftar pustaka
Page 17
www.wikipedia.com
Page 18