Anda di halaman 1dari 15

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN

(Predisposing, Reinforcing, Enabling Construct in Educational Diagnosis


Policy, Regulatory, and Organizational Constructs in Educational and
Enviroment Development)  Green & Kreute ‘91
Precede - Proceed Model

Progam promosi kesehatan menggunakan pendekatan model precede proceed


yaitu langkah yang di rangcang untuk mambantu perencanaan progam mencapai
kualitas hidup masyarakat yang diinginkan dengan melalui analisis masalah dan
merancang progam yang tepat untuk masyarakat tersebut
Dasar Pemikiran Precede-Proceed  Blum (1974) :

PERILAKU

Kesehatan Individu, kelompok


Atau Komunitas

Enforcement : Education :
Upaya paksaan (Coertion) Upaya agar masy mengadopsi
Law enforcement, Instruction, PL kesht melalui himbauan,
Sanksi2  Sustainable karena Ajakan  Long lasting
Tdk didasari knowlwdge dan
Kesadaran.
Fase 5 Fase 4 Fase 3 Fase 2 Fase 1
Diagnosa Diagnosa Diagnosa Diagnosa Diagnosa
organisasional Pendidikan Perilaku Epidemiologi Sosial

Faktor
Predisposisi
Penyebab Faktor
(Predisposing)
Non perilaku Non Kese -
hatan

Komponen
Faktor
PKM dlm Penyebab Faktor Kwalitas
Pendukung
Program Perilaku Kesehatan Hidup
(enabling)
Kesehatan

Faktor
Pendorong
(Reinforcing)

Fase 6 Fase 7 Fase 8 Fase 9


Implementasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi
Program Proses Dampak Hasil
Faktor Predisposisi :
• Pengetahuan
• Tradisi
• Kepercayaan Masyarakat terhadap hal - hal
yang berhubungan dengan kesehatan
• Sistem nilai yang dianut masyarakat
• Tingkat Pendidikan masyarakat
• Tingkat Sosial Ekonomi
Faktor Enabling (Pemungkin) :

Ketersediaan Sarana dan Prasarana atau


Fasilitas Kesehatan seperti : Air besih, tempat
pembuangan sampah, tempat pembuangan air
limbah, tempat pembuangan tinja (WC),
ketersediaan Posyandu, Posbindu, Pokbang,
Puskesmas, Polindes, Perawat Praktek, Dokter
Praktek, Pos Obat Desa, Rumah Sakit,
Ketersediaan makanan yang bergizi
Faktor Reinforcing (Penguat) :

Faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat


(Toma), Tokoh Agama (Toga), sikap dan
perilaku petugas kesehatan, Keberadaan UU,
Peraturan-2 pusat / daerah yg terkait dg keseht.
Fase – Fase dalam Aplikasi pedekatan progam promosi kesehatan
model precede-proceed

Fase 1: Pengkajian Sosial

Fase 2: Pengkajian Epidemiologi

Fase 3: Pengkajian Perilaku dan Lingkungan

Fase 4: pengkajian pendidikan, dan ekologis

Fase 5: Diagnosis adiminitrasi dan kebijakan

Fase 6: Implementasi

Fase 7: Evaluasi proses

Fase 8: Evaluasi Dampak

Fase 9: Evaluasi Hasil


Fase 1: Pengkajian Sosial

Fase diagnosis merupakan tahap pengkajian terkait fenomena


yang mempengaruhi terjadinya TB di Desa X. Apa dampak yang
ditimbulkan dengan dengan banyak kejadian TB pada masyarakat
di wilayah tersebut. Apakah penularannya memiliki koleransi kuat
dengan perilaku masyarakat sekitar. Berapa banyak angka
kejadian TB di Desa X? Bagaimana progam yang berjalan selama
ini dalam mengatasinya, apakah sudah tercapai,dan bagaimana
dampaknya
Fase 2: Pengkajian
Fase epidemiologi menggambarkan Epidemiologi
urgensi masalah , pola dan gambaran
kejadian masalah . fase ini merupakan fase indentifiasi kejadian secara
epidemiologi pada kasus TB paru di Desa X. Masalah yang terindentifikasi
sebagai berikut.
1.Ditemukan kasus baru BTA+ sejumlah 775 kasus tahun 2013
2.Kasus baru BTA – Ro+ dan EP sejumlah 666 kasus,total kasus baru TB sejumlah
1.441 kasus.
3.Angka kematian akibat TB adalah 23 kasus
4.Sepuluh kasus terbanyak pasien rawat jalan di rumah sakit umum pemerintah
tipe A hingga tahun 2013, urutan tertinggi adalah Tuberkulosis dengan angka
114.962 kasus
5.Salah satu yang mempengaruhi adalah adanya pola kerja PMO (Pengawasan
Minum Obat) yang belum maksimal. Selain itu pertimbangan modifikasi
lingkungan penderita sangat mempengaruhi kejadian ataupun kesembuhan
penderita TB.
Fase 3: Pengkajian Perilaku dan
Lingkunganva
Merupakan fase pengkajian terhadap faktor
prilaku dan gaya hidup serta lingkungan yang
menjadinya faktor TB paru di Desa X. Hal ini
juga terkait dengan budaya ataupun adat yang
ada di Desa X.

Fase 4: pengkajian pendidikan, dan


ekologis
meupakan indentifikasi terhadap 3 faktor yang
berkontribusi terhadap penyebab terjadinya TB
paru di Desa X. meliputi:
•Faktor predis posisi
•Faktor pemungkin
•faktor penguat.
Fase 5: Diagnosis adiminitrasi dan kebijakan

pada fase ini dilakukan kajian terhadap upaya


promosi kesehatan, kebijakan pemerintah daerah
yang telah dilakukan berhubungan dengan kejadian
TB paru
di Desa X. meliputi:
Komitmen kepala pemerintahan dalam membuat
peraturan dan progam penanggulangan, adanya
undang-undang yang menggatur serta bagaimana
alokasi anggaran dari APBN dan APBD dalam
menangani kasus TB.
Fase 6: Implementasi
Pada fase pelaksanaan, perlu adanya monitoring progam dan jangka
waktu ketercapaian progam. Selain itu perlu adanya pengawasan
pengunaan anggaran sehingga progam dapat berjalan efektif.sasaran,
advokasi,negosiasi dan kemintraan sangat mempengaruhi keberhasilan
sebuah progam penanganan TB di Desa X.

Fase 7: Evaluasi proses

Evaluasi bertujuan untuk menggetahui efektifitas teknik dan strategi


dalam mengembangkan progam penanganan TB di Desa X. sehinga
dapat di lakukan modifikasi progam agar lebih optimal mencapai
tujuan.
Fase 8: Evaluasi Dampak
Pada tahap ini dijelaskan dampak postif mmaupun negatif dari adanya
progam tersebut, apa saja yang dipengaruhi dengan adanya progam
penanganan TB di Desa X.

Fase 9: Evaluasi Hasil

Tahap ini merupkan penilaian dan pengukuran secara keseluruhan


apakah tujuan sudah tercapai sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan. Apabila sudah sesuai bagaimana mengembangkan progam
penanganan kasus TB agar bisa berkelanjutan,siapa yang meneruskan
progam. Hal ini perlu dilakukan analisis, sehingga keberhasilan progam
tidak berhenti.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai