AMPUTASI
OLEH :
ALFITRI ARIYANSAH
2016/2017
KATA PENGANTAR
ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingatakan kemampuan yang saya miliki untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan terimah kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dan taklupa pula saya berikan banyak terimahkasih kepada teman-
teman yang telah menbantu saya.
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul .............................................................................................................................. I
A. Definisi ................................................................................................................... 4
B. Etiologi ................................................................................................................... 4
C. Klisifikasi ............................................................................................................... 4
D. Manifestasi klinis ................................................................................................... 5
E. Patofisiologi ........................................................................................................... 7
F. Asuhan keperawatan .............................................................................................. 8
1. Penkajian .......................................................................................................... 8
2. Diangnosa dan intervensi ............................................................................... 16
3. Implementasi dan evaluasi .............................................................................. 25
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 28
B. Saran ...................................................................................................................... 28
BAB 1
DAHULUAN
A.Latar Belakang
Adanya kecenderungan yang terus naik setiap tahunnya atas penderita kecacatan yang
mengalami amputasi di Indonesia Pada akhir tahun 2009 menunjukkan data terjadinya kasus
amputasi anggota gerak bawah kaki adalah sebesar 25% per tahunnya, yang terbagi untuk
amputasi kaki diatas lutut atau prothese jenis above knee amputation (AKA) sebesar 18% dan
amputasi dibawah lutut atau prothese jenis below knee amputation (BAK) sebesar 7%.
Sedangkan kejadian amputasi pada anggota gerak atas (tangan) sebesar 15%, yang terbagi
amputasi dibawah siku tangan atau prothese jenis below elbow amputation (BEA) sebesar
10% dan amputasi diatas siku tangan atau prothese jenis above elbow amputation (AEA)
sebesar 5%.
Berdasarkan data dari rekam medik RS Fatmawati jakarta di ruang Orthopedi periode
Januari 2010 s/d Mei 2010 berjumlah 323 yang mengalami gangguan muskuloskletel,
termasuk yang mengalami amputasi berjumlah 31 orang (5,59%).
Di Sumatra utara selama periode bulan januari 2007 sampai 2009 telah datang kasus
patah tulang yang harus diamputasi ke RSUP HAM Medan. Jumlah 864 kasus dimana 463
(53,6%)kasus yang baru datang belum lewar satu minggu setelah kecelakaan. 401 (46,6%)
kasus lagi datang ke RS lebih dari satu minggu setelah kecelakaan semua golongan pada
kelompok kasus yang terlantar.
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang asuhan keperawatan Tn. F dengan
Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan Tn. F dengan Post Op Amputasi Atas
Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
2. Mampu merumuskan diagnosa klien dengan Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang
RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
3. Mampu melakukan tindakan atau menyusun rencana asuhan keperawatan dengan Post Op
Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan.
4. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra
di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
D. Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
1. Amputasi adalah pembuangan suatu anggota badan atau suatu penumbuhan dari badan
2. Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah atau traumatic
3. Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan membuang bagian tubuh.
B.Etiologi
1. Iskemia karena penyakit reskularisasi perifer, biasanya pada orang tua, seperti klien dengan
artherosklerosis, Diabetes Mellitus.
2. Trauma amputasi, bisa diakibatkan karena perang, kecelakaan, thermal injury seperti
terbakar, tumor, infeksi, gangguan metabolisme seperti pagets disease dan kelainan
kongenital.
C. Klasifikasi Amputasi :
a) Berdasarkan Ekstremitas :
Amputasi ekstremitas atas : Amputasi Atas Siku (AS), Amputasi Bawah Siku (BS)
b) Berdasarkan sifat :
1. Amputasi terbuka : dilakukan untuk infeksi berat, ini meliputi pemotongan tulang dan
jaringan otot pada tingkat yang sama. Pembuluh darah dikauterisasi, dan luka dibiarkan
terbuka untuk mengalir.
2. Amputasi tertutup : menutup luka dengan flap kulit yang dibuat dengan memotong tulang
kira-kira dua inchi lebih pendek daripada kulit dan otot
D. Manifestasi klinis
1. Kecepatan metabolisme
Jika seseorang dalam keadaan immobilisasi maka akan menyebabkan penekanan pada
fungsi simpatik serta penurunan katekolamin dalam darah sehingga menurunkan kecepatan
metabolisme basal.
Adanya penurunan serum protein tubuh akibat proses katabolisme lebih besar dari
anabolisme, maka akan mengubah tekanan osmotik koloid plasma, hal ini menyebabkan
3. Sistem respirasi
a. Penurunan kapasitas paru
Pada klien immobilisasi dalam posisi baring terlentang, maka kontraksi otot intercosta
relatif kecil, diafragma otot perut dalam rangka mencapai inspirasi maksimal dan ekspirasi
paksa.
Dalam posisi tidur terlentang, pada sirkulasi pulmonal terjadi perbedaan rasio
ventilasi dengan perfusi setempat, jika secara mendadak maka akan terjadi peningkatan
metabolisme (karena latihan atau infeksi) terjadi hipoksia.
4. Sistem Kardiovaskuler
c. Orthostatik Hipotensi
5. Sistem Muskuloskeletal
b. Atropi otot
Karena adanya penurunan stabilitas dari anggota gerak dan adanya penurunan fungsi
persarafan.Hal ini menyebabkan terjadinya atropi dan paralisis otot.
c. Kontraktur sendi
Kombinasi dari adanya atropi dan penurunan kekuatan otot serta adanya keterbatasan
gerak.
d. Osteoporosis
6. Sistem Pencernaan
a. Anoreksia
Meningkatnya jumlah adrenergik akan menghambat pristaltik usus dan spincter anus
menjadi kontriksi sehingga reabsorbsi cairan meningkat dalam colon, menjadikan faeces
lebih keras dan orang sulit buang air besar.
7. Sistem perkemihan
Dalam kondisi tidur terlentang, renal pelvis ureter dan kandung kencing berada dalam
keadaan sejajar, sehingga aliran urine harus melawan gaya gravitasi, pelvis renal banyak
menahan urine sehingga dapat menyebabkan :
- Akumulasi endapan urine di renal pelvis akan mudah membentuk batu ginjal.
- nya urine pada ginjal akan menyebabkan berkembang biaknya kuman dan dapat
menyebabkan ISK.
8. Sistem integumen
Tirah baring yang lama, maka tubuh bagian bawah seperti punggung dan bokong akan
tertekan sehingga akan menyebabkan penurunan suplai darah dan nutrisi ke jaringan. Jika hal
ini dibiarkan akan terjadi ischemia, hyperemis dan akan normal kembali jika tekanan
dihilangkan dan kulit dimasase untuk meningkatkan suplai darah.
E. Patofisiologi
Amputasi dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh dengan metode :
Metode terbuka (guillotine amputasi). Metode ini digunakan pada Pasien dengan infeksi yang
mengembang atau berat. Dimana pemotongan dilakukan pada tingkat yang sama. Bentuknya
benar-benar terbuka dan dipasang drainage agar luka bersih dan luka dapat ditutup setelah
tidak terinfeksi.
Metode tertutup. Dilakukan dalam kondisi yang lebih mungkin. Pada metode ini kulit tepi
ditarik atau dibuat skalf untuk menutupi luka, pada atas ujung tulang dan dijahit pada daerah
yang diamputasi
Kaki kiri sulit digerakkan hal ini dialami klien sejak tiga hari ini, sebelum masuk
rumah sakit awalnya klien mengalami kecelakaan lalu lintas, riwayat trauma tidak jelas,
riwayat muntah (-), pingsan (-).
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang, klien sedang menjalani perawatan post operasi amputasi
yang dilakukan pada tanggal 24 November 2010.klien merasakan nyeri pada kaki kiri diatas
lutut tepat pada lokasi yang diamputasi, nyerinya timbul sering sehingga mengganggu
ketenangan klien.
Riwayat kesehatan masa lalu, klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius
seperti asma, dan penyakit menular lainnya, klien tidak pernah di rawat di rumah
sakit.kebiasaan Sehari-hari.
o Biologis
1. Nutrisi
2. Minum
Sebelum masuk ke Rumah Sakit klien minum 5-6 gelas perhari dengan jumlah 1500-
2000 cc/hari, dengan jenis air putih, minuman yang disukai adalah teh manis.
3. Tidur
BAK
a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit
frekuensi BAK klien adalah 5-6 x/hari dengan jumlah urine ± 1200 cc/hari, warna
kuning jernih tidak ada kelainan dan baunya khas.
b. Sesudah masuk Rumah Sakit
frekuensi BAK klien 4 - 5x/hari dengan jumlah urine ± 1200-1300 cc/hari,
warna kuning jernih tidak ada kelainan dan baunya khas.
BAB
a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit, frekuensi BAB klien 1 x/hari dengan warna
kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi lembek dan tidak ada kelainan.
b. Sesudah masuk ke RS, frekuensi BAB klien adalah 2x sehari, warna kuning
kecoklatan, bau khas dengan konsistensi lembek. Tidak ada kelainan dan bau khas
5. Aktivitas
6. Personal Hygiene
7. Rekreasi
Klien sering menonton TV dan mendengarkan musik, klien jarang berolah raga
karena klien beranggapan bahwa pekerjaanya sudah menyerupai olah raga dan klien jika ada
kesempatan pergi ke tempat hiburan
o Psikologis
- Adaptasi, klien dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan di rumah sakit
- Mekanisma Pertahan Diri, Klien berdoa kepada ALLAH SWT agar penyakit yang
dideritanya cepat sembuh
o Sosial
Hubungan klien dengan keluarga harmonis, setiap saat orang tua dan saudara
kandungnya menjaganya di rumah sakit, dalam kesehariannya.Dalam klien memperhatikan
pada saat berbicara dengan lawan bicaranya (koheren). Dalam kesehariannya klien
menggunakan bahasa daerah (batak)
o Spiritual
Selama sakit klien jarang beribadah, hal ini disebabkan keterbatasan gerak klien, dan
klien yakin bahwa dirinya akan segera sembuh.
o Pemeriksaan Fisik
( √ ) Normal ( ) Dangkal
1) Tinggi Badan/Berat Badan : 163 cm/50 kg.
2) Penampilan : Klien tampak lemas dan kurang rapi.
3) Ciri-Ciri Tubuh : Klien berbadan kurus tinggi
B. Pemeriksaan Head To Toe
1) Kepala
Kepala berbentuk bulat, ukurannya normal, posisinya Simetris dan kulit kepala
beersih tidak ada ketombe
2) Rambut
Klien berambut lurus pendek, hitam dan rambut kurang tetata rapi
3) .Mata/ Penglihatan
Posisi bola mata simetris, fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca dengan jarak
30 cm, pupil normal, refleks cahaya baik dan klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan
4) Hidung /Penciuman
Bentuk dan posisi hidung simetris, Sekret tidak ada, fungsi penciuman bagus, dapat
membedakan bau obat dan balsam , tidak terdapat perdarahan dan peradangan mukosa dan
klien tidak menggunakan alat Bantu penciuman
5) Telinga/Pendengaran
6) Mulut
Rongga mulut bersih, bentuk bibir simetris, tidak ada bau, kebersihan gigi baik tidak
terdapat cries pada gigi klien, peradangan pada tonsil tidak ada, fungsi pengecapan kurang
baik, mulut klien terasa pahit.
7) Leher
8) Neurosensori
Bentuk thorax simetris, frekuensi 22x/I, bunyi nafas vesikuler, irama teratur
(regular), tidak ditemukan adanya sputum
10) Jantung
Tidak adanya pembesaran jantung, tidak terdapat sianosis dan nyeri dada, bunyi
jantung normal tidak ada bunyi jantung tambahan, Capila Refill 1 x/i
11) Abdomen
Turgor kulit baik, jika diambil elastis, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran hepar dan limfe, peristaltik usus 20x/i
13) Ekstremitas
Pada ekstremitas bawah luka post amputasi atas lutut sebelah kiri yang menyebabkan
klien kesakitan skala nyeri 5 sedang, dan disekitar luka terjadi odema.
1. Analisa Data
Data subjek:
Data objek:
Klien mengatakan tidak dapat berjalan dan kehilangan kaki kirinya dan tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari
Data objek
- Seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat (skala otot 2 pada ekstremitas
kanan bawah)
d. Aktivitas Istirahat
e. Integritas ego
Gejala : Masalah tentang antisipasi perubahan pola hidup, situasi financial, reaksi orang lain,
perasaan putus asa, tidak berdaya.
f. Seksualitas
Askep Amputasi Page 17
Gejala : Masalah tentang keintiman
g. Interaksi sosial
Gejala : Masalah sehubungan dengan penyakit/ kondisi, Masalah tentang peran fungsi, reaksi
orang lain.
c) Diagnosa Keperawatan
1). Gangguan harga diri/ citra diri, penampilan peran, perubahan berhubungan dengan factor
bio fisikal ; kehilangan bagian tubuh, antisipasi perubahan pola hidup ; takut penolakan/
reaksi orang lain.
2).Nyeri, (akut) berhubungan dengan cedera fisik/ jaringan dan trauma saraf, dampak
psikologi terhadap kehilangan bagian tubuh.
3).Perfusi jaringan, perubahan ; perifer, resiko tinggi terhadap penurunan aliran darah vena/
arterial ; edema jaringan, pembentukan hematoma.
4).Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek, jaringan
traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis, perubahan status
nutrisi.
Diagnosa Keperawatan I :
Gangguan harga diri/ citra diri, penampilan peran, perubahan berhubungan dengan
faktor bio fisikal ; kehilangan bagian tubuh, antisipasi perubahan pola hidup ; takut
penolakan/ reaksi orang lain.
Kriteria hasil : Mengenali dan menyatu dengan perubahan dalam konsep diri yang akurat
tanpa harga diri negative.
1.Perencanaan/ Penatalaksanaan :
b. Diskusikan persepsi pasien tentang diri dan hubungannya dengan perubahan dan
bagaimana pasien melihat dirinya dalam pola/ peran fungsi yang biasanya.
Rasional : Membantu mengartikan masalah sehubungan dengan pola hidup sebelumnya dan
membantu pemecahan masalah.Sebagai contoh, takut kehilangan kemandirian, kemampuan
bekerja dan sebagainya.
Rasional : Teman senasib yang telah melalui pengalaman yang sama bertindak sebagai model
peran dan dapat juga memberikan pernyataan juuga harapan untukpemulihan dan masa depan
normal.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan II :
Nyeri, (akut) berhubungan dengan cedera fisik/ jaringan dan trauma saraf, dampak psikologi
terhadap kehilangan bagian tubuh
Tujuan :
Nyeri hilang/terkontrol
Kriteria hasil :
Perencanaan/Pelaksanaan :
a. Catat lokasi dan intesitas nyeri (skala 0-10) selidiki perubahan karakteristik nyeri, contoh
kebas, kesemutan.
Rasional :
b. Tinggikan bagian yang sakit dengan meninggikan kaki tempat tidur atau menggunakan
bantal/guling untuk amputasi tungkai atas.
Rasional :
c. Berikan tindakan kenyamanan (contoh ubah posisi sering, pijatan punggung) dan aktivitas
teraupetik.dorong penggunaan teknik manajemen stress (contoh latihan nafas dalam,
visualisasi, pedoman khayalan) dan sentuhan teraupetik.
Rasional :
d. Berikan pijatan lembutan pada puntung sesuai toleransi bila balutan telah dilepas.
Rasional :
e. Berikan obat sesuai indikasi, contoh analgesic, relaksan otot, intruksi pada APD.
Rasional :
Menurunkan nyeri/spasme otot.catatan: APD menentukan obat tepat waktu yang mencegah
feluktuasi nyeri sehubungan denga tegangan/spasme.
Evaluasi :
Perfusi jaringan, perubahan ; perifer, resiko tinggi terhadap penurunan aliran darah
vena/ arterial ; edema jaringan, pembentukan hematoma.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Mempertahankan perfusi jaringan adekuat dibuktikan dengan nadi perifer teraba dan
kulit hangat/ kering.
Perencanaan / Pelaksanaan :
a. Lakukan pengkajian neuro vaskuler periodic, contoh sensasi, gerakan, nadi, warna kulit
dan suhu.
Rasional :
Edema jaringan pasca operasi pembentukan hematoma, atau balutan terlalu ketat dapat
mengganggu sirkulasi pada puntung, mengakibatkan nekrosis jaringan.
Rasional :
Tekanan langsung pada pendarahan dapt diteruskan dengan penggunaan balutan serat
pengaman dengan balutan elastis bila pendarahan terkontrol.
c. Evaluasi tungkai bawah yang tak dioperasi untuk adnya inflamasi, tanda human positif.
Rasional :
Peningkatan insiden pembentukan thrombus pada pasien dengan penyakit vaskuler perifer
sebelumnya/ perubahan diabetic.
Rasional :
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan IV :
Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek,
jaringan traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis, perubahan
status nutrisi.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Mencapai penyembuhan tepat pada waktunya, bebas drainase purulen atau eritema ; dan
tidak demam.
d. Tutup balutan dengan plastic bila menggunakan pispot atau bila inkontinensia
Rasional : Antibiotic spectrum luas dapat digunakan secara profilaktif atau terapi
antibiotic mungkin disesuaikan terhadap organisme khusus.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan V :
Kriteria hasil :
Perancanaan /Pelaksanaan :
a. Bantu latihan rentang gerak khusus untuk area yang sakit dan yang tak sakit mulai secara
dini pada tahap pasca operasi.
Rasional : Mencegah kontraktur, perubahan bentuk, yang dapat terjadi dengan cepat
dan dapat memperlambat penggunaan prostese.
b. Dorong latihan aktif/ isometric untuk paha atas dan lengan atas.
c. intruksikan pasien untuk berbaring dengan posisi tengkurap sesuai toleransi sedikitnya dua
kali sehari dengan bantal dibawah abdomen dan puntung ekstremitas bawah.
e. Tunjukkan atau Bantu teknik pemindahan dan penggunaan alat mobilitas, contoh trapeze,
kruk atau walker.
Evaluasi :
d) Intervensi
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hilangnya salah satu organ tubuh
Tujuan :
o klien dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lain masih ada
o klien dapat merubah posisi dan dari posisi tidur keposisi duduk
o rom, tonus dan kekuatan otot terpelihara
o klien dapat melakukan ambulasi
Intervensi :
1) kaji ketidakmampuan bergerak klien yang diakibatkan oleh prosedurbbpengobatan
dan cata persepsi klien terhadap immobilisasi
rasional: dengan mengetahui derajat ketidakmampuan bergerak klien dan persepsi
klien terhadap imobilisasi akan dapat menemukan aktifitas mana saja yang perlu
dilakukan
2) Ganti posisi klien setiap 3-4 jam secara periodic
Rasional: Pergantian posisi setiap 3-4 jam dapat dilakukan terjadinya kontraktur
3) Bantu klien menggantikan posisi dari tidur ke duduk dan turun dari tempat tidur
Rasional: Membantu klien untuk meningkatkan kemampuan dalam duduk dan turun
dari tempat tidur
e) Implementasi
Diagnosa Keperawatan I
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
Evaluasi:
Diagnosa keperawatan II
Evaluasi:
Evaluasi:
A.Kesimpulan
2. Bagi Institusi
3. Bagi Perawat
4. Bagi Klien
Di harapkan pada Tn.F bisa melaksanakan semua intruksi dan anjuran dokter dan
perawat untuk kesembuhan penyakitnya
Brunner & Suddath, 2002, Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah, edisi 3,
Jakarta: EGC