Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankehadirat Allah SWT yang


telahmemberikanpetunjukdanhidayah-Nya kepada kami sehinggapenulisanmakalah
yang berjudul “Alirandancoraktafsirdankaidah-kaidahtafsir” inidapatterselesaikan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Al-Islam
Studi Al-Qur’an, IbuSitiHajar, M,Pd.Iyang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami menyadari bahwa masih
banyakkekurangandanketerbatasandalampenyusunanmakalahini. Olehkarenaitu, kami
selaku penyusun mengharapkankritikdan saran yang dapatmembangundari para
pembacadalamrangkapenyempurnaanmakalahini.
Semogamakalahinidapatbermanfaatbagi para pembaca. Kami sebagai
penyusunmemohonmaafatassegalakekurangan. Terimakasih.

Cirebon , Oktober 2018

Penyusun
KUTIPAN AYAT AL-QUR’AN DAN HADITS
Sebagaikitabsuci, al-Qur’an
tidakhanyaberbicaramasalahakidahdanfiqhjugahukumsemata, al-Qur’an
adalahkitabsuci yang menyimpansemuainformasitentangberbagaihal.
Iapunmerupakankitabpenyempurnadarikitab-kitabsebelumnya.
Makakarenaiasebagaipenyempurnabolehjadiiamenyajikanapa yang belumtersedia di
kitab-kitabsebelumnya, terutamadarihal yang eratkaitannyadenganilmupengetahuan
‫ص ْف َح ْال َج ِمي َل‬ ْ ‫ق ۗ َو ِإنَّالسَّا َعةَ ََلتِيَةٌ ۖ فَا‬
َّ ‫صفَ ِحال‬ ِ ‫ض َو َمابَ ْينَ ُه َما ِإ ََّّلبِ ْال َح‬
َ ‫س َم َاواتِ َو ْاْل َ ْر‬
َّ ‫َو َما َخلَ ْقنَاال‬
Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakanlangitdanbumidanapayangada di
antarakeduanya, melainkandenganbenar. Dan sesungguhnyasaat (kiamat)
itupastiakandatang, makamaafkanlah (mereka) dengancara yang baik.”

VISI MISI FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
VISI
1. Unggul
:Sebagaipusatpenyelenggaranpendidikanpenelitiandanpengabdiansertamenghasilkanl
ulusan yang kompetendalambidangkesehatan
2. Islam :Fakultasmenyelenggarakanmenejemenpendidikandan Tri Dharma Perguruan
Tinggi berdasarkanprinsipdannilai-nilaiislami.
3. Profesional
:Fakultasmenyelenggarakanmanajemenpendidikankesehatansesuaituntutankebutuhan
penggunadibidangpelayanankesehatan,danmenggunakanilmudanteknologisesuaiperke
mbanganjaman.
4. Mandiri : Alumni FakultasIlmuKesehatanMemilikiJiwakemandirian

MISI
1. Menyelenggarakan proses pendidikan di bidangkesehatanuntukmenghasilkan.
Lulusan yang professional danmandiri
VISI MISI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

VISI
“Menjadi program studiIlmuKeperawatandanNers yang islamiprofesionaldanmandiri
di bidangkeperawatankomunitastingkatnasionaltahun 2020”

MISI
1. Menyelenggarakanpendidikansarjanadanprofesikeperawatan yang
islamisesuaicaturdarmapendidikantinggimuhammadiyah.
2. Menyelenggarakankegiatanilmiahkeperawatantingkatnasional.
3. Membangunkerjasamadenganberbagaipihakdalammeningkatkankompetensikeperawa
tan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
B. RumusanMasalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Ruanglingkup
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Menarikdirimerupakansuatupercobaanuntukmenghindariinteraksidanhubunga
ndengan orang lain (Rawlins,
1993).Isolasisosialadalahkeadaanseorangindividumengalamipenurunanataubahkansa
masekalitidakmampuberinteraksidengan orang lain di sekitarnya.
Pasienmungkinmerasaditolak, tidakditerima, kesepian,
dantidakmampumembinahubungan yang berartidengan orang lain.
Isolasi social adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berintraksi dengan orang lain di sekitarnya.
Klien mungkin merasa ditolak, tidak di terima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain.
Isilasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan degan orang lain maupun komunikasi dengan
orang lain (keliat 1998)
Isolasi sosial adalah suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibet adanya
kepribadia yang tidak fleksibel yang menimbulkan prilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (depkes RI, 2000).
Isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain
karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk
berbagi rasa, pikiran, dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan
secara spontan dengan orang lain yang di manifestasikan dengan mengisolasi diri,
tidak ada perhatian dan tidak sanggup berbagi pengalaman.

B. RentangResponsosial
Suatuhubunganantarmanusiaakanberadapadarentangresponsadaptifdanmaladaptifsepe
rtitergambar di bawahini.

Adaptif

 Menyendiri (solitude)
 Merasasendiri(loneliness)
 Otonomi  Manipulasi
 Menarikdiri (withdrawal)  Impulsif
 Bekerjasama (mutualisme)
 Tergantung (dependent)  Narsisme
 Salingbergantung (interdependence)

C. GangguanHubunganSosial
a) Menarikdiri: menemukankesulitandalammembinahubungandengan orang lain.
b) Dependen: sangatbergantungpada orang lain
sehinggaindividumengalamikegagalandalammengembangkan rasa percayadiri.
c) Manipulasi: individuberorientasipadadirisendiridantujuan yang
hendakdicapainyatanpamempedulikan orang lain
danlingkungandancenderungmenjadikan orang lain sebagaiobjek.
D. PerkembanganHubunganSosial
a) Bayi (0–18 Bulan) Bayimengomunikasikankebutuhanmenggunakancara yang paling
sederhanayaitumenangis.
Responslingkunganterhadaptangisanbayimempunyaipengaruh yang
sangatpentinguntukkehidupanbayi di masa datang.
Menurut Ericson, responslingkungan yang sesuaiakanmengembangkan rasa
percayadiribayiakanperilakunyadan rasa percayabayipada orang lain.
Kegagalanpemenuhankebutuhanpada masa iniakanmengakibatkan rasa
tidakpercayapadadirisendiridan orang lain sertaperilakumenarikdiri.
b) Prasekolah (18 Bulan–5 Tahun)
Anakprasekolahmulaimembinahubungandenganlingkungan di luarkeluarganya.
Anakmembutuhkandukungandanbantuandarikeluargadalamhalpemberianpengakuan
yang positifterhadapperilakuanak yang
adaptifsehinggaanakdapatmengembangkankemampuanberhubungan yang
dimilikinya.
Hal tersebutmerupakandasar rasa otonomianak yang
nantinyaakanberkembangmenjadikemampuanhubunganinterdependen.
Kegagalananakdalamberhubungandenganlingkungandandisertairesponskeluarga yang
negatifakanmengakibatkananakmenjaditidakmampupengontroldiri, tidakmandiri,
ragu, menarikdiri, kurangpercayadiri, pesimis, dantakutperilakunyasalah.
c) AnakSekolah (6–12 Tahun)
Anaksekolahmulaimeningkatkanhubungannyapadalingkungansekolah. Di
usiainianakakanmengenalkerjasama, kompetisi, dankompromi. Pergaulandengan
orang dewasa di
luarkeluargamempunyaiartipentingkarenadapatmenjadisumberpendukungbagianak.
Hal itudibutuhkankarenakonfliksering kali
terjadiakibatadanyapembatasandandukungan yang kurangkonsistendarikeluarga.
Kegagalanmembinahubungandengantemansekolah, dukunganluar yang tidakadekuat,
sertainkonsistensidari orang tuaakanmenimbulkan rasa
frustasiterhadapkemampuannya, merasatidakmampu, putusasa,
danmenarikdiridarilingkungannya.
d) Remaja (12–20 Tahun)
Usiaremajaanakmulaimengembangkanhubunganintimdengantemansejenisataulawanje
nisdantemanseusia, sehinggaanakremajabiasanyamempunyaitemankarib.
Hubungandengantemanakansangatdependensedangkanhubungandengan orang
tuamulaiindependen.
Kegagalanmembinahubungandengantemansebayadankurangnyadukungan orang
tuaakanmengakibatkankeraguanidentitas, ketidakmampuanmengidentifikasikarier di
masa mendatang, sertatumbuhnya rasa kurangpercayadiri.
e) DewasaMuda (18–25 Tahun)
Individupadausiainiakanmempertahankanhubunganinterdependendengan orang
tuadantemansebaya.
Individuakanbelajarmengambilkeputusandengantetapmemperhatikan saran
danpendapat orang lain (pekerjaan, karier, pasanganhidup). Selainitu,
individumampumengekspresikanperasaannnya, menerimaperasaan orang lain,
danmeningkatnyakepekaanterhadapkebutuhan orang lain. Olehkarenanya,
akanberkembangsuatuhubunganmutualisme.
Kegagalanindividupadafaseiniakanmengakibatkansuatusikapmenghindarihubunganint
imdanmenjauhi orang lain.
f) Dewasa Tengah (25–65 Tahun)
Padaumumnyapadausiainiindividutelahberpisahtempattinggaldengan orang tua.
Individuakanmengembangkankemampuanhubunganinterdependen yang dimilikinya.
Bilaberhasilakandiperolehhubungandandukungan yang baru.
Kegagalanpadatahapiniakanmengakibatkanindividuhanyamemperhatikandirisendiri,
produktivitasdankretivitasberkurang, sertaperhatianpada orang lain berkurang.
g) DewasaLanjut (Lebihdari 65 Tahun) Di masa ini,
individuakanmengalamibanyakkehilangan, misalnyafungsifisik, kegiatan, pekerjaan,
temanhidup, dananggotakeluarga, sehinggaakantimbulperasaantidakberguna.
Selainitu, kemandirianakanmenurundanindividumenjadisangatbergantungkepada
orang lain.
Individu yang berkembangbaikakandapatmenerimakehilangan yang
terjadidalamkehidupannyadanmengakuibahwadukungan orang lain
dapatmembantudalammenghadapikehilangan yang dialaminya.
Kegagalanindividupada masa
iniakanmengakibatkanindividuberperilakumenolakdukungan yang
adadanakanberkembangmenjadiperilakumenarikdiri.
BAB III
KASUS

Menarik Diri (Isolasi Sosial)


Prolog
Disebuah ruang arjuna terdapat terdapat pasien gangguan jiwa bernama Ny. S.
Pasien masuk rumah sakit jiwa karena pasien asyik dengan pikirannya sendiri, tidak
memiliki teman dekat, tidak adanya kontak mata, tampak sedih, efek tumpul serta
melakukan tindakan berulang yang tidak bermakna sama sekali. Pasien juga merasa
ditolak oleh keluarganya sendiri sehingga membuatnya kesepian. Diagnosa
keperawatan untuk pasien yaitu isolasi sosial.
Pasien membina hubungan saling percaya,membantu pasien mengenal
penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan hubungan dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan.
Perawat : “Assallamualaikum wr,wb”
Pasien : (pasien hanya diam)
Perawat : “ Saya H saya senang dipanggil ibu Her… Saya perawat diruang mawar ini
yang akan merawat Ibu. “
Pasien : “Ya”
Perawat : “Siapa nama Ibu? “Senang dipanggil apa?
Pasien : “S”
Perawat : “Apa keluhan S hari ini ?
Pasien : “Tidak ada”
Perawat : “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-
teman S ?
Pasien : (hanya mengangguk)
Perawat : “ Mau dimana kita bercakap-cakap ? “ Bagaimana kalau ruang tamu?
Pasien : “Ya”
Perawat : “Mau berapa lama, S ?Bagaimana kalau 15 menit. “
Pasien : “Ya”
Perawat : “ Apa yang S rasakan selama S dirawat disini ?”
Pasien : “Merasa sendiri”
Perawat : “O …. S merasa sendirian, siapa saja yang S kenal diruangan ini. “ “Apa saja
kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal ? “
Pasien : “Tidak mengenal siapapun, tidak melakukan apa-apa.” (tanpa ekspresi)
Perawat : “Apa yang menghambat dalam berkenal teman / bercakap-cakap dengan pasien
lain.”
Pasien : (diam)
Perawat : “ Menurut S apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman ?
Pasien : “Ada teman bercakap-cakap”
Perawat : “Wah benar, ada teman bercakap-cakap, apa lagi?” (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa )
Pasien : “Ada teman berbagi, ada teman untuk melakukan aktivitas”
Perawat : “Nah kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa iya S ?”
Pasien : “Tidak punya teman bicara”
Perawat : “Ya apa lagi ?”
Pasien : “Tidak ada teman melakukan aktivitas”
Perawat : “Kalau begitu inginkan S belajar bergaul dengan orang lain.”
Pasien : “Ya.”
Perawat : “ Bagus, bagaimana sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain “ Begini lo
S untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan nama kita, nama panggilan yang
kita sukai,asal kita, dan hobbi.
“Contoh : Nama saya S , Senang dipanggil S , Asal dari Surakarta , Hobbi memasak,
“ selanjutnya S menayakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya Begini
“ Nama bapak siapa ? senang dipanggil apa ? asalnya dari mana ? Hobbinya apa ?
“ Ayo S dicoba “ Misalnya saya belum kenal denggan S coba berkenalan dengan
saya !!!
Pasien : “Nama saya S, Senang dipanggil S, Asal dari Surakarta, Hobbi memasak. Nama
bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana? Hobinya apa?.”
Perawat : “Ya bagus sekali “ coba sekali lagi”
Pasien : “Nama saya S, Senang dipanggil S, Asal dari Surakarta, Hobbi memasak. Nama
bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana? Hobinya apa?.”
Perawat : “Bagus sekali. Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan S bicarakan , Misalnya tentang
cuaca, tentang hobi , tentang keluarga , pekerjaan dan sebaginya .”
Pasien : “Ya”
Perawat : “ Bagaimana Perasaan S setelah kita latihan berkenalan ?”
Pasien : “Senang.”
Perawat : “ S tadi sudah mempraktekan cara berkenalan dengan baik sekali “ selanjutnya S
dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajar tadi selama saya tidak ada, sehingga S
lebih siap untuk berkenlan dengan orang lain . S mau praktekan kepasien lain?
Pasien : “Mau”
Perawat : “Mau jam berapa mencobanya?”
Pasien : “Jam 10”
Perawat : “Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya . “ besok pagi jam 10 saya
akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman saya perawat H
bagaimana S mau kan ?”
Pasien : “Ya”
Perawat : “ Baik lah Sampai jumpa . Assallamualikum wr.wb.”

SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap


(berkenalan dengan orang pertama-seorang perawat-)

Perawat : "Selamat pagi, S!"


Pasien : “Pagi”
Perawat : "Bagaimana perasaan S hari ini ?”
Pasien : “Baik”
Perawat : "Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Coba sebutkan lagi
sambil bersalaman dengan suster!"
Pasien : “Nama saya S, Senang dipanggil S, Asal dari Surakarta,
Hobbi memasak. Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana?
Hobinya apa?”
Perawat : "Bagus sekali, S masih ingat. Nah seperti janji saya,
saya akan mengajak S mencoba berkenalan dengan ibu kader. Tidak lama kok, sekitar
10 menit.
Pasien : “Ya”
Perawat : "Ayo kita temui perawat N di sana."
Pasien : (berjalan mengikuti perawat H)
Perawat : (Bersama-sama S anda mendekati kader N)
"Selamat pagi ibu N, ini S ingin berkenalan dengan ibu."
"Baiklah S, S dapat berkenalan dengan ibu kader N seperti yang kita praktikan
kemarin."
Pasien : (Pasien mendemostrasikan cara berkenalan dengan kader N: memberi salam,
menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
Perawat : “Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada perawat N. Coba tanyakan tentang keluarga
perawat N.”
Pasien : “Keluarganya berapa?”
Perawat : “Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S
bisa buat janji bertemu tadi dengan perawat N, misalnya jam 1 siang hari.”
Pasien : “Saya sudah selesai bicara perawat N. Apa nanti kita bisa bertemu lagi jam 1 siang?”
Perawat :“Baiklah perawat N, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali ke
ruangan S. Selamat pagi.”
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat N untuk melakukan terminasi
dengan S di tempat lain)
Pasien : (mengikuti perawat H)
Perawat : “Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan perawat N.”
Pasien : “Senang”
Perawat : “S tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
“Pertahankan terus apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan
topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi,
dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain?”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2
kali. Baik nanti S coba sendiri.”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok”

Sp 3 pasien : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan orang kedua


sebagai pasien)

Perawat : “Assalamualaikum S! Bagaimana perasaan hari ini?”


Pasien : “Baik”
Perawat : “Apakah S bercakap- cakap dengan perawat N kemarin siang?”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Bagaimana perasaan S setelah bercakap- cakap dengan perawat N kemarin siang?”
Pasien : “Senang”
Perawat : “Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi. Kalau begitu S ingin
punya banyak teman lagi?
Pasien : “Ya”
Perawat : “ bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien
seperti biasa, bisa? 10 menit, mari kita temui dia”
Pasien : (mengikuti perawat H)
Perawat : (bersama S saudara mendekati pasien)
“Selamat pagi ini ada pasien saya ingin berkenalan, baiklah S, S sekarang bisa
kenalan dengannya seperti telah S lakukan sebelumnya
Pasien : (pasien berkenalan)
Perawat : “ ada lagi S yang ingin tanyakan pada O, kalau tidak ada lagi yang ingin ditanyakan
S bisa sudahi perkenalan ini, lalu S bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu
lagi jam 4 sore nanti
Pasien : (S membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)”
Perawat : “ Baiklah O, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali keruang S,
selamat pagi...”
Pasien : (Mengikuti perawat H)
Perawat : “ Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan O, dibandingkan kemarin pagi
N tampak lebih baik saat berkenalan dengan O.
“Pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali
dengan O jam 4 sore”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap dengan oranglain
kita tambahkan ke jadwal harian”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Jadi satu hari S dapat berbincang- bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali. Jam
10 pagi, jam 1 siang, dan jam 8 malam. S bisa bertemu dengan N dan tambah dengan
pasien yang dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan dengan oranglain lagi secara
bertahap. Bagaimana S?”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Baiklah S besok ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S pada jam yang
sama. Sampai jumpa....”
.

Anda mungkin juga menyukai