Anda di halaman 1dari 3

Kasus 1

Anak A laki-laki berusia 7 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 20 Februari 2018 di Ruang
PICU anak di rawat dengan diagnosa medis Leukimia limfoblastik akut stadium 3 anak
mengalami penyakit ini sejak 3 tahun yang lalu anak sering di rawat di RS. Pada saat dikaji
ibu Anak A mengatakan bahwa anak A sering mengeluh nyeri pada bagian tulang di seluruh
tubuh sehingga untuk beraktivitas pun mengalami kesulitan dan menolak untuk bergerak
dengan skala nyeri 10, tidak nafsu makan, mual disertai muntah, CRT < 3 detik, serta anak
tampak pucat, lemah, tampak delirium/kebingungan. Anak A memiliki BB 17 kg dan TB 120
cm. Hasil pemeriksaan TTV TD:130/90 mmHg, Nadi: 65 x/menit, RR: 35 x/menit dan suhu:
38,5oC. Hasil pemeriksaan darah menunjukan hasil Hb 8 gr/dl, leukosit 23.500/mm3, eritrosit
5,0 million/mm3, trombosit 100.000/mm3 dan Ht 47%. Anak A mendapat terapi paracetamol
3x 500 mg, ondansentron (IV) 2X3 mg. Keluarga anak A tampak sedih dan takut dengan
keadaan anaknya mereka pun selalu berdoa agar anaknya lebih baik dan pulih.

Kasus 2
Anak A, laki-laki, berusia 23 bulan, dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan kejang.
Sejak pagi anaknya demam, hingga siang demamnya tidak turun, suhu tubuhnya mencapai
39ºC, bahkan sampai kejang, durasi waktu kejang ± 3 menit, kemudian orang tuanya
langsung membawa An. A ke IGD, sebelumnya An.A mengalami diare serta batuk pilek.
Kejang diawali dengan kaku diseluruh tubuh, mulut terkatup rapat, kaki lurus dan kaku,
kedua tangan lurus, kaku dan mengepal, mata mendelik ke atas. Riwayat kejang demam pada
keluarga disangkal, riwayat epilepsi pada keluarga disangkal. Orang tuanya menanyakan
apakah anaknya bisa sembuh total karena hal ini merupakan kejadian kejang pertama kali.
Perawat segera melakukan pemeriksaan vital signs anak dengan hasil temperatur masih tinggi
38,5ºC, RR 36x/menit, HR 120x/menit. Conjunctiva pucat, CRT kurang dari 3 detik, akral
dingin, berat badan anak 11 kg. Anak diberikan diazepam 1,1 ml (5,5 mg) dan paracetamol
110 mg secara rektal, suhu anak dipantau secara berkala. Anak diberikan oksigen, dipasang
IV kateter dan diberikan cairan KAEN 4A 56 tetes/menit, sampel darah anak A diambil untuk
pemeriksaan darah lengkap. Hasil laboratorium didapatkan kadar hemoglobin 11 g/dl,
hematokrit 34%, leukosit 17500/ul, trombosit 257.000/ul, dan glukosa darah 2.5 mmol/liter
(45 mg/dl).
Kasus 3
Seorang anak aki-laki berusia 4 tahun datang ke Unit Kesehatan Anak dalam keadaan edema
anasarka. Menurut penuturan ibunya, sekitar 1 bulan yang lalu klien mengalami bengkak
pada periorbita terutama pada saat bangun tidur, muka sembab, dan mengeluh pusing. Hasil
anamnesa riwayat kesehatan didapatkan bahwa sejak 1 tahun yang lalu klien mengeluh
bengkak-bengkak di seluruh tubuh sampai dengan kelopak mata. Karena keluhannya ini klien
dibawa ke RSUD Arjawinangun dan dikatakan bocor ginjal. Klien kontrol 3 bulan terahir
namun tidak ada perbaikan, kemudian klien dibawa ke RSUD Gunung Jati sejak 2016 dan
diberi tablet berwarna hijau yang diminum 3 x 2 selama 2 bulan. Selanjutnya 4 tablet/hari
selang sehari, keluhan tidak berubah, klien lalu dibawa ke RSHS. Pola BAK sebelum sakit 3-
5x sehari, saat ini berkemih mulai berkurang, baik dari segi frekuensi dan jumlah urin yang
dikeluarkan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan acites (+), TD 130/90 mmHg, HR 112
kali/menit, RR 30 kali/menit, suhu: 36oC, rasio inspirasi : ekspirasi 1 : 1, antropometri: BB:
32,5 kg, TB: 121,5 cm, dan lingkar perut: 68 cm.
Hasil Laboratorium:
Hb 13 gr/dL
Ht 44%
Protein total 6,0 gr/dL
Albumin 2,1 gr/dL
Kolesterol total 345 mg/dL
Trigliserida 172 mg/dL
BUN 30 mg/dL
Serum kreatinin 0,9 mg/dL
Urin:
Albumin urin ++++
Warna urin Kuning
Kejernihan Keruh
pH urin 6,5
BJ urin 1,010
Glukosa urin Negatif
Keton urin Positif
Nitrit urin Negatif
Urobilinogen 0,1
Learning Objective :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep penyakit


2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor risiko, etiologi & mekanisme timbulnya gejala-
gejala pada kasus tersebut
3. Mampu menjelaskan pengkajian fokus yang diperlukan untuk melengkapi data yang ada pada
kasus diatas.
4. Mampu menganalisis tanda dan gejala dan membuat kesimpulan dalam rumusan diagnosa
keperawatan
5. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis kemungkinan evidence based yang dapat diterapkan
pada kasus diatas
6. Mampu memilih intervensi keperawatan (termasuk terapi medis) yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah klien dan mampu menjelaskan alasan logis pemilihannya sesuai dengan EBP
serta menyusun sebagai perencanaan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai