KEPERAWATAN JIWA
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Di Susun Oleh :
DEWI AYU ASTUTI
NIM : PO0220216007
6. Batasan karakteristik
Menurut Nanda-1 (2012) batasan karakteristik klien dengan defisit perawatan diri
adalah :
a. Defisit perawatan diri : mandi
1) Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
3) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air
5) Ketidakmampuan mengatur air mandi
6) Ketidakmampuan membasuh tubuh
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
1) Ketidakmampuan mengancing pakaian
2) Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
5) Ketidakmampuan mengenakan kaus kaki
6) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
7) Ketidakmampuan melepas sepatu
8) Ketidakmampuan melepas kaus kaki
9) Hambatan memilih pakaian
10) Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan
11) Hambatan mengambil pakaian
12) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah
13) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas
14) Hambatan memasang sepatu
15) Hambatan memasang kaus kaki
16) Hambatan melapas pakaian
17) Hambatan melepas sepatu
18) Hambatan melepas kaus kaki
19) Hambatan menggunakan alat bantu
c. Defisit perawatan diri : makan
1) Ketidakmampuan mengambil makanan
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menempatkan makanan ke perlengkapan makan
5) Ketidakmampuan menggunakan perlengkapan makan
6) Ketidakmampuan memakan makanan dalam cara yang dapat diterima secara
sosial
7) Ketidakmampuan memakan makanan yang aman
8) Ketidakmampuan memakan makanan dalam jumlah memadai
9) Ketidakmampuan memanipulasi makanan dalam mulut
10) Ketidakmampuan mengambil gelas dan cangkir
11) Ketidakmampuan menelan makanan
d. Defisit perawatan diri : toileting
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang air (commode)
3) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
4) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
5) Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode
6) Ketidakmampuan untuk duduk ditoilet atau commode
Isolasi sosial
Effect
Core problem
Causa
Klien Keluarga
SPIP SPIK
1. Menjelaskan pentingnya 1. Mendiskusikan masalah yang di rasakan
kebersihan diri keluarga dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan cara menjaga
kebersihan diri 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala,
3. Membantu pasien mempraktikkan defisit perawatan diri yang di alami pasien
cara menjaga kebersihan diri beserta prosesterjadinya.
P untuk Keluarga
Memotivasi dan membimbing pasien
sesuai jadwal : mandi 2x sehari,
dilakukan sendiri, sikat gigi (2 kali per
hari), cuci rambut (2 kali per minngu),
potong kuku (1 kali perminggu),
berdandan dan mengganti pakaian dua
klai sehari sehabis mandi pagi dan sore,
makan 3 kali sehari, dan minum 6-8
gelas sehari. BAB/BAK dikamar mandi
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
Ket :
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Tinggal serumah
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien mengatakan tubuhnya terlalu kurus, badan bau. Dan
jelek. Pasien menyukai wajahnya dan tidak menyukai dengan rambutnya
karena panjang.
b. Identitas diri : Pasien menerima dirinya laki-laki, pasien mengatakan
sebelum masuk RSJ dia bekerja sebagai satpan di Bank dan dia sangat
senang bekerja diasana.
c. Peran : pasien mengatakan dalam keluarga dia sebagai tulang punggung
semenjak ayahnya pergi meninggalkan keluarganya
d. Ideal diri : pasien mengatakan ingin terlihat lebih tinggi dan tampan. Pasien
berharap segera bisa pulang dan dapat diterima lagi di dalam keluarga dan
masyarakat.
e. Harga diri : pasien mengatakan sudah tidak ada yang perduli lagi
kepadanya dan ia merasa tidak berguna lagi serta tidak dapat melakukan
apa-apa dengan keadaannya sekarang
3. Hubungan sosial
Pasien mengatakan orang yang sangat berarti dihidupnya adalah ibunya, dan
kedua adiknya. Pasien jarang mengikuti kegiatan sosial dan aktivitas di
lingkungannya karena merasa malu dan minder kepada orang banyak
4. Spiritual
Pasien mengatakan tidak ingin melakukan ibadah dengan keadaannya seperti
sekarang.
5. Status mental
a. Penampilan : pasien terlihat tidak rapi, rambut acak-acakan dan
menggunakan pakaian tidak sesuai
b. Pembicaraan : saat berkomunikasi pasien berbicara dengan lambat namun
mengerti dan merespon dengan baik alur pembicaraan
c. Aktivitas motorik : pasien terlihat gelisah dan sering menggaruk-garuk
badannya
d. Alam perasaan : pasien terlihat sedih dan murung
e. Afek : pasien terlihat labil, emosinya cepat berubah-ubah
f. Interaksi selama wawancara : selama wawancara pasien tidak menatap
(kontak mata - )
g. Persepsi : pasien mengatakan tidak mengalami halusinasi
h. Proses pikir : saat berkomunikasi pasien berbicara berbelit-belit tapi sampai
pada tujuan pembicaraan ( sirkumtansial)
i. Isi pikir : pasien mengatakan merasa sedih bila membayangkan perpisahan
keluarganya
j. Tingkat kesadaran : (strupor) pasien mengerti dan menjawab semua
pertanyaan
k. Memori : pasien masih mengingat kejadian-kejadian pada masa lalunya
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung : saat di suruh berhitung pasien sering
salah dan meminta untuk diulang kembali
m. Kemampuan penilaian : (gangguan penilaian bermakna) pasien tidak
mampu mengambil keputusan walaupun sudah diberi penjelasan
VI. Analisa data
Data Masalah
DS : Defisit perawatan diri
a. Pasien merasa lemah
b. Pasien merasa tidak berdaya
c. Pasien mengatakan malas untuk mandi
d. Pasien mengatakan malas untuk beraktivitas
DO :
a. Pasien terlihat kotor
b. Pasien tercium bau
c. Pasien terlihat lesu
d. Penampilan tidak rapi
e. Menggunakan pakaian tidak sesuai
f. Kuku panjang dan kotor
g. Rambut acak acakan
DS :
a. Pasien mengatakan tidak mau berinteraksi isolasi sosial
b. Pasien mengatakan malas bicara
DO :
a. Kontak mata kurang
b. Berbicara berbelit-belit
c. Pembicaraan lambat namun tepat tujuan
DS : Harga diri rendah
a. Pasien mengatakan tubuhnya terlalu kurus
b. Pasien mengatakan Merasa jelek.
c. Pasien merasa tidak berguna lagi
d. Pasien mengatakan merasa malu dan minder
kepada orang banyak
DO :
a. Kontak mata kurang
b. Menghindar dari orang lain
c. Menarik diri
Isolasi sosial
Effect
Core problem
Core problem
Causa
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan
2) Evaluasi objektif
Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi
b. Tindak lanjut
Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam
berapa, lalu sore jam berapa ?
c. Kontrak yang akan datang
Baiklah pak, Nanti siang jam 12.30 kita latihan makan yang baik. Diruang
makan bersama dengan pasien yang lain.
Evaluasi :
S : ‘‘sudah suster saya baru habis mandi sesuai dengan jadwal , dan sekarang saya
merasa segar”, “setelah mandi saya pergi sama teman sus, tapi saya belum ganti baju
masih pakai baju yang tadi malam”, “jadi saya ganti baju ya sus, kalau begitu tunggu
sebentar“, ‘‘saya belum sisiran sus“, ‘‘seperti ini melakukannya kan suster”, “saya
terlihat lebih ganteng“,‘‘ mengganti pakaiannya yang bersih dan kering, menyisir
rambut dan mencukur jenggot“,‘‘ iya, kalau pagi jam 09.00 dan sore 16.00“.
O:- Pasien Kooperatif
- Pasien melakukan cara berdandan dengan baik
- Pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian setiap pagi pukul 09.00
dan sore 16.00
A : SP2P Tercapai
P : Lanjutkan SP3P jam 12.30
3) Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita membicarakan tentang cara
berak/kencing yang baik?
b. Evaluasi objektif
Coba jelaskan ulang tentang cara BAB? BAK yang baik, Bagus sekali,
bapak sudah jau lebih paham sekarang, Untuk selanjutnya bapak bisa
melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi secara mandiri.
c. Tindak lanjut
Nach... bapak besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana
bapak bisa melakukan jadwal kegiatannya
Evaluasi :
S : ” sudah, saya sudah lakukan semua sesuai denagn jadwal dan sudah dicontreng
seperti yang suster suruh”,” berak dan kencing di wc, di sebelah sana”.” ceboknya
pakai tangan kiri kan suster kalau kanan untuk makan”,” menjegah penyebaran kuman
ya suster”,” pakai celana, terus pergi”,” cuci tangan pakai sabun juga, baiklah suster”,”
saya jadi tau cara yang benar untuk berak/kencing”,” berak/kencing di kamar mandi,
menyiram setelahnya, cebok dengan bersih, pakai celana kembali dengan rapi dan
cuci tangan”
O:- Pasien kooperatif
- Pasien antusias dalam perawatan diri BAB/BAK
- Pasien dapat menyebutkan cara BAB/BAK yang benar
A : SP4P Tercapai
P : Lanjutkan evaluasi tentang semua cara perawatan diri yang benar terhadap pasien
DAFTAR PUSTAKA