Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

PERENCANAAN DAN EVALUASI SISTEM SURVAILANCE KESEHATAN


MASYARAKAT

TUGAS SURVAILANCE KESEHATAN MASYARAKAT

Dosen Pembimbing: Wawan Darmawan SKM.M.Epid

DisusunOleh:

Kelompok 5
Nama kelompok :

Ahmad bayhaqi (171040500071)

Ai Tarianah (171040500091)

Bima Nur Fatria (171040500076)

Meilani (171040500006)

Shifa Faujiah (171040500082)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES KHARISMA PERSADA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji serta syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan tugas PROPOSAL yang berjudul PERENCANAAN DAN
EVALUASI SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga dan para sahabatnya yang
telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang.Kami berharap
proposal ini dapat bermanfaat dan menambawah wawasan bagi kami khususnya, dan
segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju
kesempurnaan proposal ini.Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebenar –
besarnya kepada semua pihak yang telah berusah payah membatu hingga terselesaikannya
proposal ini.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Pamulang,7 maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3. Tujuan Umum Dan Khusus ....................................................................... 1
1.4. Manfaat penelitian .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi Surveilans .................................................................................... 3
2.2. Jenis-Jenis Surveilans .............................................................................. 3
2.3. Fungsi Surveilans................................................................................ 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Kriteria Peristiwa Kesehatan Untuk Pelaksanaan Surveilans. .................. 6
3.2. Kriteria Prioritas Kegiatan Surveilans Epidemiologi. .............................. 7
3.3. Langkah-Langkah Pengembangan Sistem Surveilans. ............................. 8
3.4 Langkah-Langkah Membangun Sistem Sureveilans. ................................ 11
3.5 Atribut Surveilans . .................................................................................... 13
3.6 Evaluasi Sistem Surveilans, ....................................................................... 15
BAB IV
4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data
secara terus-menerus dan sistematis yang kemudian di diseminasikan (di sebarluaskan)
kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam mencegah penyakit dan masalah
kesehatan lainnya (DCP2,2008). Surveilans memantau terus menerus kejadian dan
kecenderungan penyakit, mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi, mengamati
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis
pada agen, vektor, dan reservior. Surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada
pembuat keputusan agar dapat dilakukan langakah-langkah pencegahan dan pengendalian
penyakit (last, 2001).
Surveilans memungkinkan pengambil keputusan untuk memimpin dan mngelola
dengan efektif. Surveilans kesehatan masyarakat memberikan informasi kewaspadaan dini
bagi pengambil keputusan dan manajer tentang masalah-masalah kesehatan yang perlu di
perhatikan pada suatu populasi.informasi dari surveilans juga penting bagi kementrian
kesehatan, kementrian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah
terlayani dengan baik. (DCP2, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
1. apa saja kriteria peristiwa kesehetan untuk pelaksanaan surveilans ?
2. apa saja karakteristik prioritas kegiatan surveilans ?
3. apa saja langkah-langkah pengembangan sistem surveilans ?
4. apa saja langkah-langkah membangun sistem suirveilans ?
5. apa saja atribut surveilans ?
6. apa saja evaluasi atau penilaian sistem surveilans kesehatan masyarakat ?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui peristiwa, langkah-langkah pengembangan dan membangun kesehatan


dalam kegiatan surveilans.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kriteria peristiwa kesehatan untuk pelaksaaan surveilans


2. Untuk mengetahui kriteria prioritas kegiatan surveilans epidemologi
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan sistem surveilans
4. Untuk mengetahui langkah-langkah membangun sistem surveilans
5. Untuk mengetahui apa atribut surveilans
6. Untuk mengetahui evaluasi/penilaian sistem surveilans kesehatan masyarakat

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk universitas diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan referensi


khusunya di bidang kesehatan masyarakat
2. Untuk masyarakat diharapkan dengan perbaikan sistem surveilans akan menghasilkan
data dengan kualitas yang baik yang dapat menggambarkan besaran masalah
surveilans epidemologi sehingga selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar program
berbasis masyarakat yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi surveilans

Menurut WHO surveilans adalah Suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data kesehatan secara sistematis, terus menerus dan penyebarluasan informasi
kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan.

Menurut CDC (Center of Disease Control) surveilans adalah pengumpulan, analisis


dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk
perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan
diseminasi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya.

Menurut Abramson (1991), Buehler (1998), Surveilans adalah pengamatan secara


terus menerus dan sistematik melalui pengumpulan, analisa, interpretasi dan diseminasi
penyampaian informasi status kesehatan, ancaman lingkungan atau faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi kesehatan.

Menurut German (2001), surveilans kesehatan masyarakat (public health surveillance)


adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus¬ menerus berupa pengumpulan data secara
sistematik, analisis dan interpretasi data mengenai suatu peristiwa yang terkait dengan
kesehatan untuk digunakan dalam tindakan kesehatan masyarakat dalam upaya mengurangi
angka kesakitan dan kematian, dan meningkatkan status kesehatan.

Menurut Thacker (2000), surveilans epidemiologi adalah suatu rangkaian yang


dilakukan secara terus menerus dan sistematik dalam mengumpul, mengolah, menganalisis
dan menginterpretasi data peristiwa kesehatan yang bermutu untuk perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian terhadap upaya pelayanaan kesehatan masyarakat disertai dengan
penyebarluasan informasi tersebut kepada pihak lintas terkait.

2.2 Jenis Surveilans

Sistem surveilans sendiri, walaupun pada dasarnya terdiri dari empat


proses, yaitu pengumpulan data, analisis, interpretasi, serta diseminasi dan
feedback, memiliki fleksibilitas dalam penerapannya. Berdasarkan cara
pengumpulan data, sistem surveilans dapat dibagi menjadi:
1. Surveilansaktif
Pada sistem surveilans ini dituntut keaktivan dari petugas surveilans dalam
mengumpulkan data, baik dari masyarakat maupun ke unit-unit pelayanan
kesehatan. Sistem surveilans ini memberikan data yang paling akurat serta sesuai
dengan kondisi waktu saat itu. Namun kekurangannya, sistem ini memerlukan
biaya lebih besar dibandingkan surveilanspasif.
2. Surveilanspasif
Dasar dari sistem surveilans ini adalah pelaporan. Dimana dalam suatu sistem
kesehatan ada sistem pelaporan yang dibangun dari unit pelayanan kesehatan di
masyarakat sampai ke pusat, ke pemegang kebijakan. Pelaporan ini meliputi pelaporan
laporan rutin program serta laporan rutin manajerial yang meliputi logistik, administrasi
dan finansial program (laporan manajerial program). Penyakit menular fungsi surveilans
yang paling mendasar ada 2 yaitu: deteksi dini kejadian luar biasa dan fungsi monitoring
program untuk penyakit-penyakit spesifik maupun penyakit yang umum di masyarakat.
Sistem surveilans tidak saja konsentrasi dengan penyakit-penyakit menular saja melaikan
menaruh perhatian yang besar terhadap penyakit-penyakit tidak menular

2.3 Fungsi Surveilans


Pada dasarnya data yang dihasilkan dalam suatu sistem surveilans,
digunakan untuk :

a. Mengetahui gambaran kesehatan suatu populasimasyarakat


b. Mengambil kebijakan yang dapat diterapkan dalam populasi tersebut,
baikmengenaipolaperilakumaupunpencegahansuatupenyakit.
c. Monitor dan evaluasi program kesehatan yangdijalankan
di masyarakat
d. Melakukanpenelitianlebihlanjutberkaitandengandatasurveilans
e. Identifikasi masalah yang ada dipopulasi

Cakupan kegiatan surveilans sendiri cukup luas, mulai dari deteksi dini
kejadian luar biasa/ wabah, pencegahan penyakit menular, sampai kepada
pencegahan penyakit kronik (tidak menular) yang dapat dilakukan dalam
jangka waktu perubahan pola perilaku sampai kepada timbulnya penyakit
tersebut. Surveilans dapat digunakan untuk mengumpulkan data berbagai
elemen rantai penyakit, mulai dati faktor resiko perilaku, tindakan preventif,
maupun evaluasi program dan cost unit. Dengan kata lain, sistem surveilans
diperlikan untuk mendapatkan gambaran beban penyakit suatu komunitas,
termasuk jumlah kasus, insidensi, prevalensi, case-fatality rate, rate
mortalitas dan morbiditas, biaya pengobatan, pencegahan, potensi epidemik
dan informasi mengenai timbulnya penyakitbaru.
BAB III

PEMBAHASAN
3.1. Kriteria Peristiwa Kesehatan Untuk Pelaksanaan Surveilans

a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan komponen yang sangat penting karena
kualitas informasi yang diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas data yang
dikumpulkan. Data yang dikumpulkan harus jelas, tepat dan ada hubungannya
dengan penyakit yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan
surveilans yang baik pengumpulan data harus dilaksanakan secara teratur dan
terus-menerus.

Tujuan pengumpulan data:

1. Menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai


resiko terbesar terkena penyakit seperti jenis kelamin, umur, suku,
pekerjaan dan lain-lain.
2. Menentukan jenis agent atau penyebab penyakit dan karakteristiknya.
3. Menentukan reservoir infeksinya
4. Memastikan keadaan yang menyebabkan kelangsungan transmisi
penyakit.
5. Mencatat kejadian penyakit, terutama pada kejadian luar biasa.

Sumber data yang dikumpulkan barlainan untuk tiap jenis penyakit. Sumber
data sistem surveilans terdiri dari 10 elemen yaitu:

1. Pencatatan kematian
2. Laporan penyakit, merupakan elemen yang terpenting dalam
surveilans. Data yang diperlukan : nama penderita, umur, jenis kelamin,
alamat, diagnosis dan tanggal mulai sakit.
3. Laporan kejadian luar biasa atau wabah.
4. Hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Penyelidikan peristiwa penyakit menular.
6. Penyidikan kejadian luar biasa atau wabah.
7. Survey : memerlukan tenaga, biaya dan fasilitas.
8. Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit pada
hewan.
9. Data penggunaan obat-obatan, serum dan vaksin.
10. Data kependudukan dan lingkungan.
b. Pengolahan, analisa dan interpretasi data
Data yang terkumpul segera diolah, dianalisa dan sekaligus
diinterpretasikan berdasarkan waktu, tempat dan orang, kemudian disajikan
dalam bentuk teks, tabel, spot map dan lain-lain agar bisa menjawab masalah-
masalah yang ada, sehingga segera dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data, dibuat tanggapan dan saran-
saran dalam menentukan tindakan pemecahan masalah yang ada.
c. Penyebarluasan Informasi dan umpan balik.
Hasil analisa dan interpretasi data selain terutama dipakai sendiri oleh
unit kesehatan setempat untuk keperluan penentuan tindak lanjut, juga untuk
disebarkluaskan dengan jalan dilaporkan kepada atasan sehagai infomasi lebih
lanjut, dikirimkan sebagai umpan balik (feed back) kepada unit kesehatan
pemberi laporan.
Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumber-sumber data
(pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan kegunaannya setelah
diolah, merupakan suatu tindakan yang penting, selain tindakan follow up.

3.2. Kriteria Prioritas Kegiatan Surveilans Epidemologi

a. Frekuens Kejadian Tinggi


 Insiden Tinggi
 Prevelensi Tinggi
 Morlatitas Tinggi
 Years of Potensial Life Lost (YPLL) Tinggi
b. Beratnya Penyakit / Masalah Kesehatan
 Rasio Kasus Fatal Tinggi
 Angka Hospitalisasi Tinggi
 Angka Disabilitas Tinggi
c. Efisiensi Pelaksaan
 Biaya Langsung : untuk identifikasi kasus/masalah
 Biaya Tak Langsung : administrasi, ketenangan , mekanisme lapotan dll
d. Preventabilitas Tinggi
 Masalah kesehatan yang masih mungkin dapat dicegah
 Cara pencegahan mudah
 Biaya untuk pecegahan murah
e. Komunikas Baik
 Masalah / kasus cukup mudah dikenal masyarakat
 Metode pengumpulan data mudah diterapkan dan dapat di terima oleh
masyarakat
f. Minat Publik
 Masalah Meresahkan Mereka
 Masyarakat Mau Mendukung Kegiatan

3.3. Langkah-Langkah Pengembangan sistem surveilans

Dalam usaha mengembangkan suatu sistem epidemiologi surveilans harus di


kembangkan berbagai langkah berikut.

a. kepentingan kesehatan masyarakat

uraikan kepentingan kesehatan masyarakat dari peristiwa yang di amati.


Peristiwa kesehatan yang di rasakan masyarakat atau yang memerlukan biaya yang
besar mempunyai arti yang penting dalam kesehatan masyarakatdalam hal ini, selain
melihat situasi penyakit yang mungkin sedang di rasakan oleh masyarakat, juga harus
memperhatikan penyakit-penyakit yang mempunyai potensi untuk timbul dan akan
merupakan maslah yang berat dalam masyarakat. Untuk menentukan pentingnya suatu
peristiwa kesehatan yang perlu mengalami surveilans dapat di analisis berdasarkan
beberapa hal berikut ini.

1) jumlah kasus yang ada yang meliputi besarnya insiden atau prevalensi gangguang
kesehatan
2) berat ringannya akibat penyakit atau gangguan kesehatan tersebut seperti angka
case fatality rate maupun angka kematian secara umum.
3) angka penurunan produktifitas ( index of lost producivity ) atau angka lamanya
perawatan ( bed disability rate).

Sebenarnya cukup banyak angka-angka yang telah dikembangkan untuk


menentukan tingkat kepentingan kesehatan masyarakat, tetapi masih di rasakan
perlunya perkembangan berbagai ukuran-ukuran yang lebih bersifat ukuran derajat
kesehatan dan bukan hanya berdasarkan ukuran angka kesakitan dan kematian.

b. kejelasan dari sistem surveilans

untuk mengembangkan suatu sistem survaeilans harus di uraikan dengan jelas


sistem survelans yang akan dikembangkan serta tujuan dan sasaran yang akan dicapai
dengan program tersebut.

Untuk lebih jelasnya sistem yang dikembangkan, sebaik-baiknya di


gambarkan dalam bentuk flow chart.

Uraian ini akan meliputi berbagai hal sebagai berikut.

1) uraian tentang tujuan (objektif) dari sistem tersebut. Objektif ini dapat meliputi
pemantauan terhadap keadaan luar biasa ( wabah) pemanatauan kecenderunngan
identifikasi usaha pencegahan dan lain-lainnya
2) ureaian tentang peristiwa kesehatan yang mengalami surveilans dalam hal ini harus
di jelaskan definisi kasus dari setiap peristiwa kesehatan tersebut.
3) uraian tentang komponen dari sistem surveilens yang dikembangkan meliputi:
 Populasi yang menjalani surveilans
 Waktu pengumpulan data bentuk dan jenis data/informasi yang di kumpukan
 Sumber informasi atau yang menyiapkan informasi tersebut
 Cara pengiriman dan siapa yang menganalisis data
 Sistem penyebarluasan laporan termasuk caranya sasaran yang diberi
informasi

C. Kegunaan dari sistem surveilans

Suatu sistem surveilans dikatakan berguna bila dapat membantu mencegah


dan menanggulangi penyakit/peristiwa kesehatan yang mengganggu termasuk
menuingkatkan pengertian masyarakan tentang akibat dari keadaan tersebut sistem ini
akan bergabung bila dapat membantu untuk menentukan dan menjelaskan suatu
penyakit/ peristiwa kesehatan yang sebelumnya tampak kurang penting menjadi
peristiwa kesehatan yang sangat penting.Tergantung dari pada tujuan suatu sistem
surveilans tertentu maka suatu sistem surveilans dapat dikatakan berguna bila
memenuhi satu dari berbagai hal berikut;
 Dapat mendeteksi kecenderungan perubahan kejadian penyakit tertentu
 Dapat mendeteksi kejadian luaar biasa
 Dapat memberikan perkiraan tentang besarnya morbiditas dan mortalitas
sehubungan dengan masalah kesehatan yang menjalani survelans tersebut.
 Dapat merangsang dan mendorong di adakannya penelitian epidemiologi
tentang kemungkinan pencegahan dan penanggulangnnya.
 Dapat mengidentifikasi faktor resiko yang berkaitan dengan kejadian penyakit.
 Dapat memperhitungkan kemungkinan tentang adanya pengaruh/efek upaya
penanggulangan kejadian penyakit/ gangguan kesehatan.
 Dapat memberikan perbaikan di bidang klinis bagi pelaksana pelayanan
kesehatan yang juga merupakan bagian dari unsur pokok sistem surveilans.

Kegunaan suatu sistem surveilans mungkin saja dipengaruhi oleh semua


atribut surveilans. Dalam hal ini peningkatan nilai surveilans dapat mmemberikan
kemungkinan yang lebih besar terhadap identifikasi keadaan luar biasa serta
pengertian tentang riwayat peristiwa kesehatan yang mengganggu komunikasi. Juga
dengan perebaiakan ketepatan waktu memungkinkan kegiatan penanggulangan serta
kegiatan pencegahan dilakukan lebih dini. Disamping itu dengan peningkatan nilai
ramalan positif memungkinkan petugas kesehatan untuk bekerja lebih teratur pada
kegiatan yang produktif. Sistem surveilans yang tepat lebih mampu menggambarkan
karakteristik dari peristiwa kesehatan dalam suatu populasi tertentu dan sistem
surveilans yang sderhana (simple) fleksibel serta mudah dilaksanakan juga cenderung
untuk lebih berguna.
3.4Langkah-Langkah Membangun Sistem Surveilans

Adapun langkah-langkah dalam membangun sistem surveilans adalah sebagai


berikut :

1. Tetapkan tujuan dibangunnya sistem surveilans

Dalam hal ini, penting untuk mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan yang
ada di masyarakat. Kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya prioritas
masalah ini adalah frekuensi kejadian (insidensi, prevalensi, mortalitas), tingkat
keparahan (case-fatality rate, hospitalization rate, disability rate, years of potential rate,
quality-adjusted life year lost), biaya yang dikeluarkan terkait dengan masalah tersebut
(baik langsung maupun tidak langsung), kemungkinan pencegahan dan penularan
penyakit tersebut serta perhatian publik terhadap masalah kesehatan tersebut.

2. Tetapkan definisi kasus

Keberhasilan suatu tindakan epidemiologi tergantung pada jelasnya definisi


yang ditetapkan.Definisi yang harus ditetapkan dalam surveilans meliputi kriteria
waktu, tempat dan orang.Perlu ditetapkan juga kasus mana yang ditetapkan sebagai
suspek dan mana yang sudah definit. Hal lain, perhatikan pengertian dari penyakit
tersebut, cara mendiagnosanya, baik klinis maupun test laboratorium. Definisi ini harus
disepakati akan digunakan sepanjang sistem surveilans itu dijalankan.

3. Tetapkan sumber dan mekanisme pengumpulan data

Banyak metode yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi


mengenai kejadian penyakit maupun faktor resikonya seperti hasil laboratorium,
medical record dan sebagainya.Yang perlu diingat adalah setiap mekanisme
pengumpulan data yang dilakukan dalam sistem surveilans tersebut harus saling
mendukung dan seimbang pelaksanaannya.

Menetapkan metode pengumpulan data yang tepat, sangatlah tergantung dari data apa
yang ingin kita dapatkan. Untuk penyakit menular/ akut, kriteria waktu sangatlah
penting sedangkan untuk penyakit tidak menular, data vital statistik terkait dengan
mortalitas dapat digunakan.Metode yang bisa digunakan dalam pengumpulan data
meliputi sitem pengumpulan data pasif maupun pengumpulan data aktif.

a. Sistem pengumpulan data pasif


1) Sistem ini merupakan sistem yang lebih mudah dan lebih murah daripada sitem
pengumpula data aktif
2) Sumber data berasal dari catatan kesehatan dari lembaga pelayanan kesehatan
maupun badan statistik yang ada.
3) Data yang didapatkan terbatas variabilitas dan kelengkapannya4) Data yang
didapatkan mungkin saja tidak representatif dan tidak dapat digunakan untuk
deteksi dini wabah.
b. Sistem pengumpulan data aktif
1) Biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada sistem pengumpulan data pasif.
2) Biasa digunakan untuk kondisi yang membutuhkan deteksi dini ataupun pada kasus
yang memerlukan evaluasi berkesinambungan secara ketat, misalnya kasus TB
paru.
3) Kualitas data yang dihasilkan lebih representatif dan lebih lengkap sesuai dengan
kebutuhan dibanding sistem pengumpulan data pasif.

4. Membuat instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan perlu distandarisasi, baik format


maupun isinya, sehingga sesuai dengan format komputer untuk memudahkan
analisnanya. Informasi yang didapatkan dari instrumen tersebut diharapkan terarah
sesuai dengan keperluan serta dapat dibandingkan dengan sistem pengumpulan data
yang sudah dilakukan sebelumnya, seperti data sensus ataupun data surveilans lain.

5.Melakukan uji coba lapangan

Uji coba lapangan dalam pengembangan sistem surveilans merupakan suatu


langkah penting untuk mengetahui implementasi kemungkinan berjalannya sistem
tersebut, baik kesiapan di lapangan serta kesesuaian data yang didapatkan dengan yang
dibutuhkan.Selain itu uji coba lapangan juga penting untuk mencegah kemungkinan
terjadinya perubahan yang besar saat sistem surveilans dijalankan dalam skala yang
lebih besar.

5. Menetapkan cara analisis data

Analisis data yang tepat merupakan satu kesatuan dari sistem surveilans yang
baik. Yang banyak terjadi sekarang adalah, proses pengumpulan data sudah baik namun
proses analisisnya masih kurang sehingga interpretasi dan tindak lanjut dari data
tersebut menjadi kurang tepat. Cara analisis data surveilans harus direncanakan seiring
dengan disusunnya instrumen pengumpulan data. Analisis data, simple maupun
kompleks, harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi apa yang diperlukan, apakah
deskripsi menurut waktu/ tempat/ individu yang paling memungkinkan untuk
pengambilan kebijakan.

6. Membuat mekanisme disseminasi

Tujuan dari proses ini adalah memungkinkan pengambil kebijakan untuk


melihat dan mengerti implikasi dari informasi yang didapatkan sehingga keputusan
yang diambil tepat untuk dijalankan di populasi tersebut. Lebih lanjut, para penentu
kebijakan juga dapat mengevaluasi efektifitas, keuntungan dan kerugian dari intervensi
kesehatan masyarakat tersebut.Berkenaan dengan itu, hendaknya suatu data disajikan
dalam bentuk yang memudahkan orang untuk mengerti hal-hal yang ingin disampaikan,
baik dalam bentuk tabel, grafik maupun pemetaan.
7. Memastikan penggunaan analisis dan interpretasi data melalui evaluasi

Hal yang penting dijawab dalam setiap evaluasi sistem surveilans adalah
apakah tujuan dari dibangunnya sistem surveilans ini telah tercapai?Apakah sistem
yang dibangun ini menjawab masalah yang ada?Apakah informasi tersedia tepat waktu
dan bagaimana penggunaannya?Selain itu perlu dinilai ketepatan waktu, kemudahan
dijalankan, fleksibilitas, akseptabilitas, sensitifitas, predictive value positive, nilai
representatif dan cost-effectivenya.

Dalam keberhasilan membangun sistem surveilans, lebih baik dimulai


perlahan namun dalam perjalanannya sistem itu efektif.Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah terjalinnya suatu kerjasama yang baik di antara orang-orang yang terlibat di
dalamnya, baik pelaku di lapangan, penganalisis data maupun para pengambil
kebijakan yang menggunakan data surveilans tersebut.

3.5. Atribut Surveilans

Syarat-syarat sistem surveilans yang baik (atribut-atribut untuk evaluasi sistem


surveilans) adalah sebagai berikut :

1. Sederhana

Kesederhanaan sistem surveilans menyangkut struktur dan pengorganisasian


sistem. Besar dan jenis informasi yang diperlukan untuk menunjang diagnosis,
sumber pelapor, cara pengiriman data, organisasi yang menerima laparan, kebutuhan
pelatihan staf, pengolahan dan analisa data perlu dirancang agar tidak membutuhkan
sumber daya yang terlalu besar dan prosedur yang terlalu rumit.

2. Fleksibel.

Sistem surveilans yang fleksibel dapat mengatasi perubahan-perubahan dalam


kebutuhan informasi atau kondisi operasional tanpa memerlukan banyak biaya, waktu
dan tenaga.

3. Dapat diterima.

Penerimaan terhadap sistem surveilans tercermin dari tingkat partisipasi


individu, organisasi dan lembaga kesehatan.lnteraksi sistem dengan mereka yang
terlibat, temasuk pasien atau kasus yang terdeteksi dan petugas yang melakukan
diagnosis dan pelaporan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sistem tesebut.
Beberapa indikator penerimaan terhadap sistem surveilans adalah jumlah proporsi
para pelapor, kelengkapan pengisian formulir pelaporan dan ketepatan waktu
pelaporan.Tingkat partisipasi dalam sistem surveilans dipengaruhi oleh pentingnya
kejadian kesehatan yang dipantau, pengakuan atas kontribusi mereka yang terlibat
dalam sistem, tanggapan sistem terhadap saran atau komentar, beban sumber daya
yang tersedia, adanya peraturan dan perundangan yang dijalankan dengan tepat.

4. Sensitivitas.

Sensitivitas suatu surveilans dapat dinilai dari kemampuan mendeteksi


kejadian kasus-kasus penyakit atau kondisi kesehatan yang dipantau dan kemampuan
mengidentifikasi adanya KLB atau wabah. Faktor-faktor yang berpengaruh adalah :

a. Proporsi penderita yang berobat ke pelayanan kesehatan


b. Kemampuan mendiagmosa secara benar dan kemungkinan kasus yang
terdiagnosa akan dilaporkan

Suatu sistem surveilans yang kurang sensitif masih bemanfaat untuk memantau
adanya trend kejadian penyakit asalkan sensitivitas sistem tersebut tidak berubah.

5.Prediksi

Daya prediksi suatu sistem surveilans diukur sebagai proporsi mereka yang
diidentifikasi sebagai kasus, yang memang menderita penyakit atau kondisi sasaran
surveilans (positive predictive value). Surveilans dengan nilai prediksi rendah akan
banyak menimbulkan kasus yang sebenarnya merupakan penyakit lain dan bukan
penyakit sasaran surveilans. Akibatnya terjadi pemborosan khususnya bila kasus-
kasus palsu tersebut diselidiki sebagai wabah.Daya prediksi dipengaruhi oleh
prevalensi atau insidensi penyakit dan sensitivitas alat .

6.Representatif.

Sistem surveilans yang representatif mampu mendeskripsikan secara akurat


distribusi kejadian penyakit menurut karakteristik orang, waktu dan tempat.Kualitas
data merupakan karakteristik sistem surveilans yang representatif.Data surveilans
tidak sekedar pemecahan kasus-kasus tetapi juga diskripsi atau ciri-ciri demografik
dan infomasi mengenai faktor resiko yang penting.

7.Tepat Waktu.

Ketepatan waktu suatu sistem surveilans dipengaruhi oleh ketepatan dalam


memproses data mulai dari deteksi, pengisian form, pelaporan dan pengolahan data
serta pendistribusian informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Pelaporan
penyakit-penyakit tertentu perlu dilakukan dengan cepat agar dapat dikendalikan
secara efektif atau agar tidak meluas sehingga membahayakan masyarakat.Ketepatan
waktu dalam sistem surveilans dapat dinilai berdasarakan ketersediaan infomasi untuk
pengendalian penyakit yang mendesak atau untuk perencanaan program-program
dalam jangka panjang.Tekhnologi komputer semakin mampu mendukung ketepatan
waktu penyediaan informasi dalam sistem surveilans.
3.6 .Evaluasi Sistem Surveilans

Evaluasi terhadap pelaksanaan surveilans perlu dipersiapkan, apakah sistem


surveilans yang dibentuk bermanfaat atau sudah sesuai dengan sasaran surveilans
yang diharapkan.

Dalam evaluasi perlu dipertimbangkan adanya indikator yang dapat digunakan


untuk menilai kinerja surveilans yang meliputi indikator input, proses dan output
sistem surveilans yang dikembangkan tersebut.

1. Kriteria sistem surveilans yang baik antara lain :

 Sederhana
 Dapat diterima
 Fleksibel
 Dapat mewakili
 Sensitif
 Prediktive value
 Jaringan masyarakat yang termotivasi
 Umpan balik yan baik

2. Surveilans epidemiologi mempunyai beberapa kegunaan yaitu:

a. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa atau wabah dan untuk memastikan
tindakan pengendalian secara berhasil guna yang dapat dilaksanakan.
b. Memantau pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus dengan
memperbandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah pelaksanaan
program.
c. Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas sasaran program pada tahap
perencanaan program.
d. Mengidentifikasi kelompok resiko tinggi menurut umur, pekerjaan, tempat
tinggal dimana masalah kesehatan sering terjadi dan variasi terjadinya dari
waktu ke waktu, menambah pemahaman mengenai vektor penyakit, reservoir
binatang dan cara serta dinamika penularan penyakit menular.

3. Sumber Informasi Surveilans

Sumber utama infomasi surveilans adalah berupa laporan kesehatan dari


berbagai unit pelayanan kesehatan dan lintas sektor seperti:
a. Fasilitas pelayanan kesehatan berupa laporan kesakitan dari rumah sakit,
puskesmas, puskeswan, klinik hewan,rumah sakit hewan, dokter hewan praktek,
dokter praktek swasta, poliklinik swasta dan atau rumah sakit swasta.
b. Laporan kematian.
c. Laboratorium terutama informasi yang didasarkan pada pemeriksaan khusus .
d. Survei Khusus (pusat, Propinsi, Kabuapaten)
e. Laporan data Demografi
f. Badan Meteorologi dan Geofisika.
g. Mengetahui kemajuan setiap komponen sistem.

4. Konsep Evaluasi

Menurut Carter (1998) evaluasi adalah penilaian periodik dari dihubungkan


dengan sistem surveilans dan respon.Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan
dalam keluaran, hasil dan pengaruh (negatif atau positif, target dan non target) dari
sistem surveilans dan respon.

Thacker et al (1998) mengemukakan bahwa strategi evaluasi aktivitas


surveilans kesehatan masyarakat menyangkut komponen sasaran hasil dan kegunaan,
sistem operasi, biaya dan atribut sistem (kesederhanaan, fleksibilitas, kemampuan
menerima, kepekaan, prediksi, perwakilan dan ketepatan waktu).

Dalam melakukan monitoring dan evaluasi sistem surveilans dan respon,


disarankan langkah berikut :

a. Rencana untuk aktivitas monitoring dan evaluasi


b. Mempersiapkan untuk monitoring dan evaluasi
c. Melakukan monitoring dan evaluasi
d. Tindak lanjut pada rekomendasi dari aktivitas monitoring dan evaluasi

Beberapa tipe evaluasi program (Carter, 1998) adalah :

a. Evaluasi berdasarkan tujuan yaitu mengevaluasi perpanjangan program untuk


mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Berdasarkan proses. Evaluasi ini dilengkapi dengan pemahaman lengkap
bagaimana suatu program berjalan. Biasanya untuk program jangka panjang dan
telah diubah setiap tahun. Evaluasi ini untuk menggambarkan pada pihak luar
bagaimana program tersebut sebenarnya berjalan.
c. Evaluasi berdasakan outcome dilakukan jika organisasi benar-benar melakukan
kegiatan program sebenarnya untuk mencapai outcome yang dikehendaki.
Menurut Abramson (1991), penelitian yang akan menilai manfaat upaya
pelayanan yang digunakan untuk mengukur seberapa baik upaya pelayanan
yang dilakukan . Penelitian seperti ini memiliki 2 pokok, yaitu 1 sebagai
tinjauan (reviews) terhadap program 2. sebagai ujicoba (trials).

Aktivitas surveilans kesehatan masyarakat meliputi delapan aktivitas inti (Ssott


et.al, 2002) :
1) Pendeteksian kasus (case detection) proses mendeteksi peristiswa atau kejadian
kesehatan. Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam
penyelenggaraan surveilans epidemiologi.
2) Pencapaian (registration): proses pencatatan harus hasil identifikasi peristiwa
atau keadaan kesehatan.
3) Konfirmasi (confirmation): evaluasi dari ukuran-ukuran epidemiologi sampai
pada hasil pencatatan laboratorium
4) Pelaporan (reporting): data, informasi, rekomendasi sebagai hasil kegiatan
surveilans epidemiologi disampaikan kepada pihak-pihak yang dapat melakukan
tindakan penanggulangan penyakit atau upaya peningkatan program kesehatan,
pusat-pusat penelitian dan riset-riset lainnya serta pertukaran data dan jejaring
surveilans epidemiologi lainnya.Pengumpulan data harus pasien dari tingkat
yang lebih rendah dilaporkan kepada fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
seperti lingkup daerah atau nasional.
5) Analisa data (data analysis) : analisis terhadap data-data dan angka-angka dan
menentukan indikator terhadap tindakan
6) Respon sasaran/kesiapsiagaan wabah (epidemic preparedness) : kesiapsiagaan
dalam menghadapi wabah/kegiatan luar biasa.
7) Respon terencana (respon and control) : sistem pengawasan kesehatan
masyarakat hanya dapat digunakan jika data yang ada bisa digunakan dalam
peringatan dini dan munculnya masalah dalam masyarakat.
8) Umpan balik (feedback) : berfungsi penting dari semua sistem pengawasan, alur
pesan dan informasi kembali ke tingkat yang lebih rendah dari tingkat yang
lebih tinggi.

Indikator core function menurut WHO (2004) adalah seperti :

 Deteksi kasus, indikator


 Pencatatan kasus
 Konfirmasi kasus
 Pelaporan kasus
 Analisa dan Interpretasi data
 Respon segera
 Respon terencana
 Pelaporan
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam pelaksanaan surveilans terdapat kriteria yaitu pengumpulan data, pengolahan,


analisa dan interpretasi data, penyebarluasan informasi dan umpan balik. Adapula kriteria
prioritas kegiatan surveilans epidemiologi yakni frekuensi kejadian tinggi, beratnya
penyakit/masalah kesehatan, efisiensi pelaksanaan, preventabilitas tinggi, komunikasi yang
baik dan minat publik. Surveilans epidemiologi mempunyai beberapa kegunaan seperti
menngidentifikasi, memantau pelaksanaan, membantu menetapkan dan mengidentifikasi
kelompok.

Anda mungkin juga menyukai