Anda di halaman 1dari 25

Defisiensi Gizi

Sebagai
Predisposing
Faktor Penyakot
Kronis

KELOMPOK 5

▹ Aisyah Herviana R 1611211033


▹ M. Taufiq Hidayat 1611211037
▹ Cindy Amalia A 1611211043
▹ Westi Anugrah 1611211053
▹ Muthia Sartafifa 1611212011
▹ Cindy Rahma P 1611212035
Definisi
Pengertian Gizi Secara Umum
adalah zat yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk pertumbuhan,
perkembangan, pemeliharaan dan
memperbaiki jaringan tubuh.
Pengertian Gizi adalah dimana
gizi berasal dari bahasa mesir
yang berarti "Makanan".

Pengertian Zat Gizi 


adalah zat pada makanan yang
dibutuhkan oleh organisme
untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang
dimanfaatkan secara langsung
oleh tubuh yang meliputi
protein, vitamin, mineral, lemak
dan air
Defisiensi Gizi

Defiensi juga dapat disebut


dengan istilah kekurangan
gizi ataupun malnutrisi.
Malnutrisi sendiri terdiri
Yaitu sebuah kondisi dari defiensi atau kelebihan
yang diakibatkan oleh dan juga kekurangan gizi.
kurangnya asupan  gizi
dari makanan yang kita
makan sehingga
berdampak pada masalah
kesehatan.
Penyebab Defiensi
Kurang asupan dari makanan

Sakit

Kondisi seperti hamil atau sedang menyusui,


dapat mengakibatkan defiensi zat besi
Merokok, dapat mengakibatkan terjadinya
penyakit defiensi B-12
Produktivitas pangan yang rendah

Masalah ekonomi, seperti kemiskinan

Perubahan iklim yang ekstrem


Faktor Prediposing
Karna pengetahuan yang kurang akan pentingnya fe
maka ibu hamil tidak mengkonsumsi fe selama
kehamilannya.
Karna pengetahuan yang kurang maka seorang ibu
tidak melakukan imunisasi pada anaknya

Karena pengetahuan yang kurang seorang ibu tidak


memberi makanan yang mengandung gizi seimbang
atau mungkin salah dalam memberikan makanan
pendamping kepada anaknya, yang penting kenyang.

Karna tradisi tertentu di masyarakat seorang ibu


dilarang makan makanan tertentu yang pada
kenyataannya bermanfaat bagi perkembangan bayi
yang dikandungnya.

Karena kebudayaan yang beredar di sekitaran tempat


tinggal
selain itu, dijelaskan dalam teori Determinan
Perilaku - L. Green
• factor predisposisi, yaitu factor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang
• Pengetahuan terhadap kesehatan
• Sikap terhadap kesehatan
Pertama • Praktik kesehatan (health practice)

• factor pemungkin, yaitu factor yang


menfasilitasi perilaku atau tindakan,
antara lain: prasarana, sarana,
Kedua ketersediaan sdm.

• factor penguat, yaitu factor yang


memperkuat terjadinya perilaku, antara
lain: sikap petugas kesehatan, sikap
tokoh masyarakat, dukungan suami,
Ketiga dukungan keluarga, tokoh adat, dsb.
Gejala Defiensi
Secara umum gejala defiensi antara
lain pucat, kesulitan bernafas, lemah
lesu, rambut rontok, suka mengidam
makanan, mudah mengantuk,
sembelit, jantung berdebar-debar,
pingsan, kesemutan, depresi, siklus
menstruasi yang tidak normal dan
konsentrasi yang buruk.
Dampak Defiensi

Meningkatkan
resiko terkena
penyakit infeksi

Menurunka Mengurangi
n produktivita
kecerdasan s
Penyakit Kronis
Definisi Penyakit
Kronis
Merupakan jenis
penyakit degeneratif
yang berkembang atau
bertahan dalam jangka
waktu yang sangat
lama, yakni lebih dari
enam bulan.

Orang yang menderita


penyakit kronis cenderung
memiliki tingkat kecemasan
yang tinggi dan cenderung
mengembangkan perasaan
hopelessness dan
helplessness karena berbagai
macam pengobatan tidak
dapat membantunya sembuh
dari penyakit kronis (Sarafino,
2006).
Etiologi Penyakit
Kronis
▹ Penyakit kronis dapat diderita oleh
semua kelompok usia, tingkat sosial
ekonomi, dan budaya.
▹ Penyakit kronis cenderung
menyebabkan kerusakan yang bersifat
permanen yang memperlihatkan adanya
penurunan atau menghilangnya suatu
kemampuan untuk menjalankan
berbagai fungsi, terutama
muskuloskletal dan organ-organ
pengindraan.
Fase Penyakit
Kronis

Fase pra-trajectory
Fase trajectory
Fase stabil
Fase tidak stabil
Fase akut
Fase krisis
Fase pulih
Fase penurunan
Fase kematian
Tanda dan Gejala
Tanda-tanda lain penyakit kronis
adalah batuk dan demam yang
berlangsung lama, sakit pada bagian
tubuh yang berbeda, diare
berkepanjangan, kesulitan dalam
buang air kecil, dan warna kulit
abnormal
Pencegahan
Pencegahan primer
• merupakan upaya untuk mempertahankan
orang yang sehat agar tetap sehat atau
mencegah orang yang sehat menjadi sakit.
Pencegahan sekunder
• merupakan upaya untuk menghambat
progresivitas penyakit, menghindari komplikasi,
dan mengurangi ketidakmampuan yang dapat
dilakukan melalui deteksi dini dan pengobatan
secara cepat dan tepat.
Pencegahan tersier
• dimaksudkan untuk mengurangi
ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi.
Upaya pencegahan tingkat ketiga ini dapat
dilakukan dengan memaksimalkan fungsi organ
yang mengalami kecacatan
Penyakit Kronis akibat
defiensi gizi
Kurang Energi Kronis (KEK)
• KEK dapat terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS)
dan pada ibu hamil (bumil). KEK adalah keadaan
dimana ibu menderita keadaan kekurangan
makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu.
KEP (Kurang Energi Protein) / Protein Energy
Malnutrition (PEM) / Protein Calorie Malnutrition
(PCM) / Energy Nutrient Malnutrition (ENM).
• Merupakan suatu penyakit kurang gizi karena tubuh
kurang memperoleh makanan berupa sumber zat
tenaga (energi) dan sumber zat pembangun
(protein) dalam waktu yang lama. Jika ditimbang,
titik berat badan anak pada KMS terletak dibawah
garis merah atau kurang dari 60% dari berat anak
yang seharusnya.
Kwashiorkor
• merupakan penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan protein dan sering timbul pada usia 1-3
tahun. Disebabkan oleh kekurangan protein dalam
makanan, gangguan penyerapan protein, kehilangan
protein secara tidak normal, infeksi kronis ataupun
karena pendarahan.
Marasmus
• Adalah kekurangan energi pada makanan yang
menyebabkan cadangan protein tubuh terpakai
sehingga anak menjadi “kurus” dan “emosional”.
Seringkali terjadi pada bayi yang tidak cukup
mendapatkan ASI serta tidak diberi makanan
penggantinya, atau terjadi pada bayi yang sering
diare
Marasmus-Kwashiorkor/Marasmikwashiorkor
• Penyakit memperlihatkan gejala campuran antara
marasmus dan kwashiorkor. Program pemerintah
untuk menanggulangi KEP diprioritaskan pada
daerah-daerah miskin dengan sasaran utama ibu
hamil, bayi, balita dan anak sekolah dasar.
KVA (Kekurangan Vitamin A)
• Merupakan nutrient esensial, yang hanya dapat
dipenuhi dari luar tubuh, dimana jika asupannya
berlebihan maka dapat menyebabkan keracunan
karena tidak larut dalam air. KVA dapat
menyebabkan diare yang berujung pada kematiarbn
dan pneumonia
GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
• Tidak berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi
suatu masyarakat melainkan dengan geografis.
Penyakit ini merupakan masalh dunia yang terjadi
pada kawasan pegunungan dan perbukitan yang
tanahnya tidak cukup mengandung yodium.
AGB (Anemia Gizi Besi)
• Anemia yang disebabkan oelh kekurangan satu
atau beberapa bahan yang diperlukan untuk
pematangan eritrosit. AGB adalah anemia karena
kekurangan zat besi atau sintesa hb.
Patogenesis Penyakit
Defiensi Gizi
▹ Riwayat alamiah terjadinya masalah gizi
(defiensi gizi), dimulai dari tahap
prepatogenesis yaitu proses interaksi antara
penjamu (host=manusia), dengan penyebab
(agent=zat-zat gizi) serta lingkungan
(environment). Pada tahap ini terjadi
keseimbangan antara ketiga komponen yaitu
tubuh manusia, zat gizi dan lingkungan
dimana manusia dan zat-zat gizi makanan
berada (konsep : John Gordon).
Ada 4 kemungkinan  terjadinya patogenesis penyakit
defiensi gizi. 

• makanan yang dikonsumsi kurang baik


dari segi kualitas maupun kuantitas.
Pertama

• Peningkatan kepekaan host terhadap


kebutuhan gizi mis : kebutuhan yang
Kedua meningkat karena sakit. 

• Pergeseran lingkungan yang


memungkinkan kekurangan pangan,
Ketiga misalnya misalnya gagal panen. 

• Perubahan lingkungan yang mengubah


meningkatkan kerentanan host mis :
Keempat kepadatan penduduk di daerah kumuh.
Penyakit Defisiensi
Gizi

▹ Penerapan patogenesis penyakit defisiensi


gizi dalam upaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan masalah giziakan lebih
mudah lagi difahami jika diterapkan dalam
konsep “pohon masalah” yang dapat
memperlihatkan penyebab langsung, tidak
langsung, penyebab utama dan akar
masalah.
tingkatan (tahapan) pencegahan

Promosi
Kesehatan
(Health
Promotion)
Perlindungan
Khusus
Rehabilitasi
(specific
Protektion)

Diagnosa Dini dan


Mengurangi
Pengobatan yang
Kelemahan
tepat (Early
(Disability
Diagnosis and
Limitation)
Prompt Treatment)
thankyou

Anda mungkin juga menyukai