Anda di halaman 1dari 2

PENILAIAN KESESUAIAN VISI DAN MISI DALAM ORGANISASI

Pernyataan visi dan misi yang baik harus mempertimbangkan berbagai unsur penting
yang harus dijadikan pertimbangan sebelum pernyataan visi misi dirumuskan. Unsur yang
harus dipertimbangkan adalah audiens sasaran (target audience), rentang cakupannya, bahasa
yang akan digunakan dalam rumusan visi misi, dan dapat bertahan dalam jangka waktu
tertentu sehingga tidak cepat usang dan tetap memiliki makna bagi keberadaan organisasi
dalam jangka waktu yang lama.

Visi dan Misi Puskesmas Bungus Teluk Kabung.

Visi :

Terwujudnya puskesmas dengan pelayanan bermutu menuju masyarakat Bungus


Teluk Kabung sehat dan mandiri tahun 2020.

Misi :

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, merata, dan terjangkau


oleh seluruh masyarakat secara efektif dan efisien
2. Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat dan hidup dalam
lingkungan yang sehat
4. Menyelenggarakan sistem informasi puskesmas yang bermutu
5. Menggalang dan meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor untuk mempercepat
pembangunan kesehatan

Visi dari puskesmas bungus sudah cukup baik, ringkas dan menyatakan bahwa tujuan
utama dari puskesmas tersebut adalah pelayanan kesehatan yang bermutu. Visi puskesmas
bungus sudah dibuat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti (informatif),
terukur dan memberikan gambaran tentang masa depan yang akan memberikan semangat
pada anggota organisasi. Visi tersebut juga visibel untuk dicapai, sudah berorientasi ke masa
depan dan ada batasan waktu. Visi puskesmas bungus juga sudah tepat sasaran yaitu untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat bungus. Misi Puskesmas Bungus juga sudah dibuat
secara sederhana dan jelas dimengerti serta tidak menggunakan jargon-jargon organisasi.

Namun, ada beberapa penilaian terkait dengan visi dan misi Puskesmas Bungus.

1. Dilihat dari jangka waktu yang tertera pada visi tersebut hanya sampai 2020, maka
puskesmas bungus seharusnya sudah memiliki rumusan pernyataan visi dan misi terbaru
dengan jangka waktu 3-10 tahun kedepan.

2. Visi sebaiknya mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, tidak hanya lokal seperti
untuk masyarakat Bungus saja, tapi sebaiknya lebih dari itu seperti tingkat regional (Sumbar)
dan atau Nasional.

3. Kata “pelayanan kesehatan yang bermutu” sudah merupakan bagian dari Visi,
sebaiknya jangan kata tersebut diulang kembali pada Misi.
4. Pernyataan misi puskesmas bungus sudah cukup fokus, namun sebaiknya pernyataan
misi pada puskesmas bungus bisa lebih berfokus pada cara mengatasi masalah kesehatan
yang ada pada daerah bungus.

5. Pada misi terakhir bisa ditambahakan kerjasama lintas program demi terwujudnya visi
Puskesmas Bungus Teluk Kabung. Selain kerjasama lintas program dan lintas sektor,
Puskesmas Bungus juga perlu meningkatkan kerjasama dengan Rumah Sakit Rujukan demi
meningkatnya pelayanan kesehatan di daerah Bungus.

6. Pada saat ini sedang terjadi Pandemi penyakit menular, yaitu Covid-19, mungkin pada
visi dan misi tersebut bisa ditambahkan upaya-upaya kusus Puskesmas Bungus Teluk
Kabung dalam menekan angka Covid 19 di tahun-tahun yang akan datang.

Dalam menilai keseusain visi dan misi suatu organisasi termasuk puskesmas, dapat dilihat
juga dari indikator terpilih pada puskesmas tersebut, bagaimana capaian yang terlah ada, dan
apakah capaian tersebut sudah memenuhi target. Penilaian kinerja pegawai juga bisa
dijadikan acuan, bagaimana setiap orang yang terlibat dalam organisasi dapat menerapkan
visi sebagai centerpiece pada perencanaan operasionalnya. Keberhasilan visi dapat dicapai
jika setiap orang dalam organisasi tersebut mampu menjabarkan maksud yang sama sesama
rekan kerja berkenaan dengan arti yang terkandung dalam rumusan visi dan menjadikan visi
sebagai strategi bagi aktivitas kerja yang dilakukan.

Dapus :

1. Hamdan, Y. (2001). Pernyataan visi dan misi perguruan tinggi. MIMBAR: Jurnal


Sosial dan Pembangunan, 17(1), 90-103.
2. Nurcahyo, R. J. (2015). Keterkaitan Visi, Misi Dan Values Terhadap Kinerja
Karyawan Perusahaan Kulit “Dwi Jaya”. Jurnal Khasanah Ilmu, 6(2), 87-94.

Anda mungkin juga menyukai