Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SUMBER SUMBER DATA SURVEILANS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah

Mata Kuliah: Surveilans Kesehatan Masyarakat

Dosen Pengampu : Dr. Fatmah Afrianty Gobel, S.K.M.,M.Epid.

OLEH :
ALFIANI SUHARTO (14120220069)
A. MEGAWATI SYAMSIR (14120220070)
TITS RIDHA ALSIFAH MUTIARA IKBAL (14120220073)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Sumber Sumber Surveilans” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu pada mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Sumber Sumber Surveilans”
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu selaku dosen pengampu


Surveilans Kesehatan Masyarakat. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat dilakukan perbaikan pada makalah. Akhir kata, saya berharap semoga
makalah tentang “Sumber Sumber Surveilans” ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................2


DAFTAR ISI ....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................4
A. Latar Belakang .....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan ...................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................7
A. Pengertian Surveilans Kesehatan Masyarakat ..................................................7
B. Tujuan Surveilans ................................................................................................8
C. Jenis-jenis surveilans............................................................................................9
D. Manajamen Surveilans ......................................................................................13
E. Surveilans Efektif ...............................................................................................14
F. Pendekatan surveilans .......................................................................................17
G. Sumber data Surveilans .....................................................................................18
H. Pelaporan Dan Penyebaran Data Dan Informasi .............................................19
BAB III PENUTUP ........................................................................................................20
A. Kesimpulan .........................................................................................................20
B. Saran ...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interprestasi data secara sistematik dan terus menerus serta
penyebaran informasi kepada Unit yang memerlukan untuk mengambil
tindakan. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu definisi Surveilans
epidemiologi analisis yang lebih mengedepankan atau kajian epidemiologi
serta pemanfaatan informasi epidemiologi.

Surveilans adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus


menerus terhadap penyakit atau masalah - masalah kesehatan serta kondisi
yang mempengaruhi risiko terjadinya penyakit atau masalah - masalah
kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara
efektif dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan
penyebaran informasi epidemiologi. kepada penyelenggara program
kesehatan.

Pengumpulan data merupakan tahap awal dari rangkaian kegiatan


surveilans yang paling penting untuk proses selanjutnya. Dalam pengumpulan
data surveilans dapat dilakukan melalui surveilans aktif dan pasif.
Pengumpulan data tersebut harus mengumpulkan data – data dari berbagai
sumber data. Sumber data dalam surveilans epidemologi merupakan sumber
data / subyek dari mana data yang dapat diperoleh yang digunakan untuk
kegiatan surveilans epidemologi.

Surveilans kesehatan masyarakat adalah suatu kegiatan yang


dilakukan secara terus menerus berupa pengumpulan data secara sistematik,
analisis dan interpretasi data mengenai suatu peristiwa yang berkaitan dengan
kesehatan untuk digunakan dalam tindakan kesehatan masyarakat dalam upaya
mengurangi angka kesakitan dan kematian, dan meningkatkan status
kesehatan.

4
Data yang dihasilkan oleh sistem surveilans kesehatan masyarakat
dapat digunakan :

1. Sebagai pedoman dalam melakukan tindakan segera untuk kasus - kasus


penting kesehatan masyarakat

2. Mengukur beban suatu penyakit atau terkait dengan kesehatan lainnya,


termasuk identifikasi populasi risiko tinggi

3. Memonitor kecenderungan beban suatu penyakit atau terkait dengan


kesehatan lainnya , termasuk mendeteksi terjadinya wabah dan pandemi

4. Sebagai pedoman dalam perencanaan , implementasi , dan evaluasi program

5. Mengevaluasi kebijakan - kebijakan publik

6. Memprioritaskan alokasi sumber daya kesehatan dan

7. Menyediakan suatu dasar untuk penelitian epidemiologi lebih lanjut.

Sementara menurut pendapat lain yang dikemukakan, surveilans merupakan


sebuah istilah umum yang mengacu pada observasi yang sedang berjalan,
pengawasan berkelanjutan, pengamatan menyeluruh, pemantauan konstan,
serta pengkajian perubahan dalam populasi yang berkaitan dengan penyakit,
kondisi, cedera, ketidakmampuan, atau kecenderungan kematian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan surveilans kesehatan masyarakat?
2. Apa sajakah tujuan dari surveilans?
3. Sebutkan manajeman surveilans?
4. Bagaimana pendekatan dalam surveilans kesehatan masyarakat?
5. Apa yang dimaksud surveilans efektif?
6. Jelaskan sumber data, pelaporan,dan penyebaran data?
7. Sebutkan jenis data surveilans?

5
C. Tujuan
1. Memberikan informasi mengenai pengertian surveilans kesehatan
masyarakat
2. Mengetahui tujuan dari surveilans
3. Mengetahui manajamen surveilans
4. Mengetahui metode pendekatan dalam surveilans kesehatan masyarakat
5. Memberikan penjelasan mengenai surveilans efektif
6. Memberikan penjelasan mengenai sumber data, pelaporan,dan
penyebaran data
7. Mengetahui jenis data surveilans

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Surveilans Kesehatan Masyarakat
Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis dan
interpretasi data yang berhubungan dengan kesehatan yang berkelanjutan dan
sistematis yang penting untuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi praktik
kesehatan masyarakat.

Surveilans epidemiologi adalah suatu sistem situasi yang


mempengaruhi penyakit dan gangguan kesehatan, serta risiko berkembangnya
penyakit dan gangguan kesehatan tersebut, untuk mengambil tindakan yang
efektif dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran
informasi epidemiologi. melakukan pemantauan secara terus menerus dan
objektif. Kepada masyarakat penyelenggara program kesehatan.

Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak digunakan dalam upaya


pemberantasan penyakit menular, namun saat ini semua kegiatan kesehatan
masyarakat, termasuk pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
kegiatan kesehatan masyarakat lainnya, memerlukan surveilans. Hanya ada
satu laporan penyakit menular, tetapi itu adalah bagian terpenting dari sistem
surveilans kesehatan masyarakat.

Pertumbuhan penduduk dan "kepadatan" mempercepat penyebaran


penyakit dari orang ke orang. Faktor pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini
juga mempengaruhi perubahan epidemiologis dan patogenik penyakit menular
tertentu. Perpindahan orang dari satu daerah ke daerah baru dengan ekosistem
yang berbeda berarti pengungsi terkena patogen tertentu yang dapat
menyebabkan masalah penyakit baru. Terlepas dari jenis penyakitnya, apakah
itu penyakit yang sangat umum di suatu daerah, penyakit menular yang baru
muncul, atau penyakit yang digunakan dalam bioterisme, hal terpenting dalam
upaya pencegahan dan pemberantasan adalah sesegera mungkin. Sistem
pemantauan yang terorganisir dengan baik diperlukan untuk mencapai tujuan
ini.

7
Surveilans kesehatan masyarakat merupakan alat penting untuk
mencegah wabah penyakit dan merespon segera ketika penyakit menyebar.
Informasi dari surveilans juga penting untuk memantau seberapa baik
Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, dan donor/stakeholder dalam
merawat penduduk. Pengawasan berbeda dengan pengawasan biasa.
Pemantauan bersifat terus menerus (continuous) tanpa gangguan, tetapi
pemantauan bersifat intermiten atau sementara. Pengamatan terus menerus dan
sistematis memungkinkan kita untuk mengamati atau memprediksi perubahan
tren penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan untuk menerapkan
investigasi dan tindakan pengelolaan penyakit dengan benar. Sebagaimana
dijelaskan di atas, kegiatan surveilans epidemiologi memiliki lima komponen
utama: Pengambilan / perekaman peristiwa (data) yang andal. Pengolahan dan
penyajian data, Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan,
Penyebaran informasi atau diseminasi informasi, Umpan balik atau umpan
balik.

B. Tujuan Surveilans
Surveilans kesehatan masyarakat bertujuan untuk menyediakan dan
menafsirkan data untuk memfasilitasi pencegahan dan pengendalian penyakit.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka surveilans penyakit atau masalah
kesehatan lainnya harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan ini ini harus
mencakup deskripsi yang jelas tentang bagaimana data dikumpulkan,
dikonsolidasikan dan dianalisis untuk surveilans akan digunakan untuk
mencegah dan mengendalikan penyakit. Misalnya, tujuan surveilans
tuberkulosis seperti untuk mengindentifikasi orang dengan penyakit aktif untuk
memastikan bahwa penyakitnya diobati secara memadai. Untuk tujuan seperti
itu, pengumpulan data harus cukup sering, tepat waktu dan lengkap untuk
memungkinkan perlakuan yang efektif. lain untuk menghitung dan
mengalalisis data surveilans kesehatan masyarakat. Sehingga data bisa diubah
menjadi informasi yang akurat dan dapat digunakan untuk program kesehatan.

8
C. Jenis-jenis surveilans
1. Surveilans Individu

Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi dan


memonitor individu-individu yang mengalami kontak dengan penyakit
serius, misalnya pes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning, sifilis.
Surveilans individu memungkinkan dilakukannya isolasiinstitusional
segera terhadap kontak, sehingga penyakit yang dicurigai dapat
dikendalikan.Sebagai contoh, karantina merupakan isolasi institusional
yang membatasi gerak dan aktivitasorang-orang atau binatang yang sehat
tetapi telah terpapar oleh suatu kasus penyakit menular selama periode
menular. Tujuan karantina adalah mencegah transmisi penyakit selama
masa inkubasi seandainya terjadi infeksi .

Isolasi institusional pernah digunakan kembali ketikatimbul AIDS


1980an dan SARS. Dikenal dua jenis karantina:

(1) Karantina total;

(2) Karantina parsial.

Karantina total membatasi kebebasan gerak semuaorang yang


terpapar penyakit menular selama masa inkubasi, untuk mencegah kontak
denganorang yang tak terpapar. Karantina parsial membatasi kebebasan
gerak kontak secara selektif, berdasarkan perbedaan tingkat kerawanan
dan tingkat bahaya transmisi penyakit. Contoh,anak sekolah diliburkan
untuk mencegah penularan penyakit campak, sedang orang
dewasadiperkenankan terus bekerja. Satuan tentara yang ditugaskan pada
pos tertentu dicutikan, sedang di pos-pos lainnya tetap bekerja. Dewasa ini
karantina diterapkan secara terbatas,sehubungan dengan masalah legal,
politis, etika, moral, dan filosofi tentang legitimasi,akseptabilitas, dan
efektivitas langkah-langkah pembatasan tersebut untuk mencapai tujuan
kesehatan masyarakat

9
2. Surveilans Penyakit

Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan


terus-menerus terhadapdistribusi dan kecenderungan insidensi penyakit,
melalui pengumpulan sistematis,konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-
laporan penyakit dan kematian, serta data relevanlainnya. Jadi fokus
perhatian surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu. Di banyak
negara, pendekatan surveilans penyakit biasanya didukung melalui
program vertikal (pusat-daerah). Contoh, program surveilans tuberkulosis,
program surveilans malaria.Beberapa dari sistem surveilans vertikal dapat
berfungsi efektif, tetapi tidak sedikit yang tidak terpelihara dengan baik
dan akhirnya kolaps, karena pemerintah kekurangan biaya. Banyak
program surveilans penyakit vertikal yang berlangsung paralel antara satu
penyakit dengan penyakit lainnya, menggunakan fungsi penunjang
masing-masing, mengeluarkan biaya untuk sumberdaya masing-masing,
dan memberikan informasi duplikatif, sehingga mengakibatkan
inefisiensi.

3. Surveilans Sindromik

Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan


pengawasan terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala)
penyakit, bukan masing-masing penyakit.Surveilans sindromik
mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan individual maupun
populasi yang bisa diamati sebelum konfirmasi diagnosis. Surveilans
sindromik mengamatiindikator-indikator individu sakit, seperti pola
perilaku, gejala-gejala, tanda, atau temuanlaboratorium, yang dapat
ditelusuri dari aneka sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium
tentang suatu penyakit. Surveilans sindromik dapat dikembangkan pada
levellokal, regional, maupun nasional. Sebagai contoh, Centers for Disease
Control andPrevention (CDC) menerapkan kegiatan surveilans sindromik
berskala nasional terhadap penyakit-penyakit yang mirip influenza (flu-
like illnesses) berdasarkan laporan berkala praktik dokter di AS. Dalam

10
surveilans tersebut, para dokter yang berpartisipasi melakukanskrining
pasien berdasarkan definisi kasus sederhana (demam dan batuk atau sakit
tenggorok)dan membuat laporan mingguan tentang jumlah kasus, jumlah
kunjungan menurut kelompokumur dan jenis kelamin, dan jumlah total
kasus yang teramati. Surveilans tersebut bergunauntuk memonitor aneka
penyakit yang menyerupai influenza, termasuk flu burung, danantraks,
sehingga dapat memberikan peringatan dini dan dapat digunakan sebagai
instrumenuntuk memonitor krisis yang tengah berlangsung.Suatu sistem
yang mengandalkan laporan semua kasus penyakit tertentu dari
fasilitaskesehatan,laboratorium, atau anggota komunitas, pada lokasi
tertentu, disebut surveilans sentinel. Pelaporan sampel melalui sistem
surveilans sentinel merupakan cara yang baik untukmemonitor masalah
kesehatan dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.

4. Surveilans Berbasis Laboratorium

Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan


menonitor penyakitinfeksi. Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan
melalui makanan sepertisalmonellosis, penggunaan sebuah laboratorium
sentral untuk mendeteksi strain bakterit ertentu memungkinkan deteksi
outbreak penyakit dengan lebih segera dan lengkap dari padasistem yang
mengandalkan pelaporan sindroma dari klinik-klinik

5. Surveilans Terpadu

Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan


semua kegiatansurveilans di suatu wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/
kabupaten/ kota) sebagai sebuah pelayanan publik bersama. Surveilans
terpadu menggunakan struktur, proses, dan personaliayang sama,
melakukan fungsi mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk tujuan
pengendalian penyakit. Kendatipun pendekatan surveilans terpadu tetap
memperhatikan perbedaan kebutuhan data khusus penyakit-penyakit
tertentu.

11
Karakteristik pendekatan surveilans terpadu:

(1) Memandang surveilans sebagai pelayanan bersama (common


services);

(2) Menggunakan pendekatan solusi majemuk;

(3)Menggunakan pendekatan fungsional, bukan struktural;

(4) Melakukan sinergi antara fungsiinti surveilans (yakni, pengumpulan,


pelaporan, analisis data, tanggapan) dan fungsi pendukung surveilans
(yakni, pelatihan dan supervisi, penguatan laboratorium,
komunikasi,manajemen sumber daya);

(5) Mendekatkan fungsi surveilans dengan pengendalian penyakit.


Meskipun menggunakan pendekatan terpadu, surveilans terpadu tetap
memandang penyakityang berbeda memiliki kebutuhan surveilans yang
berbeda.

6. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global

Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi


manusia dan binatang serta organisme, memudahkan transmisi penyakit
infeksi lintas negara. Konsekunsinya, masalah-masalah yang dihadapi
negara-negara berkembang dan negara maju di dunia makinserupa dan
bergayut. Timbulnya epidemi global (pandemi) khususnya
menuntutdikembangkannya jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang
menyatukan para praktisi kesehatan, peneliti, pemerintah, dan organisasi
internasional untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan surveilans yang
melintasi batas-batas negara. Ancaman aneka penyakit menular merebak
pada skala global, baik penyakit-penyakit lama yang muncul kembali (re-
emerging diseases), maupun penyakit-penyakit yang baru muncul (new-
emerging diseases),seperti HIV/AIDS, flu burung, dan SARS. Agenda
surveilans global yang komprehensif melibatkan aktor-aktor baru, termasuk
pemangku kepentingan pertahanan keamanan dan ekonomi). masyarakat.

12
Kegiatan surveilans mencakup deteksi, pencatatan, pelaporan data, analisis
data, konfirmasi epidemiologis maupun laboratoris,umpan-balik
(feedback). Langkah intervensi kesehatan masyarakat mencakup respons
segera(epidemic type response) dan respons terencana (management type
response). Fungsi pendukung (support activities) mencakup pelatihan,
supervisi, penyediaan sumber dayamanusia dan laboratorium, manajemen
sumber daya, dan komunikasi (Tafwid, 2021)

D. Manajamen Surveilans
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien (RI, 2018).

Manajemen data surveilans epidemiologi merupakan rangkaian


kegiatan pengolahan data surveilans mulai dari kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis data hingga menjadi suatu informasi. Setiap tahapan
kegiatan menajemen data surveilans memiliki keterkaitan yang sangat erat dan
masing – masing mempunyai andil yang cukup penting dalam menghasilkan
informasi yang berkualitas (RI, 2018).

Manajemen surveilans mencakup dua fungsi , yaitu fungsi inti dan


fungsi pendukung. Fungsi inti mencakup kegitan surveilans dan Langkah-
langkah Intervensi, sedangkan fungsi pendukung mencakup kegitan yang
mendukung pelaksanaan fungsi inti

Fungsi Inti (Core Activities)

• Deteksi kasus (case detection): Melakukan pengamatan terhadap


kasus penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.
• Pencatatan (registration): Mencatat data kasus penyakit atau masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat.

13
• Konfirmasi data (confirmation): Melakukan konfirmasi terhadap data
kasus penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.
• Pelaporan data (reporting): Melaporkan data kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat ke pihak yang
berwenang.
• Analisis data (analysis): Menganalisis data kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat untuk mengetahui
kecenderungan dan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya kasus
tersebut.
• Umpan balik (feedback): Memberikan umpan balik kepada pihak
yang melaporkan kasus penyakit atau masalah kesehatan untuk
meningkatkan kualitas pelaporan data.

Fungsi Pendukung (Support Activities)

• Komunikasi (communication): Melakukan komunikasi yang efektif


dengan pihak yang terkait dalam pelaksanaan manajemen surveilans.
• Pelatihan (training): Melakukan pelatihan kepada petugas kesehatan
dalam pelaksanaan manajemen surveilans.
• Pengawasan (supervision): Melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan manajemen surveilans untuk memastikan kualitas
pelaksanaan yang baik.
• Penyediaan sumber data (resource-provision): Menyediakan sumber
daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan manajemen surveilans,
seperti sumber daya manusia dan laboratorium .

E. Surveilans Efektif
Karakteristik surveilans yang efektif: cepat, akurat, reliabel, representatif,
sederhana,fleksibel, akseptabel (Wuhib et al., 2002; McNabb et al., 2002;
Giesecke, 2002;JHU, 2006).

14
Kecepatan. Informasi yang diperoleh dengan cepat (rapid) dan tepat waktu
(timely)memungkinkan tindakan segera untuk mengatasi masalah yang
diidentifikasi. Investigasilanjut hanya dilakukan jika diperlukan informasi
tertentu dengan lebih mendalam. Kecepatan surveilans dapat ditingkatkan
melalui sejumlah cara:

(1) Melakukan analisis sedekat mungkin dengan pelapor data primer, untuk
mengurangi “lag” (beda waktu) yang terlalu panjang antara laporan dan
tanggapan;

(2) Melembagakan pelaporan wajib untuk sejumlah penyakit tertentu


(notifiable diseases);

(3) Mengikut sertakan sektor swasta melalui peraturan perundangan;

(4) Melakukan fasilitasi agar keputusan diambil dengan cepat


menggunakanhasil surveilans;

(5) Mengimplementasikan sistem umpan balik tunggal, teratur, dua-arah


dansegera.

Akurasi. Surveilans yang efektif memiliki sensitivitas tinggi, yakni sekecil


mungkin terjadi hasilnegatif palsu. Aspek akurasi lainnya adalah spesifisitas,
yakni sejauh mana terjadi hasil positif palsu. Pada umumnya laporan kasus dari
masyarakat awam menghasilkan “false alarm” (peringatan palsu). Karena itu
sistem surveilans perlu mengecek kebenaran laporan awam ke lapangan, untuk
mengkonfirmasi apakah memang tengah terjadi peningkatan
kasus/outbreak.Akurasi surveilans dipengaruhi beberapa faktor:

(1) kemampuan petugas;

(2)infrastruktur laboratorium.

Surveilans membutuhkan pelatihan petugas. Contoh, para ahlimadya


epidemiologiperlu dilatih tentang dasar laboratorium, sedang teknisi
laboratoriumdilatih tentang prinsip epidemiologi, sehingga kedua pihak

15
memahami kebutuhan surveilans.Surveilans memerlukan peralatan
laboratorium standar di setiap tingkat operasi untukmeningkatkan kemampuan
konfirmasi kasus. Standar, seragam, reliabel, kontinu. Definisikasus, alat ukur,
maupun prosedur yang standar penting dalam sistem surveilans agardiperoleh
informasi yang konsisten.

Sistem surveilans yang efektif mengukur secara kontinu sepanjang waktu,


bukannya intermiten atau sporadis, tentang insidensi kasus penyakit
untukmendeteksi kecenderungan. Pelaporan rutin data penyakit yang harus
dilaporkan (reportablediseases) dilakukan seminggu sekali. Representatif dan
lengkap.Sistem surveilans diharapkan memonitor situasi yang sesungguhnya
terjadi pada populasi. Konsekuensinya, data yang dikumpulkan perlu
representatif dan lengkap. Keterwakilan,cakupan, dan kelengkapan data
surveilans dapat menemui kendala jika penggunaan kapasitastenaga petugas
telah melampaui batas, khususnya ketika waktu petugas surveilans
terbagiantara tugas surveilans dan tugas pemberian pelayanan kesehatan
lainnya.

Sederhana, fleksibel, dan akseptabel. Sistem surveilans yang efektif perlu


sederhana dan praktis, baik dalam organisasi, struktur, maupun operasi. Data
yang dikumpulkan harus relevan dan terfokus. Format pelaporan fleksibel,
bagian yang sudah tidak berguna dibuang. Sistemsurveilans yang buruk
biasanya terjebak untuk menambah sasaran baru tanpa membuangsasaran lama
yang sudah tidak berguna, dengan akibat membebani pengumpul data.
Sistemsurveilans harus dapat diterima oleh petugas surveilans, sumber data,
otoritas terkaitsurveilans, maupun pemangku surveilans lainnya. Untuk
memelihara komitmen perlu pembaruan kesepakatan para pemangku secara
berkala pada setiap level operasi.

Penggunaan (uptake). Manfaat sistem surveilans ditentukan oleh


sejauh mana informasi surveilansdigunakan oleh pembuat kebijakan,
pengambil keputusan, maupun pemangku surveilans pada berbagai level.
Rendahnya penggunaan data surveilans merupakan masalah di banyak negara

16
berkembang dan beberapa negara maju. Salah satu cara mengatasi problem
ini adalahmembangun network dan komunikasi yang baik antara peneliti,
pembuat kebijakan, dan pengambil keputusan.

F. Pendekatan surveilans
1. Surveilans aktif

Surveilans aktif merupakan konsep pendekatan dengan cara


mendatangi secara langsung sumber datanya. Yaitu dapat ditempuh dengan
cara menggunakan petugas khusus surveilans untuk melakukan kunjungan
secara berkala ke masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas,
klinik, dan 4 rumah sakit) atau sumber data lainnya. Dengan tujuan
mengidentifikasi kasus penyakit baru ataupun kematian (Resmania, et.al,
2020).

Terdapat kelebihan maupun kekurangan dalam pelaksanaan surveilans aktif,


antara lain:

Kelebihan : lebih akurat dan dapat mengidentifikasi outbreak lokal.

Kekurangan : lebih mahal dan sulit untuk dilakukan.

2. Surveilans pasif

Surveilans pasif merupakan konsep pendekatan dengan cara


menggunakan data yang sudah ada atau yang sudah tersedia di fasilitas
pelayanan kesehatan yang dapat berasal dari data rekam medis, laporan atau
rekapitulasi kasus, data kunjungan pasien, hasil pemeriksaan laboratorium
atau pemeriksaan penunjang lainnya yang sudah terekam datannya
difasilitas pelayanan kesehatan tersebut (Resmania, Et.Al, 2020).

Terdapat kelebihan maupun kekurangan dalam pelaksanaan surveilans


pasif, antara lain:

Kelebihan: relati lebih murah dan mudah dilakukan.

17
Kekurangan: kurang sensitive dalam mendeteksi kecenderungan penyakit
dan data yang dihasilkan bisa mengalami under-reported, karena tidak
semua kasus datang dari fasilitas pelayanan kesehatan formal.

G. Sumber data Surveilans


Sumber data surveilans mempunyai perbedaan untuk tiap jenis penyakit.
Sumber data sistem surveilans yang dirancang (WHO, 2006) terdiri dari 10 elemen
yaitu:

1) Pencatatan kematian

2) Laporan penyakit, merupakan elemen yang terpenting dalam surveilans. Data yang
diperlukan: nama penderita, umur, jenis kelamin, alamat, diagnosis dan tanggal mulai
sakit jika diketahui.

3) Laporan kejadian luar biasa atau wabah.

4) Hasil pemeriksaan laboratorium.

5) Penyelidikan peristiwa penyakit menular.

6) Penyelidikan kejadian luar biasa atau wabah.

7) Survey: memerlukan tenaga, biaya dan fasilitas.

8) Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit pada hewan.

9) Data penggunaan obat-obatan, serum dan vaksin.

Macam-macam sumber data dalam surveilans epidemiologi (Kepmenkes RI


No.1116/Menkes/SK/VIII/2003):

1. Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan
masyarakat.

2. Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan serta
laporan kantor pemerintah dan masyarakat.

3. Data demografi yang dapat diperoleh dari unit statistik kependudukan dan
masyarakat

18
4. Data geografi yang dapat diperoleh dari unit unit meteorologi dan geofisika

5. Data laboratorium yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan
masyarakat.

6. Data kondisi lingkungan

7. Laporan wabah

8. Laporan penyelidikan wabah/KLB

9. Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan

10. Studi epidemiology dan hasil penelitian lainnya

11. Data hewan dan vektor sumber penular penyakit yang dapat diperoleh dari
unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.

12. Laporan kondisi pangan

H. Pelaporan Dan Penyebaran Data Dan Informasi


Pelaporan

Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam


penyelenggaraan surveilans epidemiologi termasuk rumah sakit, puskesmas,
laboratorium, unit penelitian, unit program – sektor dan unit statistik lainnya.

Penyebaran Data dan Informasi

Data, informasi dan rekomendasi sebagai hasil kegiatan surveilans


epidemiologi disampaikan kepada pihak-pihak yang dapat melakukan tindakan
penanggulangan penyakit atau upaya peningkatan program kesehatan, pusatpusat
penelitian dan pusat-pusat kajian serta pertukaran data dalam jejaring surveilans
epidemiologi

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surveilans kesehatan masyarakat adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus berupa pengumpulan data secara sistematik,
analisis dan interpretasi data mengenai suatu peristiwa yang berkaitan
dengan kesehatan untuk digunakan dalam tindakan kesehatan masyarakat
dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian, dan meningkatkan
status kesehatan. Surveilans kesehatan masyarakat bertujuan untuk
menyediakan dan menafsirkan data untuk memfasilitasi pencegahan dan
pengendalian penyakit. Jenis surveilans yaitu surveilans individu,
surveilans penyakit, surveilans sindromik, surveilans berbasis laboratorium,
surveilans terpadu, dan surveilans kesehatan masyarakat global.
Manajemen surveilans mencakup dua fungsi , yaitu fungsi inti dan fungsi
pendukung. Fungsi inti mencakup kegitan surveilans dan Langkah-langkah
Intervensi, sedangkan fungsi pendukung mencakup kegitan yang
mendukung pelaksanaan fungsi inti. Karakteristik surveilans yang efektif:
cepat, akurat, reliabel, representatif, sederhana,fleksibel, akseptabel.
Pendekatan dalam surveilans ada 2 yaitu pendekatan aktif dan pendekatan
pasif. Surveilans pasif merupakan konsep pendekatan dengan cara
menggunakan data yang sudah ada atau yang sudah tersedia di fasilitas
pelayanan kesehatan yang dapat berasal dari data rekam medis, laporan atau
rekapitulasi kasus, data kunjungan pasien, hasil pemeriksaan laboratorium
atau pemeriksaan penunjang lainnya yang sudah terekam datannya
difasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Surveilans aktif merupakan konsep
pendekatan dengan cara mendatangi secara langsung sumber datanya.
Sumber data surveilans berbeda setiap jenis penyakitnya yang tercantum
dalam Kepmenkes RI (Kepmenkes RI No.1116/Menkes/SK/VIII/2003).
Pelaporan dan penyebaran data dalam surveilans kesehatan masyrakat akan
tersampaikan langsung kepada pihak berwenang yang berperan dalam
penaggulangan penyakit atau masalah kesehatan.

20
B. Saran
• Dalam kegiatan surveilans kesehatan masyarakat, mahasiswa sebagai
salah satu pihak yang berperan didalamnya diharapakan aktif dan adaptif
dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai agen perubahan
• Dalam kegiatan dan hasil data dari surveilans kesehatan Masyarakat
keakuratan adalah salah satu kunci penting. Oleh karena itu peka dan fokus
dalam memastikan kebenaran dari data yang diperoleh sebelum
disebarluaskan dan dijadikan sebagai dasar
• Dalam kegiatan surveilans diharapkan pihak yang melaksanakan tersebut
agar lebih aktif dan bertanggung jawab agar menjaga keakuran dan
kebenaran data yang diperoleh
• Dalam pelaporan dan penyebaran data, setiapa pihak yang memegang
wewenang tersebut agar lebih aktif meng-update informasi agar
masyarakat lebih mengetahui perubahan pola masalah kesehatan yang
terjadi.

21
DAFTAR PUSTAKA
RI, K. (2018). Modul Pelatihan Surveilans. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 5.

Wuhib T, Chorba TL, Davidiants V, MacKenzie WR, McNabb SJN (2002).


Assessment of theinfectious diseases surveillance system of the Republic of
Armenia: an example of surveillance in TheRepublics of the former Soviet
Union. BMC Public Health, 2:3 http://www.biomedcentral.com

Giesecke J (2002). Modern infectious disease epidemiology. London: Arnold.

JHU (=Johns Hopkins University) (2006). Disaster epidemiology. Baltimore, MD:


The Johns Hopkinsand IFRC Public Health Guide for Emergencies.

McNabb SJN, Chungong S, Ryan M, Wuhib T, Nsubuga P, Alemu W, Karande-


Kulis V, Rodier G (2002). Conceptual framework of public health
surveillance and action and its application in healthsector reform. BMC
Public Health, 2:2 http://www.biomedcentral. Com

Resmania, et. al. (2020). Surveilans Kesehatan Masyarakat. buku. ISBN: 978- 623-
6840-03-0

Iqbal Tafwid. (2021). Surveilans kesehatan masyarakat.

22

Anda mungkin juga menyukai