Disusun Oleh
Dosen Pengampuh
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT
dengan tema “Langkah – Langkah Merancang Surveilans dan Langkah
Analisis Data Surveilans”
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PENUTUPAN.............................................................................. 28
A. Kesimpulan ................................................................................... 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
ISI
A. Spesifikasi Tujuan
Cakupan kegiatan surveilans sendiri cukup luas, mulai dari deteksi dini
kejadian luar biasa/ wabah, pencegahan penyakit menular, sampai kepada
pencegahan penyakit kronik (tidak menular) yang dapat dilakukan dalam
jangka waktu perubahan pola perilaku sampai kepada timbulnya penyakit
tersebut. Surveilans dapat digunakan untuk mengumpulkan data berbagai
elemen rantai penyakit, mulai dati faktor resiko perilaku, tindakan preventif,
maupun evaluasi program dan cost unit. Dengan kata lain, sistem surveilans
diperlikan untuk mendapatkan gambaran beban penyakit suatu komunitas,
termasuk jumlah kasus, insidensi, prevalensi, case-fatality rate, rate mortalitas
dan morbiditas, biaya pengobatan, pencegahan, potensi epidemik dan
informasi mengenai timbulnya penyakit baru. (Nugroho.2017)
1. Kegunaan surveilans
2. Penggunaan informasi yang dihasilkan suatu sistem
3. Ruang lingkup surveilans (dimana ruang tersebut mencangkup area
geografis dan layanan puskesmas)
4. Kelompok sasaran yang akan diamati
3
dan beberpa sering akan mengumpulkan dan memproses data surveilans
Pengembangan tujuan yang baik sebaiknya didiskusikan dalam kelompok,
sehingga keseluruhan poin penting dan sudut pandang diperhatikan. Libatkan
potensial jika memungkinkan. Yakinlah bahwa seseorang didalam kelompok
memahami apa yang dapat dan tidak dapat dikumpulkan. Hal ini akan
menolong menghindari dalam merencakan sistem yang tidak realistis.
(Amirudin.2017)
4
kebutuhan sumber daya untuk terselanggaranya program dengan
efesien dan efektif di wilayah kerja masing-masing.
2. Mengidentifikasi faktor – faktor resiko. Mengidentifikasi
kelompok populasi spesifikasi yang berada pada resiko tinggi
tentang kesakitan dan kematian sehingga dapat mengembangkan
intervensi untuk melindungi mereka secara tepat.
3. Mengidentifikasi wabah. Suatu kegunaan utama dari surveilans
adalah mengidentifikasi secera cepat suatu wabah atau epidemi
sehingga dapat dilakukan suatu pengendalian. Wabah dari penyakit
menular,seperti cacar AIDS,merupakan hal serius dan sebaiknya
diidentifikasi dan ditindaki dengan segera.
4. Mengidentifikasi kejadian luar biasa.Hal yang sama pentingnya
adalah mengidentifikasi secara cepat apapun kejadian yang tidak
diharapkan tetapi merupakan ancaman serius terhadap kesehatan.
Contohnya bisa saja sejumlah kematian karena tenggelam dan
keracunan makanan diantara anak usia sekolah.
5. Mengamati trend. Kebanyakan penyakit terjadi musiman dan
mungkin ingin mengamati trend untuk mengidentifikasi
penyimpanan luar biasa dari pola yang diharapkan. Anda juga
mungkin menginginkan untuk melacak perkembangan dalam
pengendalian penyakit dari waktu ke waktu.
6. Mengevaluasi dampak. Kebanyakan manajer ingin mengetahui jika
program mereka memiliki dampak terhadap kesehatan. Contohnya
pada kematian bayi dan kejadian penyakit diare.
7. Menjelasakan penyebab – penyebab. Pada beberapa situasi
mungkin ingin menyelidiki penyebab dari suatu kesakitan atau
kematian untuk menentukan apakah program dapat melakukan
sesuatu hal di masa depan untuk mencegah kejadian sejenis.
Beberapa program menyelidi setiap kematian. Pandangan lain
menurut alsasannya adalah terhadap komplikasi selama kelahiran
bayi untuk mengidentifikasi perubahan – perubahan prosedur yang
mungkin telah diperingati.
5
(P2PM). Jika sistem memiliki pengguna ganda mungkin dapat
dinegosiasikan kerja sama untuk menghindari sistem besar atau rumit yang
sesuai dengan kebutuhan tiap orang. (Amirudin.2017)
6
Masalah berhubungan dengan Penyakit infeksi dan Penyakit penting lainnya
kehamilan menular lainnya
Obtruksi kelahiran Cacar air STD/HIV/AIDS
Ekslampsia Penyakit jantung Malnutrisi
Prematur Meningitis Anemia
Infeksi post-partum Demam berdarah Penyakit jantung
Diabetes
Langkah ini membimbing kita melalui suatu serial dari sub langkah
menuju tujuan dimana data akan di kumpulkan oleh sistem,dari sumber
mana,seberapa sering dan menggunakan prosedur yana mana. Sekali
lagi,untuk menjaga tujuan program kita dalam pikiran disaat memutuskan apa
yang ingin diamati. (Amirudin.2017)
7
jika tidak,kita dapat mencopa “autopsi verbar”. Dengan menggunakan
kuisioner. (Amirudin.2017)
8
pengobatan di Puskemas dan seterusnya. Sangat direkomendasikan
mengumpulakan informasi sebanyak mungkin. Hal itu berarti,perlaporan rutin
sebaiknya dibatasi pada: (Amirudin.2017)
9
dan wawancara. Sumber data yang paling umum untuk sistem surveilans
dirangkuman dibawah ini menggunakan kader sebagai contoh untuk
petugas pengumpulan data. (Amirudin.2017)
Sumber data selalu manusia,secara mendasar. Dalam hal ini dapat
digantikan dengan “teknisi laboraturium” atau “dokter” untuk kader dan
dengan cepat bisa melihat bahwa terdapat banyak sumber potensial untuk
data surveilans. Sumber utama akan data surveilans biasanya petugas
kesehatan : Tenaga Lapangan,Staf Puskemas, dan Praktek Swasta,Rumah
Sakit,Klinik Bayi dan ibu,Bidan dan Dokter. Secara khusus petugas
kesehatan memrikas,mewawancarai lalu mencatat data tentang morbiditas
dan mortalitas. Mungkin saja terdapat cara yang baik untuk mendapatkan
informasi secara cepat dan mudah.meskipun menyusun suatu sistem baru
untuk sementara waktu. Misal ,menggunakan SMS,Chat dsb.
(Amirudin.2017)
10
puskesmas atau rumah sakit) secara
teliti mengumpulkan dan melaporkan
data yang dibutuhkan
Survei dan studi kasus Biasanya sampel untuk memperkirakan
tingkat suatu penyakit atau kondisi pada
suatu area tertentu
Pengujian kasus atau wabah Pengujian khusus terhadap satu atau
lebih kasus penyakit atau kematian
untuk menemukan penyebab dan
merekomendasikan tindakan untuk
mencegah penjangkit kembali
Sistem regritasi vital Penyediaan layanan masyarakat dan
swasta melaporan kelahiran, kematian
dan data pilihan lainnya kepada sistem
pusat
Sensus Jumlah keseluruhan dari suatu
populasi,terkadang melibatkan
pertanyaan tentang prilaku
kesehatan,penyakit-penyakit dan lain-
lain.
D. Interpretasi Data
11
Hambatan yang dapat terjadi dalam proses interpretasi data adalah
keterbatasan data, under-reporting, kurang representasinya data penyakit untuk
suatu wilayah dan definisi kasus yang tidak seragam antar wilayah. Karena
itulah proses penetapan definisi kasus dalam pengembangan sistem surveilans
memegang peranan yang penting. (Nugroho.2017)
a. Umpan Balik
Data yang telah dilakukan analisis kemudian hasil analisis
disebarkan kemasyarakat dan dilakukan umpan balik kepada wilayah kerja
di level bawahnya. Kegiatan umpan balik dapat dilakukan dari dinas
kesehatan pusat ke dinas kesehatan propinsi, dari dinas kesehatan provinsi
ke dinas kesehatan Kabupaten/Kota, dari dinas kesehaan kabupaten/kota
ke puskesmas dan dari puskesmas ke wilayah kerja puskesmas tersebut.
(Nugroho.2017)
Kegiatan umpan balik dapat berupa pertemuan berkala, pelatihan
atau yang lainya Unit surveilans puskesmas mengirim umpan balik
laporan ke puskesmas pembantu diwilayahnya. Kegiatan umpan balik
diharapkan dapat memperbaiki data yang dikumpulkan dan menjadi
informasi pada level bawahnya. (Nugroho.2017)
Unit surveilans rumah sakit bekerja sama dengan rekaman medik,
petugas rawat inap dan rawat jalan melakukan validasi data. Dinas
kesehatan kabupaten/kota memberikan umpan balik bulanan ke
puskesmas, rumah sakit serta laboratorium diwilayah kerjanya. Dinas
kesehatan provinsi memberikan umpan balik bulanan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota. Unit surveilans laboratorium melakukan umpan balik
terhadap instansi terkait untuk melakukan validasi data. (Nugroho.2017)
12
pertemuan-pertemuan tingkat desa. Diseminasi di Dinas kesehatan
kabupaten/kota. Diseminasi di dinas kesehatan kabupaten dapat
dilakukan melalui penerbitan bulletin epidemiologi secara berkala.
Diseminasi melalui bulletin dapat dilakukan setiap bulan. Penyebarluasan
informasi dilakukan kepada pemegang kebijakan baik di dinas kesehatan
atau pemerintah daerah dalam bentuk laporan kegiatan atau laporan
program. Diseminasi di dinas kesehatan provinsi. Diseminasi di dinkes
provinsi dilakukan melalui pertemuan lintas program yang melibatkan
petugas dinas kabupaten/kota, dan melalui buletin. Penyebarluasan
informasi melalui buletin epidemiologi dapat dilakukan secara berkala.
Idealnya penyebar luasan informasi dilakukan setiap bulan, hal ini terkait
dengan sistem pelaporan dari dinas kesehatan dilakukan setiap bulan.
(Nugroho.2017)
Tabel 6.2 aftar penyakit dengan definisi standar dan definisi non-
klinis. Dua contoh di sajikan di bawah ini. (Amirudin.2017)
13
membran pseudo. di tenggorokan.
14
karakteristik khusus untuk tiap-tiap kasus, misalnya umur, jenis kelamin,
status perkawinan, dll. (Amirudin.2017)
Penyebab Kematian
Nama : Tuan X Jenis kelamin Tanggal lahir : 12 oct 1991
Alamat : Jl. Perintis P Tanggal kematian : 14 nov 1992
Usia saat meningal 13 buln
Sebab-sebab Penyokong
kematian : utama Reaksi diujikan oleh petugas
Campak*
*komentar : sang anak belum diimunisasi melawan campak
Tertanda : anneke Tanggal hari ini : 16 nov 2011
15
terbaru dari setiap orang di dalam ruamh tangga yang terpilih.
(Amirudin.2017)
Jika prosedur dan instrumen data sudah tersedia, maka anda dapat
memulai surveilans. Pelatihan dan surveilans yang baik pada staf dalam
pengumpulan data, tabulasi, dan pelaporan merupakan hal penting menuju
kesuksesan sistem. Setiap orang yang terlibat di dalam fungsi-fungsi tersebut
sebaiknya dilatih termasuk sukarelawan, dukun terlatih, guru sekolah, staf
kader dan staf puskesmas. (Amirudin.2017)
16
4. Bagaimana merangkum dan melaporkan data berbasis mingguan atau
bulanan.
5. Bagaimana menentukan, jika penyelidik lanjut dibutuhkan.
6. Penyelidik kasus, termasuk autopsi verbal, membutuhkan perhatian
khusus.
17
bersama-sama sebagai satu kelompok untuk berbagi pengalaman dan untuk
mencari solusi untuk masalah sejenis. (Amirudin.2017)
C. Menganalisis Data
18
komunitasnya. Staf puskesmas juga sebaiknya dianjurkan untuk menganalisis
data mereka.. (Amirudin.2017)
1. Tabel ringkasan
Sebagian besar tabel akan memuat penjumlahan sederhana tentang jumlah
kasus. Beberapa tabel dapat menyertakan penyebaran persentase, dan
sebagian lagi menyertakan angka rata-rata. Tabel 6.5. mengilustrasikan
suatu tabel penjumlahan. Tabel 6.5. merupakan ringkasan data dari tabel
6.4. tentang campak dan diare.
2. Grafik penyakit
Anda juga dapat mengembankan bagan atau grafik yang dapt
secara otomatis dari file komputer menjadi grafik. Komputer juga akan
membentuk suatu grafik tentang data anda untuk anda. Jika anda
mengubah suatu gambar, kalkulasi dan grafik akan berubah secara
otomatis. (Amirudin.2017)
19
Grafik penyakit merupakan hal yang sangat bergna. Grafik tersebut
biasanya dibuat untuk periode 12 bulanan, sebagaimana yang akan
didiskusikan nanti. Jenis bagan ini khususnya berguna untuk
mengidentifikasi pola musiman dan epidemi. Lihat gambar 6.1. yang
diformulakan dari tabel 6.6. dengan menggunakan program spss atau Epi
Info, akan sangat mudah untuk menampilkan grafik tersebut.
(Amirudin.2017)
Puskesma 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
s
Campak 1 2 1 18 12 34
Diare 2 6 14 2 3 8 1 10 2 54
Total 3 6 16 2 4 8 4 28 20 88
3. Peta
Kelebihan presentasi visual akan penyebaran kasus secara
geografis adalah lebih mudah untuk mengidentifikasi lokasi kasus. Hal
tersebut terkadang memberikan gambaran cepat tentang bagaimaan
penyakit menular menyebar. Anda dapat melihat kluster penyakit diare
atau DBD pada suatu area, penyebab PMS disepanjang rute transportasi
dan penyakit lain yang terbatas pada area urban. (Amirudin.2017)
20
Banyak progra puskesmas saat ini menggunakan peta untuk
perencanaan dan map yang sama tersebut dapat digunakan untuk
mengidentifikasi rumah tangga dengan suatu penyakit atau maalah
kesehatan. Jika anda berenana untuk mengamati beberapa penyakit, anda
dapat melihat pin-pin atau simbol dengan warna berbeda untuk
mengindikasikan tiap-tiap penyakit. (Amirudin.2017)
Peta juga berguna pada tingkat administrasi yang lebih tinggi. Contoh,
anda bisa menunjukkan jumlah kasus DBD pada tiap-tiap desa, kota, atau
kabupaten. Gambar 6.2. DBD sebagai contoh, mengilustrasikan bagaimana
data perkemangan ejaidan DBD, dapat di amati di kabupaten bantaeng pada
tahun 2009. (Amirudin.2017)
Perhitungan rate dan rasio sebaiknya pada populasi yang besar untuk
menghasilkan gambaran masalah kesehatan dari populasi yang akurat, bila
populasinya kecil tidak dianjurkan untuk melakukan perhitungan rate dan
rasio tersebut. Aturan dasarnya adalah bahwa anda harus memiliki populasi
dengan setidaknya 50.000 orang untuk mengidentifikasi kematian bayi yang
21
cukup untuk menghitung rate kematian bayi yang rasional. Sedangkan untuk
menghitung rate kematian ibu dibutuhkan populasi yang lebih besar lagi,
sepuluh kali lebih besar dibandingkan ukuran di atas. (Amirudin.2017)
5. Analisis
a. Spike: Peningkatan atau penurunan yang luar biasa atau tajam dalam
jumlah kasus. Hal ini dapat mengindikasikan suatu wabah dari penyakit,
mungkin terjadisuatu masalah umum yang tidak diharapkan, misalnya
munculnya flu jenis baru.
b. Kluster: pengemlompokan kasus menurut periode waktu,area, kelompok
umur, dan lain – lain. Hal ini dapat mengindikasikan suatu wabah yang
terbatas pada suatu bagian tertentu dari populasi, misalnya wabaw campak
pada wilayah tertentu.
c. Trend: peningkatan atau penurunan yang teratur atau gradualpada kasus
sepanjang waktu. Perlu pengamatan trend secara teliti, karena trend
tersebut mungkin saja terjadi secara gradual yang perubahannya tidak
jelas. Contohnya pada peningkatan kasus tubekulosi atau penurunan
anemia.
d. Variasi sistematik : perubahan teratur,misalnya Variasi misuman dalam
penyakit. Campak, misalnya bervariasi secara musiman. Suatu spike tiba –
tiba mungkin saja merupakan hal yang alami.
22
Dalam surveilans sistem sentinel, dengan daia yang beragam sangat
memungkinkan dilaksanakan uji korelasi. Contohnya, anda dapat menguji
pola penyakit menurut kelompok umur, jenis kelamin, menurut umur dan jenis
kelamin, pariasi, tempat dan sebagainya. (Amirudin.2017)
a. Kelengkapan laporan
b. Variasi musiman
c. Epidemi atau wabah
d. Cakupan/jangkauan
23
Epidemi: Sebagian besar penyakit menjangkau tingkat epidemi setiap
beberapa tahun. Insiden akan relatif stabil untuk beberapa tahun dan
kemudian meningkat secara dramatis. Penyakit campak merupakan satu
diantaranya. Pola epidemi juga bervariasi dari satu area ke area lainnya, dan
hal tersebut juga sebaiknya dibagnkan untuk mengindentifikasi polanya.
(Amirudin.2017)
Faktor – faktor lain: jika populasi target anda berubah selama terjadi
migrasi, anda dapat melihat perubahan nyata terhadap pola penyakit. Pada
beberapa pusat kota kepadatan populasi meningkat 10-15% pertahun, yang
memberikan dampak negatif pada seluruh aspek status kesehatan. Bahkan
jika cakupannya tinggi, penyakit tetap saja akan menyebar jika intervensi
kesehatan tidak efektif. Misalnya, terputusnya rantai flu dapat memusnahkan
efektifitas vaksin. Anda juga bisa melihat perubahan status kesehatan karena
perbaikan (atau penurunan) umum dalam status sosio-ekonomi, disebabkan
oleh peningkatan (ataupenurunan) pada ketersediaan layanan kesehatan lain,
atau pada makanan, pakaian dan tempat berlindung. (Amirudin.2017)
24
Bila ingin mengetahui penyebab dari beberapa penyakit, masalah
kesehatan atau kematian. Seperti yang disinggung sebelumnya, hal ini
membutuhkan pelatihan khusus dan penyelidikan mendalam. Untuk
sebagai besar program puskesmas, termasuk yang dilakukan dengan
program surveilans sistem sentinel, penyelidikan penyebab mungkin akan
diselesaikan menurut masalah yang terpilih. (Amirudin.2017)
25
E. Mengembangkan Perencanaan Tindakan
Apa: Tindakan yang diambil sebaiknya spesifikasi, dalam hal ini memberikan
pelatihan NC kepada dukun terlatih, atau pemikiran apa yang akan dilakukan
untuk membantu wanita resiko tinggi dengan program ANC.
Siapa: Orang – orang tertentu yang akan bertanggung jawab untuk tiap – tiap
tindakan yang sebaiknya dilakukan, menurut nama dan posisinya.
26
Kebanyakan sistem surveilans dirancang pada tingkat pusat dan
dibutuhkan laporan untuk dikirim ke tingkat tersebut untuk analisis dan
interpretasi. Buku ini dirancang, dimana sebaiknya suatu laporan menjadi
fokus pada kepala puskesmas setempat. Tapi, data yang dihasilkan oleh sistem
ini sebaiknya juga berguna untuk dinas kabupaten dan kota sampai provinsi.
Jika bermaksud membuat laporan formal kepada tingkatan lain, maka
petunjuk berikut akan berguna bagi anda. (Amirudin.2017)
Tinjauan tabel, bagan dan peta anda. Putuskan mana yang akan informasi
untuk pengguna menurut hal yang paling menarik bagi mereka. Tambahkan
satu narasi singkat untuk menjelaskan masing – masing bagian.
(Amirudin.2017)
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
29