Sriwijaya
HOME
o SILABUS
o STUDI KASUS
DESAIN STUDI
o OBSERVASIONAL
o EKSPERIMENTAL
CRITICAL THINKING
o CT.OBSERVASIONAL
o CT.EKSPERIMENTAL
STANDARISASI
o Direct Standarization
o Indirect Standarization
o Exercise
SKRINING
o Skrining Kesehatan
o Sensitivitas Spesifisitas
o Latihan Soal
DOWNLOAD
berhubungan dengan standardisasi perangkat pengujian atau test konfirmasi(1). Dengan kata lain,
reliabilitas menunjukkan konsistensi alat pengukuran, jika pengukuran dilakukan berulang kali, hasil
yang diperoleh tidak jauh berbeda. Dalam tes konfirmasi, Thornier dan Remain (1961) menemukan
sebuah metode yang bernama Screening Test Thorner-Remain. Metode ini berupa alat konfirmasi
diagnosis berupa tabulasi 2 x 2 yang menghasilkan nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai prediktif dan
prevalensi(8).
Menurut kamus Epidemiologi (A Dictionary of Epidemiology), sensitivitas adalah proporsi orang yang
benar-benar sakit dalam populasi yang juga diidentifikasi sebagai orang sakit oleh tes
atau probabilitas setiap kasus yang ada teridentifikasi dengan uji skrining/penapisan/penapisan. d
(frase: tingkat true positif) (3). Hal yang sama yang disampaikan oleh webb, et.al (2005) bahwa
digambarkan sebagai persentase orang dengan penyakit dengan hasiltest positif juga (1). Jika
dibandingkan dengan pemeriksaan standar (gold standar), Sensitivitas adalah proporsi subjek yang
positif menurut standar emas yang diidentifikasi sebagai positif oleh alat ukur (9).
Sensitivitas mengukur seberapa sering tes menjadi positif pada orang-orang yang kita tahu memiliki
penyakit pada kenyataanya. Misalnya jika kita melakukan tes pada sampel untuk dikembangbiakkan
(dikultur) dari 100 wanita dengan infeksi Klamidia Servik, selanjutnya hasil kultur menunjukkan 80
diantaranya positif. Dengan demikian, dapat dikatakan pada kasus ini sensitivitas dari kultur Klamidia
Sedangkan spesifisitas berdasarkan Kamus Epidemiologi adalah proporsi orang yang benar-benar tidak
sakit dan tidak sakit pula saat diidentifikasi dengan tes skrining/penapisan/penapisan. Ini adalah
ukuran dari kemungkinan benar mengidentifikasi orang tidak sakit dengan tes
skrining/penapisan/penapisan (frase: angka true negatif). Hubungan yang ditunjukkan dalam tabel
berikut ini empat kali lipat, di mana huruf a, b, c, dan d merupakan jumlah yang ditentukan tabel di
bawah ini(3). Webb, et.al (2005) menyampaikan bahwa spesifisitas merupakan ukuran yang mengukur
seberapa baik sebuah tes skrining/penapisan mengklasifikasikan orang yang tidak sakit sebagai orang
benar benar yang tidak memiliki penyakit pada kenyataanya. Sensitivitas digambarkan sebagai
persentase orang tanpa penyakit yang secara test negatif(1). Jika dibandingkan dengan alat ukur
standar, Spesifisitas adalah proporsi subjek yang negatif menurut standar emas yang diidentifikasi
Sensitivitas rendah berarti bahwa tes akan melewatkan banyak individu yang memiliki penyakit ini,
sedangkan spesifisitas yang rendah menunjukkan bahwa tes akan menempatkan banyak orang dalam
kelompok yang berpenyakit meskipun mereka tidak memiliki penyakit. Dalam jargon epidemiologi
pengukuran alat ukur sekarang dan hasil pengukuran standar emas di masa mendatang. Berbeda
dengan validitas sewaktu, hasil pengukuran standar emas dalam validitas prediktif belum tersedia saat
ini, melainkan baru diketahui beberapa waktu mendatang. (9) Nilai prediktif positif adalah proporsi
pasien yang benar benar positf (true positive) di antara keseluruhan penderita yang menunjukkan
hasil tes konfirmasi positif.(8) Nilai ini menjelaskan kita seberapa besar kemungkinan hasil tes positif
menunjukkan adanya penyakit (1).Nilai Prediktif Negatif adalah persentase dari semua pasien yang
benar-benar negative(sehat/true negative) diantara semua pasien yang menunjukkan hasil tes negatif
(1). Jika dibandingkan dengan pemeriksaan standar emas, nilai prediktif positif adalah probabilitas
subjek yang diidentifikasi positif oleh alat ukur benar-benar akan positif menurut standar emas di
kemudian hari. Sedangkan, nilai prediktif negatif adalah probabilitas subjek yang diidentifikasi negatif
oleh alat ukur akan benar-benar negatif menurut standar emas di kemudian hari(9).
dilakukan dengan membandingkan hasil dengan Standar Emas atau standar yang paling baik (‘gold
standard’) yang secara ideal akan memberikan 100 % hasil yang benar. Tes standar ini boleh jadi lebih
mahal dan sangat memakan waktu yang lama atau mungkin kombinasi pelaksanaan investigasi di
rumah sakit ini sangat tepat/realiabel untuk melakukan diagnosis tapi tidak cocok untuk penggunaan
skrining/penapisan/penapisan yang rutin. (1) coba anda perhatikan gambar dibawah ini, apa yang bisa
anda simpulkan ?
Kita analogikan pada kasus kanker servik dengan tes Pap Smears. Dari tabel 1. Dapat disimpulkan
empat outcome yang dapat terjadi pada tes skrining/penapisan kanker serviks pada wanita usia subur.
Seorang wanita dengan kanker serviks ketika di periksa dengan pap smear hasilnya juga positif kanker
servik, disebut Positif Benar atau True positive’, sedangkan jika hasil tes pap smearnya negatif,
disebut Positif Palsu atau ‘false positive’. Sedangkan jika wanita pada kenyataannya tidak menderita
kanker serviks, pada tes pap smear pun menunjukkan hasil negatif, disebut dengan negative benar
atau true negative, sebaliknya kalau hasil tes menunjukkan positif, maka disebut dengan negatif palsu
atau ‘false negative’. 1) Berapa jumlah wanita dengan kanker serviks dan hasil paps smearnya
menunjukkan positif ? 2) Berapa jumlah wanita sehat yang pada tes pap smear hasilnya negatif dan
Untuk pengujian yang akurat harus menghasilkan kategori kelompok positif palsu dan negatif palsu
yang sedikit. Jadi, bagaimana melakukan tes skrining/penapisan kanker serviks yang baik ? ada dua
hal yang harus dipertimbangkan yaitu seberapa baik tes skrining/penapisan ini mengidentifikasi wanita
yang benar-benar menderita kanker serviks dalam artian kategori Positif benar ? dan seberapa tepat
tes ini mengklasifikasikan wanita sehat pada tes pap smear negatif dalam artian kategori Negatif
yang kita tahu tidak memiliki penyakit. Idealnya, sebuah hasil tes konfirmasi untuk penyakit haruslah
selalu negatif ketika digunakan pada orang yang sehat dan hal yang demikian disebut dengan
memiliki spesifisitas 100 %(9). Dari hasil diatas, diketahui bahwa sensitifitas tes pap smear adalah
83% dan spesifisitas 67%. Dari hasil ini dapat disimpulkan, tes pap smear dapat mengklarifikasikan
WUS dengan kanker serviks benar-benar sakit pada kenyataannya adalah sekitar 83%. Sedangkan,
hasil tes paps semar dapat mengkonfirmasi wanita usia subur yang benar-benar bebas dari kanker
10 komentar:
Unknown mengatakan...
boleh minta no kontak tidak untuk bahan skripsi saya?
26 Desember 2016 19.40
dwi sulistiyono mengatakan...
mohon informasi referensi nya,..terimakasih,..
24 Juli 2017 03.33
Najmah Usman mengatakan...
referensi materi
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/2016/09/buku-ke-2.html
REFERENSI
1. Webb P, Bain C, Pirozzo S. Essential Epidemiology, An Introduction for
Students and Health Professionals. New York: Cambridge University Press;
2005.
2. Marchand R, Tousignant, Chang H. Cost-effectiveness of screening compared
to case-finding approaches to tuberculosis in long-term care facilities for the
elderly. International Journal of Epidemiology. 1999 28 Maret 2014;28:563-
70.
3. Last JM. A Dictionary of Epidemiology. Edition F, editor. New York: Oxford
University Press; 2001.
4. Bhopal RS, editor. Concepts of Epidemiology: An integrated introduction to
the ideas, theories, principles and methods of epidemiology; 2002. United
State: Oxford University Press; 2002.
5. Bonita R, Baeglehole R, Kjellstorm T. Basic of Epidemiology. Switzerland:
WHO Press; 2006 [cited. Available from: http://whqlibdoc.who.int/
publications/2006/9241547073_eng.pdf.
6. Unit Pengkajian Teknologi Kesehatan. Skrining Kanker Leher Rahim dengan
Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Jakarta: Departemen
Kesehatan; 2008 [cited. Available from: http://buk.depkes.go.id/index.php?
option=com_docman&task=doc_download&gid=279&Itemid=142.
7. WHO. The ASSIST project - Alcohol, Smoking and Substance Involvement
Screening Test. Journal [serial on the Internet]. 2007 Date: Available from:
http://www.who.int/substance_abuse/activities/assist/en/.
8. Ryadi S, Wijayanti. Dasar- Dasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba Medika;
2011.
9. Murti B. Validitas dan Realibilitas Pengukuran. Journal [serial on the
Internet]. 2011 Date: Available from: http://fk.uns.ac.id/index.php/
download/file/61.
10. Giesecke J. Modern Infection Disease EPidemiology. Second Edition ed.
USA: Oxford University Press Inc.; 2002.
11. Timmreck TC. Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta: EGC; 2001.
Najmah Usman mengatakan...
Sumber materi
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/2016/09/buku-ke-2.html
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-
kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
23 Desember 2017 14.21
Unknown mengatakan...
Terima kasih atas penjelasannya ilmunya sangat bermanfaat
28 Oktober 2018 06.38
BlogDokter.ID mengatakan...
infografisnya keren, jadi pengen juga buat
10 Februari 2019 18.45
Purbianto mengatakan...
Untuk menggunakan uji statistik yang demikian, bagaimana menghitung rumus
besar sampelnya ya..?
15 Maret 2019 20.37
Unknown mengatakan...
Min mau tanya donk..apakah untuk menghitung spesifitas dan sensitivitas mesti
buat grafik ROC dahulu?
20 Mei 2019 00.13
Posting Komentar
KEMENKES RI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FKM UNSRI
HISTORY OF NOTES
▼ 2014 (11)
o ► November (2)
o ▼ Oktober (9)
► 2013 (12)
LABELS
Confounding (3)
Critical Thinking (2)
Definisi Skrining (1)
DESAIN (3)
DOWNLOAD (1)
EPIDEMIOLOGI (5)
EXERCISE (1)
LATIHAN (1)
NPN (1)
NPP (1)
Pelaksanaan Skrining (1)
PENDAHULUAN (1)
perhitungan (1)
Prinsip Skrining (1)
Skrining (6)
Skrining Kesehatan (1)
Standarization (4)
STUDI EKSPERIMENTAL (2)
STUDI OBSERVASIONAL (2)
Telaah Kritis (2)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya Gedung Dr. A.I. Mutholib, MPH -
Kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir 30662 Jl.Palembang Prabumulih Km.32 Indralaya
Sumatera Selatan - Indonesia
Copyright © METODE EPIDEMIOLOGI
Theme by BloggerThemes & PaddSolutions