Anda di halaman 1dari 13

METODE EPIDEMIOLOGI

A Lecture Note of Epidemiological Method Faculty of Public Health, University of

Sriwijaya

 HOME

o SILABUS

o STUDI KASUS

 DESAIN STUDI

o OBSERVASIONAL

o EKSPERIMENTAL

 CRITICAL THINKING

o CT.OBSERVASIONAL

o CT.EKSPERIMENTAL

 STANDARISASI

o Direct Standarization

o Indirect Standarization

o Exercise

 SKRINING

o Definisi dan Prinsip

o Skrining Kesehatan

o Sensitivitas Spesifisitas

o NPP dan NPN

o Latihan Soal

 DOWNLOAD

PERHITUNGAN SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS


Diposting oleh Unknown di 22.34 on Sabtu, 04 Oktober 2014
Salah satu kriteria dalam tes skrining/penapisan adalah akurat dan realibilitas. Akurat menunjukkan

sejauh mana hasil skrining/penapisan sesuai dengan kenyataannya. Sedangkan reliabilitas

berhubungan dengan standardisasi perangkat pengujian atau test konfirmasi(1). Dengan kata lain,

reliabilitas menunjukkan konsistensi alat pengukuran, jika pengukuran dilakukan berulang kali, hasil
yang diperoleh tidak jauh berbeda. Dalam tes konfirmasi, Thornier dan Remain (1961) menemukan

sebuah metode yang bernama Screening Test Thorner-Remain. Metode ini berupa alat konfirmasi

diagnosis berupa tabulasi 2 x 2 yang menghasilkan nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai prediktif dan

prevalensi(8).

Menurut kamus Epidemiologi (A Dictionary of Epidemiology), sensitivitas adalah proporsi orang yang

benar-benar sakit dalam populasi yang juga diidentifikasi sebagai orang sakit oleh tes

skrining/penapisan/penapisan. Sensitivitas adalah kemungkingkinan kasus terdiagnosa dengan benar

atau probabilitas setiap kasus yang ada teridentifikasi dengan uji skrining/penapisan/penapisan. d

(frase: tingkat true positif) (3). Hal yang sama yang disampaikan oleh webb, et.al (2005) bahwa

sensitivitas merupakan ukuran yang mengukur seberapa baik sebuah tes

skrining/penapisan/penapisan mengklasifikasikan orang yang sakit benar-benar sakit. Sensitivitas

digambarkan sebagai persentase orang dengan penyakit dengan hasiltest positif juga (1). Jika

dibandingkan dengan pemeriksaan standar (gold standar), Sensitivitas adalah proporsi subjek yang

positif menurut standar emas yang diidentifikasi sebagai positif oleh alat ukur (9). 

Sensitivitas mengukur seberapa sering tes menjadi positif pada orang-orang yang kita tahu memiliki

penyakit pada kenyataanya. Misalnya jika kita melakukan tes pada sampel untuk dikembangbiakkan

(dikultur) dari 100 wanita dengan infeksi Klamidia Servik, selanjutnya hasil kultur menunjukkan 80
diantaranya positif. Dengan demikian, dapat dikatakan pada kasus ini sensitivitas dari kultur Klamidia

jaringan adalah 80 %(10).

Sedangkan spesifisitas berdasarkan Kamus Epidemiologi adalah proporsi orang yang benar-benar tidak

sakit dan tidak sakit pula saat diidentifikasi dengan tes skrining/penapisan/penapisan. Ini adalah

ukuran dari kemungkinan benar mengidentifikasi orang tidak sakit dengan tes

skrining/penapisan/penapisan (frase: angka true negatif). Hubungan yang ditunjukkan dalam tabel

berikut ini empat kali lipat, di mana huruf a, b, c, dan d merupakan jumlah yang ditentukan tabel di

bawah ini(3). Webb, et.al (2005) menyampaikan bahwa spesifisitas merupakan ukuran yang mengukur

seberapa baik sebuah tes skrining/penapisan mengklasifikasikan orang yang tidak sakit sebagai orang

benar benar yang tidak memiliki penyakit pada kenyataanya. Sensitivitas digambarkan sebagai

persentase orang tanpa penyakit yang secara test negatif(1). Jika dibandingkan dengan alat ukur

standar, Spesifisitas adalah proporsi subjek yang negatif menurut standar emas yang diidentifikasi

sebagai negatif oleh alat ukur(9).

Sensitivitas rendah berarti bahwa tes akan melewatkan banyak individu yang memiliki penyakit ini,

sedangkan spesifisitas yang rendah menunjukkan bahwa tes akan menempatkan banyak orang dalam

kelompok yang berpenyakit meskipun mereka tidak memiliki penyakit. Dalam jargon epidemiologi

dikatakan bahwa suatu skrining/penapisan/penapisan dengan sesisitivitas yang rendah akan

meningkatkan beberapa jumlah ‘false negatif’ sedangkan jika suatu skrining/penapisan/penapisan

memiliki spesifisitas yang rendah akan menghasilkan banyak ‘false positif’.


Validitas prediktif (predictive validity, prognostic validity) merujuk kepada kesesuaian antara hasil

pengukuran alat ukur sekarang dan hasil pengukuran standar emas di masa mendatang. Berbeda

dengan validitas sewaktu, hasil pengukuran standar emas dalam validitas prediktif belum tersedia saat

ini, melainkan baru diketahui beberapa waktu mendatang. (9) Nilai prediktif positif adalah proporsi

pasien yang benar benar positf (true positive) di antara keseluruhan penderita yang menunjukkan

hasil tes konfirmasi positif.(8) Nilai ini menjelaskan kita seberapa besar kemungkinan hasil tes positif

menunjukkan adanya penyakit (1).Nilai Prediktif Negatif adalah persentase dari semua pasien yang

benar-benar negative(sehat/true negative) diantara semua pasien yang menunjukkan hasil tes negatif

(1). Jika dibandingkan dengan pemeriksaan standar emas, nilai prediktif positif adalah probabilitas

subjek yang diidentifikasi positif oleh alat ukur benar-benar akan positif menurut standar emas di

kemudian hari. Sedangkan, nilai prediktif negatif adalah probabilitas subjek yang diidentifikasi negatif

oleh alat ukur akan benar-benar negatif menurut standar emas di kemudian hari(9).

PERHITUNGAN SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS


Dalam pelaksanan test skrining/penapisan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap hasil test yang

dilakukan dengan membandingkan hasil dengan Standar Emas atau standar yang paling baik (‘gold

standard’) yang secara ideal akan memberikan 100 % hasil yang benar. Tes standar ini boleh jadi lebih

mahal dan sangat memakan waktu yang lama atau mungkin kombinasi pelaksanaan investigasi di

rumah sakit ini sangat tepat/realiabel untuk melakukan diagnosis tapi tidak cocok untuk penggunaan

skrining/penapisan/penapisan yang rutin. (1) coba anda perhatikan gambar dibawah ini, apa yang bisa

anda simpulkan ?
Kita analogikan pada kasus kanker servik dengan tes Pap Smears. Dari tabel 1. Dapat disimpulkan

empat outcome yang dapat terjadi pada tes skrining/penapisan kanker serviks pada wanita usia subur.

Seorang wanita dengan kanker serviks ketika di periksa dengan pap smear hasilnya juga positif kanker

servik, disebut Positif Benar atau True positive’, sedangkan jika hasil tes pap smearnya negatif,

disebut Positif Palsu atau ‘false positive’. Sedangkan jika wanita pada kenyataannya tidak menderita

kanker serviks, pada tes pap smear pun menunjukkan hasil negatif, disebut dengan negative benar

atau true negative, sebaliknya kalau hasil tes menunjukkan positif, maka disebut dengan negatif palsu

atau ‘false negative’. 1) Berapa jumlah wanita dengan kanker serviks dan hasil paps smearnya

menunjukkan positif ? 2) Berapa jumlah wanita sehat yang pada tes pap smear hasilnya negatif dan

tes pap smear menunjukkan hasil positif? (Jawaban 1. PB ’50’; 2. NB’90’&PP’45’)

Untuk pengujian yang akurat harus menghasilkan kategori kelompok positif palsu dan negatif palsu

yang sedikit. Jadi, bagaimana melakukan tes skrining/penapisan kanker serviks yang baik ? ada dua

hal yang harus dipertimbangkan yaitu seberapa baik tes skrining/penapisan ini mengidentifikasi wanita

yang benar-benar menderita kanker serviks dalam artian kategori Positif benar ? dan seberapa tepat

tes ini mengklasifikasikan wanita sehat pada tes pap smear negatif dalam artian kategori Negatif

Benar ? (1). Untuk itu perhitungan sensitivitas dan spesifisitas dilakukan.


Spesifisitas mengukur seberapa sering tes menjadi negatif ketika sedang digunakan pada orang-orang

yang kita tahu tidak memiliki penyakit. Idealnya, sebuah hasil tes konfirmasi untuk penyakit haruslah

selalu negatif ketika digunakan pada orang yang sehat dan hal yang demikian disebut dengan

memiliki spesifisitas 100 %(9). Dari hasil diatas, diketahui bahwa sensitifitas tes pap smear adalah

83% dan spesifisitas 67%. Dari hasil ini dapat disimpulkan, tes pap smear dapat mengklarifikasikan

WUS dengan kanker serviks benar-benar sakit pada kenyataannya adalah sekitar 83%. Sedangkan,

hasil tes paps semar dapat mengkonfirmasi wanita usia subur yang benar-benar bebas dari kanker

serviks sesuai hasil dan kenyataannya sebesar 67%.

Label: perhitungan, sensitivitas dan spesifisitas, Skrining 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

10 komentar:

Unknown mengatakan...
boleh minta no kontak tidak untuk bahan skripsi saya?
26 Desember 2016 19.40

dwi sulistiyono mengatakan...
mohon informasi referensi nya,..terimakasih,..
24 Juli 2017 03.33

Najmah Usman mengatakan...
referensi materi

Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat,


Rajagrafindo: Jakarta

http://najmah-buku.blogspot.co.nz/2016/09/buku-ke-2.html

Najmah, SKM, MPH


9 Desember 2017 16.59
Najmah Usman mengatakan...

Cited: BAB SCREENING/PENAPISAN

Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat,


Rajagrafindo: Jakarta

REFERENSI
1. Webb P, Bain C, Pirozzo S. Essential Epidemiology, An Introduction for
Students and Health Professionals. New York: Cambridge University Press;
2005.
2. Marchand R, Tousignant, Chang H. Cost-effectiveness of screening compared
to case-finding approaches to tuberculosis in long-term care facilities for the
elderly. International Journal of Epidemiology. 1999 28 Maret 2014;28:563-
70.
3. Last JM. A Dictionary of Epidemiology. Edition F, editor. New York: Oxford
University Press; 2001.
4. Bhopal RS, editor. Concepts of Epidemiology: An integrated introduction to
the ideas, theories, principles and methods of epidemiology; 2002. United
State: Oxford University Press; 2002.
5. Bonita R, Baeglehole R, Kjellstorm T. Basic of Epidemiology. Switzerland:
WHO Press; 2006 [cited. Available from: http://whqlibdoc.who.int/
publications/2006/9241547073_eng.pdf.
6. Unit Pengkajian Teknologi Kesehatan. Skrining Kanker Leher Rahim dengan
Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Jakarta: Departemen
Kesehatan; 2008 [cited. Available from: http://buk.depkes.go.id/index.php?
option=com_docman&task=doc_download&gid=279&Itemid=142.
7. WHO. The ASSIST project - Alcohol, Smoking and Substance Involvement
Screening Test. Journal [serial on the Internet]. 2007 Date: Available from:
http://www.who.int/substance_abuse/activities/assist/en/.
8. Ryadi S, Wijayanti. Dasar- Dasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba Medika;
2011.
9. Murti B. Validitas dan Realibilitas Pengukuran. Journal [serial on the
Internet]. 2011 Date: Available from: http://fk.uns.ac.id/index.php/
download/file/61.
10. Giesecke J. Modern Infection Disease EPidemiology. Second Edition ed.
USA: Oxford University Press Inc.; 2002.
11. Timmreck TC. Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta: EGC; 2001.

9 Desember 2017 19.15

Najmah Usman mengatakan...
Sumber materi

http://najmah-buku.blogspot.co.nz/2016/09/buku-ke-2.html

BUKU EPIDEMIOLOGIuntuk Mahasiswa kesehatan masyarakat

Penerbit PT RAJAGRAFINDO, 2015


Sudah masuk cetakan ke 2, tahun 2016
INFO:

http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-
kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
23 Desember 2017 14.21

Mutia Nabilla Aldjufri mengatakan...


Jika spesifitasnya 100% bagaimana cara meghitung nilai prediksi positif saya
mencoba menghitung dengan sensitivitas = 0,9807 dan spesitifitas = 0,9807/1-
1= apakah hasilnya tidak terhingga?
25 Desember 2017 06.01

Unknown mengatakan...
Terima kasih atas penjelasannya ilmunya sangat bermanfaat
28 Oktober 2018 06.38

BlogDokter.ID mengatakan...
infografisnya keren, jadi pengen juga buat
10 Februari 2019 18.45

Purbianto mengatakan...
Untuk menggunakan uji statistik yang demikian, bagaimana menghitung rumus
besar sampelnya ya..?
15 Maret 2019 20.37

Unknown mengatakan...
Min mau tanya donk..apakah untuk menghitung spesifitas dan sensitivitas mesti
buat grafik ROC dahulu?
20 Mei 2019 00.13

Posting Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)


Search

KEMENKES RI

BADAN PUSAT STATISTIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FKM UNSRI

MAD FKM UNSRI


VIEWER

HISTORY OF NOTES

 ▼  2014 (11)

o ►  November (2)

o ▼  Oktober (9)

 STUDI DESAIN EKSPERIMENTAL

 STUDI DESAIN OBSERVASIONAL

 DESAIN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

 LATIHAN SKRINING (PENAPISAN)

 NILAI PREDIKTIF POSITIF (NPP) DAN NILAI PREDIKTIF ...

 PERHITUNGAN SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS

 PELAKSANAAN SKRINING DI DUNIA KESEHATAN

 DEFINISI DAN PRINSIP PELAKSANAAN SKRINING (PENAPIS...

 SKRINING DALAM EPIDEMIOLOGI

 ►  2013 (12)

LABELS

 Confounding (3)

 Critical Thinking (2)

 Definisi Skrining (1)

 DESAIN (3)

 DOWNLOAD (1)

 EPIDEMIOLOGI (5)
 EXERCISE (1)

 LATIHAN (1)

 Nilai Prediktif Negatif (1)

 Nilai Prediktif Positif (1)

 NPN (1)

 NPP (1)

 Pelaksanaan Skrining (1)

 PENDAHULUAN (1)

 perhitungan (1)

 Prinsip Skrining (1)

 sensitivitas dan spesifisitas (1)

 Skrining (6)

 Skrining Kesehatan (1)

 Standarization (4)

 STUDI EKSPERIMENTAL (2)

 STUDI OBSERVASIONAL (2)

 Telaah Kritis (2)

FACULTY OF PUBLIC HEALTH

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya Gedung Dr. A.I. Mutholib, MPH -
Kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir 30662 Jl.Palembang Prabumulih Km.32 Indralaya
Sumatera Selatan - Indonesia
Copyright © METODE EPIDEMIOLOGI

Theme by BloggerThemes & PaddSolutions

Anda mungkin juga menyukai