Anda di halaman 1dari 9

Co-Asistensi Bidang Kesmavet

Pengertian Sensitifitas, Spesifitas, Harga Prediksi Positif,


Harga Prediksi Negative, Apparent Prevalence, True
Prevalence.

RIRIAWAN D.A MASALLE


C024191002

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020

 PENGERTIAN SENSITIVITAS
Analisis sensitivitas adalah gambaran sejauh mana suatu keputusan akan cukup kuat
berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhi.
Analisis ini dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat untuk
selanjutnya dilihat pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi. Parameter
parameter yang biasanya berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi keputusan-keputusan
dalam studi ekonomi teknik adalah ongkos investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, tingkat
pajak, dan sebagainya. (Andika, 2020)

Analisis Sensitivitas merupakan suatu analisis simulasi dimana nilai variabel – variabel
penyebab di ubah – ubah untuk mengetahui bagaimana dampaknya dan bermanfaat dalam
menunjuk dengan tepat bidang – bidang dimana resiko perkiraan tinggi. Analisis sensitivitas ini
berfungsi untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepekaan arus kas dipengaruhi oleh berbagai
perubahan dari masing-masing variabel penyebab. ( Hidayat, 2011).

Sensitivitas adalah presentase probilitas adanya suatu penyakit bila hasil tes (pemeriksaan
laboraterium) dinyatakan positif. Untuk menentukan suatu angka sensitivitas, dengan sendirina
diperlukan suatu patokan yang disepakati yang lazim disebut baku emas atau standar emas (gold
standard). ( Hardjodisastro, 2006).

Sensitifitas, adalah proporsi hasil test positif diantara orang-orang yang sakit atau dapat
diterjemahkan dengan rumus sebagai berikut ( Gede, 2016).

Sensitifitas menunjukkan kemampuan suatu test untuk menyatakan positif orangorang


yang sakit. Semakin tinggi sensitifitas suatu test maka semakin banyak mendapatkan hasil test
positif pada orang-orang yang sakit atau semakin sedikit jumlah negatif palsu.

Sensitivitas adalah Proporsi hewan dengan penyakit yang dites positif (yaitu proporsi
positif benar). Ini sama dengan definisi laboratorium yang berarti kemampuan metode analisis
untuk mendeteksi analit dalam jumlah yang sangat kecil (seperti antibodi atau antigen). Jadi tes
yang sangat "sensitif" dari perspektif laboratorium juga cenderung "sensitif" dari perspektif
epidemiologi. (Daniel, 2020)

 PENGERTIAN SPESIFITAS

Spesifitas adalah prsentase probabilitas tidak adanya penyakit bila hasil tes (pemeriksaan
laboratorium) negative. Untuk menentukan suatu angka sensitivitas, dengan sendirina diperlukan
suatu patokan yang disepakati yang lazim disebut baku emas atau standar emas (gold standard). (
Hardjodisastro, 2006).

Spesifisitas, adalah proporsi hasil test negatif diantara orang orang yang tidak sakit atau
dapat diterjemahkan dengan rumus sebagai berikut (Gede, 2016):

Spesifisitas menunjukkan kemampuan suatu test untuk menyatakan negatif orang-orang


yang tidak sakit. Semakin tinggi spesifisitas suatu test maka semakin banyak mendapatkan hasil
test negatif pada orang-orang yang tidak sakit atau semakin sedikit jumlah positif palsu

Spesifitas adalah kemampuan suatu tes untuk menyatakan negative pada subjek negative
yang diterapkan berdasarkan prosedur yang digunakan sebagai baku emas (Gold Standard).
(Rozelyn, 2019).

Spesifitas adalah Proporsi hewan tanpa penyakit dengan hasil tes negatif (yaitu proporsi
negatif sebenarnya). Ini sama dengan definisi laboratorium di mana itu berarti kemampuan
pengujian untuk bereaksi hanya jika ada analit tertentu dan tidak bereaksi terhadap keberadaan
senyawa lain. Jadi, tes yang sangat "spesifik" dari perspektif laboratorium juga cenderung
"spesifik" dari perspektif epidemiologi. (Daniel, 2020).

 PENGERTIAN HARGA PREDIKSI POSITIF

Positive predictive value (PPV) atau nilai ramal positif (NRP). Adalah proporsi pasien
yang tes nya positif dan betul menderita sakit. Dengan kata lain “Jika tes seseorang positif,
berapa probabilitas dia betul-betul menderita penyakit?” Rumus: PPV = a/(a+b). (Siswosudarmo,
2020)
Nilai Prediksi Positif (positive predictive value) yaitu kemampuan mendeteksi yang
benarbenar menderita suatu penyakit dari semua hasil uji skrining positif = a / (a + b) x 100%.
(Agung, 2017).

Nilai Prediksi positif adalah perbandingan antara proporsi subjek yang sakit yang
memberikan hasil uji positif dengan proporsi subjek yang sehat yang memberi hasil uji positif.
(Muhartono, 2020).

Positive Predictive Value adalah (Nilai Prediktif Positif) Probabilitas (atau


kemungkinan) bahwa hewan yang mengembalikan hasil tes positif benar-benar mengidap
penyakit yang dimaksud. (Daniel, 2020).

 PENGERTIAN HARGA PREDIKSI NEGATIVE

Negative predictive value (NPV) atau nilai ramal negatif (NRN). Adalah proporsi pasien
yang tes nya negatif dan betul-betul tidak menderita sakit. Bisa juga dikatakan “Jika tes
seseorang negatif, berapa probabilitas dia betul-betul tidak menderita penyakit?” Rumus: NPV =
d/(c+d). (Siswosudarmo, 2020)

Nilai Prediksi Negatif (negative predictive value) yaitu kemampuan untuk mendeteksi
yang benar-benar tidak sakit dari semua hasil skrining yang negative = d / (c+d) x 100%.
(Agung, 2017).

Nilai Prediksi Negatif adalah kemungkinan sesorang tidak menderita penyakit bila hasil
uji diagnostiknya negative . (Muhartono, 2020).

Negative Predictive Value adalah (Nilai Prediktif Negatif) Probabilitas (atau


kemungkinan) bahwa hewan yang mengembalikan hasil tes negatif sebenarnya tidak memiliki
penyakit yang dimaksud. (Daniel, 2020)

 PENGERTIAN APPARENT PREVALENCE

Apparen prevalence adalah jumlah hewan yang dites positif dengan uji diagnostik dibagi
dengan jumlah total ikan dalam sampel yang diuji. (Hammell, 2020).

Apparen prevalence (AP) adalah proporsi populasi hewan yang dites positif
menggunakan metode diagnostic. (Vilar, 2015).
Apparen prevalence adalah Proporsi hewan dalam populasi yang memberikan hasil tes
positif terlepas dari status sebenarnya untuk penyakit tersebut. Dari sudut pandang hasil tes, itu
semua adalah hewan tes positif, beberapa di antaranya akan menjadi positif "benar" dan beberapa
di antaranya adalah positif "palsu". (Daniel, 2020)

 PENGERTIAN TRUE PREVALENCE

True prevalence adalah jumlah sebenarnya dari hewan yang sakit dibagi dengan jumlah
individu dalam populasi. (Hammell, 2020)

True prevalence (TP) adalah proporsi hewan yang benar-benar terinfeksi dalam populasi
tersebut. (Vilar, 2015).

True prevalence adalah Proporsi hewan dalam populasi yang benar-benar mengidap
penyakit tersebut terlepas dari hasil tes mereka. Dari sudut pandang hasil tes, ini termasuk positif
"benar" dan negatif "salah". (Daniel, 2020)

 CONTOH KASUS

Repid test panleukopenia dilakukan oleh Klinik Hewan Pendidikan Unhas untuk kucing
domestik, terdapat 624 Kucing domestik dewasa di Kecamatan Tallo Kota Makassar Kab.
Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Agustus 2020, adanya kucing diduga terkena
panleukopenia di sekitaran klinik hewan Pendidikan unhas menjadi alasan dilakukannya Repid
test ini. Gejala Panleukopenia pada kucing yaitu demam, muntah, diare (sering sekali disertai
darah), dehidrasi, tidak mau makan, lemas. Untuk mengkonfirmasi kasus dilakukan pemeriksaan
Repid Test Panleukopenia untuk menentukan apakah kucing ini positif terkena penyakit
panleukopenia. Hasilnya sebanyak 463 Kucing yang menunjukkan gejala klinis Panleukopenia
dan 220 diantaranya positif Panleukopenia. Selanjutnya 161 kucing tidak ditemukan gejala klinis
namun 32 sampel menunjukkan positif Panleukopenia.

 Tabulasikan data di atas dan narasikan berapa jumlah Positif Benar, Negatif Salah, Positif
Salah, dan Negatif benar ? 
 Hitunglah sensitivitas Repid Test Panleukopenia untuk penyakit Panleukopenia pada
kucing ? 
 Hitunglah spesifisitas Repid Test Panleukopenia untuk penyakit Penleukopenia pada
kucing ?
 Hitunglah nilai prediktif positif dan nilai prediktif negatif Repid Tes Panleukopenia
untuk penyakit Panleukopenia pada kucing ?

Penyelesaian: 
Dari data diatas dapat diketahui, jumlah true positif adalah 220 orang, jumlah false negatif 243
kucing, jumlah false positif adalah 32 kucing, dan jumlah true negatif adalah 129 kucing. Dari
kasus diatas dapat dibuat tabulasi data sebagai berikut. 
REPID TEST GEJALA KLINIS
PANLEUKOPENIA
panleukopenia Sehat total
POSITIF 220 32 252
NEGATIF 243 129 372
TOTAL 463 161 624

SENSITIVITAS Repid Test Panleukopenia

SPESIFITAS Repid Test Panleukopenia

Interpretasi: Hasil sensitivitas menunjukkan hasil 47,5 % mengindikasikan bahwa Repid Test
Panleukopenia dapat mengklarifikasikan kucing dengan gejala Panleukopenia sebesar 47,5 %,
sedangkan hasil spesifisits menunjukkan hasil 80,12 % berarti Repid Test Panleukopenia dapat
mengklarifikasikan kucing benar sehat pada kucing tanpa gejala Panleukopenia sebesar 80,12 %.
Hasil nilai prediktif positif lebih tinggi dari nilai prediktif negatif. Hasil ini menunjukkan
hasil Repid Test Positif dapat memprediksi kucing dengan gejala Panleukopenia cukup tinggi,
sedangkan hasil Repid Tes Negatif dapat benar-benar memprediksi kucing bebas dari
Panleukopenia cukup rendah, dengan kata lain banyak kasus negatif berdasarkan hasil
skrining/penapisan, pada kenyataannya memiliki penyakit Panleukopenia .
DAFTAR PUSTAKA

Agung I Gusti Ayu Novya Dewi, 2017. Pendekatan Faktor Resiko Dalam Mendeteksi Lesi
Prakanker Leher Rahim Di Kota Denpasar. Jurnal Kebidanan Poltekes Kemenkes
Denpasar. Vol 7

Andika Hasugian Ivo, Fionna Ingrid, Khairunisa Wardana. 2020, Analisis Kelayakan Dan
Sensitivitas : Studi Kasus Ukm Mochi Kecamatan Medan Selayang. Departemen Teknik
Industri Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara.

Daniel, Fegan, 2020. Evaluation Of Diagnostic Tests : The Eoidemiological Approach. Biotec,
Thailand.

Gede Artawan Eka Putra, I Made Sutarga, Made Pasek Kardiwinata, Ni Luh Putu Suariyani, Ni
Wayan Septarini, Drh I Made Subrata, 2016. Penelitian Uji Diagnostik Dan Skrining.
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udaya :
Denpasar.

Hammell Lary, 2020. Assay Validation Methods. Aquaculture Epidemiology’ course, developed
by the Atlantic Veterinary College and Canadian Aquaculture Institute. The USFWS

Hardjodisastro Prof. Dr. dr. Daldiyono. 2006, Menuju Seni Ilmu Kedokteran. Pt Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.

Hidayat Lukman, Tantina. 2011. Analisi Sensitvitas Sebagai Faktor Penting Dalam Suatu
Pengambilan Keputusan Invetasi. Jurnal Ilmiah Ranggagading. Vol. 11.

Muhartono Syah, 2020. Studi Uji Diagnostik Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy
Dibandingkan pemeriksaan Histipatolis Pada Karsinoma Payudara. Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.

Rozelyn Ayomi Marlyn, 2019. Analisis Sensitivitas Dan Spesifitas Pemeriksaan Makroskopik
Malaria Berdasarkan Sediaan Darah Tipis Dan Sediaan Darah Tebal Di RSUD Sele Be
Solu Kota Sorong, Papua Barat. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Universitas Papua Sorong.
Siswosudarmo Risanto, 2020, Tes Diagnistik. Departemen Obstetrika dan Ginekologi FK UGM
Yogyakarta.

Vilar M.J, J. Ratna, S. Virtanen, H. Korkeala, 2015. Bayesian Estimation of The True
Prevalence And Of The Diagnostic Test Sensitivity And Specifity Of Enteropathogenic
Yersinia In Finnish Pig Serum Samples. Departemen Of Food Hygiene And
Environmental Health, Faculty Of Veterinary Medicine University Of Helsinki.

Anda mungkin juga menyukai