Anda di halaman 1dari 4

RSUD

SUKAMARA
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
RSUD SUKAMARA
2019-2022

ALERGI SUSU SAPI


PENGERTIAN Alergi susu sapi adalah reaksi imunologis simpang terhadap protein
susu sapi. Reaksi ini dapat diperantarai oleh IgE (awitan cepat) atau
tidak diperantarai IgE (awitan lambat). Reaksi yang tidak diperantarai IgE
lebih sulit untuk dikenali. Angka kejadian dilaporkan berkisar antara 2-
3%. Hampir 90% anak dengan alergi susu sapi memiliki riwayat atopi
pada keluarga.
ANAMNESIS Pada anamnesis perlu ditanyakan:
 Riwayat konsumsi produk susu sapi dan hubungannya dengan
awitan gejala
 Riwayat atopi pada pasien atau keluarga
Alergi susu sapi dapat bermanifestasi pada berbagai organ, seperti kulit,
saluran cerna, atau saluran pernafasan dan dapat pula menimbulkan
manifestasi sistemik (anafilaksis) (Tabel 1). Namun pada tahun pertama
kehidupan, manifestasi yang paling sering timbul adalah gejala saluran
cerna dan dermatitis kulit.
PEMERIKSAAN
FISIK

KRITERIA  Menghilangnya gejala setelah eliminasi susu sapi dan produknya


DIAGNOSIS  Timbulnya kembali gejala setelah pemberian susu sapi
 Eksklusi intoleransi laktosa dan infeksi (pada pasien dengan
gejala gastrointestinal)
DIAGNOSIS
Alergi susu sapi
KERJA
DIAGNOSIS
Dermatitis atopi
BANDING
PEMERIKSAAN  IgE CAP RAST susu sapi. Nilai 0,35 IU dinyatakan positif.
PENUNJANG Pemeriksaan ini dapat memberikan hasil negatif pada alergi susu
sapi yang tidak diperantarai oleh IgE.
 Teskulit: skin prick, patch test
 Uji eliminasi-provokasi yang merupakan baku emas diagnostik.
TERAPI Tata laksana utama adalah dengan eliminasi produk susu sapi dari diet
bayi/anak (Bagan 1 dan 2). Hal ini dapat dilakukan dengan eliminasi
susu sapi dan produknya dari diet ibu menyusui, pemberian formula
hidrolisat ekstensif atau asam amino pada bayi yang menggunakan susu
formula. Formula kedelai dapat dicoba sebagai alternatif untuk pasien
yang terbukti tidak memiliki alergi kedelai.
EDUKASI Pemberian ASI eksklusif terbukti dapat mengurangi kejadian alergi. Bila
pemberian ASI tidak memungkinkan, dapat diberikan formula
hipoalergenik (hidrolisat parsial) pada bayi-bayi dengan riwayat atopi
pada keluarga.
PROGNOSIS Lima puluh persen anak akan menjadi toleran pada usia 1 tahun, 70%
pada usia 2 tahun dan 90% pada usia 5 tahun
KEPUSTAKAAN 1. Host A, Halken S, Jacobsen HP.Clinical course of cow's milk protein
allergy/intolerance and atopic diseases in childhood. Pediatr Allergy
Immunol. 2002;13:23-8.
2. Host A. Frequency of cow‘s milk allergy in childhood. Ann Allergy
Asthma Immunol. 2002;89(Suppl):33-7.
3. Nowak-Wegrzyn A, Sampson HA. Adverse reaction to food. Med
Clin N Am. 2006;90:97-127.
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. RekomendasiIkatanDokterAnak
Indonesia: Diagnosis dantatalaksanaalergisususapi. IDAI, 2014.

Anda mungkin juga menyukai