SUKAMARA
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
RSUD SUKAMARA
2019-2022
ASFIKSIA NEONATORUM
PENGERTIAN Adalah gagal napas secara spontan dan teratur pada saat lahir
atau beberapa saat sesudah lahir
ANAMNESIS Saat lahir bayi mengalami keadaan tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur atau bayi tidak menangis
Tonus otot jelek
Bayi premature
Air ketuban keruh bercampur meconium, bayi tidak bugar
PEMERIKSAAN Bayi lemah, tidak bernapas atau menangis
FISIK Tonus otot jelek/lemah
Sinaosis
Napas mengap-mengap
KRITERIA Menurut AAP (American Academic of pediatrics) dan AHA
DIAGNOSIS (American Heart Association) : bayi kurang bulan, bayi tidak
bernapas spontan/ tidak menngis, tonus otot jelek.
Menurut skor APGAR : yang dihitung sampai menit ke 10 :
Asfiksia ringan : 7
Asfiksia sedang : 4-6
Asfiksia berat : 1-3
Menurut hasil AGD (analisis gas darah) : pH <7,25, paO2
<50 mmHg, paCO2>55 mmHg
Menurut WHO skor apgar plus gamabran HIE dan deficit
neurologis
DIAGNOSIS Asfiksia neonatorum
KERJA
DIAGNOSIS Hipoksia
BANDING 1. Pulmonal
Penyakit membrane hialin
Pneumonia
Kelainan kongenital paru
2. Ektrapulmonal
Enselopati hipoksia iskemik
Sepsis neonatorum
Penyakit jantung bawaan
Asidosis metabolic dan gangguan metabolic lain
PEMERIKSAAN Analisis gas darah
PENUNJANG Foto toraks dada
TERAPI 1. Resusitasi neonates :mulai dari tahapan sebagai berikut
Langkah awal
Ventilasi tekanan positif
Kompresi dada
Pemberian obat-obatan dan cairan pengganti volume
Pemasangan pipa endotrakeal setiap ada indikasi
(dapat pada setiap tahapan)
Indikasi Bila salah satu atau lebih dari penilaian awal mendapat
jawaban “tidak, langkah awal resusitasi segera dilakukan.
Langkah awal resusitasi terdiri dari tindakan berurutan sebagai
berikut:
Memberikan kehangatan
Bayi diletakkan di bawah alat pemancar panas agar tim
resusitasi mudah mencapai bayi dan untuk mengurangi
kehilangan panas. Biarkan bayi telanjang agar panas dari
alat pemancar dapat mencapai bayi dan untuk mendapat
pandangan penuh. Bayi yang lahir dengan umur gestasi
kurang dari 28 minggu, atau < 1500 gram, dapat
dipertahankan kehangatannya setelah lahir tanpa
dikeringkan terlebih dahulu. Bayi diletakkan atau dibungkus
dengan kantong plastic polietilen yang tembus pandang,
kepala bayi di luar kantong dan ditutupi topi, sedangkan
seluruh tubuh dibungkus plastik.
Memposisikan bayi dan membuka/membersihkan jalan
napas
Bayi diletakkan terlentang atau miring dengan leher sedikit
tengadah dalam posisi menghidu. Dengan demikian posisi
farings, larings dan trakea dalam satu garis lurus yang akan
mempermudah masuknya udara.
Posisi ini juga adalah posisi terbaik untuk melakukan
ventilasi dengan balon dan sungkup dan/atau untuk
pemasangan pipa endotrakeal. Perlu diperhatikan agar
mencegah posisi yang terlampau tengadah atau fleksi
karena keduanya dapat menghambat pemasukan udara.
Kompresi dada
Diperlukan dua orang untuk melakukan kompresi dada
yang efektif, satu untuk menekan dada dan lainnya
melanjutkan ventilasi. Teknik yang digunakan dalam
melakukan kompresi dada adalah teknik ibu jari dan
teknik dua jari.
Posisi jari : 1/3 bawah tulang dada/sternum
Penekanan : ± 1/3 diameter anterior-posterior dada
Kecepatan : satu siklus terdiri dari 3 kompresi + 1
ventilasi (waktu 2 detik)
Dalam 30 detik bayi mendapat RJP sebanyak 15
siklus
Epinefrin
Epinefrin 1: 10.000 diberikan dengan dosis 0,1-0,3
ml/KgBB/kali. dapat diberikan secara intravena atau melalui
pipa endotrakea. Bila akses intravena sulit didapat, diberikan
melalui pipa endotrakea dengan dosis yang lebih besar yaitu
0,1-0,2 mg/KgBB/kali (1-2 ml/KgBB/kali). Bolus cairan 10
mg/KgBB bila perlu.
2. Bayi yang memberi respon baik (asfiksia ringan) dirawat di
ruang perawatan perinatology, setelah stabil dirawat di
ruang rawat gabung. Diberikan injeksi vitamin K1,
vaksinasi hepatitis B dan tetes mata/salep mata antibiotic
(kloramphenicol/tetrasiklin/eritromisin) dan ASI ad libitum
3. Bayi dengan asfiksia sedang dan berat dirawat di bangsal
perawatan perinatology, bila ada napas spontan dapat
diberi CPAP (bubble CPAP) diberi infus ivfd, dengan
larutan dextrose 5% atau 10% dan diberikan asuhan bayi
baru lahir, nutrisi dengan ASI atau nutrisi parenteral total.
4. Bayi dengan asfiksia berat jika terdapat NICU dapat
dirawat diruang nicu untuk ventilator mekanik
5. Obat-obatan bila perlu antibiotic (lini pertama ampisilin dan
gentamisin)
EDUKASI Tentang asfiksia, penyebab, gejala klinis dan komplikasi
Tentang pemberian dan manfaat ASI
PROGNOSIS Asfiksia ringan ad vitam, ad sanationam, ad
fungsionam : baik
Asfiksia sedang tergantung pada hasil pengelolaan atau
manajemen, seharusnya ad vitam, ad sanationam, ad
fungsionam baik
Asfiksia berat biasanya ad vitam, ad sanationam, ad
fungsionam dubia, tergantung kondisi bayi dan respon
terhadap ventilator mekanik
KEPUSTAKAAN 1. American heart association and American Academy of
pediatrics. Textbook of neonatal resuscitation kattwinkel
J. editor 6th ed. New York: Mcgraw-Hill;2011
2. Dharmasetiawani N. asfiksia dan resusitasi bayi baru
lahir. Dalam; konim MS, yunanto A, dewi R, Sarosa GI,
Usman A, editor, Buku ajar neonatologi. Jakarta;
IDAI;2008;h 103-25
3. Synder E, Cloherty J.perinatal Asphyxia. Dalam;
Choherty J, Stark A, editor. Manual of neonatal care. 4
ed. Philadeplphia; Williams & Wilkins;2008.h. 518-27
4. Kosim M. gangguan napas pada bayi baru lahir. Dalam;
Kosim M, yunanto A, Dewi R, Sarosa G, Usman A,
editor. Buku ajar neonatologi. Jakarta; IDAI;2008.h.126-
45
5. Sis JH.perinatolgi asphyxia. In gomella LG, Cunningham
MD, Eyal FG, Zenk KE, editor. Neonatology,
management, procedures, on call problems, diseases
and drugs. 5th Ed. New York; McGraw-Hill;2004;512-2
6. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit.
Masalah-masalah bayi baru lahir dan bayi muda.
Pedoman bagi rumah sakit rujukan tingkat pertama di
kabupaten/kota. Edisi ke 1. WHO dan departemen
kesehatan republic Indonesia 2009. H58