Anda di halaman 1dari 3

OTITIS EKSTERNA PARASITIK

A. ANAMNESA
Kucing tersebut merupakan kucing milik Ny. Siti. Kucing ini memiliki nafsu makan
yang baik, aktif, defekasi dan urinasi tidak ada kelainan dan pernah dilakukan sterilisasi.
Namun kucing tersebut selalu menggaruk-garukkan telinganya. Kucing tersebut sempat
ditinggalkan oleh pemiliknya selama 6 bulan, tetapi kucing tersebut dititipkan kepada
orang lain untuk dirawat. Setelah pemilik kucing tersebut kembali dan membersihkan
kucingnya termasuk telinganya, ternyata kucing tersebut mengalami kesakitan dan
kegatalan saat dilakukan pembersihan. Pemilik belum memberikan pengobatan apapun,
karena pemilik ingin memastikan terlebih dahulu baru dilakukan pengobatan.

B. SINYALEMEN
Kasus Otitis eksterna parasitik bias terjadi pada satu telinga (unilateral) maupun kedua
telinga (bilateral). Kasus ini paling umum ditemukan pada kucing terutama kucing muda
dan anak kucing di bawah satu tahun. Hal ini disebabkan sistem imunitas anak kucing
dan kucing muda tersebut kurang resisten terhadap infestasi tungau O.cynotis. Dalam
penelitian dilaporkan bahwa kucing mempunyai kerentanan yang lebih tinggi terhadap
infestasi O. cynotis dari pada anjing.

C. GEJALA KLINIS


D. PEMERIKSAAN KLINIS DAN DIAGNOSA
Metoda yang paling sering dan mudah digunakan adalah memeriksa telinga dengan
menggunakan alat yang disebut otoskop. Dengan alat ini dokter hewan dapat melihat
keadaan telinga bagian luar dan tengah termasuk saluran telinga. Tes lain bisa saja
dilakukan dengan cara mengambil kotoran yang terdapat di dalam telinga, kemudian
diperiksa menggunakan mikroskop. Dari kotoran tersebut di diketahui kondisi dan
penyebab radang telinga.
Seorang dokter hewan dapat memastikan dengan baik bahwa kucing terinfeksi tungau
O. cynotis jika kucing itu muda, kanal telinga dipenuhi lapisan lilin dan timbul bau yang
tidak menyenangkan. Tanda klinis lain yang mendukung diagnosis adalah adanya cairan
telinga yang berwarna hitam. Pemeriksaan O. cynotis dapat dilakukan dengan
otoskopeatau mikroskop bahkan dapat secara visual. Cahaya otoskope menyebabkan
tungau keluar dari lapisan lilin telinga dan pindah ke permukaan yang gelap sehingga
tungau mudah memebentuk titik (spot). Pada pemeriksaan dengan otoskope dapat
digunakan pisau yang tajam sebagai alat bantu untuk mengikis kulit.
Pemeriksaan mikroskop yaitu pemeriksaan reruntuhan kulit terhadap adanya O.
cynotis dibawah mikroskop. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menggunakan
cotton tipped yang telah dibasahi karbo gliserin atau propilen glikol, kemudian
dimasukkan ke dalam saluran telinga dengan cara dimiringkan dan diputar-putar.
Selanjutnya sampel tersebut diamati di bawah mikroskop.
Umumnya tungau O. cynotis mudah ditemukan pada material kerokan/ reruntuhan
telinga. Tungau ini harus dibedakan dengan Sarcoptes scabies dan Notoedres cati, yang
keduanya merupakan tungau yang banyak dijumpai pada kucing.

E. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari penyakit ini adalah:
1. Bakteri dan Jamur
Salah satu agen utama penyebab infeksi pada telinga. Jamur/kapang yang secara
normal hidup dalam telinga adalah Malassezia pachydermatis. Karena sesuatu hal
bisa saja terjadi populasi berlebihan dari jamur ini dan menyebabkan terjadinya
otitis.
2. Alergi
Alergi terhadap serbuk sari, makanan atau obat-obatan juga dapat menyebabkan
otitis. Kucing alergi biasanya menunjukkan gejala penyakit lain seperti kulit gatal
,dll. Tetapi bisa saja gejala alergi yang muncul hanya berupa otitis saja. Makanan
hipoalergenik bisa membantu dalam menentukan dan mengendalikan alergi.
3. Gangguan sistem kekebalan tubuh/gangguan hormone
penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan hormon dapat menekan sistem
kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang berkurang menyebabkan berbagai penyakit
mudah muncul salah satunya adalah infeksi telinga. Pemeriksaan darah di
laboratorium kadang-kadang diperlukan untuk mendiagnosa otitis yang disebabkan
gangguan hormon.

F. PENGOBATAN
Pengobatan tidak hanya dipusatkan pada agen penyebabnya saja, tetapi harus
diarahkan secara keseluruhan terhadap factor-faktor yang memicu terjadinya
imunosupresi (rendahnya daya tahan tubuh), seperti kekurangan nutrisi dan manajemen
pemeliharaan. Ada beberapa macam pengobatan yang diberikan antara lain dengan
pengobatan yang sifatnya suportif, pengobatan dengan antibiotic, serta penggunaan anti
inflamasi.
Hal pertama dilakukan dalam pengobatan infestasi O. cynotis adalah membersihkan
reruntuhan tungau dan lapisan lilin dalam saluran telinga. Pembersihan saluran telinga
ini menggunakan minyak mineral atau dengan agen cerumenolytic. Selain itu untuk
membersihkan saluran telinga dapat menggunakan antiseptic seperti hibitane dalam
propylene glycol.
Tahap berikutnya dilakukan pengobatan. Akhir-akhir ini banyak diperdagangkan obat
pembasmi tungau (insektisida) khususnya untuk tungau O. cynotis. Obat-obat yang
dapat digunakan adalah pyrethrin, Milbemycin, Ivermectin, Fipronil, dan Revolution
(Selamectin)
Benzhyl benzoate juga dapat digunakan untuk membasmi O. cynotis. Obat ini
digunakan sebagai emulsi atau campuran dengan sabun yang lembut dan alcohol.
Pengobatan harus diulang setelah dua minggu untuk membunuh tungau yang keluar dari
telurnya. Jika sudah terjadi penyebaran ke bagian tubuh yang lain terutama kaki dan
ekor harus segera diobati. Banyak produk yang digunakan seperti semprotan,
desinfektan dan shampoo yang berisi obat-obatan anti tungau. Jika sudah terjadi infeksi
sekunder pengobatan dilakukan dengan pemberian antibacterial atau glicocorticoid dan
disesuaikan dengan agen penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai