Anda di halaman 1dari 29

Praktik Kerja Lapangan Tanggal Pelaksanaan

FKH 522
Kesehatan Sapi (04/04/2021 – 29/04/2021)

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN


KESEHATAN SAPI
PT. AGRIJAYA PRIMA SUKSES
KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT
(04 April – 29 April 2021)

Disusun oleh:

Septian Dio Perkasa, SKH B0901201042

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Praktik Kerja Lapangan
Tanggal Pelaksanaan
FKH 522 (04/04/2021 – 29/04/2021)
Kesehatan Sapi

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN


KESEHATAN SAPI
DI PT. AGRIJAYA PRIMA SUKSES,
KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT
(4 April 2021 – 29 April 2021)

Disusun oleh:

Septian Dio Perkasa, SKH B0901201042

Menyetujui,

Pembimbing Bagian Klinik Pembimbing Bagian Reproduksi

Drh Riki Siswandi, PhD Prof. Drh Bambang Purwantara, M.Sc, PhD
NIP 19830824 200912 1 000 NIP 19591006 198403 1 003

Mengetahui,

Wakil Dekan FKH IPB Koordinator Mata Kuliah


Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Bidang PKL Kesehatan Sapi

Prof drh Ni Wayan Kurniani Karja, MS, PhD Drh Amrozi, PhD
NIP. 19690207 199601 2 001 NIP. 19700721 199512 1 001

Tanggal Pengesahan:
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja pada mata
kuliah kesehatan klinik sapi di PT. Agrijaya Prima Sukses, Kecamatan Jalancagak,
Kabupaten Subang – Jawa Barat. Laporan ini ditulis berdasarkan kegiatan yang
penulis lakukan pada tanggal 4 April – 29 April 2021 Penulis ucapkan terima kasih
atas bimbingan, saran, serta masukan kepada pihak-pihak yang membantu penulis
selama kegiatan hingga menyelesaikan laporan ini, yaitu kepada:
1. Manager dari PT. Agrijaya Prima Sukses yang telah mengizinkan kami
untuk melaksanakan kegiatan praktik lapang di tempat.
2. Drh Muhammad Iqbal Gozali, Drh Wan Gemasih, Drh Andri Pamungkas
selaku pembimbing lapang yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan
selama Praktik Kerja Lapang berlangsung.
3. Drh Riki Siswandi, PhD, Prof Drh Muhammad Agus Setiadi, M.Sc, PhD,
dan Drh Amrozi, PhD selaku dosen pembimbing kegiatan praktik kerja
lapang kesehatan sapi program PPDH FKH IPB atas bimbingan dan
arahannya.
4. Darda, Mumuh, Dede, Sandi, Ade, Irfan, Giman, Erdi, Rony dan seluruh
staf atas bimbingannya selama di lapangan
5. Rahmat, Yoga, Rhesti, Savira, dan Shila atas segala bantuan, kerjasama, dan
dukungan yang telah diberikan selama kegiatan praktik kerja lapang
bersama ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari laporan praktik lapang
ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca laporan
praktik lapang ini. Penulis berharap isi dari laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membaca.

Subang, 27 April 2021

Septian Dio Perkasa, SKH


iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN iii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Kegiatan 1
Manfaat Kegiatan 2
PELAKSANAAN KEGIATAN 2
Waktu dan Tempat 2
Metode Pelaksanaan 2
Manajemen Vaksinasi dan Deworming 3
PENANGANAN KESEHATAN DAN KASUS KLINIK 4
Left Displacement Abomasum 4
Bottle Jaw 7
Retensio Secundinae 9
SIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 13
iii

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rekam medik sapi nomor ID 242 4

Tabel 2 Rekam medik sapi nomor ID 558 7

Tabel 3 Rekam medik sapi nomor ID 1070 9

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Reposisi abomasum (A) penjahitan kulit bekas sayatan (B) 4
Gambar 2 Sapi yang mengalami bottle jaw 7

Gambar 3 Plasenta menggantung pada vulva (A) manual removal plasenta (B) 9

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jurnal Harian Mahasiswa PKL Kesehatan Sapi di PT. Agrijaya 13
Prima Sukses
Lampiran 2 Daftar sediaan obat-obatan di PT. Agrijaya Prima Sukses 27
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan konsumsi susu sapi masyarakat Indonesia berdasarkan Badan
Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2019 berkisar 16.23 kg/kapita/tahun.
Kebutuhan susu nasional mencapai 4.33 juta ton, sedangkan produksi susu segar
dalam negeri hanya mampu memenuhi 22 persen dari kebutuhan tersebut dan 78
persen sisanya diperoleh dari impor susu dari berbagai negara di dunia (Paramitha
2020). Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa industri sapi perah masih
sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia guna meningkatkan
perkembangan ekonomi negara, kesehatan masyarakat, dan penyerapan sumber
daya manusia di Indonesia.
PT. Agrijaya Prima Sukses merupakan salah satu perusahaan peternakan
sapi perah yang ada di Indonesia tepatnya di Desa Curugrendeng, Kecamatan
Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Produk yang dihasilkan perusahaan ini
adalah produk susu segar atau fresh milk yang akan dijual ke perusahaan Ultra Jaya.
Saat ini populasi sapi di PT. Agrijaya Prima Sukses sebanyak 1.647 ekor, yang
tediri dari pedet, sapi bunting, dan sapi laktasi. Total pedet 513 ekor dan sapi laktasi
1134 ekor. Target jumlah sapi yang direncanakan PT. Agrijaya Prima Sukses
sebanyak 4000 ekor dengan penambahan kandang baru untuk menampung semua
sapi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi susu
nasional yaitu dengan cara mengoptimalkan produktivitas sapi melalui pengadaan
bibit unggul, perbaikan manajemen pakan dan pemeliharaan yang baik, serta
perawatan yang tepat. Pencegahan kejadian penyakit perlu dilakukan guna
menghindari turunnya produktivitas sapi. Dokter hewan memiliki peranan penting
dalam manajemen kesehatan sapi perah. Pengetahuan, keterampilan, serta
pengalaman sangat diperlukan bagi bekal seorang calon dokter hewan di masa
depan. Berdasarkan hal tersebut Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH)
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor melakukan kerjasama dengan
PT. Agrijaya Prima Sukses untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL)
Kesehatan Sapi agar mahasiswa PPDH memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang cukup dalam penanganan manajemen kesehatan sapi perah dan
ikut membantu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di perusahaan.

Tujuan Kegiatan
Praktik Kerja Lapang Kesehatan Sapi bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan mahasiswa Program Pendidikan Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor dalam manajemen perawatan
sapi perah, dan menangani kasus-kasus yang terjadi pada sapi perah yang berada di
lapangan, serta mampu mengetahui manajemen reproduksi, kesehatan reproduksi,
mengenal gangguan reproduksi pada sapi perah, managemen pemeliharaan pedet, serta
menambah pengalaman dalam menentukan diagnosis, prognosis, terapi, dan melatih
2

keterampilan penerapan teknologi reproduksi seperti Inseminasi Buatan (IB) dan


pemeriksaan kebuntingan (PKB) di lapangan.

Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan Praktik Kerja Lapang Kesehatan Sapi adalah
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, wawasan dan pengalaman
mahasiswa PPDH FKH IPB dalam bidang kesehatan sapi perah untuk
mempersiapkan calon dokter hewan yang mampu dan terampil dalam bidang
kesehatan sapi perah dan industrinya.

PELAKSANAAN KEGIATAN
Waktu dan Tempat
Praktik Kerja Lapang Kesehatan Sapi Perah dilaksankan pada tanggal 4
April – 29 April 2021 di PT. Agrijaya Prima Sukses yang bertempat di Desa
Curugrendeng, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat

Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan praktik kerja lapang (PKL) kesehatan sapi dilaksanakan oleh
mahasiswa PPDH FKH IPB yang mengikuti pembagian kerja oleh PT. Agrijaya
Prima Sukses yaitu bagian Animal Health, Reproduction, dan Heifer Raising.
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu berupa pelayanan inseminasi buatan (IB),
pemeriksaan kebuntingan (PKB), penanganan pre partus dan post partus,
penanganan penyakit dan managemen pedet, penanganan kasus klinik, kebidanan
dan gangguan reproduksi. Permasalahan yang terjadi di lapangan dievaluasi dan
didiskusikan bersama dokter hewan, paramedik veteriner, serta inseminator untuk
diberikan penanganan terhadap kasus tersebut. Mahasiswa melaksanakan
kegiatan ini setiap hari dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB untuk jam
kerja pagi dan .pukul
3

Manajemen Vaksinasi Dan Deworming


Vaksinasi sangat diperlukan pada hewan, terutama pada hewan ternak
dikarenakan dampak dari penyakit pada ternak adalah penurunan hasil produksi.
Salah satu penyakit yang mampu mempengaruhi produksi pada sapi perah yakni
brucellosis. Brucellosis adalah penyakit menular pada hewan dan manusia yang
disebabkan oleh bakteri Brucella abortus dan hampir seluruh propinsi di Indonesia
sudah tertular oleh penyakit ini. (Toharmat et al. 2009). Penyakit inilah yang sering
menimbulkan terjadinya gangguan reproduksi dan keguguran pada kebuntingan 5-
7 bulan. Keguguran merupakan gejala klinis yang patognomonis (gejala utama)
pada awal infeksi. Setelah beberapa kali keguguran, atau adanya gangguan
kelahiran, perlekatan plasenta juga sering terjadi. Program pengendalian penyakit
ini di farm Agrijaya Prima Sukses yakni dengan pemberian vaksin brucella RB-51
pada sapi berumur 4 bulan, 6 bulan, dan 1 bulan pasca partus. Dosis yang diberikan
sesuai dengan dosis pemberian yang tertera pada botol vaksin tersebut, yakni 2 ml
per sapi dengan rute subkutan.
Selain pemberian vaksin brucella, dilakukan pemberian vaksin ultravac
pada sapi berumur 28 hari dan 56 hari yang kemudian rutin diberikan saat sapi
berada pada masa kering kandang (230-245 hari kebuntingan). Hal ini bertujuan
untuk mencegah infeksi clostridial dan leptospirosis pada sapi perah. Salah satu
penyakit yang disebabkan oleh infeksi clostridum adalah penyakit tetanus dan
enterotoksemia. Tetanus disebabkan clostridium tetani dan enterotoksemia
disebabkan oleh clostridum perfringens (Natalia et al. 1989). Tetanus adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh kontaminasi luka dari bakteri Clostridium
tetani, bakteri ini menghasilkan spora yang hidup di tanah dan kotoran hewan.
Penggunaan vaksin untuk pencegahan enterotoksemia pads hewan yang berisiko
tinggi atau hewan yang mengalami stres diharapkan dapat mencegah kematian
(Prodjohardjono 1985).
Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia
maupun hewan (zoonosis). Penyakit ini sangat penting dan ditemukan hampir di
seluruh dunia terutama di belahan bumi beriklim tropis dan subtropis. Leptospirosis
disebabkan oleh genus Leptospira, famili Leptospiraceae, ordo Spirochaetales
(Yersin et al. 1999). Kasus leptospirosis pada sapi terbanyak disebabkan oleh
infeksi leptospira subtipe hardjo dan pomona. Sapi mengalami demam, anoreksia,
dispnoea karena kongesti paru, ikterus, hemoglobinuria, dan anemia hemolitik.
Morbiditas dan mortalitas pada pedet jauh lebih tinggi dari pada sapi dewasa (Bolin
2001).
4

Penyakit yang disebabkan parasit terutama cacing pada hewan di peternakan


merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi peternak. Pola pemberian
pakan, faktor-faktor lingkungan (suhu, kelembapan, dan curah hujan), serta sanitasi
kandang yang kurang baik dapat mempengaruhi berkembangnya parasit khususnya
cacing saluran pencernaan pada hewan ternak (Dwinata 2004). Kehadiran cacing
dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan kerusakan mukosa usus yang dapat
menurunkan efisiensi penyerapan makanan. Penanganan infeksi parasit cacing di
farm Agrijaya Prima Sukses adalah dengan pemberian ivermectin pada sapi
berumur 3 dan 6 bulan. Dosis pemberian 1 ml/50 kgBB dengan rute IM. Ivermectin
merupakan salah satu antiparasit yang paling efektif dan banyak digunakan karena
memiliki aktivitas spektrum luas terhadap berbagai macam endoparasit dan
ektoparasit, terutama nematoda dan arthropoda (Omura 2008).

PENANGANAN KESEHATAN DAN KASUS KLINIK


LEFT DISPLACEMENT ABOMASUM

A B
Gambar 1 Reposisi abomasum (A) penjahitan kulit bekas sayatan (B)
Left displacement abomasum merupakan salah satu kasus pencernaan yang
paling sering terjadi pada sapi perah, tingkat kejadian kasus ini pada sapi laktasi
diperkirakan mencapai 7% diseluruh dunia (LeBlanc, 2010). Penyakit ini
merupakan penyakit yang cukup penting dan perlu dilakukan penanganan cepat
karena mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar, diantaranya hilangnya
produktifitas susu sapi, biaya pengobatan serta tenaga medis veterininer, dan
kerugian hilangnya penghasilan lain dari sapi tersebut. Operasi merupakan tindakan
yang paling baik dilakukakan dan resiko kesembuhan sangat tinggi dibandingkan
metode lain (Al-Rawashdeh, 2017). Kasus ini ditemukan pada farm PT. Agrijaya
Prima Sukses pada sapi dengan eartag bernomor 242.
Tabel 1 Rekam medik sapi nomor ID 242
Tanggal 20 April 2021
Anamnesa Sapi partus 39 hari yang lalu
Sinyalemen
5

Nomor telinga 242


Nama hewan Doorman Theoni 242
Jenis Hewan Sapi
Ras Friesian Holstesin (FH)
Warna rambut Hitam putih
Umur 4 tahun 1 bulan
Berat badan 400-500 kg
Status present
Suhu tubuh 39.4ºC
Frekuensi napas 40 x/menit
Frekuensi Jantung 86 x/menit
Perawatan Baik
Tingkah Laku Tenang
Gizi Baik
Sikap Berdiri Menumpu dengan keempat kaki
Gejala Klinis Anoreksia, kontraksi rumen berkurang,
dan jumlah feses yang dikeluarkan
mengalami penurunan
Pemeriksaan Dilakukan pemeriksaan ping sound,
inspeksi pada bagian perut sebelah kiri
lebih menonjol
Diagnosa Left dispalcement abomasum
Prognosa Fausta
Pengobatan Operasi reposisi abomasum dan
pengeluaran gas di dalamnya, Ketosol 20
ml IM, Biosan 20 ml IM, Penstrep 20 ml
IM, Injectamin 15 ml IM
Pada kejadian LDA, nafsu makan menjadi berkurang sehingga terjadi
penurunan pengisian rumen dan memungkinkan abomasum berpindah ke kiri,
risiko jugabertambah pada sapi yang lebih tua, perubahan pakan yang mendadak
sebelum melahirkan dengan tujuan persiapan untuk laktasi juga memicu LDA
(Winden dan Kuiper, 2002). Pada periode akhir kebuntingan, rumen akan terdesak
oleh perluasan uterus yang berisi fetus dan abomasums terdesak kea rah cranial dan
ventral sinister dari rumen. Setelah partus, rumen kembali dan menjebak abomasum
terutama jika atoni karena pemberian konsentrat yang berlebihan (Radostits, 2006).
Sapi dengan eartag 242 ini pada 39 hari sebelumnya baru saja melahirkan. Pada
saat hewan bunting, uterus akan mengembang dan mendesak organ-organ
pencernaan ke arah cranial dan mengangkat posisi rumen sehingga abomasum jadi
terdesak ke arah cranial di sebelah bawah atau ventral dari rumen. Pada saat post
partus, karena kosongnya rongga yang semula ditempati janin, rumen yang penuh
dengan makanan akan menindih abomasum yang terdapat di bawahnya (Subronto,
2003). Proses pencernaan secara fisiologis mengalami gangguan akibat terhalang
oleh lipatan yang terjadi pada abomasums sehingga abomasum terdesak kearah
dorsal diantara rumen dengan dinding abdomen kiri (LDA). Abdomen terlihat
6

membesar, hal ini dapat terlihat bagian abdomen yang asimetris antara kiri dan
kanan jika dilihat dari arah caudal dan denyut jantung sedikit meningkat menjadi
85 – 90 kali/ menit (Smith, 2002).
Penanganan kasus LDA di farm Agrijaya Prima Sukses yakni dilakukan
operasi dengan metode right flank omentopexy. Dengan menggunakan operasi ini,
tingkat ksembuhan LDA sangat tinggi yaitu mencapai 98,5% (Steiner 2006).
Operasi ini dilakukan dengan posisi sapi dalam keadaan tetap berdiri dan dilakukan
sayatan vertikal pada bagian flank kanan sebesar 15-20 cm yang sebelumnya telah
dianestesi dengan lidocaine HCl 2% sebanyak ± 75 ml. Selanjutnya dilakukan
penyayatan kulit, subkutan, muskulus rektus abdominalis, dan peritoneum serta
dilanjutkan eksplorasi abdomen untuk mencari abomasum. Setelah abomasum
ditemukan, abomasum ditusuk mengggunakan jarum infuse set bovine ukuran 13
untuk mengeluarkan gas. Selanjutnya, bagian pylorus abomasum ditarik dan dicari
omentumnya. Omentum tersebut diikat sebanyak 2 kali menggunakan benang
nylon monofilament dan dijahit ke otot dinding abdomen atau muskulus rectus
abdominis internus dalam dengan tujuan untuk menahan abomasum agar tidak
kembali kearah kiri dan tetap pada posisi semestinya. Setelah itu, penjahitan
dimulai dengan menjahit otot abomen bagian dalam menggunakan jahitan tipe
simple continous dan di flushing menggunakan cairan NaCl fisiologis yang telah
dicampurkan dengan penstrep dengan perbandingan yang digunakan adalah 500ml
NaCL dan 15ml Penstrep. Jahitan dilanjutkan pada musculus rectus abdominis
ekternus dengan tipe jahitan yang sama dengan benang catgut chromic. Kemudian
pada luka jahitan diberikan penstrep secukupnya, sedangkan kulit dijahit
menggunakan tipe jahitan continous interlock dengan benang nylon monofilament.
Dilakukan juga pemberian pengobatan dengan diberi ketosol, Biosan,
Penstrep, dan Injectamin. Ketosol mengandung ketoprofen yang merupakan
kelompok phenylpropionic acid dan termasuk dalam jenis nonsteroidal anti-
inflammatory drugs (NSAID). Ketoprofen bekerja sebagai antiinflamasi,
antipiretik, analgesik, dan secara luas digunakan sebagai antireumatik (Hosny et al.
2013). Mekanisme kerja ketoprofen yaitu menghambat sintesis prostaglandin
sehingga dapat memiliki efek analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik. Biosan TP
merupakan obat injeksi yang mengandung adenosine triphosphate (ATP) yang
berfungsi untuk menjaga dan mengembalikan stamina tubuh hewan,dan penguat
otot akibat kekurangan makanan, pasca pasrtus, dan infeksi penyakit. Pemberian
penstrep berfungsi sebagai antibiotik pada saluran pencernaan. Penicillin
merupakan antibiotik yang dapat membunuh bakteri gram positif sedangkan
streptomycin efektif terhadap bakteri gram negatif (Suriyasathaporn 2010).
Berdasarkan fungsi kedua antibiotik tersebut, maka penyakit yang disebabkan oleh
infeksi bakteri gram positif maupun negatif di saluran pencernaan dan post-operasi
dapat disembuhkan secara optimal. Pemberian injectamin dimaksudkan untuk
mendukung proses kesembuhan setelah pengobatan dan meregenerasi sel yang
7

rusak. Injectamin berisi vitamin A, D3, E, B2, B6, B12, nicotinamide dan d-
panthenol (Fangidae 2019).

BOTTLE JAW

Gambar 2 sapi yang mengalami bottle jaw


Bottle Jaw merupakan akumulasi cairan edema pada subkutan yang tidak
seharusnya terjadi pada bagian bawah rahang antar tulang mandibular yang
merupakan efek dari hipoproteinemia yang dapat disebabkan oleh parasit seperti
cacing Fasciola sp, Haemonchus sp, dan sebagainya yang dapat menyebabkan
hipoproteinemia (Munadi 2011).

Tabel 2 Rekam medik sapi nomor ID 558


Tanggal 18 April 2021
Anamnesa Sapi ditemukan adanya benjolan di bagian
rahang bawah
Sinyalemen
Nomor telinga 558
Nama hewan Doorman Theoni 558
Jenis Hewan Sapi
Ras Friesian Holstesin (FH)
Warna rambut Hitam putih
Umur 2 tahun 4 bulan
Berat badan 300-400 kg
Status present
Suhu tubuh 37.9ºC
Frekuensi napas 79 x/menit
Frekuensi Jantung 62 x/menit
Perawatan Baik
Tingkah Laku Tenang
Gizi Baik
Sikap Berdiri Menumpu dengan keempat kaki
8

Gejala Klinis Lemas, anorexia, penurunan bobot badan,


rambut rontok, benjolan pada rahang
bagian bawah
Diagnosa Bottle jaw
Pengobatan Ceftionel 20 ml IM, Thiamin 15 ml IM,
ivermectin 8 ml SC
Hasil dari pemeriksaan fisik dan anamnesa. Sapi tersebut diduga mengalami
bottle jaw akibat dari infeksi cacing. Terapi yang diberikan berupa pemberian obat
cacing ivermectin sebanyak 8 ml dengan rute subkutan.. Antibiotik Ceftionel®
diberikan sebanyak 20ml secara IM. Vitamin B kompleks 15ml secara IM diberikan
kepada sapi. Bottle Jaw atau akumulasi cairan dibawah kulit rahang bawah biasanya
merupakan hasil dari anemia berat dan hipoproteinemia yang disebabkan karena
adanya parasit internal. Parasit yang sering menyebabkan kasus ini adalah cacing
(Fasciola sp. dan Haemonchus sp.) (Simarmata et al. 2019) sapi yang menderita
berjumlah tiga ekor namun satu ekor telah dijual rugi karena sudah sangat parah
dan peternak ingin segera menjual sapi tersebut sebelum mati. Salah satu dari dua
sapi yang sakit menunjukkan gejala enteritis.
Pemberian antibiotik dilakukan dengan menginjeksikan Ceftionel® yang
berisi Ceftiofur sebanyak 20ml secara IM serta diberi multivitamin B kompleks
20ml IM. Untuk mengatasi kecacingan dilakukan pemberian ivermectin sebanyak
8 ml secara subkutan. Menurut Hossain (2002), kejadian bottle jaw biasanya hasil
infestasi kronis dari liver flukes atau cacing hati dan Gastrointestinal Nematodes
seperti Haemonchus sp. Terapi yang disarankan menurut literatur adalah dengan
pemberian anthelmintik disertai pemberian obat hematinik diikuti dengan
pemberian nutrisi yang baik agar proses persembuhan sapi menjadi lebih sempurna.
Simpulan dari kasus ini adalah pemberian anthelmintik yang terjadwal dan rutin
dapat mencegah terjadinya kasus-kasus yang berkaitan dengan infestasi parasit.
Kebersihan dan pola pemberian pakan juga dapat menjadi salah satu faktor infeksi
parasit dalam suatu peternakan. Memilih pakan hijauan juga dapat mencegah
infeksi parasit dengan cara memilih hijauan yang tidak berasal dari tanaman
semiakuatik seperti jerami, selain gizinya yang tidak begitu bagus, 8 pemberian
jerami juga meningkatkan resiko terkena cacing hati. Selama pengobatan paramedis
melakukan semua tindakan secara lege artis dengan memperhatikan sterilisasi alat
dan kesejahteraan hewan.
9

RETENSIO SECUNDINAE

A B
Gambar 3 Plasenta menggantung pada vulva (A) manual removal plasenta (B)
Retensio secundinae atau retensi plasenta merupakan kondisi patologis yang
umum terjadi pada saat partus. Kondisi tersebut ditandai dengan keadaan plasenta
yang tidak dikeluarkan secara meyeluruh atau hanya dikeluarkan sebagian dari
dalam uterus dalam waktu lebih dari 18-24 jam post partus (Abdullah et al. 2016).
Terjadinya retensio secundinae biasanya disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu akibat abortus, distokia, hipokalsemia, usia sapi, kelahiran
premature, peradangan pada plasenta serta gangguan nutrisi dalam tubuh (Kahn dan
Line 2005). Kasus retensio secundiane dapat menyebabkan beberapa kerugian
diantaranya yaitu terjadi penurunan produksi susu, penutunan fertilitas, serta
kematian pada ternak (Laven dan Peters 1996). Sapi yang mengalami retensi
plasenta ditemukan plasenta yang menggantung pada hari ke-3 pasca partus dengan
nomor eartag 1070
Tabel 3 Rekam medik sapi nomor ID 1070
Tanggal 17 April 2021
Anamnesa Partus 3 hari yang lalu, dan plasenta tidak
kunjung keluar.
Sinyalemen
Nomor telinga 1070
Nama hewan Doorman Theoni 1070
Jenis Hewan Sapi
Ras Friesian Holstesin (FH)
Warna rambut Hitam putih
Umur 2 tahun 1 bulan
Berat badan 400-500 kg
Status present
Suhu tubuh 39.2ºC
Frekuensi napas 79 x/menit
10

Frekuensi Jantung 66 x/menit


Perawatan Baik
Tingkah Laku Tenang
Gizi Baik
Sikap Berdiri Menumpu dengan keempat kaki
Gejala Klinis Dari area vulva muncul cairan seperti
darah, dan adanya plasenta yang
menggantung
Diagnosa Retensio secundinae
Prognosa Fausta
Pengobatan Ceftionel 10 ml SC, ketosol 20 ml IM,
NaCl + Colibact 100 ml Intrauterin

Tindakan yang dilakukan yakni dilakukan manual removal dikarenakan


keadaan plasenta yang sudah menggantung selama 3 hari. Penanganan retensi
secundinae harus segera dilakukan dan dilakukan dengat tepat. Apabila tidak segera
dilakukan dan penanganan tidak baik maka kasus retensi secundinae dapat memicu
terjadinya gangguan reproduksi yang lain misalnya yaitu endometritis. Menurut
Kongwattanakul et. al. (2018). Manual removal akibat retensio secundinae
merupakan tindakan yang sangat menyakitkan serta dapat menyebabkan hemoragi
post partus. Oleh sebab itu sebelum dilakukan manual removal perlu diberikan
anasthaesi terlebih dahulu pada sapi. Manual removal dilakukan dengan cara
melepaskan perlekatan antara kotiledon dari karunkula satu per satu melalui palpasi
pervaginal. Setelah dilakukan manual removal, diberikan ketosol sebanyak 20 ml.
Ketosol bekerja sebagai antiinflamasi, antipiretik, analgesik, dan secara luas
digunakan sebagai antireumatik (Hosny et al. 2013). Diberikan juga ceftionel yang
memiliki bahan aktif ceftiofur. Ceftiofur adalah antibiotik semi sintetik dengan
spektrum luas, efektif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Pemberian
NaCl + colibact sebanyak 100 ml intrauterin juga berfungsi sebagai antibiotik agar
tidak terjadi infeksi bakteri yang disebabkan membusuknya plasenta dan
menghindari penyakit seperti metritis dan endometritis.

SIMPULAN
Mahasiswa selama mengikuti kegiatan pelayanan kesehatan sapi perah di
PT. Agrijaya Prima Sukses diberi kesempatan melakukan pelayanan dengan
didampingi dokter hewan yang bertugas sehingga mampu meningkatkan
keterampilan, pengalaman, dan ilmu pengetahuan . Kasus gangguan klinik dan
reproduksi yang ditemui di lapangan yakni left displacement abomasum, bottle jaw,
dan retensio secundinae.
11

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah FFJ, Chung ELT, Abba Y, Sadiq MA, Bitrus AA, Hambali IU, Lila
MAM, Haron AW, Saharee AA. 2016. A case of retained placenta in a dairy
cow. International Journal of Livestock Research. 4(4):125-127.
Al-Rawashdeh O, Bani Ismail Z, Talafha A, Al-Momani A. 2017. Changes of
hematological and biochemical parameters and levels of pepsinogen,
histamine and prostaglandins in dairy cows affected with left displacement
of the abomasums. Polish Journal of Veterinary Sciences. 20(1): 13–18.
Bolin CA, Alt DP. 2001. Use of Monovalent leptospiral vaccine to prevent renal
colonization and urinary shadding in cattle exposed to Leptospira
borgpetersenii serovar hardjo. Am J Vet Res. 62(7): 995-1000.
Dwinata, M. I. 2004. Prevalensi cacing nematoda pada rusa yang ditangkarkan.
Jurnal Veteriner. 6 (4): 151˗˗155
Fangidae PY, Nururrozi A, Yanuartono, Indarjulianto S. 2019. Laporan kasus:
penanganan enteritis pada kambing peranakan ettawa akibat nematodiasis
dan koksidiosis. Indonesia Medicus Veterinus. 8(2): 225-237.
Hosny KM, Rambo SM, Al-Zahrani MM, Al-Subhi SM, Fahmy UA. 2013.
Ketoprofen emulgel: preparation, characterization, and pharmacodynamic
evaluation. Int Pharm Sci Rev Res. 20(2): 306-310.
Hossain, K. A., Samad, M. A., Islam, M. A., & Bhuiyan, A. A. (2005). Clinical
observations with therapeutic management of parasitic bottle jaw syndrome
in calves. Bangladesh Journal of Veterinary Medicine, 3(2), 124-128.
Kahn CM, Line S. 2005. The Merck Veterinary Manual.Edisi ke-9.
Kongwattanakul K, Rojanapithayakorn N, Kietpeerakool C, Laopaiboon M,
Lumbiganon P. 2018. Anasthaesi/ analgesia for manual removal of retained
placenta. Cochrane Database of Systematic Reviews. 4: 1-11.
Laven R, Peters AR. 1996. Bovine retained placenta: aetiology, pathogenesis and
economic loss. Veterinary Record. 139: 465-471.
LeBlanc S. 2010. Monitoring metabolic health of dairy cattle in the transition
period. J Reprod Dev. 56(1): 29-35.
Munadi. 2011. Tingkat Infeksi Cacing Hati Kaitannya Dengan Kerugian Ekonomi
Sapi Potong yang Disembelih di Rumah Potong Hewan Wilayah Eks-
Kresidenan Banyumas Agripet 11 (1): 45-50.
Natalia L, Syafarudin MFT, Woralli, Hardiutomo S. 1999 . Enterotoksemia pada
sapi impor di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Penyakit Hewan. 21(38):
107-116.
Omura S. 2008. Ivermectin: 25 years and still going strong. Int J Antimicrob Agents.
31(2): 91–98.
Paramitha R. 2020. Konsumsi susu masih rendah, tapi produksi pun tak cukup.
https://lokadata.id [diunduh pada 22 Maret 2021].
Prodjohardjono S. 1985. llmu Penyakit Ternak. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta (ID).
12

Simarmata YT, Tjandring LA, Seran Y F B. 2019. Laporan kasus faschiolosis pada
sapi bali di desa noelbaki, kecamatan kupang tengah, kabupaten kupang.
Jurnal Kajian Veteriner. 132-140.
Smith BP. 2002. Large Animal Internal Medicine. New York (US): Mosby.
Steiner A. 2006. Surgical Treatment of the Left Displacement of the abomasum An
Update. Clinic für Ruminants Vetsuisse, Faculty of Bern, Switzerland. in
Word Buiatric Congress, Nice France.
Suriyasathaporn W. 2010. Milk quality and antimicrobial resistance against mastitis
pathogen after changing from a conventional to an experimentally organic
dairy farm. Asian-Australian Journal Animal Science. 23(5): 659- 664.
Toharmat, Abdullah LL, Nahrowi, Sudarman A, Sumantri C, Baga L, Saleh A,
Maheswari RRA, Evvyernie D, Burhanuddin, Komala I, Setiana MA, dan
Setiono A. 2007. Roadmap dan grand strategi pengembangan industri sapi
perah nasional. Makalah disajikan pada Pertemuan Kelompok Kerja
Persusuan Nasional Ditjennak. Solo (ID). 8-10 Agustus 2007.
Winden SCL, Kuiper R. 2002. Left displacement of the abomasum in dairy cattle:
recent developments in epidemiological and etiological aspects. Vet Res.
34(1): 47- 56.
Yersin C, Bovet P, Merien F, Wong T, Panawsky J, Perolat P. 1999. Human
leptospirosis in Seychelles (Indiana Ocean) a population-based study. Am J
Trop Med Htg. 59(1): 933-940.
13

LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal Harian Mahasiswa PKL Kesehatan Sapi di PT. Agrijaya Prima
Sukses

Tanggal Jam (WIB) Kegiatan Pembimbing


16.00 – 16.45 Briefing dan pengantar dari Bapak Supriono
Manager PT Agrijaya Prima
Minggu, 4
Sukses
April 2021
16.45 – 17.30 Pengenalan lingkungan PT
Agrijaya Prima Sukses
06.00 – 08.00 Pengobatan sapi hospital Drh Andri
08.00 – 12.00 Surveillance, cek birahi, Pamungkas
sinkronisasi birahi, inseminasi
Senin, 5 buatan, dan pengobatan
April 2021 mastitis
12.00 – 13.00 ISOMA
13.00 – 17.00 Surveillance, cek milk drop,
dan hoof trimming
06.00 – 08.00 Pengobatan sapi hospital Drh Andri
08.00 – 12.00 Surveillance, cek birahi, Pamungkas
sinkronisasi birahi, inseminasi
Selasa, 6 buatan, dan pengobatan
April 2021 mastitis
12.00 – 13.00 ISOMA
13.00 – 17.00 Surveillance, cek milk drop,
dan hoof trimming
06.00 – 08.00 Pengobatan sapi hospital Drh Andri
08.00 – 12.00 Surveillance, cek birahi, Pamungkas
sinkronisasi birahi, inseminasi
Rabu, 7 buatan, dan pengobatan
April 2021 mastitis
12.00 – 13.00 ISOMA
13.00 – 17.00 Surveillance, cek milk drop,
dan hoof trimming
06.00 – 08.00 Pengobatan sapi hospital Drh Andri
08.00 – 12.00 Surveillance, cek birahi, Pamungkas
sinkronisasi birahi, inseminasi
Kamis, 8 buatan, dan pengobatan
April 2021 mastitis
12.00 – 13.00 ISOMA
13.00 – 17.00 Surveillance, cek milk drop,
dan hoof trimming
06.00 – 08.00 Pengobatan sapi hospital Drh Andri
08.00 – 11.00 Surveillance, cek birahi, Pamungkas
sinkronisasi birahi, inseminasi
Jumat, 9 buatan, dan pengobatan
April 2021 mastitis
12.00 – 13.00 ISOMA
13.00 – 17.00 Surveillance, cek milk drop,
dan hoof trimming
14

06.00 – 08.00 Pengobatan sapi hospital Drh Andri


08.00 – 12.00 Surveillance, cek birahi, Pamungkas
sinkronisasi birahi, inseminasi
Sabtu, 10 buatan, dan pengobatan
April 2021 mastitis
12.00 – 13.00 ISOMA
13.00 – 17.00 Surveillance, cek milk drop,
dan hoof trimming
06.00 – 08.00 Memberi susu kepada pedet Drh Mochamad
08.00 – 09.00 Membersihkan kandang pedet, Iqbal Gozali
Memberi pakan pedet
09.00 – 12.00 Surveillance, pengobatan,
Minggu, 11
deworming, vaksinasi, dan
April 2021
dehorning
12.00 – 13.00 Isoma
13.00 – 15.00 Surveillance dan pengobatan
15.00 – 17.00 Hoof trimming
06.00 – 08.00 Memberi susu kepada pedet Drh Mochamad
08.00 – 09.00 Membersihkan kandang pedet, Iqbal Gozali
Memberi pakan pedet
09.00 – 13.00 Surveillance, pengobatan,
Senin, 12
deworming, vaksinasi, dan
April 2021
Isoma
12.00 – 13.00 Dehorning
13.00 – 15.00 Surveillance dan pengobatan
15.00 – 17.00 Hoof trimming
22.00 – 06.00 Pengamatan birahi, Drh Wan Gemasih
Rabu, 14
surveillance, dan membantu
April 2021
lahiran
22.00 – 06.00 Pengamatan birahi, Drh Wan Gemasih
Kamis, 15
surveillance, dan membantu
April 2021
lahiran
22.00 – 06.00 Pengamatan birahi, Drh Wan Gemasih
Jumat, 16
surveillance, dan membantu
April 2021
lahiran
22.00 – 06.00 Pengamatan birahi, Drh Wan Gemasih
Sabtu, 17
surveillance, dan membantu
April 2021
lahiran
22.00 – 06.00 Pengamatan birahi, Drh Wan Gemasih
Minggu, 18
surveillance, dan membantu
April 2021
lahiran
06.00 – 08.00 Memberi susu kepada pedet Drh Mochamad
08.00 – 09.00 Membersihkan kandang pedet, Iqbal Gozali
Memberi pakan pedet
09.00 – 13.00 Surveillance, pengobatan,
Selasa, 20
deworming, vaksinasi, dan
April 2021
dehorning
12.00 – 13.00 Isoma
13.00 – 15.00 Surveillance dan pengobatan
15.00 – 17.00 Hoof trimming
06.00 – 08.00 Memberi susu kepada pedet Drh Mochamad
Rabu, 21
08.00 – 09.00 Membersihkan kandang pedet, Iqbal Gozali
April 2021
Memberi pakan pedet
15

09.00 – 12.00 Surveillance, pengobatan,


deworming, vaksinasi, dan
dehorning
12.00 – 13.00 Isoma
13.00 – 15.00 Surveillance dan pengobatan
15.00 – 17.00 Hoof trimming
06.00 – 08.00 Memberi susu kepada pedet Drh Mochamad
08.00 – 09.00 Membersihkan kandang pedet, Iqbal Gozali
Memberi pakan pedet
09.00 – 12.00 Surveillance, pengobatan,
Kamis, 22
deworming, vaksinasi, dan
April 2021
dehorning
12.00 – 13.00 Isoma
13.00 – 15.00 Surveillance dan pengobatan
15.00 – 17.00 Hoof trimming
06.00 – 08.00 Memberi susu kepada pedet Drh Mochamad
08.00 – 09.00 Membersihkan kandang pedet, Iqbal Gozali
Memberi pakan pedet
09.00 – 11.00 Surveillance, pengobatan,
Jumat, 23 deworming, vaksinasi, dan
April 2021 dehorning
Isoma
11.00 – 13.00 Surveillance dan pengobatan
13.00 – 15.00 Hoof trimming
15.00 – 17.00
06.00 – 08.00 Pengobatan sapi hospital Drh Wan Gemasih
08.00 – 12.00 Surveillance, fresh check,
pengobatan, terapi sapi
Sabtu, 24
mastitis
April 2021
12.00 – 13.00 Isoma
13.00 – 17.00 Surveillance, pengobatan, hoof
trimming, cek milk drop
06.00 – 08.00 Pengobatan sapi hospital Drh Wan Gemasih
08.00 – 12.00 Surveillance, fresh check,
pengobatan, terapi sapi
Minggu, 25
mastitis
April 2021
12.00 – 13.00 Isoma
13.00 – 17.00 Surveillance, pengobatan, hoof
trimming, cek milk drop
06.00 – 08.00 Pengobatan sapi hospital Drh Wan Gemasih
08.00 – 12.00 Surveillance, fresh check,
pengobatan, terapi sapi
Selasa, 27
mastitis
April 2021
12.00 – 13.00 Isoma
13.00 – 17.00 Surveillance, pengobatan, hoof
trimming, cek milk drop
06.00 – 08.00 Pengobatan sapi hospital Drh Wan Gemasih
08.00 – 12.00 Surveillance, fresh check,
pengobatan, terapi sapi
Rabu, 28
mastitis
April 2021
12.00 – 13.00 Isoma
13.00 – 17.00 Surveillance, pengobatan, hoof
trimming, cek milk drop
16

Kamis, 29 08.00 – 10.00 Presentasi hasil kegiatan Bapak Supriono


April 2021 magang
17

Lampiran 2 Daftar sediaan obat-obatan di PT. Agrijaya Prima Sukses


No. Obat Bahan Aktif Dosis Indikasi
1 Inertia uteri,
pendarahan
postpartum,
Sapi @4ml retensi placenta,
Oxytocin 10 IU metritis, agalactia
iv,im,sc

2 Inflamasi, nyeri
pada tulang dan
persendian,
1ml/33 kg BB infeksi sal.
Ketoprofen 100mg Pernafasan,
im
mastitis

3 Inertia uteri,
pendarahan
postpartum,
retensi placenta,
Oxytocin 10 IU 5ml im , sc metritis, involusi
uteri, agalactia

4 Antiinflamasi
(NSAID),
Meloxicam 20mg
1ml/40kg BB antirematik
@1ml
iv,sc

5 Defisiensi
Sapi: 5ml vitamin A,D,E

Vit.A , D3, E Pedet: 3ml

im
18

6 Mencegah dan
Sapi :
Multivitamin mengobati
5ml/300kg BB
defisiensi vitamin
Vit A, D3,E,B2,B6, Pedet: 1-2ml/40-
B12, nicotinamide, d- 80kg BB
panthenol

7 Menjaga stamina
tubuh dan
Adenosine triphospat, menguatkan otot
Sapi @20ml im yang lemah
Mg, K, Na, Vitamin
interval 2-5hari
B12

8 Arthritis, infeksi
sal. Pernafasan
dan
Oxytetracycline Sapi 20ml im/sc gastrointestinal

9 Infeksi sal.
Pernafasan,
gastrointestinal,
1ml/40kg BB 3- dan urinari
Enrofloxacin
5hari im/sc

10 Gangguan syaraf,
gangguan
gastrointestinal,
Thiamine HCl Sapi: 10ml im,sc gangguan
pertumbuhan
19

11 antiparasit

1ml/50kg bb
Ivermectin 10mg
sc

12 Infeksi
pernafasan, dan
1ml/50kg bb metritis
Ceftiofur base 50mg
sc

13 Anastesi lokal

Epidural: 5-
15ml, nerve
Lidocaine HCl block: 5-20ml

Im, sc

14 Infeksi
gastrointestinal,
pernafasan,
amoxycillin Sapi: 20ml im,sc urinari

15 Antihistamin

1.25-2.5
Dipenhydramin HCl
ml/100kg BB
20

16 Mencegah dan
mengobati
defisiensi
vitamin,
5-10ml/200kg
Vit. B1, B2, B6, B12 memperbaiki
BB
gangguan
pencernaan yang
bukan karena
bakteri

17 Mengobati
pendarahan,
meningkatkan
Carbazochrome 1ml/10kg BB protrombin dan
sodium sulphate,
Im, iv, sc haemostatik,
vitamin K3
mencegah
defisiensi vitamin
K

18 Mengatasi
Calcium gluconate, defisiensi Ca, P,
Magnesium chloride 100-200ml/ 200- dan Mg
hexahydrat, sodium 400kg BB
hypophospite
monohydrate, boric Iv, sc
acid

19 Mengembalikan
keseimbangan
elektrolit
NaCl 0.9%

20 Pengobatan luka
dan mencegah
Semprotkan infeksi luar
Oxytetracycline
pada area luka
hydrochloride
terbuka 2x1 hari
21

21 mastitis

Cephalexin , 10g injeksi


Kanamycin sulphate intramammary

22 Mencegah dan
mengobati
Neomycin sulphate, 5ml injeksi mastitis subklinis
cloxacillin benzathine intramammary pada masa kering
kandang

23 Terapi gangguan
estrus dan
penyakit
reoroduksi,
2ml untuk
Cloprostenol sodium sinkronisasi
sinkronisasi
siklus estrus,
induksi aborsi,
induksi kelahiran,
luteolisis

24 Melindungi
infeksi uterus,
mengobati
Sulfadiazine, Sapi: 2-4 bolus penyakit saluran
trimethoprim Pedet: 1 bolus reproduksi,
kemih,
pencernaan, dan
pernafasan.

25 Arthritis, mastitis,
infeksi sal.
Sapi: 20ml Pernafasan dan
Procaine penicillin G, gastrointestinal
Dihydrostreptomycin 1ml/20kg bb
sulphate
im

Anda mungkin juga menyukai