BUKU
Konsep Penelitian Uji
Diagnostik
Intan Ekarulita
Nina Ratnaningsih
Daftar isi
1 Pendahuluan
3 Tujuan
5 Rancangan
13 Langkah-langkah
uji diagnostik
15 Contoh Kasus
19 Kesimpulan
Pendahuluan
S e b e lu m n y a , p e n e n t u a n a p a ka h
se se o r a n g s a k it a t a u t i d a k s a ki t
d ila ku ka n d e n g a n d a sa r p e m e r i ksa a n
klin is sa ja se h in g g a se r i n g t e r j a d i
ke sa la h a n d ia g n o s is . Kemajuan
t e kn o lo g i m a sa k in i m e n a w a r ka n
p e lb a g a i p e m e r ik sa a n d i a g n o si k d a r i
ya n g se d e r h a n a h in g g a ya n g c a n g g i h ,
se h in g g a dip e r lu ka n p e n e l i t i a n u j i
d ia g n o s t ik u n t u k m e n ila i va l i d it a s d a n
r e a b ilit a s s u a t u p e m e r i ksa a n d a l a m
m e n d e t e ks i a t a u m e m a n t a u p e n y a ki t
tertentu. Proses p e n e l i t ia n uji
d ia g n o s t ik t e r b a g i m e n j a d i 2 b a g i a n
ya it u se c a r a b e rt a h a p d a n s e k a l i g u s.
U ji d i a g n o s t ik se c a r a b e rt a h a p
m e m b u t u h k a n p e m e r ik sa a n l a n j u t a n
jika p e m e r ik sa a n s e b e lu m n ya
m e m b e r ik a n k e c u r ig a a n terhadap
su a t u p e n ya kit . M isal n ya , d a l a m
m e n d e t e ks i k a n ke r p a yu d a r a p a d a
w a n it a b e r um u r le b ih d a r i 4 0 t a h u n ,
d ip e r lu ka n p e m e r ik sa a n m a m o g r a f i
t e r le b i h d a h u lu .
1
Bila hasil mamografi positif, maka probabilitas
diagnosis kanker payudara semakin besar sehingga
dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsi. Bila hasil
biopsi positif, maka probabilitas kanker payudara
semakin besar untuk dilanjutkan kearah terapi.
2
Tujuan
Uji Diagnostik
Uji diagnostik yang ideal mampu untuk
memberikan hasil positif pada 100% pasien
yang sakit dan memberikan hasil negatif
pada pasien yang tidak sakit. Namun uji
diagnostik yang ideal jarang sekali
ditemukan sehingga penelitian uji
diagnostik sangat penting untuk
memperoleh uji diagnostik yang lebih
efektif. Uji diagnostik memiliki beberapa
tujuan, yaitu :
3
3.Pemantauan keberhasilan pengobatan. Uji
diagnostik ini sering dilakukan berulang-ulang
untuk memantau keberhasilan, kadar terapi suatu
obat, efek samping, dan komplikasi. Uji diagnostik
ini harus reprodusibilitas, yaitu dimana hasil
dilakukan pada subyek dan waktu yang sama,
maka uji diagnostik tersebut harus memberikan
hasil yang sama.
4
Rancangan Uji
Diagnosis
5
A. Menentukan baku emas
Baku emas atau gold standard merupakan
sarana diagnostik terbaik untuk pembuktian ada
atau tidaknya penyakit tertentu. Pemeriksaan
baku emas memang sudah dipercaya
kebenarannya sesuai dengan patofisiologi
penyakit. Baku emas ideal selalu memberikan
nilai positif pada semua subyek dengan penyakit
tersebut, serta selalu memberikan hasil negatif
pada semua subyek tanpa penyakit. Uji
diagnostik baku emas harus memiliki beberapa
syarat, antara lain:
-Baku emas yang dipakai sebagai pembanding
tidak boleh mengandung unsur atau komponen
yang diuji.
-Pemeriksaan harus bersifat independen sehingga
tidak ada kecenderungan menyamakan hasil.
-Baku emas harus memiliki sensitivitas atau
spesifisitas yang lebih tinggi daripada uji
diagnostik yang sedang diuji.
6
B. Menghitung sensitivitas, spesifisitas,
nilai prediksi, dan likelihood ratio
7
Terdapat beberapa konsep perhitungan
yang penting untuk diketahui sebelum
menganalisis suatu penelitian uji
diagnostik.
8
2. Titik potong atau cutoff point adalah nilai batas hasil
uji positif dan negatif yang digunakan dengan penelitian
dengan variabel numerik atau kategorik ordinal. Batas
tersebut harus sejak awal ditentukan. Misalnya pada
pemerikaan proteinuria, nilai + dan ++ masih dianggap
normal, sedangkan nilai +++ dianggap abnormal.
Penentuan titik potong dilakukan dengan penuh
pertimbangan atau tawar menawar, karena semakin
tinggi sensitivitas akan menyebabkan penurunan
spesifisitas, atau sebaliknya. Uji diagnostik yang
digunakan untuk menegakkan diagnosis untuk
kepentingan terapi, seperti kanker payudara yang butuh
dilakukan operasi, diperlukan uji dengan spesifisitas
tinggi. Uji diagnostik yang digunakan untuk penapisan
atau menyingkirkan penyakit, seperti penapisan
tuberkulosis, dibutuhkan uji dengan sensitivitas tinggi
namun spesifisitas tidak terlalu tinggi.
9
Receiver operator curve (ROC) adalah salah satu cara
untuk menentukan titik potong dalam uji diagnostik
berupa grafik yang menggambarkan tawar menawar
sensitivitas dan spesifisitas. Melalui perhitungan dengan
teknologi komputer, dapat ditentukan nilai akurasi,
likelihood ratio positive (LR+)/ likelihood ratio negative
(LR-).
10
C. Prevalensi, probability & odds
11
Data lain yang dapat dianalisis lainnya adalah
pretest odds dan post-test odds. Pretest odds adalah
besarnya kemungkinan seseorang sakit dibanding
kemungkinan ia tidak sakit sebelum melakukan uji.
Pada tabel 2x2, perhitungan pretest odds adalah
12
Langkah-langkah Penelitian uji
diagnostik
Terdapat beberapa langkah yang harus dievaluasi
sebelum pelaksanaan uji diagnostik, antara lain :
13
4. Menetapkan baku emas
Tidak semua pemeriksaan baku emas dapat
digunakan pada penelitian uji diagnostik. Sebagai
contoh, pemeriksaan biakan M.tuberculosis yang
positif adalah baku emas untuk penyakit tuberkulosis
paru, namun dalam praktik biakan ini sering kali
memberikan hasil negatif sehingga banyak
memberikan hasil negatif semu. Pemeriksaan biakan
M. tuberculosis tidak dapat digunakan sebagai baku
emas dalam penelitian uji diagnostik.
5. Melaksanakan pengukuran
Pengukuran variabel prediktor (alat yang diuji)
maupun variabel efek (baku emas) harus dilakukan
dengan cara tersamar. Pemeriksa tidak boleh
mengetahui hasil pemeriksaan variabel efek, atau
sebaliknya.
6. Melakukan analisis
Analisis dapat dilakukan setelah menilai sensitivitas,
spesifisitas, nilai duga positif atau negatif, serta
likelihood ratio sesuai hitungan interval kepercayaan
yang dipilih.
14
Contoh Kasus
SEORANG PENELITI INGIN MENELITI
KEMAMPUAN PEMERIKSAAN
ULTRASONOGRAFI UNTUK MENDETEKSI
KEGANASAN PEMBESARAN MASSA TIROID.
BEBERAPA LANGKAH YANG HARUS
DILAKUKAN ANTARA LAIN :
15
4.Menetapkan baku emas dalam penelitian. Baku emas
dipilih karena merupakan modalitas diagnostik terbaik untuk
penyakit tersebut. Pemeriksaan patologi-anatomi (PA) pada
biopsi kelenjar tiroid ditetapkan sebagai baku emas dalam
penelitian ini.
16
SENSITIFITAS = 54/71 X 100% = 76,1%
SPESIFISITAS = 51/63 X 100% = 81,5%
NP+ = 54/66 = 81,8%
NP- = 51/68 = 75,0%
PREVALENSI 71/134 = 53,0%
LR+ = 76,1% / (1-81,5%) = 4,1
LR - = (1-76,1%) / 81,5% = 0,17
17
18
Kesimpulan
Uji diagnosis merupakan suatu
penelitian yang umum dilakukan di
dunia medis untuk mencari tahu
hubungan kausal suatu
pemeriksaan terhadap hasil yang
ingin kita harapkan dan tidak kita
harapkan. Dalam melakukan
proses uji diagnostik, dibutuhkan
pemilihan baku emas, penilaian
sensitivitas, spesifisitas, nilai
prediksi, serta likelihood ratio.
Tahapan - tahapan penelitian
diperlukan untuk memandu
pembuatan penelitian sehingga
membantu analisis penelitian.
19
Daftar Pustaka
1. Stich AJ, Dekkers OM,
Scholefield BR, Takwoingi Y.
Introduction to diagnostic test
accuracy studies. European
Journal of Endocrinology (2021)
184, E5–E9
2. Wilson K, Graziadio S, Vale L,
Allen AJ. Diagnostic test
evaluation methodology: A
systematic review of methods
employed to evaluate
diagnostic tests in the absence
of gold standard. PLoS One.
2019; 14(10)
3. Sastroasmoro S, Ismael S.
Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis Edisi ke-3.
Jakarta: Sagung Seto, 2010
20