TUGAS EVIDENCE BASED MEDICINE I. Diagnosis Skenario Seorang laki-laki, 34 thn, datang ke dokter dengan keluhan batuk darah, setiap kali batuk,dalam sehari pasien batuk lebih kurang 10 kali. Gejala sudah dirasakan oleh pasien sejak tiga bulan yang lalu, berupa batuk berdahak yang disertai demam dan berkeringat terutama malam hari. Riwayat penyakit pada keluarga: istri pasien menderita TBC paru aktif. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: kesadaran kompos mentis, lemah, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 90x/mnt, frekuensi nafas 26x/mnt, suhu 36 o C, habitus asteniku. Hemitoraks kanan: fremitus taktildan vokal meningkat, perkusi sonor dan ronkhi basah kasar di apeks paru. Jantung dan abdomen dalam batas normal.Pemeriksaan laboratorium: Hb 11 g/dL, LED 60 mm/jam, Leukosit 9000/L, Pemeriksaan rontgen thoraks: infiltrat dancavitas pada 1/3 atas paru-paru kanan. Pasien mengalami kesulitan mengeluarkan sputum sehingga pemeriksaan BTA sulit dilakukan, dokter menyarankan pasien melakukan tes serologi untuk memastikan diagnose penyakit pasien.
Pertanyaan Apakah pemeriksaan serologi dapat digunakan dalam mendiagnosis tuberculosis jika pemeriksaan sputum tidak dapat dilakukan?
PICO : Populasi/pasien : Pasien suspect Tuberculosis Intervention/intervensi : serologi darah Comparison/pembanding : test sputum Outcomes/hasil : dapat mendiagnosis tuberculosis pada pasien yang mengalami kesulitan meneluarkan sputum Pencarian bukti ilmiah Alamat website : google scholar Kata Kunci : Diagnostic Value AND Serological Test AND Tuberculosis Limitasi : 2008< Hasil Pencarian : 13 artikel
Dipilih artikel berjudul : Diagnostic value of serological tests (IgA, IgG, IgM) against A-60 antigen in tuberculosis Dimuat dalam : http://journals.sbmu.ac.ir/index.php/ijcid/article/view/1289/1157
2
TELAAH JURNAL EBM Diagnostic value of serological tests (IgA, IgG, IgM) against A-60 antigen in tuberculosis Muhammad AdhityaWicaksono 1102009177 I. VALIDITY : Petunjuk primer Apakah hasil penelitian valid ?
1. Ideal study design: case control
(halaman 1, pada absrtact, patients dan method)
2. Apakah terdapat perbandingan yang independen dan blind terhadap suatu standar rujukan?
(halaman 2, kolom 1, paragraf3) 3. Terdapat gold standard sebagai perbandingan
(halaman 2 kolom pertama) 3
(halaman 1, kolom 1, introduction, paragraf 1)
4. Apakah sampel pasien mencakup spektrum penderita yang sesuai dengan setting praktek klinis dimana uji diagnostik tersebut akan diaplikasikan? Iya
(halaman 2, kolom 1, paragraph 2 )
5. Apakah sampel pasien mencakup spektrum penderita yang sesuai dengan setting praktek klinis dimana uji diagnostik tersebut akan diaplikasikan? Iya, karena pada scenario saya pasien disarankan oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan serologi namu tidak dijelaskan dimana dokter tersebut praktik dirumah sakit, klinik atau puskesmas
Petunjuk sekunder 1. Apakah hasil tes yang sedang dievaluasi mempengaruhi keputusan untuk menjalankan standard rujukan? Iya, karena pasien ini dari yang seharusnya diambil sputumnya karena dia tidak bisa mengeluarkan sputum jadi dilakukan serolgi dengan mengambil darahnya
4
2. Apakah metoda untuk melaksanakan tes tersebut dideskripsikan cukup rinci untuk dapat dilakukan replikasi? Tidak cukup rinci
(halaman 2, kolom 1, paragraph 2 ) Metode Studi ini merupakan studi case control yang mana terdapat dua kelompok perlakuan 1 kelompok berjumlah 176 orang (124 positif tb intrapulmonal dan 53 positif tb ekstrapulmonal). Hasil konfirmasi tb paru pada kelompok ini ditentukan melalui pemeriksaan sputum (intrapulmonal tb) dan pemeriksaan biopsy/kultur (ekstrapulmonal). 1 kelompok lagi merupakan kelompok control berjumlah 283 orang yang sehat (tb negative melalui pemeriksaan sputum). Kedua kelompok ini selanjutnya dilakukan tes serologi darah dengan mengukur adanya IgG, IgA dan IgM terhadap antigen-60. Hasil tes tersebut kemudian dibandingkan dengan pemeriksaan sputum Hasil Berdasakan hasil tes serologi terhadap antigen-60 tes ini dapat digunakan untuk diteksi tuberculosis pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan sputum. Hasil IgG, IgA dan IgM adalah 60%, 41% dan 15% namun nilai specificity paling tinggi terdapat pada IgM. II. IMPORTANCE 1. Apakah likelihood ratio hasil tes atau data yang dibutuhkan untuk penghitungannya ditampilkan ? iya
5
Hasil pemeriksaan IgM
sputum Total positif negatif Ig M Positif 27 0 27 Negatif 149 283 432 Total 176 283 459 No. Value result 1 Sensitivity 0,153409 2 Specificity 1 3 Likelihood ratio for a positive test result #DIV/0! 4 Likelihood ratio for a negative test result 0 5 Positive Predictive Value 1 6 Negative Predictive Value 0,655093 7 Pre-test Probability ( Prevalence ) 0,383442 8 Pre-test-odds 0,621908 9 Post-test-odds #DIV/0! 10 Post-test-probability #DIV/0!
Hasil pemeriksaan IgG
sputum Total positif negatif Ig G positif 94 70 164 Negatif 82 213 295 Total 176 283 459 No. Value result 1 Sensitivity 0,534091 2 Specificity 0,75265 3 Likelihood ratio for a positive test result 2,159253 6
4 Likelihood ratio for a negative test result 0,463123 5 Positive Predictive Value 0,573171 6 Negative Predictive Value 0,722034 7 Pre-test Probability ( Prevalence ) 0,383442 8 Pre-test-odds 0,621908 9 Post-test-odds 1,342857 10 Post-test-probability 0,573171
Hasil pemeriksaan IgA sputum Total positif negatif Ig a positif 70 27 97 negatif 106 256 362 Total 176 283 459 No. Value result 1 Sensitivity 0,397727 2 Specificity 0,904594 3 Likelihood ratio for a positive test result 4,168771 4 Likelihood ratio for a negative test result 0,239879 5 Positive Predictive Value 0,721649 6 Negative Predictive Value 0,707182 7 Pre-test Probability ( Prevalence ) 0,383442 8 Pre-test-odds 0,621908 9 Post-test-odds 2,592593 10 Post-test-probability 0,721649
7
III. APPLI CABI LI TY :
Apakah hasil penelitian tersebut membantu dalam tatalaksana pasien saya? Iya, karena pasien saya mengalami kesulitan untuk mengeluarkan sputum dengan penelitian ini dapat membantu saya untuk menegakan diangnosis
Apakah reprodusibilitas hasil tes dan interpretasinya sesuai pada setting saya? Iya sesuai, namun pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan pada tempat tertentu seperti rumah sakit yang mempunyai laboratorium yang lengkap. Interpretasi berdasarkan hasil tes perhitungan sensitivitas ternyata tes serologi ini dapat membantu untuk mendiagnosa penyakit tuberculosis, dan pemeriksaan serologi ini dapat dilakukan namun tes serologi ini tidaklah murah dan hanya rumah sakit tertentu saja yang memiliki peralatan lab yang lengkap untuk melakukanya
Apakah hasilnya dapat diaplikasikan untuk pasien saya? Iya karena pasien saya mengalami kesulitan untuk mengeluarkan sputum
Apakah terdapat perhitungan pre-test probability? Pada jurnal tidak terdapat perhitunganya namun dapat dicari Apakah hasil tersebut akan mengubah tatalaksana saya? Iya, karena pasien saya kesulitan untuk mengeluarkan sputumnya, dan pemeriksaan ini dapat dilakukan pada pasien-pasien suspect tuberculosis yang lain jika mengalami kesulitan mendapatkan sputum.
Akankah pasien menjadi lebih baik dengan aplikasi hasil tes tersebut? Iya, karena pemeriksaan serologi ini sensitivitasnya cukup untuk menegakan diagnosis pada pasien saya terutama kombinasi IgA dan IgG sensitivitasnya dapat meningkat sampai 89% dan specificity 82.3%
Kesimpulan Tes serologi ini dapat berguna untuk mendeteksi tuberculosis meskipun sensitivitasnya masih rendah, namun dengan kombinasi IgG dan IgA sensitivitasnya dapat meningkat keberhasilan untuk mendeteksi tuberculosis.