Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASKEB IV

KISTA SARCOMA FILODES

OLEH
KELOMPOK 3 :
CINTHYA LARA UTAMI
LILY FITRIANI
RIKA RAFI SARAGI TURNIP
WINEFSI RIMAZELI

DOSEN PEMBIMBING : DEVI SYARIEF,S.SiT.M.Keb


LOKAL II B
PRODI D III KEBIDANAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


2015 / 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna
memenuhi tugas dari dosen. Makalah ini membahas tentang KISTA SARCOMA
FILODES semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa kebidanan
dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen
pembimbing kami serta teman-teman sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun
kami dari yang salah menjadi benar.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir
kata kami mengucapkan terima kasih
Padang,20 september 2016
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan

BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Defenisi Kista Sarcoma Polides......


Etiologi Kista Sarcoma Polides ......
Patofisologis Kista Sarcoma Polides ......
Tanda dan Gejala Kista Sarcoma Polides .......
Gambaran Klinis Kista Sarcoma Polides ....
Penatalaksanaan Kista Sarcoma Polides.....
Deteksi Dini Kista Sarcoma Polides ...

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran...
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cystosarcoma phyllodes asalnya bisa dari fibroadenoma selular yang telah ada yang
sekarang

mengandung

satu

atau

lebih

komponen

asal

mesenkim.Cystosarcoma

phyllodes adalah jarang, terutama tumor jinak yang terjadi hampir semata-mata pada
payudara wanita.Namanya berasal dari kata Yunani sarcoma, yang berarti tumor berdaging,
dan phyllo, yang berarti daun.Dengan nyata sekali, tumor menampilkan karakteristik yang
besar, sarkoma ganas, mengambil tampilan seperti-daun ketika dipotong, dan menampilkan
epitel, ruang seperti-kista bila dilihat secara histologis (karena itu namanya).Karena sebagian
besar tumor itu jinak, namanya dapat menyesatkan.Dengan demikian, terminologi yang
disukai sekarang adalah tumor filodes.
Johann Muller yang pertama kali memberikan nama cystosarcoma phyllodes pada
tahun 1838, karena tumor ini seringkali kistik dan secara klasik memiliki proyeksi seperti
daun ke dalamnya. Sementara istilah-istilah ini deskriptif dengan tepat, istilah sarkoma tidak
dibenarkan dalam mayoritas kasus, maka saran bahwa istilah tumor filodes diganti, dengan
istilah sarkoma filodes terbatas pada sebagian kecil yang membenarkan penunjukan ini atas
dasar histologis atau oleh perilaku klinis. Ini adalah kondisi lain dimana kebingungan
merajalela, dan banyak lagi kesalahan harus ditujukan terhadap terminologi yang tidak tepat.
Semenjak tumor tidak kistik maupun sarkoma, cystosarcoma harus ditinggalkan mendukung
tumor filodes (jinak) atau sarkoma filodes (ganas).Kasus ini juga dijabarkan oleh Azzopardi.
Oleh karena itu berdasarkan penjelasan di atas maka, kami akan membahas secara
rinci tentang kista sarkoma filodes.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat disampaikan yaitu :
1.
2.
3.
4.

Apa definisi dari Kista sarcoma filodes ?


Apa etiologi dan patofisiologi dari Kista sarcoma filodes ?
Apa saja tanda dan gejala serta gambaran klinis dari Kista sarcoma filodes ?
Bagaimana penatalaksanaan dan deteksi dini dari Kista sarcoma filodes ?

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang aplikasi teori tentang kista sarcoma filodes dan dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca.
2. Tujuan khusus
a) Mahasiswi mampu mengetahui tentang pengertian kista sarcoma filodes.

b) Mahasiswi mampu mengetahui etiologi dan patofisiologi kista sarcoma filodes.


c) Mahasiswi mampu mengetahui gejala dan gambaran klinis kista sarcoma filodes.
d) Mahasiswi mampu mengetahui penatalaksanaan serta deteksi dini pada penderita kista
sarcoma filodes.

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI

Kista sarcoma filodes (tumor filodes) adalah fibroadenoma yang tumbuh meliputi
seluruh mammae.Tumor filodes juga merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat
menyusup (invasive) secara lokal dan dapat menjadi ganas (10-15%) dan (80-95%)
jinak.Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.Tumor ini timbul
biasanya pada umur 35-40 tahun, Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan
dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak).
Nama kista sarcoma filodes berasal dari Muller (1838) karena mengandung kista-kista
besar diantaranya banyak sekali jaringan ikat sehingga waktu itu diduga sarkoma.Di
permukaan tumor terdapat banyak jaringan sperti lembaran-lembaran buku (phyllon).
B. ETIOLOGI

Tumor filodes secara nyata berhubungan dengan fibroadenoma dalam beberapa kasus,
karena pasien dapat memiliki kedua lesi dan gambaran histologis, kedua lesi mungkin terlihat
pada tumor yang sama. Namun, apakah tumor filodes berkembang dari fibroadenoma atau
keduanya berkembang bersama-sama, atau apakah tumor filodes dapat muncul de novo,
tidaklah jelas. Noguchi dan kolega telah mempelajari pertanyaan ini dengan analisis klonal
dalam tiga kasus dimana fibroadenoma dan tumor filodes diperoleh berurutan dari pasien
yang sama. Pada masing-masing kasus, kedua tumor monoklonal dan memperlihatkan alel
inaktif yang sama. Mereka berargumen dengan meyakinkan bahwa tumor filodes memiliki
asal yang sama dengan fibroadenoma, fibroadenoma tertentu dapat berkembang menjadi
tumor filodes.
C. PATOFISIOLOGIS

Bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh fibroadenoma. tumor
payudara ini biasanya tumbuh cepat, terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak dan
ganas dan terkadang ganas.
Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat
menyusup (invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat
dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi
kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun.

Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan dapat pula dalam ukuran
yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak).
Tumor filodes merupakan neoplasma non-epitelial payudara yang paling sering
terjadi, meskipun hanya mewakili 1% dari tumor payudara.Tumor ini memiliki tekstur halus,
berbatas tajam dan biasanya bergerak secara bebas.Tumor ini adalah tumor yang relatif besar,
dengan ukuran rata-rata 5 cm. Namun, lesi yang > 30 cm pernah dilaporkan.
D. TANDA DAN GEJALA

Adapun tanda dan gejala dari kista sarcoma filodes yaitu:


a) Kulit di atas tumor mengkIiap, regang, tipis, merah dan pembuluh-pembuluh balik

melebar & panas.


b) Jarang terjadi mestastasis (pembesaran kelenjar regional) hal ini yang menjadi petunjuk
untuk membedakan tumor ini dari kanker karena jarang sekali kita menemukan kanker
payudara dengan ukuran diameter 10 15 cm yang tidak bermestastasis dan
menginfiltrasi kulit atau toraks.
c) Tumor tumbuh cepat, nekrosis dan radang pada kulit
d) Tumor ini memiliki tekstur halus, berbatas tajam dan biasanya bergerak secara bebas.
Tumor ini adalah tumor yang relatif besar, dengan ukuran rata-rata 5 cm
E. GAMBARAN KLINIS

Haagensen melaporkan kira-kira satu tumor filodes untuk setiap 40 fibroadenoma.


Distribusi usia luas, dari 10-90 pada seri Haagensen dari 84 pasien, namun dengan mayoritas
antara 35 dan 55 tahun. Tumor bilateral sangat jarang, meskipun sebuah kasus luar biasa dari
tiga buah tumor terpisah pada jaringan payudara ektopik aksila bilateral juga payudara
normal telah dilaporkan. Tumor filodes jarang pada pasien dibawah usia 20 tahun, ketika
muncul untuk memberikan reaksi terutama dengan cara jinak, tanpa memperhatikan corak
histologis. Juga telah dijelaskan dalam kelenjar mirip mammae di vulva, payudara pria dan di
prostat dan vesikula seminalis.
Kebanyakan tumor tumbuh dengan cepat menjadi ukuran besar sebelum pasien
datang, namun tumor-tumor tidak menetap dalam arti karsinoma besar.Hal ini disebabkan
mereka khususnya tidak invasif; besarnya tumor dapat menempati sebagian besar payudara,
atau seluruhnya, dan menimbulkan tekanan ulserasi di kulit, namun masih memperlihatkan
sejumlah mobilitas pada dinding dada.
F. PENATALAKSANAAN

Tindakan:
a) Karena potensi ganas dan lebih radikal dari fibroadenoma,biasanya dilakukan

mastektomi,dengan pengangkatan fasia pektoralis


b) Pascabedah diberi radiasi
c) Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur 20, semuanya harus diterapi

dengan enukleasi, karena mereka hampir selalu berperilaku dalam sikap jinak.
d) Terapi Bedah

Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides, melakukan eksisi luas normal,


dengan lingkaran jaringan normal.Tidak terdapat aturan tentang besarnya batas. Namun, batas
2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah dianjurkan.
Lesi tidak seharusnya dikupas keluar, seperti yang mungkin dilakukan dengan
fibroadenoma, atau angka rekurensi tanpa dapat diterima jadi meningkat.
1. Jika tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi untuk menghindarkan hasil

kosmetik yang memuaskan dengan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau
tanpa rekonstruksi, adalah sebuah alternatif.
2. Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum dibenarkan.
3. Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai secara

klinis. Namun, sebenarnya semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel
maligna.
G. DETEKSI DINI ( CARA MENGETAHUI KELAINAN PAYUDARA )

SADARI (periksa payudara sendiri)


Adalah pemeriksaan payudara yg di lakukan sendiri oleh tiap wanita dengan cara
tertentu secara berkala tiap bulan. Sadari dapat membantu menemukan kelainan atau penyakit
payudara yang kemudian harus di pastikan oleh dokter. Waktu yang paling tepat untuk
melakukan sadari adalah sekitar semiggu setelah hari terakhir menstruasi dengan cara:
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.Biasanya

kedua payudara tidak sama besar, putting tidak terletak pada ketinggian yang
sama.Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan atau putting susu tertarik ke dalam.
Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari putting susu segeralah pergi
ke dokter.
b. Letakkan kedua

lengan

di

atas

kepala

dan

perhatikan

kembali

kedua

payudara.Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah dan periksa lagi.


c. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tanggan kiri di belakang kepala dan sebuah

bantal di bawah bahu kiri.Rabalah payudara kiri dengan telapak dan jari

jari tangan kanan.Periksalah apakah ada benjolan pada payudara.Kemudian periksa juga
apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
d. Periksalah dan rabalah putting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila
diraba dengan telapak jari jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan.Bila
terasa ada benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter.
e. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY


Langkah 1 : Pengkajian
A. Data Subjektif

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data mengelompokan


data sehingga dapat diketahui masalah pada klien.pada langkah pertama ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Data Data yang dikumpulkan meliputi :
a. Biodata / Identitas Klien dan suami
Yang perlu dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan,dan alamat.Maksud
pertanyaan : untuk mengenal dan membedakan klien yang satu dengan klien yang lainnya.
b. Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien datang ke BPS atau RS dan apa saja keluhan yang
dirasakan oleh klien.
Kemungkinan

yang

ditemui

: Ibu

mengatakan adanya

benjolan

pada

payudaranya, payudara ibu membesar dengan cepat serta sesak nafas.


c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan adanya benjolan pada payudara, payudara membesar dengan cepat,
kulitnya berwarna merah, teregang, mengkilat, tipis dan terasa panas.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan pernah menderita tumor jinak payudara
e. Riwayat obstetric
Cenderung terjadi pada ibu yang tidak menyusui bayinya
f. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menjadi akseptor KB hormonal (yang mengandung hormone
estrogen)
g. Pola kegiatan sehari-hari
1. Istirahat : terganggu karena ibu mengalami perubahan pada payudaranya.
2. 2.Pola aktivitas : terganggu karena beban yang ada di payudara (terjadi pembesaran
payudara,kadang kala sampai menggantung).
3. Nutrisi : makan makanan yang mengandung bahan pengawet, MSG, seperti makanan
cepat saji.
h. Riwayat psikososial
Ibu merasa cemas dengan pembesaran payudara yang cepat, merah dan terasa panas
B.Data Objektif
a. Keadaan umum

Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu.Dengan cara tersebut kita bisa melakukan
KIE yang baik kepada ibu tersebut.
b. Tanda Tanda Vital
Untuk memastikan kondisi umum ibu dalam keadaan baik.
c. Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
a) Wajah
: Pucat
b) Rambut
: Bersih, keriting, warna hitam dan tidak ada ketombe
c) Mata
: Sklera putih, kanan dan kiri simetris, konjungtiva merah
d)
e)
f)
g)

Muda
Mulut & gigi
Telinga
Hidung
Leher

jugularis
h) Dada
i) Mamae

:
:
:
:

Bersih/tidak,Ada/tidak ada caries


Bersih/tidak
Bersih/tidak,ada polip/tidak,ada secret/tidak.
Ada/Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena

: Simestris
: Pembesaran

payudara

asimetris,pada

payudara

kanan terlihat merah, kulit mengkilat dan tipis, teraba benjolan atau masa
j)
k)
l)

payudara terasa panas,Nyeri tekan pada payudara.


Abdomen
: Tidak ada luka bekas operasi.
Genetalia
: Bersih, Tidak oedema.
Ekstermitas
Atas
: Simetris, keadaannya bersih, tidak ada cacat dan reflex (+/+)
Bawah
: Simetris, keadaannya bersih, tidak terdapat oedema dan reflex

patella (+/+).
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Biopsi jaringan payudara :
-

Makro : tumor tampak bulat elastis, nodular, dan berkapsul pada permukaan berwarna
abu abu keputihan

- Mikro : proliferasi dari epitel menggambarkan saluran seperti stroma fibroblastic


2.mammografi
- Terdapat benjolan > 0,25 cm.
Langkah II : Interprestasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa
dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah
dikumpulkan.data-data yang dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik.Kata masalah dan diagnosa keduaanya di dugunakan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tapi membutuhkan penanganan yang
dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.Masalah ini sering menyertai
diagnosa.

Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus memenuhi
standar nomenklatur diagnosa kebidanan,yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Diakui dan telah di syah kan oleh profesi


Berhubungan langsung dengan preaktek kebidanan
Memiliki ciri kebidanan
Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Didukung oleh clinical judgement dalam lingkup praktek kebidanan

Berdasarkan kasus ini,maka kemunkinan interpretasi data yang timbul adalah:


a. Diagnosa

: Ny. Y dengan kista sarcoma filodes

b. Masalah

a) Gangguan rasa nyaman


b) Gangguan psikologi
c.

Kebutuhan

a) Menganjurkan ibu memakai BH yang longgar sampai ibu merasa tidak nyeri
b) Menganjurkan ibu memakai kain untuk menopang payudara jika ibu merasa nyeri
pakai BH
c) Menganjurkan ibu memakai baju yang longgar
d) Memberikan dukungan emosional kepada ibu.
2.

Antisipasi terhadap diagnose / masalah potensial


a. Mestastase

3.

Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera / kolaborasi / rujukan.

a. Inform consent
b. Rujukan untuk tindakan lebih lanjut
C. Langkah III : Diagnosa potensial /Masalah potensial
Masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi
dapat mengganggu keselamatan hidup klien, maka masalah potensial harus diantisipasi,
dicegah, diawasi dan dipersiapkan tindakan untuk mengatasi.
Langkah IV : Tindakan segera
Tindakan segera yaitu merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai atau
merujuk ke poli bedah.
Langkah V Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Suatu rencana asuahan harus disetujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun
klien agar perencanaan dapat dilakukan dengan efektif.semua keputusan harus bersifat

rasional dan valid berdasarka teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak
dilakukan.
Perencanan tindakan yang mungkin dilakukan pada ibu hamil dengan kista sarkoma
polides antara lain :
1.

Jelaskan pada ibu tentang keadaannya

2.

Berikan dukungan baik secaramental maupun spiritual untuk mengurangi kecemasan


dan membangkitkan rasa percaya diri ibu

3.

Observasi TTV untuk deteksi dini adanya komplikasi

4.

anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar tidak lelah, nyeri tulang dan sesak nafas
berkurang.

5.

ajarkan ibu cara merawat payudara yang baik. dimana menjaga kebersihannya, dan
memakai BH yang menopang dan nyaman.

6.

Anjurkan

ibu

untuk

berhenti

menjadi

akseptor

KB

hormonal

KB

hormonal mempercepat timbulnya sel-sel kanker dan dapat membesa.


7.

Kolaborasi dengan dokter dengan membawa hasil PA dan pemberian terapi

8.

Berikansurat rujukan ke poli bedah untuktindakan lebih lanjut

Langkah VI : Melaksanakan perencanaan


1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaannya, ibu memahami dan mengerti tentang
kondisinya saat ini.
2. Memberikan dukungan baik secara mental maupun spiritual yaitu untuk mengurangi
kecemasan yang dialami oleh ibu.
3. Mengobservasi TTV
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, yaitu tidur siang 1 -2 jam/hari dan
tidur malam 7 8 jam/hari.
5. Mengajarkan ibu cara merawat payudara yang baik. dimana menjaga kebersihannya,
dan memakai BH yang menopang dan nyaman. Ibu memahami dan mau melakukannya.
6. Menganjurkan ibu untuk berhenti menjadi akseptor KB hormonal, karena dapat
menghambat pengeluaran ASI. Ibu memahami dan mau melakukannya.
7. Kolaborasi dengan dokter dengan membawa hasil PA dan pemberian terapi.
8. Memberikan surat rujukan ke poli bedah untuk tindakan lebih lanjut
Langkah VII : Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan dengan kehamilan letak
lintang.Asuhan manajenen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu di evaluasi
setiap tindakan yang telah di berikan agar lebih efektif.
Kemungkinan hasil evaluasi yang di temukan:
1) Tercapai seluruh perencanaan tindakan

2) Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga di butuhkan revisi


3) Ibu sudah tahu tentang keadaan yang dialaminya.
4) Ibu sudah tau cara merawat payudara yang baik. dimana menjaga kebersihannya, dan
memakai BH yang menopang dan nyaman. Ibu memahami dan mau melakukannya.
5) Ibu mau berhenti menjadi akseptor KB hormonal, karena dapat menghambat
pengeluaran ASI. Ibu memahami dan mau melakukannya.
6) Ibu mau dirujuk ke poli bedah untuk tindakan lebih lanjut

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kista sarcoma filodes (tumor filodes) adalah fibroadenoma yang tumbuh meliputi
seluruh mammae.Tumor filodes juga merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat
menyusup (invasive) secara lokal dan dapat menjadi ganas (10-15%) dan (80-95%)
jinak.Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.Tumor ini timbul
biasanya pada umur 35-40 tahun, Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan
dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak).
Nama kista sarcoma filodes berasal dari Muller (1838) karena mengandung kista-kista
besar diantaranya banyak sekali jaringan ikat sehingga waktu itu diduga sarkoma.Di
permukaan tumor terdapat banyak jaringan sperti lembaran-lembaran buku (phyllon).
B. Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan bisa menjadi bacaan
yang dapat menjadi bahan yang dapat menambah ilmu pengetahuan.Penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan dan penulis juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai