Anda di halaman 1dari 15

SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN

DATA NON RUTIN, SURVEI KESEHATAN, DAN SISTEM REGISTRASI

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kelompok ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kelompok berkat, rahmat, kesehatan, kesempatan dan kemauan
hingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam tidak
lupa kelompok kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita ke dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

 Kelompok mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang


telah turut membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Terlepas dari itu
semua, kelompok menyadari bahwa kelompok adalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sempurna dalam makalah ini. Kelompok akan menerima
semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki
karya tulis kelompok di masa datang, Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan
karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Akhirnya,
kelompok berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa. saran
dan kritik sangat  kelompok harapkan dalam penyempurnaan makalah ini.

Padang, 10 Februari 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I: PEMBUKAAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................1
1.4 Manfaat...............................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Data Non Rutin.................................................................3
2.2 Survey Kesehatan...............................................................................3
2.3 Sistem Laporan Program Khusus.......................................................4
2.3.1 Sistem Laporan Program Khusus KIA......................................5
2.4 Sistem Registrasi Vital.......................................................................5
2.4.1 Kelahiran (Fertilitas)...............................................................6
2.4.2 Kematian (Mortalitas).............................................................7
2.4.3 Migrasi Penduduk...................................................................7
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................10
3.2 Saran.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11

iii
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak
dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau kemunduran
Sistem Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti perkembangan Sistem
Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) bahkan
mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di suatu negara. Suatu system yang
terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan Output yang baik juga.
Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan
Nasional ( SKN ) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan
berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan
serta pembangunan berwawasan kesehatan.
Penyelengaraan layanan kesehatan masyarakat ini tentunya membutuhkan
proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu
sistem informasi yang dapat menangani berbagai macam kegiatan operasional mulai
dari pengelolaan registrasi pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan,
hingga berbagai laporan bulanan, tribulanan, dan tahunan. Pengumpulan data ini bisa
dilakukan dengan metode non rutin, survey kesehatan dan sistem registrasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian data non rutin?
2. Bagaimana sistem pengumpulan data melalui survey kesehatan?
3. Bagaimana sistem pengumpulan data melalui sistem laporan program
khusus?
4. Bagaimana sistem pengumpulan data melalui sistem registrasi vital?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan data non rutin

1
2. Menjelaskan bagaimana sistem pengumpulan data melalui survey
kesehatan
3. Menjelaskan bagaimana sistem pengumpulan data melalui sistem laporan
program khusus
4. Menjelaskan bagaimana sistem pengumpulan data melalui sistem
registrasi vital

1.4 Manfaat
1. Pembaca mengerti tentang data non rutin
2. Pembaca mengerti bagaimana sistem pengumpulan data melalui survey
kesehatan
3. Pembaca mengerti bagaimana sistem pengumpulan data melalui sistem
laporan program khusus
4. Pembaca mengerti bagaimana sistem pengumpulan data melalui sistem
registrasi vital

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DATA NON RUTIN


Data nonrutin adalah data yang dikumpulkan sewaktu-waktu sesuai
kebutuhan dan prioritas pembangunan kesehatan yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Data nonrutin terdiri atas:

a. Data Khusus
Data khusus meliputi data faktor risiko, lingkungan, dan lainnya yang
mendukung program pembangunan kesehatan.
b. Data Luar Biasa
Data luar biasa meliputi data yang dikumpulkan dalam kejadian luar biasa,
wabah, bencana, dan kedaruratan kesehatan masyarakat.

Data Kesehatan harus terbuka untuk diakses oleh unit kerja instansi
Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang mengelola Sistem Informasi Kesehatan
sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Data non rutin merupakan pengumpulan data yang secara umumnya


dilakukan melalui survei, sensus, evaluasi cepat (kuantitatif atau kualitatif), dan
studi-studi khusus/penelitian. Intervensi kesehatan tidak efektif dan tidak tepat
sasaran tanpa informasi dan data yang akurat dan tepat waktu. Pengumpulan data
ersebut apabila dilakukan secara teratur dan sesuai dengan pedoman dapat embuat
manejemen data pada suatu instansi Rumah Sakit akan menjadi memadai.

2.2 SURVEI KESEHATAN


Survei merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan dengan memilih
sampel dari seluruh populasi dengan metode statistika tertentu sehingga
didapatkan hasil yang merepresentasikan seluruh populasinya. Melalui survei ini
dapat dilakukan penghematan biaya, tenaga, dan waktu karena pengumpulan data
hanya dari sampel.Agar menghasilkan data survei yang akurat, maka harus

3
memilih koresponden sampel yang tepat dan mewakili populasi.Survei dapat
dilakukan kapan saja tidak dibatasi oleh rentang waktu tertentu seperti sensus
penduduk. Contoh survei penduduk yaitu survei angkatan kerja, survei kesehatan
di Indonesia, dan lain sebagainya.

Survei kesehatan nasional merupakan upaya memadukan berbagai survei


nasional (yang sudah menjadi sistem pengumpulan data), yang mengumpulkan
data kesehatan dalam lingkup nasional untuk mendukung informasi kesehatan
secara optimal.

Surveilans memungkinkan pengambil keeputusan untuk memimpin dan


mengelola dengan efektif.Surveilans kesehatan masyarakat memberikan informasi
kewaspadaan dini bagi pengambil keputusan dan manajer tentang masalah-
masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada suatu populasi.Surveilans
kesehatan masyarakat merupakan instrumen penting untuk mencegah outbreak
penyakit dan mengembangkan respons segera ketika penyakit mulai
menyebar.Informasi dari surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan,
kementerian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah
terlayani dengan baik (DCP2, 2008).

Survei kesehatan digunakan khusus oleh para ahli kesehatan agar


mendapatkan dari masyarakat. Sebagian besar penelitian atau olah data yang
dilakukan oleh para medis adalah mengenai bagaimana pola hidup masyarakat:
Tujuan adanya survei ini adalah untuk membentuk program yang seperti apa yang
dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian para medis akan sangat berperan demi
kesehatan seluruh masyarakat.

2.3 SISTEM LAPORAN PROGRAM KHUSUS


Sistem laporan program khusus dikumpulkan sewaktu-waktu sesuaikebutuhan
dan prioritas pembangunankesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah,seperti:
TB, KIA, UKS.

4
2.3.1 Sistem Laporan Program Khusus KIA

Penyebab langsung kematian ibu dan anak dapat dicegah jika dapat
terdeteksi secara dini melalui suatu manajemen untuk mendeteksi dini penyebab
kematian tersebut yang berupa pemantauan atau pencatatan wilayah setempat
mengenai kesehatan ibu dan anak.Sistem pencatatan dan pelaporan program
digunakan untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi
dalam rangka pembinaan, penetapan kebijaksanaan dan dimanfaatkan oleh fasilitas
pelayanan kesehatanuntuk peningkatan upaya kesehatan, melalui perencanaan,
penggerakan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan penilaian. Sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu juga berfungsi untuk petugas di tingkat
puskesmas agar lebih bertanggung jawab dalam mencatat seluruh upaya kesehatan
yang dilaksanakannya dan melaporkan secara teratur dan tepat waktu serta mampu
memanfaatkan data dan informasi dari data sistem pencatatan dan pelaporan
terpadu puskesmas sehingga dapat memberikan umpan balik.

Sistem pencatatan dan pelaporan program kesehatan ibu dan anak (KIA) di
daerah-daerah dalam pelaksanaannya masih terbatas pada rekapitulasi data hasil
dari interaksi antara masyarakat pengguna program kesehatan ibu dan anak dengan
fasilitas kesehatan (puskesmas), sehingga seringkali data tersebut tidak
terdokumentasi dengan baik dan lengkap. Keterlambatan perubahan data atau
pelaporan akan menyebabkan tujuan pelaporan tersebut menjadi tidak tercapai.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pengembangan sistem pelaporan yakni
sistem informasi pencatatan dan pelaporan puskesmas program kesehatan ibu dan
anak pada dinas kesehatan. Sistem ini bertujuan untuk mengintegrasikan dan
menampung perubahan data atau pelaporan program kesehatan ibu dan anak di
puskesmas kepada dinas kesehatan menjadi lebih baik.

2.4 Sistem Registrasi Vital


Sistem registrasi vital merupakan suatu sistem pengumpulan data registrasi
penduduk.Sistem registrasi vital meliputi sistem registrasi vital kelahiran,

5
kematian, dan migrasi penduduk.Belum banyak yang bisa diharapkan, khususnya
berkaitandengan pencatatan kematian.BPS dan instansi terkaitdiharapkan dapat
menata dan mengembangkanregistrasi penduduk ini.

2.4.1 Kelahiran (Fertilitas)


Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi
Pelaksana tempat Penduduk berdomisili paling lambat 60 (enam puluh) hari
sejak kelahiran.Penduduk yang wajib melaporkan kelahiran adalah Kepala
Keluarga. Berdasarkan laporan dari yang bersangkutan, Pejabat Pencatatan
Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta
Kelahiran (Pasal 27 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan).

Pelaporan kelahiran yang melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari


sejak tanggal kelahiran, maka pencatatan dan penerbitan Akta Kelahiran
dilaksanakan setelah mendapatkan keputusan dari Kepala Instansi Pelaksana
tempat Penduduk berdomisili (Pasal 32 Ayat 1 dan Ayat 3 Undang-Undang No
24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan).

a. Lahir Mati.
Yang dimaksud dengan lahir mati adalah kelahiran seorang bayi dari
kandungan yang berumur paling sedikit 28 (dua puluh delapan) minggu pada
saat dilahirkan tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan (Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Pasal 33 Ayat
1 dan Ayat 2).

Setiap lahir mati wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi


Pelaksana tempat Penduduk berdomisili paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak lahir mati.Peristiwa lahir mati hanya diberikan Surat Keterangan Lahir
Mati, tidak diterbitkan Akta Pencatatan Sipil.Meskipun tidak diterbitkan

6
Akta Pencatatan Sipil, tetapi pendataannya tetap diperlukan untuk
kepentingan perencanaan dan pembangunan di bidang kesehatan.

2.4.2 Kematian (Mortalitas)


Yang dimaksud dengan kematian adalah tidak adanya secara permanen
seluruh kehidupan pada saat kapanpun setelah kelahiran hidup terjadi.

Setiap kematian wajib dilaporkan oleh ketua Rukun Tetangga atau


nama lainnya di domisili Penduduk kepada Instansi Pelaksana tempat
Penduduk berdomisili paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
kematian. Berdasarkan laporan dari yang bersangkutan, Pejabat Pencatatan
Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan menerbitkan Kutipan Akta
Kematian (Pasal 44 Ayat 1 dan Ayat 2 Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan).

Pelaporan kematian oleh Rukun Tetangga atau nama lain kepada


Instansi Pelaksana dilaksanakan secara berjenjang kepada Rukun Warga atau
nama lain, Kelurahan/Desa atau nama lain, dan Kecamatan atau nama lain
(Penjelasan Pasal 44 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).

Dalam hal terjadi kematian seseorang yang tidak jelas identitasnya,


Instansi Pelaksana melakukan pencatatan kematian berdasarkan keterangan
dari kepolisian (Pasal 44 Ayat 5 Undang-Undang RI No 24 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Administrasi Kependudukan).

2.4.3 Migrasi Penduduk


a. Perubahan Alamat
Dalam hal terjadi perubahan alamat Penduduk, Instansi Pelaksana wajib
menyelenggarakan penerbitan perubahan dokumen Pendaftaran Penduduk.

7
b. Pendaftaran Penduduk Pindah Datang dalam Wilayah Indonesia.
Penduduk Warga Negara Indonesia yang pindah dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia wajib melapor kepada Instansi Pelaksana di
daerah asal untuk mendapatkan Surat Keterangan Pindah.Surat Keterangan
Pindah Datang digunakan sebagai dasar perubahan atau penerbitan Kartu
Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi Penduduk yang
bersangkutan.

c. Pendaftaran Pindah Datang Antarnegara.


Penduduk Warga Negara Indonesia yang pindah ke luar negeri wajib
melaporkan rencana kepindahannya kepada Instansi Pelaksana tempat
Penduduk berdomisili. Penduduk Warga Negara Indonesia yang telah pindah
dan berstatus menetap di luar negeri wajib melaporkan kepada Perwakilan
Republik Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak kedatangannya.

d. Pendaftaran Penduduk Pelintas Batas.


Yang dimaksud dengan Penduduk Pelintas Batas adalah penduduk yang
bertempat tinggal secara turun-temurun di wilayah kabupaten/kota yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga yang melakukan lintas batas
antar negara karena kegiatan ekonomi, sosial dan budaya yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Penduduk Warga Negara Indonesia yang tinggal di perbatasan


antarnegara yang bermaksud melintas batas negara diberi buku pas lintas batas
oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.Penduduk yang telah memperoleh buku pas lintas batas wajib
didaftar oleh Instansi Pelaksana.

Adapun aplikasi dari sistem registrasi vital ini berupa Sistem Aplikasi
Registrasi Vital Berbasis Web yang merupakan sistem aplikasi yang
membantu petugas pencatatan sipil mencatat peristiwa penting (kelahiran,
kematian dan perkawinan) di tingkat kelurahan. Sistem aplikasi registrasi vital

8
yang menunjang kebutuhan petugas pencatatan registrasi vital di tingkat
kelurahan, sehingga menghasilkan database kependudukan dan informasi
tentang peristiwa penting penduduk. Metode pengembangan sistem informasi
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Pengembangan Berfase
yang dimulai dari tahap analisis sistem dan pengguna, pembuatan desain
global, dan pembuatan prototype.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Data nonrutin adalah data yang dikumpulkan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan
dan prioritas pembangunan kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Data
nonrutin terdiri atas data khusus dan data luar biasa. Selanjutnya ada survei
kesehatan. Survei kesehatan nasional merupakan upaya memadukan berbagai survei
nasional (yang sudah menjadi sistem pengumpulan data), yang mengumpulkan data
kesehatan dalam lingkup nasional untuk mendukung informasi kesehatan secara
optimal. Surveilans memungkinkan pengambil keeputusan untuk memimpin dan
mengelola dengan efektif. Berikutnya ada sistem laporan khusus. Sistem laporan
program khusus dikumpulkan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dan prioritas
pembangunan kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah, seperti: TB, KIA, UKS.
Terakhir ada sistem registrasi vital. Sistem registrasi vital merupakan suatu sistem
pengumpulan data registrasi penduduk. Sistem registrasi vital meliputi sistem
registrasi vital kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penulisan makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

DCP2 (2008).Public Health Surveillance.The Best Weapon to Avert


Epidemics.Disease Control Priority Project.www.dcp2.org/file/153/dcpp-
surveillance.pdf. Diakses pada Sabtu, 06 Februari 2021.
Mahannani, Mietta Mediestya. 2015. Sistem aplikasi registrasi vital berbasis web di
tingkat kelurahan (Vital registration system web based applications at the
village level/Mietta Mediestya Mahanani). http://lontar.ui.ac.id/file?
file=pdf/abstrak/id_abstrak-20412238.pdf. Diakses Pada Sabtu, 06 Februari
2021.
Siregar, Putra Apriadi, dkk. (2019). EVALUASI SISTEM INFORMASI
KESEHATAN PUSKESMAS KOTA MATSUM DI MEDAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN INSTRUMEN HEALTH METRICS
NETWORK. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan. Available at:
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/contagion/article/view/4820/2214.
Diakses pada Sabtu, 06 Februari 2021.
Surveilans Kesehatan Masyarakat. https://fk.uns.ac.id/static/materi/Surveilans_-
_Prof_Bhisma_Murti.pdf. Diakses pada Sabtu, 06 Februari 2021 pukul 19.50
WIB.
Undang-Undang No 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.
https://kesmas.sari-mutiara.ac.id/download/file/SISTEM_INFORM.pdf. Diakses pada
hari Jum’at, 5 Februari 2021 pukul 12.38 WIB.
https://sipp.menpan.go.id/sektor/kependudukan-dan-pencatatan-sipil/latar-belakang-
kebijakan-kependudukan-dan-pencatatan-sipil-di-indonesia. Diakses pada
hari Sabtu, 6 Februari 2021 pukul 09.06 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai