OLEH :
170301162
DOSEN PEMBIMBING:
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
PEKANBARU
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkatNya, saya dapat
menyelesaikan tugas makalah Sistem Informasi Kesehatan ini dengan judul “Kondisi Positif
Dan Peluang Sistem Informasi Kesehatan”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswi-mahasiswi kebidanan STIKes Al
Insyirah Pekanbaru.
Saya sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan saya akan sangat bangga apabila makalah yang
saya susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa saya
sampaikan permohonan maaf apabila makalah yang saya buat terdapat suatu kesalahan. Saya
sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi
para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….…………………………...i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………………….......2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisi Positif Sistem Informasi Kesehatan …………………………………………….........3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku “Design and Implementation of
Health Iinformation System” Geneva (2000), adalah suatu sistem informasi kesehatan yang
tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Sistem
informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi sebagai proses
pengambilan keputusan di segala jenjang. Untuk mendukung pelaksanaan sistem informasi
kesehatan tersebut pada tahun 2002 pemerintah melalui Menteri Kesehatan pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)”.
Tujuan pembangunan nasional disusun dalam rencana pembangunan jangka panjang
nasional, hal ini tertuang dalam Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 yang mempunyai tiga
tujuan pembangunan nasional. Rencana pembangunan jangka panjang nasional tersebut
dibagi lagi setiap lima tahunan, atau disebut juga Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) yang mana bertujuan memantapkan pembangunan secara menyeluruh
dimana salah satunya adalah menekankan pembangunan dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kondisi ini bisa dilihat dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 46
tahun 2014 tentang istem informasi kesehatan, hal ini untuk melaksanakan ketentuan pasal
168 ayat (3) Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
Pada era globalisasi saat ini kebutuhan akan data dan informasi yang tepat, akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan sangat dibutuhkan keberadaannya karena merupakan sumber
utama dalam pengambilan kebijakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merupakan kondisi positif yang akan
sangat mendukung berkembangnya sistem informasi kesehatan, hal ini juga sangat berguna
dalam pengambilan keputusan bisa lebih mudah jika semua informasi yang dibutuhkan sudah
tersedia. Untuk tujuan itu sistem informasi kesehatan perlu dibangun dengan mengorganisir
berbagai data yang telah dikumpulkan secara sistematik, memproses data menjadi informasi
yang berguna.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi positif sistem informasi kesehatan?
2. Bagaimana peluang sistem informasi kesehatan?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui kondisi positif sistem informasi kesehatan?
2. Mengetahui peluang sistem informasi kesehatan?
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
sistem informasi kesehatan serta agar dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama
mengikuti perkuliahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil analisis SWOT dimanfaatkan untuk menyusunan strategi pemecahan masalah, serta
pengembangan dan atau perbaikan mutu sistem secara berkelanjutan. Jika kekuatan lebih
besar dari kelemahan, dan peluang lebih baik dari ancaman, maka strategi pengembangan
sebaiknya diarahkan kepada perluasan/pengembangan sistem, sedangkan jika kekuatan lebih
kecil dari kelemahan, dan peluang lebih kecil dari ancaman, maka sebaiknya strategi
pengembangan lebih ditekankan kepada upaya konsolidasi ke dalam, melakukan penataan
sistem dan organisasi secara internal dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada,
dan mereduksi kelemahan di dalam dan ancaman dari luar.
Faktor peluang merupakan faktor eksternal sistem informasi kesehatan nasional. Faktor
ini juga merupakan lingkungan dan suprasistem yang berpengaruh pada akselerasi
pengembangan dan penguatan sistem informasi kesehatan nasional.
Faktor peluang kritis yang diidentifikasi secara garis besar adalah sebagai berikut:
4. Kebijakan nasional di bidang TIK semakin kuat. Berbagai kebijakan nasional yang telah
dirumuskan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui visi dalam
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, merupakan peluang
yang besar dalam mendukung penguatan dan perluasan implementasi sistem informasi
kesehatan dan e-kesehatan. Kemkominfo membagi tahapan pengembangan atau peta
jalan TIK nasional tahun 2010-2020 dalam 4 bagian, yaitu: Indonesia Connected,
Indonesia Informative, Indonesia Broadband, dan Indonesia Digital. Tahapan Indonesia
Connected (2010-2012), seluruh desa ada akses telepon dan seluruh kecamatan ada akses
internet. Tahapan lndonesia Informative (2012-2014), seluruh ibukota provinsi akan
terhubung dengan jaringan serat optik, seluruh kabupaten kota memiliki akses broadband,
dan peningkatan pelayanan berbasis elektronik seperti e-layanan, e-kesehatan, e-
pendidikan. Tahapan selanjutnya adalah Indonesia Broadband (2014-2019), yang mana
diharapkan adanya peningkatan akses broadband di atas 5MB dan peningkatan daya
saing bangsa dan industri inovatif. Pada tahapan ini diterbitkannya Peraturan Presiden
nomor 96 tahun 2014 tentang Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019. Pada tahun 2020
adalah tahapan Indonesia Digital, yang mana seluruh kabupaten/kota memiliki e-
government, dan Indonesia yang kompetitif. Keempat tahapan peta jalan TIK nasional
tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan sistem informasi kesehatan ke
depan mulai dari pengembangan sistem informasi kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan (puskesmas, klinik swasta, rumah sakit), Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Dinas Kesehatan Provinsi, hingga Kementerian Kesehatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan dapat (1) meningkatkan kualitas dan kecepatan proses kerja terutama di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan (2) mengoptimalkan aliran data sehingga meningkatkan
ketersediaan dan kualitas Data dan Informasi Kesehatan dan yang terkait.
Ada beberapa peluang sistem informasi kesehatan, diantaranya SIK di Dinas Kesehatan
Provinsi pernah dikembangkan, tersedianya SDM untuk pengelolaan SIK, pemekaran
beberapa kabupaten baru, dsb.
B. Saran
Lewat makalah ini penulis mengharapkan semoga dapat menambah wawasan mengenai
sistem informasi kesehatan, lebih khusus dalam memanfaatkan kondisi positif dan peluang
sistem informasi kesehatan.
Daftar Pustaka