Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ridho
Allah SWT kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, dan kita tahu semua walaupun manusia
merupakan makhluk yang sempurna ciptaan Allah SWT dari makhluk lainnya, tetapi tak
ada satupun manusia yang tak luput dari kesalahan, jadi apabila ada kesalahan dalam
makalah ini saya mohon maaf sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang mendukung
untuk kebaikan makalah ini sangat kami harapkan, semoga makalah ini dapat berguna
bagi kita semua, amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Massalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan……………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perspektif Sistem Informasi Kesehatan ........................................ 4
2.1.1 Perspektif Fungsional ................................................................ 4
2.1.2 Perspektif Arsitektur Teknologi ................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut Wahyudi (2011), kebijakan pemerintah dalam pengembangan sistem
informasi telah ada, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak kendala-kendala
dan hambatan yang dihadapi, pengembangan sistem informasi kesehatan baik di tingkat
pusat maupun daerah belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena keterbatasan sistem
yang dikembangkan,kemampuan daerah, dan sumber daya manusia.
Dinas Kesehatan sebagai salah satu organisasi pemerintah yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas tugas
pembantuan di bidang kesehatan dan juga fungsi merumuskan kebijakan teknis di
bidang kesehatan. Kinerja pelayanan kesehatan dapat meningkat melalui dua fungsi di
atas dipengaruhi oleh aspek sumber daya kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
menajemen kesehatan
(Depkes, 2004). Salah satu aspek yang mempengaruhi kinerja Dinas Kesehatan
Kota atau Kabupaten seperti yang disebutkan di atas adalah aspek manajemen
kesehatan, dimana Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten mempunyai tugas mengelola
data dan informasi yang diperoleh baik dari puskesmas, rumah sakit, maupun sarana
pelayanan kesehatan yang lain.Sehubungan hal tersebut maka Dinas Kesehatan Kota
atau Kabupaten membutuhkan pengelolaan sistem informasi kesehatan yang baik agar
dalam pengambilan keputusan kebijakan pemerintah bisa lebih tepat sesuai kebutuhan
daerahnya.
2
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mahasiswa mampu mengetahui prespektif sistem informasi kesehatan
1.3.2 Mahasiswa mampu mengetahui prespektif fungsional pada sistem informasi
kesehatan
1.3.3 Mahasiswa mampu mengetahui prespektif arsitektur teknologi pada sistem
informasi kesehatan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
awal kemunculannya, Sistem Informasi Rumah Sakit telah menggabungkan fungsi
adminsitratif dan medis. Meski demikian, tidak jarang focus awal pengembangan
Sistem Informasi, baik yang diaplikasikan di bidang kesehatan maupun dibidang lain,
dimulai pada urusan keuangan.
Pada tahap awal ini, Sistem Informasi Rumah Sakit cenderung bersifat
otomatisasi proses, yang sebelumnya mengadalkan manusia yang potensi
kesalahannnya besar, digantikan dengan Sistem Informasi dengan tingkat akurasi yang
lebih tinggi dan menghemat waktu dalam pelayanan.
Berikut akan disajikan gambar tipikal alur layanan media di rumah sakit.
5
Di Amerika, pada tahun 1980an, Sistem Informasi Rumah Sakit berkembang
pada tahap yang lebih lanjut dengan fokus pada produktivitasnya. Sistem informasi
pendukung keuangan yang sebelumnya didasarkan pada fee-per-service digantikan
dengan biaya-biaya penggunaan sumber daya, seperti obat-obatan. Pada sisi medis,
sistem informasi yang sebelumnya cenderung mengotomatisasi proses yang sudah ada,
menjadi sistem informasi yang mendukung dokter, perawat, dan lembaga penyedia jasa
kesehatan lainnya dalam memberikan layanan kepada pasien. Tujuan Sistem Informasi
Rumah Sakit yang dikembangkan adalah untuk meningkatkan layanan kepada pasien
dan kualitas pengambilan keputusan.
6
pemantauan perkembangan kondisi kesehatan masyarakat (seperti pemantauan epidemi
dan lain sebagainya) dapat dimasukkan ke dalam satu fitur sistem informasi kesehatan
publik ini. Pada intinya, koordinasi segala aspek pelayanan kesehatan bagi masyarakat
secara umum yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan dari
tingkat paling dasar seperti Rumah Sakit, Puskesmas, dan sebagainya, hingga tingkat
Pemerintah Pusat akan tercakup dalam Sistem Informasi Kesehatan Publik.
Pada era teknologi yang semakin lebih dekat kea rah mobilitas pengguna, tiga
pengembangan terpenting dalam system informasi kesehatan adalah pengembangan
sistem informasi berbasis pada kompinen objek, sistem terdistribusi, dan teknologi
mobile.
7
pada pengetahuan (knowledge-driven technology) yang menekankan pada proses
penyelesaian masalah. Dengan basis pada komponen objek, memungkinkan aturan
bisnis, kebijakan, dan berbagai macam peraturan yang lain diintegrasikan ke dalam
system informasi. Komponen merupakan unit dari software yang membangun
keseluruhan system. Setiap komponen merupakan proses tersendiri yang memiliki
masukan dan atau keluaran.
Pengembangan Sistem Informasi kesehatan berbasi objek memungkinkan
system dikembangkan secara modular (berbasis pada komponen) yang memungkinkan
proses penambahan fitur dan fungsionalitas secara lebih mudah di masa depan. Setiap
modul akan memiliki property, dan memiliki method yang dipergunakan untuk
memanipulasi property yang dia miliki untuk diberikan output sesuai yang diinginkan.
2. Sistem terdistribusi
Dalam era keterbukaan dan era keterhubungan maka diperlukan mekanisme
yang dapat menghubungkan antar satu system dengan system yang lain. Proses
keterhubungan ini menjadi kompleks ketika tiap dibangun dengan platform dan system
yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah rumah sakit dapat melayani proses booking
kamar pasien secara online dan melayani pembayaran tagihan rumah sakit melalui
internet banking. Setiap system yang terkait, yakni system informasi rumah sakit,
system perbankan yang melayani pembayaran, dan user interface pembayaran, harus
terhubung dengan mekanisme yang memungkinkan mereka bertukar data yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut.
Mekanisme distribusi yang dimungkinkan adalah dengan menggunakan web,
CORBA, DCOM, dan web services. Dengan menggunakan system terdistribusi, data
akan dikirimkan ke antar system yang berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan
computer. Dalam lingkungan terdistribusi, aplikasi yang berjalan merupakan kumpulan
intteraksi dari berbagai kkomponen, yakni objek data, objek aplikasi, dan user interface.
3. Mobile Communication
Saat ini teknologi mobile seperti handphone, PDA (personal digital assistant),
dan berbagai macam teknologi wireless lainnya memungkinkan proses komputasi dan
8
pemanfaatan system informasi kesehatan dipergunakanj oleh pengguna yang secara
fisik tidak terhubung secara langsung dengan system. System ini memungkinkan akses
terhadap sistem informasi kesehatan secara remote maupun secara llokal baik dari sisi
administrator maupun pengguna sevara umum (regular user) Sistem informasi
kesehatan dapat diintegrasikan dengan teknologi mobile yang populer seperti SMS,
MMS, atupun dapat berupa apliikasi yang diinstal diperangkat sperti handphone
ataupun PDA dengan teknologi seperti java mobile, Symbian atau Pocket PC
application.Aplikasi mobile ini dapat diintegrasikan dengan konsep sistem terdistribusi.
Dengan sistem yang diintegrasikan, pengguna akan dimudahkan untuk
mengakses data-data kesehatan yang mereka miliki tanpa harus dating kelokasi. Sebagai
contoh, seorang pasien yang melakukan cek darah di sebuah laboratorium, akan segera
mendapatkan hasilnya dua jam kemudian, dan hasil ini dapat diakses dengan
menggunakan internet. Pada contoh lain, seorang dokter dapat langsung terhubung
dengan rekam medis seorang pasien dengan menggunakan PDA yang terhubung dengan
sistem jaringan yang ada dalam rumah sakit yang bersangkutan. Bahkan ketika antar
rumah sakit sudah terintegrasi satu dengan yang lain, melalui sistem terdistribusi salah
satunya, seorang petugas rekam medis dirumah sakit sebelumnya dari seorang pasien
rujukian pun sudah dapat segera diakses, untuk kemudian diberikan penanganan yang
tepat.
9
Service Oriented Architecture memfokuskan pada service antarmuka, dimana
konsep yang sebenarnya mirip dengan arsitektur software tradisional yang berbasis
komponen, akan tetapi terdapat perbedaan mendasar, yakni fokusnya yang bergeser
kepada pembangunan service yang diapnggil melalui jaringan. Desainer Sistem
Informasi Service Oriented Architecture tidak membangun sebuah program yang terdiri
dari komponen software, akan tetapi mereka akan membangun serviceyang
memiliki interface dan memungkinkan untuk dipergunakan dalam konteks bisnis yang
bermacam-macam.
Kunci utama dari sebuah Sistem Informasi Service Oriented Architecture adalah
deskripsi service. Service ini akan dipublikasikan oleh service provider ke service
registry. Service description akan memberikan sebuah hasil dari operasi pencarian yang
dilakukan oleh service requestor. Adapun informasi yang diberikan akan dipergunakan
untuk memanggil web service yang diberikan oleh penyedia service. Dengan konsep
Sistem Informasi ini, Sistem Informasi Kesehatan dapat dikembangkan tanpa perlu
mempertimbangkan kesamaan teknologi yang membangun antar entitas (sistem). Yang
perlu mendaptkan perhatian adalah bagaimana service dapat dipergunakan untuk
menjembatani tiap proses yang berkepentingan dalam interaksi antar entitas. Tidak
setiap proses atau fungsi bersifat terbuka antara entitas satu dengan entitas yang lain.
10
Akan tetapi keterbukaan yang diwujudkan dalam bentuk service hanya akan terjadi pada
unit atau fungsi yang membutuhkan proses komunikasi.
Pilihan teknologi yang dipergunakan, apakah berbasis web, ataukah berbasis aplikasi
desktop, atau lebih detail lagi dalam basis web, apakah hendak dibangun dengan Java,
Net, Framework, atau PHP dan lain sebagainya. Serta dalam desktop semisal dengan
Visual Studio ataukah dengan Delphi, dan lain sebagainya. Hal tersebut sangatlah
ditentukan oleh kebutuhan bisnis dari setiap entitas terkait. Setiap teknologi akan
didesain sesuai dengan kebutuhan masing-masing entitas bisnis. Misalnya apabila
teknologi tersebut dikaitkan dengan masalah keamanan, kehandalan, atau bahkan biasa
atau tidak biasanya entitas tersebut dengan suatu teknologi.
Web Services berbeda dengan layanan web yang harus dikirimkan dan diterima
dengan aplikasi browser. Web Services dapat dipergunakan dalam berbagai macam
aplikasi, baik berbasis pada web (menggunakan browser) ataupun berbasis pada aplikasi
desktop, ataupun berbasis pada platform yang lain selama semua aplikasi tersebut
terhubung ke dalam jaringan, baik Inter maupun Intranet. Layanan Web
Services tersedia dengan API (Application Programming Interface) sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya.
11
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengimplementasi Web Servicesadalah
sebagai berikut:
1. Komponen yang dimiliki oleh setiap sistem yang berbeda dapat diintegrasikan
dalam platform yang bersifat heterogen, baik dari sisi sistem
operasinya, application server, maupun bahasa pemrograman yang
dipergunakan.
2. Proses bisnis dari Sistem Informasi Kesehatan dapat berubah-ubah sesuai
dengan kebutuhan yang muncul. Untuk itu dibutuhkan solusi yang fleksibel
yang memungkinkan perubahan dapat dilakukan kapan pun jika diinginkan.
3. Data yang ada dalam sistem informasi dibutuhkan oleh banyak pihak terkait,
tidak hanya aplikasi utama yang membutuhkan data dari sistem Web Services
memungkinkan ketersediaan data untuk berbagai kalangan/pihak.
4. Kebutuhan mengotomatisasi proses dalam pertukaran data dengan
meminimalisir interaksi manusia.
5. Mobile Communications
12
Sebagai contoh, seorang pasien yang melakukan cek darah di sebuah laboratorium, akan
segera mendapatkan hasilnya dua jam kemudian, dan hasil ini dapat diakses dengan
basis SMS, ataupun dapat diakses dengan menggunakan internet. Pada contoh yang lain,
seorang dokter dapat langsung terhubung dengan sistem jaringan yang ada dalam rumah
sakit yang bersangkutan. Bahkan ketika antar rumah sakit sudah terintegrasi satu dengan
yang lain, melalui sistem terdistribusi salah satunya, seorang petugas rekam medis di
rumah sakit sebelumnya dari seorang pasien rujukan pun sudah dapat segera diakses,
untuk kemudian diberikan penanganan yang tepat.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kami merasa pada makalah ini kami banyak kekurangan, karena kurangnya
referensidan pengetahuan pada saat pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada pembaca agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15