Anda di halaman 1dari 32

KONSEP SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT, PUSKESMAS

DAN KLINIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

AILEEN ANGEL H.H.L 21218006

ALFILIA SYAFAH AKILAH 21218007

ALYSSA MALIHA DEWI 21218009

ANGGA SAFITRI 21218011

ANGGI JULIYANTI 21218013

DESRI VILIYANA 21218037

DESTIA CHAERANI 21218038

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS YATSI MADANI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Sistem Informasi Keperawatan yang berjudul “Konsep Sistem Informasi Rumah
sakit, Puskesmas dan Klinik”. Makalah ini disusun dengan semaksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini, untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan segala kekurangan dalam makalah ini penulis menerima saran dan kritik
dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Tangerang, 31 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

A. Latar belakang ................................................................................................1


B. Rumusan masalah...........................................................................................3
C. Tujuan ...........................................................................................................3
D. Manfaat ..........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................4

A. Sistem Informasi Kesehatan ...........................................................................4


B. Konsep-Konsep Sistem Informasi..................................................................10

BAB III PENUTUP ...................................................................................................26

A. Kesimpulan ....................................................................................................26
B. Saran ...............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................27

LAMPIRAN ...............................................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Informasi dan Teknologi Informasi secara fundamental,
memainkan peran yang cukup penting bagi perkembangan organisasi berbagai
sektor, baik sektor pemerintahan, swasta, industri, dan kesehatan (Hakam,
2016). Belakangan ini, teknologi informasi sangat berkembang pesat di
berbagai segi kehidupan masyarakat. Begitu juga sistem informasi yang sudah
banyak digunakan hampir di seluruh instansi baik pemerintah maupun swasta,
salah satunya adalah pihak Rumah Sakit (Purnamawati, 2014).
Badan dunia WHO (World Health Organization) menjelaskan bahwa
sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk proses
pengambilan keputusan di setiap level dalam sebuah organisasi, dan Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu sistem yang mengintegrasi
pengumpulan data, pemrosesan, pelaporan, dan penggunaan informasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan melalui manajemen
yang lebih baik di berbagai level peayanan kesehatan, sedangkan sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) adalah sebuah sistem informasi
yang khusus didesain untuk membantu manajemen dan perencanaan program
kesehatan (WHO, 2004). Pemanfaatan e-Health di instansi pelayanan
kesehatan, selain untuk pencatatan data pasien, juga berkaitan dengan aspek
standarisasi data, monitoring patient safety, serta beberapa hal yang dapat
menunjang pelayanan dan manajemen (Hakam, 2016).
Rumah sakit di Indonesia wajib melakukan pencatatan dan pelaporan
tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah sakit sebagaimana ketentuan
dalam Pasal 52 ayat (1) pada Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
rumah sakit menyebutkan “Setiap Rumah Sakit wajib melakukan penatatan dan
pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit” (Anonim, 2011).

1
2

Keberadaan sistem informasi mendukung kinerja peningkatan efisiensi,


efektivitas, dan produktivitas bagi berbagai instansi, baik instansi pemerintah
negeri maupun swasta. Puskesmas merupakan salah satu instansi kesehatan
dengan jumlah pasien yang cukup banyak menyebabkan masalah yang cukup
berat dalam mendapatkan informasi tentang pasiennya, kunjungan berobat
pasien, rekam medis pasien, dan juga data obat yang sudah digunakan oleh
puskesmas. Selain masalah pendataan pasien dan pengarsipan catatan medis
merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan, apalagi di Puskesmas
pendataan pasien, dari mulai pendaftaran masih dilakukan secara manual.
Artinya semua masih ditulis dengan pada tumpukan-tumpukan kertas dan
disimpan pada rak-rak penyimpanan, sehingga pada saat pihak puskesmas
membutuhkan data-data pasien, laporan kunjungan dan juga laporan data obat-
obatan yang sudah digunakan, perlu waktu yang cukup lama untuk mencari
dimana data tersebut disimpan. Untuk menciptakan pendataan pasien,
pengarsipan catatan medis, dan data obat-obatan yang tertib dan baik,
diperlukan pengelolaan yang tertib dan baik pula dari bagian yang menangani
hal tersebut. Mekanisme administrasi yang baik akan menciptakan kemudahan
dalam proses pencatatan maupun pengambilan informasi. Dengan kemudahan
tersebut, diharapkan informasi yang ada dapat digunakan secara optimal, diolah
sedemikian rupa, sehingga akan sangat membantu dalam menentukan tindakan-
tindakan medis yang harus dilakukan.
Klinik merupakan salah satu pelayanan publik yang bergerak dibidang
kesehatan yang tak terlepas dari perkembangan teknologi informasi, dimana
perkembangan teknologi informasi semakin canggih dan cepat, tidak kalah juga
dalam dunia medis teknologi sangat dibutuhkan, contohnya pada pendataan
atau pendaftaran pasien dan informasi-informasi lain yang memberikan
dampak baik bagi pengguna teknologi. Semakin tinggi tingkat pelayanan yang
diberikan suatu klinik kepada pasien maka semakin tinggi pula tingkat
terpenuhinya kepuasan pasien.
3

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Kesehatan?
2. Apa saja Komponen Sistem Keperawatan?
3. Apa saja Konsep Pengembangan Sistem Informasi Keperawatan?
4. Bagaimana Perkemangan Tingkat Pengguna Sistem Informasi
Keperawatan?
5. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi di Rumah Sakit?
6. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi di Klinik?
7. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi di Puskesmas?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Sistem Informasi Keperawatan.
2. Memahami apa saja Komponen Sistem Keperawatan.
3. Mengetahui Konsep Pengembangan Sistem Informasi Keperawatan.
4. Mengetahui bagaimana Perkembangan Tingkat Pengguna Sistem Informasi
Keperawatan.
5. Mengetahui definisi dari Sistem Informasi di Rumah Sakit.
6. Mengetahui definisi dari Sistem Informasi di Klinik.
7. Mengetahui definisi dari Sistem Informasi Klinik.
D. Manfaat
Untuk menambah wawasan mahasiswa/i serta masyarakat dalam
mengetahui informasi dan pengetahuan tentang sistem informasi keperawatan
dan bagaimana cara cara penggunaan sistem informasi keperawatan dengan
baik dan benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Kesehatan


1. Definisi
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data
dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematika
dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sistem ini terdiri dari
gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus
informasi. Informasi kesehatan adalah hal yang selalu diperlukan dalam
pembuatan program kesehatan baik dari analisis situasi, penentuan
prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan
dan pemantauan hingga proses evaluasi.
SIK menurut WHO merupakan salah satu dari 6 “building block” atau
komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Sedangkan di
dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) termasuk ke dalam sub sistem ke-6 mengenai
“Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan”. WHO juga menjabarkan
manfaat dari investasi sistem informasi kesehatan antara lain: membantu
pengambilan keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya serta
pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami,
serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
2. Komponen sistem keperawatan
Sistem informasi kesehatan terdiri dari komponen yang saling
berhubungan yang dikelompokkan dalam dua bagian yaitu:
a. Proses informasi, yang terdiri dari:
1) Pengumpulan data
2) Pengiriman data

4
5

3) Pengolahan data
4) Analisis data
5) Penyajian informasi
b. Manajemen sistem informasi, yang terdiri dari:
1) sumber daya sistem informasi kesehatan meliputi orang-orang
(perencana, manajer, ahli statistik, ahli epidemiologi, pengumpulan
data), perangkat keras (register, telepon, komputer), perangkat
lunak (kertas karbon, format laporan, program pengolahan data) dan
sumber dana.
2) Aturan-aturan organisasi, misalnya penggunaan standar diagnosa
dan penanganan, uraian tugas petugas, prosedur manajemen
distribusi, prosedur pemeliharaan komputer.
c. Manfaat pengadaan sebuah sistem informasi kesehatan ini didalam
suatu fasilitas kesehatan diantaranya adalah :
1) Memudahkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan
2) Memudahkan fasilitas kesehatan (faskes) dalam mendata setiap
pasien yang mendaftar untuk berobat
3) Mengontrol semua kegiatan yang berlngsung di dalam faskes
tersebut
d. Dalam pengembangannya, pengelompokkan informasi dilakukan
berdasarkan pada karakteristik integrasis sistem informasi yaitu :
1) Sistem informasi yang mempunyai derajat integritas internal yang
tinggi:
a) Sistem informasi rekam medis elektronik
b) Sistem informasi manajemen dokumen
c) Sistem informasi farmasi
d) Sistem informasi geografis
e) Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan
f) Sistem informasi eksekutif
g) Data warehouse dan data mining
6

2) Sistem informasi yang mempunyai derajat integrasi eksternal yang


tinggi:
a) Sistem informasi rekam medis elektronik
b) Telemedicine
c) Internet, intranet, ekstranet
d) Sistem informasi kesehatan publik
3) Masalah-masalah sistem informasi kesehatan terdapat beberapa
masalah pada sistem informasi kesehatan di Indonesia diantaranya:
a) Data yang harus dicatat dan dilaporkan di unit-unit operasional
sangat banyak, sehingga beban para petugas menjadi berat
b) Proses pengolahan data menjadi lama, sehingga hasil
pengolahan data menjadi lama, menyebabkan hasilnya menjadi
tidak tepat waktuketika disajian dan diumpanbalikkan
c) Data yang dikumpulkan terlalu banyak dibandingkan
kebutuhannya, maka banyak data yang akhirnya tidak
dimanfatkan

Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia dibagi ke dalam beberapa


bagian tergantung cakupan wilayah yang dikelola. SIKNAS adalah sebuah
sistem informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementerian
Kesehatan RI yang merupakan sistem dengan akses terbatas. Selain itu,
juga dikembangkan program mobile health (mHealth) yang dapat langsung
terhubung ke sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).

Di area yang lebih sempit yaitu kabupaten/kota dan provinsi, sistem


dikelola dengan SIKDA. Sistem ini dikelola oleh dinas kesehatan setempat
berdasarkan laporan yang diberikan semua fasilitas kesehatan setempat,
terkecuali faskes yang merupakan milik pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi. Laporan - laporan yang masuk dapat berupa laporan hardcopy
atau softcopy. Laporan hardcopy akan dientri ke dalam aplikasi SIKDA
generik secara manual, sedangkan laporan softcopy akan diimpor ke dalam
7

aplikasi SIKDA Generik selanjutnya diunggah ke Bank Data Kesehatan


Nasional.

SIMPUS adalah sistem yang dikembangkan untuk mengelola sistem


informasi kesehatan pada level puskesmas, menggantikan sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Seperti SIKNAS
dan SIKDA, sistem ini sudah terkomputerisasi namun dalam
pelaksanaannya masih belum berjalan optimal di daerah karena berbagai
alasan baik dari kurangnya sarana yang ada maupun kurangnya SDM yang
mampu mengelola sistem terkomputerisasi ini.

3. Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi
kekurangan maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam
melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa
konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat
rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut
antara lain:
a. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada
penggunaan teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan
teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem
Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).
Pada pembahasan selanjutnya, yang dimaksudkan dengan sistem
informasi adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Isu penting
yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi
informasi dalam sistem informasi suatu organisasi adalah :
1) Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.
2) Informasi yang tersedia, tidak relevan.
3) Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen.
4) Informasi yang ada, tidak tepat waktu.
8

5) Terlalu banyak informasi.


6) Informasi yang tersedia, tidak akurat.
7) Adanya duplikasi data (data redundancy).
8) Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.
b. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan
oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu
disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
c. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup
sistem Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau
berubah menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi
memiliki umur layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem
informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh:
1) Perkembangan organisasi tersebut
Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan
informasi juga akan berkembang sedemikian rupa sehingga sistem
informasi yang sekarang digunakan sudah tidak bisa lagi memenuhi
kebutuhan organisasi tersebut.
2) Perkembangan teknologi informasi
Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan
perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk
mendukung beroperasinya sistem informasi tidak bisa berfungsi
secara efisien dan efektif.

Meskipun pada umumnya, perusahaan pengembang perangkat keras


maupun perangkat lunak tersebut, mecoba menjaga kompatibilitas dengan
versi terdahulu, namun kalau dilihat dari sisi efektivitasnya, maka
pemanfaatan infrastruktur tersebut tidak efektif. Hal ini disebabkan karena
fitur-fitur yang baru tidak termanfaatkan dengan baik. Mengingat
perkembangan teknologi informasi yang berlangsung dengan cepat, maka
9

para pengguna harus sigap dalam memanfaatkan dan menggunakan


teknologi tersebut. Konsekuensi dari pemanfaatan teknologi informasi
tersebut adalah:

a. Dalam melakukan antisipasi perkembangan teknologi, harus tepat.


b. Harus selalu siap untuk melakukan pembaharuan perangkat keras
maupun perangkat lunak pendukungnya, apabila diperlukan.
c. Harus siap untuk melakukan migrasi ke sistem yang baru.

Arah perkembangan teknologi informasi dalam kurun waktu 3-5 tahun


mendatang adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan perangkat keras dan komunikasi. Kecenderungan


perkembangan perangkat keras:
1) Peningkatan kecepatan
2) Peningkatan kemampuan
3) Penurunan harga
4) Turn over alat yang semakin cepat.

Perkembangan perangkat komunikasi menyebabkan perubahan desain


system perangkat keras yang digunakan, dari sistem dengan pola
tersentralisasi menjadi sistem dengan pola terdistribusi. Pada pola
terdistrubusi, kemampuan pengolahan data (computing power) di pecah
menjadi dua, satu diletakkan pada komputer induk yang berfungsi sebagai
pelayan (server) dan yang satu lagi diletakkan di komputer pengguna
(client), desain ini disebut sebagai client-server achitecture.

a. Kecenderungan perkembangan perangkat lunak, terutama perangkat


lunak basis data (database), juga mengikuti perkembangan desain
sistem perangkat keras tersebut diatas. Pada server diletakkan
perangkat lunak back-end dan pada client diletakkan perangkat lunak
front-end. Perangkat lunak backend adalah perangkat lunak pengelola
sistem basis data (Database Management System/DBMS), sedangkan
10

perangkat lunak front-end adalah perangkat lunak yang dikembangkan


dengan pemrograman visual berdasarkan 4GL dari DBMS tersebut atau
dengan perangkat lunak antarmuka (interface) untuk berbagai DBMS
seperti ODBC (Open Database Connectivity).
4. Perkembangan Tingkat Kemampuan Pengguna (User) Sistem Informasi.
Sistem informasi yang baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat
kemampuan dari para pemakai, baik dari sisi :
a. Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi,
b. Kemampuan belajar dari para pemakai, dan
c. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan system

Dari sisi pemakai, dikenal istilah end-usercomputing (EUC). EUC


adalah pemakai yang melakukan pengembangan sistem untuk keperluan
dirinya sendiri. Mengingat bervariasinya kemampuan EUC dan sulitnya
melakukan pemantauan serta pengendalian terhadap EUC, maka EUC akan
menyebabkan masalah yang serius dalam pengembangan maupun dalam
pemeliharaan sistem informasi. Ancaman yang paling serius adalah adanya
disintegrasi sistem menjadi sistem yang terfragmentasi.

B. Konsep-Konsep Sistem Informasi


1. Sistem informasi rumah sakit
a. Definisi
Pengertian Sistem informasi rumah sakit (SIRS) adalah suatu
proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit se-
Indonesia. Sistem Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit umum
maupun khusus, baik yang dikelola secara publik maupun privat
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
IRS ini merupakan penyempurnaan dari SIRS Revisi V yang
disusun berdasarkan masukan dari tiap Direktorat dan Sekretariat
dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Hal ini
11

diperlukan agar dapat menunjang pemanfaatan data yang optimal serta


semakin meningkatnya kebutuhan data saat ini dan yang akan datang.
b. Dasar Hukum dan Dasar Pelaksanaan SIRS
Dasar Hukum SIRS Rumah sakit di Indonesia wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
Rumah Sakit sebagaimana ketentuan dalam pasal 52 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Public (KIP)
maka tersedianya data dan informasi mutlak dibutuhkan terutama oleh
badan layanan umum seperti rumah sakit.
c. Dasar Pelaksanaan SIRS
1) Berdasarkan SK Menkes Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah
Sakit) Revisi V, tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada
sehingga perlu disesuaikan. Paling lambat dalam jangka waktu 2
(dua) tahun setelah peraturan ini diundangkan. Dengan berlakunya
peraturan ini, maka keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1410/MENKES/SK/X/2003 Revisi V, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku lagi. Agar setiap orang mengetahui Peraturan ini,
Pemerintah mengundangkan Peraturan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
2) Berdasarkan PERMENKES No. 1171 Tahun 2011, Pasal 1 (satu)
ayat 1 (satu) Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, yaitu “Setiap
rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS)”.
3) Berdasarkan kesepakatan dengan Dinas Kesehatan RL (tahunan)
dikirimkan mulai Januari 2012 untuk data tahun 2011 dan RL 5
(bulanan) dikirimkan mulai tahun berjalan.
12

d. Aplikasi SIRS
SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada
Kementerian Kesehatan yang meliputi:
1) Data identitas rumah sakit.
2) Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit.
3) Data rekapitulasi kegiatan pelayanan kompilasi
penyakit/morbiditas pasien rawat inap.
4) Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.
e. Penerapan
1) Untuk dapat menggunakan aplikasi SIRS ONLINE, setiap rumah
sakit wajib melakukan registrasi pada Kementerian Kesehatan.
2) Registrasi digunakan untuk pencatatan data dasar rumah sakit pada
Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan Nomor Identitas
Rumah Sakit yang berlaku secara Nasional.
3) Registrasi dilakukan secara online pada situs resmi Direktorat Bina
Upaya Kesehatan.
f. Tujuan dan Pemanfaatan SIRS
1) Tujuan SIRS Penyelenggaraan SIRS bertujuan untuk:
a) Merumuskan Kebijakan dibidang perumahsakitan
b) Menyajikan informasi rumah sakit secara nasional Melakukan
pemantauan, pengendalian, dan evaluasi penyeleggaraan rumah
sakit secara nasional.
2) Pemanfaatan SIRS Adapun pemanfaatan SIRS Sebagai berikut:
a) Sebagai pertimbangan dalam pengalokasian anggaran DAK
(data penyelenggara dan lokasi RS)
b) Sebagai pertimbangan pengalokasian SDM Kesehatan (data
jumlah tenaga di RS)
c) BPJS Kesehatan dan e-Claim (data kode, kelas, dan jenis RS)
d) Penyusunan Profil Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia
e) Pemanfaatan data
13

f) Sistem Rujukan dan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat


Terpadu (SPGDT)
g) Pemanfaatan data jumlah pasien kecelakaan oleh Jasa Raharja
h) Pemanfaatan data morbiditas penyakit menular dan tidak
menular oleh Ditjen P2P
i) Pemanfaatan data RS Online didalam aplikasi JAGA KPK
g. Jenis SIRS
Jenis-jenis SIRS meliputi:
1) Sistem Informasi Klinis : Sistem Informasi yang langsung untuk
membantu pasien dalam kegiatan pelayanan pasien, contoh : Sistem
informasi di ICU; Sistem Informasi pada alat seperti CT scan, USG,
dll.
2) Sistem Informasi Administrasi : Sistem Informasi yang membantu
pelaksanaan administrasi di rumah sakit, contoh : Sistem Informasi
Billing system; Sistem Informasi apotek; Sistem Informasi
pengganjian
3) Sistem Informasi Manajemen : Sistem Informasi yang membantu
manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan, contoh :
Sistem Informasi Manajemen pelayanan; Sistem Informasi
keuangan; Sistem Informasi pemasaran
h. Pelaporam SIRS
1) Formulir Pelaporan SIRS Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 RL
(Rekapitulasi Laporan), yaitu:
a) RL 1: Data dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu
apabila ada perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data
ini dapat dikatakan bersifat terbarukan setiap saat (updated)
b) Rl 2: Data Ketenagaan yang dilaporkan periodik setiap tahun
c) RL 3: Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan
periodik setiap tahun
14

d) RL 4: Data Morbiditas/ Mortalitas Pasien yang dilaporkan


periodik setiap tahun
e) RL 5: Data Bulanan yang dilaporkan secara periodik setiap
bulan berisi data kunjungan dan data 10 besar penyakit
2) Jenis pelaporan SIRS
a) RL 1.1 Data Dasar Rumah Sakit
b) RL 1.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit
c) RL 1.3 Fasilitas Tempat Tidur
d) RL 2 Ketenagaan
e) RL 3.1 Kegiatan Pelayanan Rawat Inap
f) RL 3.2 Kegiatan Pelayanan Rawat Darurat
g) RL 3.3 Kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut
h) RL 3.4 Kegiatan Kebidanan
i) RL 3.5 Kegiatan Perinatologi
j) RL 3.6 Kesehatan Pembedahan
k) RL 3.7 Kegiatan Radiologi
l) RL 3.8 Pemeriksaan Laboratorium
m) RL 3.9 Pelayanan Rehabilitasi Medik
n) RL 3.10 Kegiatan Pelayanan Khusus
o) RL 3.11 Kegiatan Kesehatan Jiwa
p) RL 3.12 Kegiatan Keluarga Berencana
q) RL 3.13 Pengadaaan Obat, Penulisan & Pelayanan Resep
r) RL 3.14 Kegiatan Rujukan
s) RL 3.15 Cara Bayar
t) RL 4a Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap
u) RL 4b Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan
v) RL 5 Data Bulanan
w) RL 5.1 Pengunjung Rumah Sakit
x) RL 5.2 Kunjungan Rawat Jalan
y) RL 5.3 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Inap
15

z) RL 5.4 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat JalanRL 1 : Data dasar


Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila ada
perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini dapat
dikatakan bersifat terbarukan setiap saat (updated)
3) Sifat Pelaporan SIRS Sifat pelaporan ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan
a) Pelaporan yang bersifat terbaru, setiap saat (updated),
ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk
pengembangan program dan kebijakan dalam bidang
perumahsakitan.
b) Pelaporan yang bersifat periodik dilakukan 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun yang terdiri dari laporan tahunan dan rekapitulasi
laporan bulanan (otomatis). RL 1 : Data dasar Rumah Sakit
yang dilaporkan setiap waktu apabila ada perubahan data dasar
dari rumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan bersifat
terbarukan setiap saat (updated).
4) Pengisian Laporan SIRS Pengisian laporan SIRS mengacu pada
pedoman system informasi rumah sakit yaitu:
a) Direktorat Jenderal Bina Upaya kesehatan bersama Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
SIRS di rumah sakit.
b) Pembinaan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan,
dilakukan melalui bimbingan teknis pelaksanaan SIRS kepada
rumah sakit dan Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten /Kota.
c) Pengawasan pelaksanaan SIRS dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan bersama-sama seluruh Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
16

d) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan untuk meningkatkan


efektivitas pelaporan SIRS, Direktorat Jenderal dapat
memberikan penghargaan kepada rumah sakit maupun Dinas
Kesehatan Provinsi dan/atau Dinas Kesehatan Kabupaten
/Kota. Pelaporan yang bersifat terbaru, setiap saat (updated),
ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk
pengembangan program dan kebijakan dalam bidang
perumahsakitan.
5) Kriteria dan Kebijakan Pengembangan SIRS Adapun kriteria dan
kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan
spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a) SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem
Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu.
b) SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh
arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem
yang terpadu.
c) SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam
proses perencanaan maupun pengambilan keputusan
operasional pada berbagai tingkatan.
d) SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya guna
dan hasil guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem
informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang
dikembangkan.
e) SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan
beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa
datang.
f) Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan
terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus
17

diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of


return) dalam waktu yang relatif singkat.
g) SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian
sedini mungkin.
h) Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan
keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria
dan prioritas.
i) SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh
petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap
teknologi komputer (user friendly).
j) SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan
seminimal mungkin perubahan, karena keterbatasan
kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan
adaptasi dengan sistem yang baru. Direktorat Jenderal Bina
Upaya kesehatan bersama Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan SIRS di rumah sakit.
6) Sasaran Pengembangan SIRS Atas dasar dari penetapan kriteria dan
kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas, selanjutnya
ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari Sasaran
Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
a) Memiliki aspek pengawasan terpadu, baik yang bersifat
pemeriksaan atau pengawasan (auditable) maupun dalam hal
pertanggung-jawaban penggunaan dana (accountable) oleh
unit-unit yang ada di lingkungan rumah sakit.
b) Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah
dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
c) Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan
dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu
melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
18

d) Meningkatkan daya guna dan hasil guna seluruh unit organisasi


dengan menekan pemborosan.
e) Terjaminnya konsistensi data.
f) Orientasi ke masa depan.
g) Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem
informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar
dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan
integrasinya sesuai Rancangan Global SIRS. Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan bersama Dinas Kesehatan
Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan SIRS di
rumah sakit.
7) Tahapan pengembangan SIRS SIRS merupakan suatu sistem
informasi yang, cakupannya luas (terutama untuk rumah sakit tipe
A dan B) dan mempunyai kompleksitas yang cukup tinggi. Oleh
karena itu penerapan sistem yang dirancang harus dilakukan dengan
memilih pentahapan yang sesuai dengan kondisi masing-masing
subsistem, atas dasar kriteria dan prioritas yang ditentukan.
Kesinambungan antara tahapan yang satu dengan tahapan
berikutnya harus tetap terjaga. Secara garis besar tahapan
pengembangan SIRS adalah sebagai berikut:
a) Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS.
b) Penyusunan Rancangan Global SIRS.
c) Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS.
d) Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat
spesifik.
e) Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan
pengadaan perangkat keras maupun perangkat lunak
pendukung.
19

f) Operasionalisasi dan Pemantapan Pelaporan yang bersifat


terbaru, setiap saat (updated), ditetapkan berdasarkan
kebutuhan informasi untuk pengembangan program dan
kebijakan dalam bidang perumahsakitan.
8) Metode Pengembangan SIRS
a) SDLC (System Development Life Cycle), meliputi tahapan
analisis, desain, implementasi dan perawatan
b) Metode Paket (Package), merupakan pembelian modul dalam
bentuk paket sistem informasi.
c) Prototype, mengandalkan pengembangan paket kecil secara
terus-menerus selama digunakan sampai prototype tersebut
memiliki bentuk jadi yang diinginkan
d) EUC (End User Computing) yang dikembangkan para praktisi
dari dalam/insourcing
e) Outsourcing, merupakan sistem informasi yang dikembangkan
dan dioperasikan oleh pihak ketiga/vendor Pengaplikasian dari
sistem informasi di RS dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Penerapan aplikasi ini dapat mengikuti fungsi-fungsi organisasi
RS atau tingkatan manajemen RS dimana sistem informasi
tersebut diaplikasikan:
(1) SI Administrasi Pelayanan RS
(2) SI Pelaporan RS
(3) SI Klinik
(4) SI SDM
(5) SI Pemasaran
(6) SI Keuangan
2. Sistem Informasi Klinik
a. Definisi
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
20

pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih


dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga
medis.
Penyelenggaraan klinik di Indonesia telah diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan (PMK) No. 28 Tahun 2011 tentang Klinik.
b. Sistem Informasi Klinik
Sistem informasi yang meliputi proses penyimpanan dan
pengambilan informasi dalam membantu kegiatan langsung kepada
pasien.
c. Tujuan
1) Memperoleh informasi yang akurat
2) Mempercepat pelayanan
3) Menghemat tenaga
d. Tiga Macam Kebutuhan Informasi Klinik
1) Kebutuhan Operasional
2) Kebutuhan Perencanaan
3) Kebutuhan Dokumentasi
e. Contoh Aplikasi Di Klinik
1) SI untuk menentukan kebutuhan perawatan pasien
Perangkat lunak yang menangani penerimaan, pemrosesan dan
penyimpanan infromasi hasil kegiatan perawatan pada pasien.
2) SI peresepan obat oleh dokter untuk menentukan dosis yang tepat
dan informasi tentang interaksi obat
Perangkat lunak yang menangani penerimaan, pemrosesan dan
penyimpanan informasi mengenai obat yang diresepkan oleh dokter
kepada pasien secara rasional
3) SI yang dapat memberikan informasi/saran tentang tindakan medis
yang akan dilakukan dokter
21

Perangkat lunak yang menangani penerimaan, pemrosesan dan


penyimpanan informasi mengenai saran/kebutuhan
pengobatan/perawatan dari pasien
4) SI pemantauan pasien ICU
Perangkat lunak yang menangani penerimaan, pemrosesan dan
penyimpanan informasi yang dihasilkan oleh proses pemantauan
kondisi pasien selama mendapatkan terapi
5) SI pemantauan operasi
6) SI Laboratorium
Perangkat lunak yang menangani penerimaan, pemrosesan dan
penyimpanan informasi yang dihasilkan oleh proses laboratorium
medis.
Operasi dasar yang dilakukan dalam LIS:
1) Mengurutkan registrasi
2) Menerima sampel
3) Mengirimkan sampel kepada pemeriksa
4) Memasukkan hasil pemeriksaan
5) Laporan laboratorium
f. Sistem Informasi Manajemen Pada Klinik
Sistem informasi manajemen adalah sekumpulan proses kerja
yang melibatkan penerimaan, pengolahan, analisis, dan presentasi data
untuk kebutuhan pengambilan keputusan.
Fitur-fitur yang tersedia pada aplikasi medis ini antara lain:
1) Registrasi pasien secara langsung serta formulir data pasien seperti
nama lengkap, umur, golongan darah, alamat rumah, dan
sebagainya.
2) Jadwal praktek dokter yang dapat dokter atur tanpa banyak corat-
coret.
3) Tabel atau folder pendataan kunjungan pasien dengan tanggal
kunjungan dan pemeriksaannya.
22

4) Fitur pencetakan surat keterangan sehat atau sakit sesuai kebutuhan


pasien.
5) Menu-menu pemeriksaan awal dan pemeriksaan utama / lanjutan
beserta formulir yang berisi data pasien.
6) Pembayaran berbasis online untuk keperluan membeli obat dan
peralatan medis, biaya pemeriksaan, cek laboratorium, dan lain-lain.
g. Manfaat
1) Menjamin keamanan data pasien
Terkadang pasien merasa cemas apabila rekam medis mereka
terancam hilang, rusak, atau terlihat oleh orang-orang yang tidak
mempunyai izin. Dengan memakai sistem manajemen klinik yang
online, data rekam medis pasien dapat tersimpan dengan lebih aman.
2) Efisien dan fleksibel
Penggunaan sistem informasi manajemen klinik mampu
mengurangi beban kerja para dokter dan asisten mereka.
3) Dapat diakses kapan saja
Sistem manajemen ini bersifat online atau terintegrasi dengan
jaringan internet. Oleh karena itu, dokter dapat membuka dokumen-
dokumen mereka asalkan mereka punya jaringan internet atau WiFi.
4) Mudah dalam pemakaian
Apabila kamu seorang dokter yang membutuhkan layanan sistem
manajemen tersebut, kamu tak perlu bergelar macam-macam untuk
menggunakannya.
3. Sistem Informasi Puskesmas
a. Definisi
Puskesmas merupakan layanan kesehatan yang dibutuhkan
masyarakat disetiap daerah khususnya desa dan kecamatan. Puskesmas
juga berperan dalam peningkatan kesehatan masyarakat Puskesmas
merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
23

dan terjangkau oleh masyarakat, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat.
Pelayanan adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak
swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat,
dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan
kepentingan masyarakat. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan
orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan
pelanggan.
b. Basis Data
Sistem basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan
utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan
membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Basis data adalah media
untuk menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat
(Rosa, Salahudin, 2013).
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat
keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasi.
Database merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam
sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan
informasi bagi para pemakai.
c. Perangkat Lunak Pendukung
1) PHP
PHP merupakan bahasa pemograman skrip yang diletakan dalam
server yang biasa digunakan untuk membuat aplikasi web yang
bersifat dinamis. Termasuk yang didukungnya adalah Mysql dapat
diakses oleh PHP dan memungkinkan untuk menampilkan isinya
atau bahkan memanipulasi datanya melalui halaman web.
PHP adalah singkatan dari Hypertext Preprocessor. Saat pertama
kali dikembangkan oleh programmer bernama Rammus Ledroff,
24

PHP awalnya adalah singkatan dari Personal Home Page Tools.


Namun, setelah dikembangkan oleh Zeev Suraski dan Andi
Gutmans dan fiturnya bertambah, PHP diubah singkatannya
menjadi yang sekarang ini (EMS, 2009).
2) MySQL
MySQL (baca: mai-se-kyu-el) merupakan software yang tergolong
sebagai DBMS (Database Manajemen System) yang bersifat open
source. Open source menyatakan bahwa software ini dilengkapi
dengan source code, selain tentu saja bentuk executable-nya atau
kode yang dapat dijalankan secara langsung dalam sistem operasi,
dan bisa diperoleh dengan cara men-download (mengunduh) di
internet. Dengan demikian, MySQL dapat digunakan oleh beberapa
pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah,
selain itu MySQL dilengkapi berbagai tool yang bisa digunakan
untuk administrasi basis data, dan pada setiap tool yang ada
disertakan petunjuk.
3) Website
Menurut Hidayat, (2010:2) website atau situs dapat diartikan
sebagai kumpulan halaman - halaman yang digunakan untuk
menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi,
suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis
maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang
saling terkait, yang masing masing dihubungkan dengan jaringan -
jaringan halaman.
Menurut Simarmata, (2010:51) website dapat diartikan sebagai alat
bantu untuk menciptakan sistem informasi global yang mudah
berdasarkan hypertext.
4) SIMPUS
Adalah sistem yang dikembangkan untuk mengelola sistem
informasi kesehatan pada level puskesmas, menggantikan sistem
25

pencatataan dan pelapuran terpadu puskesmas (SP2TP). Seperti


SIKNAS dan SIKDA, sistem ini sudah terkomputerisasi namun
dalam pelaksanaannya masih belum berjalan optimal di daerah
karena berbagai alasan baik dari kurangnya sarana yang ada maupun
kurangnya SDM yang mampu mengelola sistem terkomputerisasi
ini. Ke depannya, puskesmas sebagai tombak pemerintah dalam
upaya pelayanan kesehatan di masyarakat diharapkan dapat
mengoptimalkan penggunaan SIMPUS dalam pencatatan dan juga
pengelolaan informasi kesehatan di puskesmas agar sistem yang
berjenjang ini dapat berjalan secara maksimal hingga pada level
nasional. (Saraswati S Putri)
d. Peran Sistem Informasi Pelayanan Puskesmas Berbasis Website
1) Aplikasi sistem informasi perancangan ini merupakan sebuah
aplikasi yang bermanfaat dalam proses pembuatan laporan bagi
petugas dapat lebih cepat dan akurat.
2) Dengan dibuatnya web ini, pasien dapat dengan mudah melihat
informasi mengenai jadwal dokter yang ada serta informasi terkait
puskesmas.
3) Dengan adanya website ini dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dari segi pelayanan, waktu dan biaya pada puskesmas.
4) Komputerisasi dapat menjadi solusi alternatif dari pemecahan
masalah pelayanan pada pasien dan pembuatan laporan bagi
petugas.
5) Dapat menjadi solusi alternatif dari pemecahan masalah dalam
pengolahan data registrasi dan pengambilan nomor antrian pasien.
e. Kendala Pelaksanaan
Menyangkut keterbatasan anggaran, masalah listrik, tidak
tersedianya sarana prasarana seperti komputer dan internet, tidak
adanya tenaga khusus bidang SIK, serta masalah keterlambatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem informasi keperawatan memberikan banyak peluang di tempat
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik. Penggunaan
sistem informasi kesehatan memberikan banyak manfaat terhadap rumah sakit,
puskesmas dan klinik sebagai tempat sarana pelayanan Kesehatan. Terdapat
banyak perangkat lunak pendukung yang memudahkan para tenaga kerja
Kesehatan untuk digunakan membantu pelayanan system informasi Kesehatan
baik di tempat pelayanan Kesehatan pedesaan maupun perkotaan. Tetapi,
penggunaan system informasi Kesehatan ini juga memiliki kendala dalam
pelaksanaannya seperti kurangnya sarana penggunaan teknologi, terhambatnya
laju kemajuan penggunaan teknologi di daerah pedesaan serta kurangnya
anggaran untuk penggunaan system informasi Kesehatan.
B. Saran
Diharapkan semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk para pembaca dan dapat memberikan pengetahuan tentang
system informasi Kesehatan di rumah sakit, puskesmas, dan klinik.

26
DAFTAR PUSTAKA

Amalia Rahayu, Huda Nurul. 2020. Implementasi Sistem Informasi Pelayanan


Kesehatan Pada Klinik Smart Medica. Jurnal Sistem Informasi dan Komputer,
Vol 09, No. 3. 332-338.
Dewi Regita Bella, Rahajo Sugeng, Adhitya. 2020. Perancangan Sistem Informasi
Puskesmas Berbasis Web. Jurnal IKRA-ITH Informatika, Vol 4, No. 1.
Dona Fitri, Susmiati, Murni Dewi. 2019. Efisiensi Perangkat Pendukung dalam
Pelaksanaan Sistem Informasi e-Puskesmas Kota Sungai Penuh.. jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, Vol 19, No. 3.
Hidayat Fendi. 2019. System Informasi Kesehatan. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Indriyani Henrika. 2016. System Informasi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas


Gaampengrejo Kabupaten Kediri. Artikel Skripsi. Universitas Nusantara PGRI
Kediri.
Kumara Propa Micelia, Utomo Prasetyo Andy, Nugraha Fajar. 2015. System Informasi
Manajemen Klinik Permata Medical Center Pati. Prosiding SNATIF
Kurniawan Fauzan, Dewi Arlina, Winny Setyonugroho. 2020. Puskesmas Health Care
Workers’ Perspective in using Puskesmas Management Information System
(SIMPUS). Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah
Sakit, Vol 5, No. 2. 83-88
Mulyani Sri. 2016. System Informasi Manajemen Rumah Sakit: Analisis dan
Perancangan. Bandung: ABDI SISTEMATIKA.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya. 2019. Modul Teori 1: Sistem
Informasi Kesehatan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.
Putri Irene Santy, Akbar Soultoni Prima. 2019. Sistem Informasi Kesehatan. Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia
Sundari Jenie. 2016. System Informasi Pelayanan Puskesmas Berbasis Web.
Indonesian Journal on Software Engineering, Vol 2, No. 1.
Tangkuman Yohanes Victor, Ratag Gustaaf, Posangi Jimmy. 2019. Penerapan Sistem
Informasi Rumah Sakit X Kota Manado dalam Perencanaan Ketenagaan dan
Peralatan Medik. Jurnal KESMAS, Vol 8, No. 6.

27
LAMPIRAN

28
29

Anda mungkin juga menyukai