1
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
hidahyah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah dapat selesai sesuai dengan
yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnah-Nya Amin. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas”SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN“Peran Perawat Dalam
Menyikapi Trend dan Isu Sistem Informasi Kesehatan”. Tujuan dari penyusunan makalah ini
ialah sebagai informasi serta untuk menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan,
dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman sehingga
makalah ini terselesaikan. Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL….…………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang………………………………………………………………….….4
2. Rumusan masalah……………………………………………………...……….…4
3. Tujuan……………………………………………………………………….. …. 4
4. Manfaat…………………………………………………………………………... 4
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..15
3.2 Saran………………………………………………………………….. ……….15
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di era serba canggih seperti saat ini, kemajuan di bidang teknologi informasi
berkembang sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi ini juga berpengaruh pada
bidang kesehatan. Sekarang ini telah banyak ditemukan teknologi informasi kesehatan yang
semakin memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada klien. Dengan adanya teknologi
informasi maka data-data tentang status kesehatan klien yang didapat menjadi lebih akurat,
lebih aman, dan lebih efisien dalam pelaksanaannya. Banyak sekali berbagai tren dan isu dari
teknologi informasi dalam bidang kesehatan, dari penemuan peralatan teknologi yang
biasanya hanya dapat kita lihat di rumah sakit – rumah sakit modern karena ukuran dan
tingkat kompleksitasnya yang tinggi sampai perangkat teknologi portable yang dapat kita
miliki dan operasikan di kehidupan sehari-hari kita.
Sebagai bagian dari tenaga kesehatan yang bersinggungan langsung dengan kemajuan
teknologi informasi kesehatan, maka sebagai seorang perawat kita diharapkan untuk
mumpuni dalam pemanfaatan teknologi informasi utamanya dalam bidang keperawatan.
Seorang perawat yang profesional harus mampu menyikapi berbagai tren isu perkembangan
teknologi informasi dalam keperawatan karena sebagai perawat kita dapat menjadi agen
pembaharu (change agent) yang dapat mempengaruhi cara berfikir, bersikap, bertingkah laku,
dan meningkatkan keterampilan klien atau keluarga agar menjadi sehat melalui pemanfaatan
teknologi informasi kesehatan secara benar.
1. Rumusan Masalah
2. Tujuan Penulisan
3. Manfaat Penulisan
4
3. Dapat menjelaskan dan memahami peran perawat dalam menghadapi tren dan
isu
BAB II
PEMBAHASAN
5
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh
seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan
pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Perkembangan Sistem Informasi Rumah
Sakit yang berbasis computer (Computer Based Hospital Information System) di
Indonesia sudah cukup lama. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang memanfaatkan
komputer untuk mendukung operasionalnya. Namun, tampaknya komputerisasi dalam
di instansi rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskansemua
pihak.
3. Sistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer,
informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses
pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan
sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah
dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian
terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga
menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan. Sedangkan
menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan
dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan
pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses
pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru,
meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan.
Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan
antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu
informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu
organisasi.
4. Peran Perawat dalam Menghadapi Tren dan Isu Sistem Informasi Kesehatan
Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi
yang sangat besar dalam proses pemberian layanan kesehatan dan juga dalam proses
6
peningkatan mutu dari layanan kesehatan, dimana tenaga kepewaratan tersebut
memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pelayanan yang diberikan
pada klien. Munculnya berbagai teknologi dan sistem informasi dalam dunia
kesehatan yang aplikatif saat ini telah banyak berkembang dan digunakan dalam
semua tatanan rumah sakit dalam proses pelayanan kesehatan mengharuskan semua
tenaga kesehatan untuk turut aktif dalam penggunaan media elektronik tersebut.
Teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan yang saat ini banyak banyak
berkembang yaitu seperti telemedika, e-health, dan telenursing. Dengan
perkembangan teknologi kesehatan ini, diharapkan dan sekaligus mengharuskan
tenaga kesehatan khususnya perawat untuk berperan aktif dalam pengaplikasian
teknologi sistem informasi tersebut dalam bidang keperawatan. Berikut peran perawat
dalam menghadapi kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dalam bidang
kesehatan :
a. Perawat sebagai motor penggerak dalam profesi kesehatan yang ada di rumah
sakit dalam penerapan teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan saat
ini telah banyak dikembangkan. Dalam hal ini, berarti seorang perawat harus
mampu menggunakan teknologi tersebut dalam melakukan proses layanan
keperawatan. Penggunaan teknologi untuk perawat dapat diawali dengan
penggunaan media pendokumentasian keperawatan yang berbasis komputerisasi.
Sehingga dengan demikian, perawat harus mampu menguasai teknologi untuk
proses layanan yang diberikan.
b. Perawat sebagai pengguna kemajuan teknologi dan sistem informasi untuk proses
pemberian kontinuitas keperawatan pada pasien. Dengan menggunakan kemajuan
teknologi dan sistem informasi tersebut, perawat akan tetap mampu mengontrol
dan memberikan layanan keperawatan bagi pasien secara berkelanjutan atau
kontinu, walaupun pasien sudah telah meninggalkan rumah sakit.
c. Perawat sebagai penyedia layanan keperawatan (caring) untuk semua klien tanpa
terbatas ruang (tempat) dan waktu. Ini berarti layanan caring yang menjadi prinsip
dan ciri dari keperawatan akan tetap tercurah untuk klien dimanapun dan
kapanpun tenaga keperawatan dibutuhkan. Meskipun penggunaan teknologi dan
sistem informasi dalam pemberian layanan keperawatan tersebut dilakukan secara
tidak langsung, tetapi layanan tersebut tidak menghalangi pemberian pelayanan
caring dari perawat.
7
d. Perawat sebagai profesi yang mampu meningkatkan profesionalitasnya dalam
bidangnya. Tekonologi e-health atau telemedika yang telah dikuasai dan telah
diaplikasikan oleh perawat akan menjadi bukti profesionalismenya dalam
pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat.
e. Perawat sebagai monitoring kesehatan bagi pasien. Dengan menggunakan
kemajuan teknologi dan sistem informasi seperti teknologi telemedika dan e-
health, perawat dengan mudah memberikan pendidikan atau edukasi kesehatan
sekaligus promosi kesehatan pada klien guna sebagai alat informasi dalam
pencegahan penyakit.
f. Perawat sebagai penyedia layanan komunikasi interkatif bagi klien atau pasien.
Dengan menggunakan teknologi dan sistem informasi seperti e-health dan
telemedika, perawat akan menyediakan layanan komunikasi dan informasi kepada
klien atau pasien mengenai penyakitnya. Layanan komunikasi yang disediakan
perawat untuk pasien atau klien ini akan membantu pasien atau klien dalam
pemahaman penyakitnya, pasien atau klien akan secara aktif untuk berpartisipasi
dalam mengakses, menerima, dan mengetahui kelanjutan dari pengobatan medis
yang dilakukan pasien atau klien.
g. Perawat harus mampu dan terampil dalam menggunakan teknologi informasi,
karena saat ini pasien atau konsumen telah banyak yang terampil dalam mencari
informasi tentang penyakit dari berbagai literatur yang tersedia. Sehingga apabila
perawat tidak mampu dan tidak terampil dalam hal perkembangan dan kemajuan
teknologi, maka akan menyebabkan ketidakmampuan perawat dalam menafsirkan
berbagai bentuk pertanyaan kesehatan dari para pasien atau konsumen Sehingga
dengan demikian, konstribusi peran perawat terhadap perkembangan teknologi
informasi dalam bidang kesehatan akan terasa lebih nyata, aman, dan lebih efektif
untuk meningkatkan kualitas layanan keperawatan yang diberikan kepada
masyarakat pada umumnya. Dengan hal inilah pemberdayaan kesehatan bagi
seluruh masyarakat akan terlaksana dengan baik.
5. Tahapan Sikap Perawat Dalam Menghadapi Tren dan Isu Sistem Informasi Kesehatan
Pada jaman ini teknologi berkembang sangat pesat termasuk sistem informasi
dalam bidang kesehatan. Tentunya kita sebagai perawat harus mengikuti
kemajuan sistem informasi untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada
klien. Sebagai perawat kita harus dapat menyikapi kemajuan sistem informasi itu
8
dengan baik agar dapat memaksimalkan dampak positif dan meminimilkan
dampak negatifnya.
Berikut tahapan sikap perawat:Mencari sistem-sistem informasi yang sedang
berkembang dalam bidang kesehatan.
Menyaring sistem informasi yang tepat untuk digunakan dalam pelayanan
kesehatan dengan tujuan memkasimalkan kesehatan klien.
Mengimplementasikan sistem informasi yang telah dikaji dalam pelayanan
kesehatan. Dalam pengimplementasian perawat harus mampu memaksimalkan
dampkapositifnya dan meminimalkan dampak negatifnya.
Menganalisa perubahan pola pelayanan kesehatan setelah diterapkan sistem
informasi yang baru. Apabila memberikan kemajaun yang sesuai maka perawat
dapat terus mengembangkan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan.
9
mencakup rekammedis pasien selama menjalani konsultasi rawat jalan, pencatatan
transaksi pemeriksaan, pendataan stokobat, dan pembuatan laporan bulanan. Dengan
demikian jika perawat dapat menjalankannya dengan baik hal tersebut tentunya akan
mempermudah dalam pengaktualisasian peran perawat itu sendiri.
Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja
dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya.
Hal ini berarti bahwa rumah sakit harus melakukan kebijakan kebijakan strategis antara lain
efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan
tepat mengambil keputusan-keputusan strategis untuk peningkatan pelayanan kepada
masyarakat agar dapat menjadi badan usaha yang responsif, inovatif, efektif dan efisien.
Sistem Informasi Keperawatan berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dengan pendekatan Standar Nursing Language (SNL) telah menjadi suatu kebutuhan
mutlak bagi profesi terbesar di rumah sakit dan telah menjadi salah satu jawaban dalam
menghadapi tantangan di era globalisasi bagi profesi perawat. Sistem Informasi Keperawatan
dengan memanfaatkan teknologi jaringan komunikasi (network) dan sistem informasi akan
secara cepat, tepat, dan akurat dapat menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen keperawatan di rumah sakit guna pengambilan keputusan.
Sistem informasi Keperawatan yang kami bangun adalah sistem informasi dengan
pendekatan ilmiah dan menggunakan system pakar membantu rumah sakit khususnya profesi
perawatan dalam mencapai sasaran utama sebagai berikut:
1. Memberikan nilai tambah dengan meningkatkan Efisiensi, Kemudahan Operasional,
dan Standard Praktek Keperawatan yang baik dan benar.
2. Mendukung proses Dokumentasi yang Auditable dan Accountable.
3. Mendukung Pemasaran Jasa RS dengan meningkatkan mutu, kecepatan, kenyamanan,
kepastian biaya, bahkan gengsi pelayanan.
4. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen dan profesi perawatan.
5. Mendukung kerja sama, keterkaitan dan koordinasi antar bagian dalam rumah sakit.
6. Meningkatkan pendapatan rumah sakit dari komponen profesi perawat
Sistem Informasi Keperawatan merupakan paket system aplikasi yang terpadu dan
10
terintegrasi, yang dihubungkan secara on-line pada fungsi pelayanan rumah sakit,
mulai
dari transaksi pendaftaran, perawatan, sampai dengan chek-out pasien.
Sistem informasi keperawatan yang ditawarkan dapat dimanfaatkan oleh unit kerja sebagai
berikut:
Bagian Front Office , yang meliputi:
1.Unit pendaftaran pasien rawat inap
2.Unit pendaftaran pasien rawat darurat.
3.Unit pendaftaran pasien di ruangan.
Bagian Pelayanan meliputi :
1.Unit pelayanan rawat jalan.
2.Unit pelayanan rawat darurat
3.Unit pelayanan rawat inap
4.Unit pelayanan Bedah Sentral
5.Unitperawatan intensif
6.Unit Hemodialisis
Disamping menggunakan Teknologi Three Tier, dalam pembangunan aplikasi SI
Keperawatan ini juga dipakai user interaction analysis. Disadari bahwa interaksi user
merupakan hal yang sangat diperlukan untuk mewujudkan aplikasi yang mudah digunakan
dan tepat guna. Keunggulan user interaction analysis diantaranya :
1. Cara Akses
Salah satu hal yang mendapatkan perhatian untuk membuat aplikasi yang mudah
digunakan oleh user adalah rancangan user interface. Rancangan ini dibuat dengan
meminimalkan cara akses user ke menu-menu yang disediakan.
2. Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa standar yang baku dan dipakai sebagai standar
untuk semua bagian.
3. Rancangan Grafis
Rancangan grafis dibuat seragam sesuai standar yang berlaku dan disesuaikan
perpaduannya untuk tetap menjaga kemudahan penggunaan aplikasi oleh user.
4. Pedoman Aplikasi
Pedoman aplikasi dibuat untuk setiap form aplikasi yang berisi cara menggunakan
fungsi-fungsi yang terdapat pada form untuk memberikan panduan penggunaan
11
kepada user. Cara ini akan sangat membantu user untuk mengoperasikan tiap form
dalam aplikasi.
Kemajuan pemikiran dan keinginan yang kuat dari DPP PORMIKI (Perhimpunan
Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) yang dikomandani oleh Ibu
Elise Garmelia tentang perkembangan pengelolaan rekam medis di rumah sakit berbasis IT,
itulah sedikit yang terekam dari Seminar Nasional bertajuk Menuju Rumah Sakit Kelas Dunia
dengan Penerapan Rekam Kesehatan Elektronik di Indonesia.
2. Informatika Keperawatan
Informatika keperawatan merupakan integrasi dari keperawatan, informasi dan
manajemen informasi dengan pemrosesan informasi dan penggunaan teknologi komunikasi
untuk mendukung upaya kesehatan (ICN, 2006). Sistem informasi keperawatan merupakan
kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk
mempermudah manajemen ,proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan
12
keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada
tahun 1960-1970-an adalah dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi.
Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan
keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan.
Menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan
legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang
standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas
dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan
kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak
pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi
suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu
organisasi. Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit lambat
dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari
komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir
tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan
perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan
gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf. Hal tersebut diatas
memerlukan kominment pengambil kebijakan pimpinan RS sehingga perkembangan system
pendokumentasian berbasis computer di rumah sakit dapat dilaksankan sehingga data yang
dapat diakses setiap saat baik data keperawatan ataupun data penunjang lain terkait data yang
akan digunakan terhadap pelaporan dan pengembanagan pelayanan kesehatan di Rumah sakit
dapat dengan segera / real time digunakan tanpa harus membuka tumpukan berkas di ruang
Medikal Rekord RS
13
manual. Dengan adanya teknologi yang lebih maju, maka penggunaan komputer
tentunya lebih efisien dan efektif dalam penyimpanan data dalam kurun waktu yang
lebih lama.
b. Proses managemen bangsal Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk
secara efektif menggunakan Sistem Informasi Keperawatan dalam merencanakan
objek secara spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang
berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan meliputi jaminan kualitas, sudut
pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen
perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan
sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.
c. Proses Komunikasi Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien
dan subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan
penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan. Tentu
penggunaan Sistem Informasi Kesehatan yang lebih Modern, lebih mempermudah
perawat maupun pasien dalam mendapatkan informasi demi mengefisienkan waktu,
keakuratan dan keefektif-an Informasi.
d. Proses Pendidikan dan Penelitian Edukasi dan riset keperawatan sudah tidak zaman
lagi jika menggunakan cara cara manual di era modern ini. Pengembangan sistem
informasi keperawatan yang sudah mutakhir tentu lebih memudahkan perawat dalam
mengembangkan riset maupun mengedukasi dan mencegah (Preventif) agar kesehatan
masyarakat dapat lebih lebih terjaga.
14
e. Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik
akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan
f. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu
pengambilan keputusan secara cepat.
g. Meningkatkan produktivitas kerja.
h. Mengurangi kesalahan dalam menginterpretasikan pencatatan
i. Menghimpun berbagai data klinis pasien tentang hasil pemeriksaan dokter, digitasi
dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium
maupun interpretasi klinis.
j. Catatan yang siap sedia. Rekam medis pasien telah siap sedia untuk digunakan dan
waktu untuk mengambilnya sedikit.
k. Megurangi dokumentasi yang berlebihan
l. Mencetak instruksi pemulangan
m. Ketersediaan data
n. Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.
o. Mempermudah penetapan biaya.
p. Catatan terorganisasi dan dokumentasi sesuai dengan standar keperawatan.
15
Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan
dengan sistem berbasis komputer untuk mengurangi beban perawat dalam
dokumentasi.Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan
keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan
keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga
memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan dan
penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller, et
all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin meningkat
dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-
DIO).Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi
keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut
maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui
pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan
intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan
keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan
diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan harus
dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara elektronik.
16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di
penuhi.Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
2. Saran
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan
mutu sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi karena bila
di bandingkan dengan negara lain ini masih sangat tertinggal.Untuk membenahi hal tersebut
maka harus di butuhkan solusi cerdas.
17
DAFTAR PUSTAKA
Puskesmas Kota Makassar Tahun 2015. Makassar Ianatul. 2012
DAFTAR PUSTAKA Kharimah Zulfatul. 2017. Informatika Keperawatan. Tangerang
Damayati Dwi Santy, dkk. 2015. Gambaran Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan Berbasis WEB di Puskesmas Kota Makassar Tahun 2015. Makassar Ianatul. 2012.
Kelebihan Dan Kekurangan Komputerisasi Dalam Praktik Keperawatan. Jakarta
https://nursinginformatic.wordpress.com/2010/07/20/trik-dan-tip-implementasi-rekam-
kesehatan-elektronik/
18