Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH : DASAR-DASAR IKM

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

OLEH
KELAS A KELOMPOK 9
1. NURUL PRATIWI ABDULLAH/811419065
2. FEBRIANI HIOLA/811419016
3. SHAFA ANINDYA RESTIA/811419120
4. ELISYA ALIFYA UNINI/811419182
5. NUR AIN/811419177

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Daftar Isi........................................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
Bab II Pembahasan........................................................................................... 3
2.1 Pengertian........................................................................................... 3
1. Sistem Informasi............................................................................ 3
2. Sistem Kesehatan.......................................................................... 3
3. Sistem Informasi Kesehatan.......................................................... 4
2.2 Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan....................................... 4
2.3 Konsep Dasar Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan................ 6
2.4 Sistem Informasi Kesehatan Di Rumah Sakit....................................... 6
1. Peran dan Manfaat Informasi di Rumah Sakit................................ 8
2. Peran dan Tanggung Jawab Administrasi Informasi Kesehatan
Terhadap Keamanan Informasi Kesehatan..................................... 9
2.5 Tujuan Sistem Informasi Kesehatan.................................................. 10
2.6. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan................................................ 10
2.7 Keterkaitan pelayanan kesehatan dengan Sistem Informasi
Kesehatan.......................................................................................... 11
2.8 Kerangka Kerja Sistem Informasi Kesehatan..................................... 15
Bab III Penutup............................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 18
3.2 Saran...................................................................................................18
Daftar Pustaka................................................................................................ 19

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Informasi Kesehatan” semoga dengan dibuatnya makalah ini
yang melihat dapat memahami dengan baik materi kami.

Maaf bila makalah ini masih mempunyai kekurangan baik dari segi teknis
maupun isi, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi pembuatan makalah selanjutnya. Oleh karena itu, saya
berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan
berguna bagi pembacanya.

Gorontalo, Oktober 2019

Kelompok 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi
yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan
teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan
manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya
pembayaran pasien pada suatu rumah sakit. Rumah sakit sebagai salah satu
institusi pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan
suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk
meningkatkan pelayanannya kepada pasien serta lingkungan yang terkait
lainnya. Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah
dalam pengelolaan data pada rumah sakit. Sistem ini seharusnya sudah
menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan menggunakan
metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data
maupun proses pembaruan data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.
Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan
perusahaan dengan domain publik, seperti individu, komunitas, institusi,
dan organisasi. Jalur ini merupakan jalur termurah yang dapat digunakan
institusi untuk menjalin komunikasi efektif dengan konsumen. Mulai dari
tukar menukar data dan informasi sampai dengan transaksi pembayaran
dapat dilakukan dengan cepat, murah dan mudah melalui internet.
Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet
untuk mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat
ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang
memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa institusi yang
bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang
ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan manajemen database den

1
gan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap
merupakan pilihan yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sistem informasi
2. Apa pengertian sistem kesehatan
3. Apa pengertian sistem informasi kesehatan
4. Jelaskan perkembangan sistem informasi kesehatan
5. Bagaimana konsep dasar pengembangan sistem informasi kesehatan?
6. Bagaimana sistem informasi di rumah sakit
7. Apa tujuan sistem informasi kesehatan
8. Apa manfaat sistem informasi kesehatan
9. Jelaskan keterkaitan pelayanan kesehatan dengan sistem informasi
kesehatan
10. Jelaskan kerangka kerja sistem informasi kesehatan

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi
2. Untuk mengetahui pengertian sistem kesehatan
3. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi kesehatan
4. Untuk mengetahui perkembangan sistem informasi kesehatan
5. Untuk mengetahui konsep dasar pengembangan sistem informasi
kesehatan
6. Untuk mengetahui sistem informasi di rumah sakit
7. Untuk mengetahui tujuan sistem informasi kesehatan
8. Untuk mengetahui manfaat sistem informasi kesehatan
9. Untuk mengetahui keterkaitan pelayanan kesehatan dengan sistem
informasi kesehatan
10. Untuk mengetahui kerangka kerja sistem informasi kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
1. Sistem Informasi
Sistem informsi adalah suatu sistem yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian dan akan mendukung fungsi
operational organisasi, untuk dapat menyediakan laporan yang
diperlukan oleh pihak terkait. Serta merupakan suatu sistem yang
tujuannya menghasilkan suatu informasi.
Sistem informasi merupakan sebuah alat atau sarana yang
bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi, yang dapat
dimanfaatkan oleh pengambil keputusan. Sistem informasi juga dapat
diartikan sebagai sebuah media untuk membagikan dan
menyebarluaskan informasi kepada pengguna informasi secara cepat
dan tepat.
Selain itu, menurut (Nugroho 2010), sistem informasi tidak lepas
dari sistem secara umum dan informasi itu sendiri. Sistem juga
merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan
komponen yang lainnya dan memiliki sasaran yang sama, sedangkan
informasi merupakan data yang telah di olah menjadi bentukyang lebih
berarti bagi pengambilan keputusan. Sedangkan sistem informasi
manajemen yang terintergrasi adalah, adanya keterkaitan antar setiap
subsistem, sehingga data dari satu sistem secara rutin dapat melintas
menuju atau diambil oleh sistem yang lain.

2. Sistem Kesehatan
Sistem kesehatan adalah semua kegiatan yang tujuan utamanya
untuk meningkatkan, mengembalikan dan memelihara kesehatan.

3
Cakupannya meliputi Formal Health services yang mencakup pula :
Promosi Kesehatan, Pelayanan Kesehatan oleh tenaga medik
profesional, Pengobat tradisional, Pengobatan Alternatif, Pendekatan
Sistemik yang bisa digunakan ada dua cara yaitu:
(1) identifikasi komponen pembentuk sistem; dan
(2) menganalisis interconnection, saling keterkaitan antar
komponen dalam pola tertentu.

3. Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan
informasi diseluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-
undanagan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah
Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan
strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan
pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana
keduanya hanya memandang sistem informsi kesehatan dari sudut
pandang manajemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art
teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi
nasional.
2.2 Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan
Perkembangan sistem informasi kesehatan di indonesia telah
mengalami tiga pembagian masa sebagai berikut :
1. Era manual (sebelum tahun 2005)
2. Era transisi (tahun 2005-2011)
3. Era komputerisasi (mulai tahun 2012)

4
Masing- masing era sistem informasi kesehatan memiliki karakteristik
yang berbeda sebagai bentuk adabtasi dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, pemerintah sedang
mengembangkan aplikasi yang disebut dengan sistem aplikasi daerah
(Sikda) generik. Sistem informasi kesehatan berbasis generik mempunyanyi
ciri-ciri sebagai berikut.
1. Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik (computerized)
2. Input data hanya dilakukan ditempat adanya pelayanan kesehatan
3. Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali)
4. Akurat, tepat, hemat sumber daya (efisien) dan transparan. Terjadi
pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu
tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
Dalam perkembangannya sistem informasi kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi 2 (berdasarkan pada karakteristik integrasi sistem
informasi), yaitu:
1. Sistem informasi yang mempunyai derajat integritas internal yang
tinggi
a) Sistem informasi rekam medis elektronik
b) Sistem informasi manajemen dokumen
c) Sistem informasi farmasi
d) Sistem informasi geografis
e) Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan
f) Sistem informasi eksekutif
g) Data warahouse dan datamining
2. Sistem informasi yang mempunyai derajat integrasi eksternal yang
tinggi
a) Telemedicine
b) Intenet, intranet, ekstranet

5
c) Sistem informasi kesehatan publik

2.3 Konsep Dasar Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan


Pengembangan sistem informasi, menjadi salah satu indikator dalam
kesuksesan implementasi sistem informasi di sebuah organisasi. Dapat
dikatakan bahwa sebuah organisasi harus terus melakukan pengembangan
sistem informasi secara berkala, karena inovasi sistem informasi dan
teknologi informasi juga berkembang cukup pesat, serta kebutuhan
organisasi akan sebuah informasi dan efisiensi pelayanan, serta
manajemen juga semakin berkembang.
Maka dari itu, sistem informasi tidak statis dan akan terus
berkembang dan berubah, sesuai kebutuhan dari pengguna informasi dan
permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan dan pengambilan
keputusan.
Dalam pengembangan sistem informasi, harus melibatkan berbagai
pihak dan komponen, baik dari manajemen, user dan Developer. Selain itu,
pengembangan sistem informasi juga harus berdasarkan pada siklus atau
tahapann pengembangan sistem, yaitu: melakukan perencanaan (System
Planning), analisis (System Analysis), desain (System Design) dan
implementasi (System Implementation). Siklus tersebut tidak selesai hanya
dalam satu wktu saja, namun siklus pengembangan sistem akan terus
berputar dan berproses, sampai sistem yang dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan organisasi.

2.4 Sistem Informasi Kesehatan Di Rumah Sakit


Sistem informasi manajemen rumah sakit yang selanjutnya
disingkat SIMRS, adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang
memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah
sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur

6
administrasi untuk meperoleh informsi secara tepat dan akurat dan
merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan (Kementrian Kesehatan
RI 2013).
Menurut Permenkes RI Nomor 82, Pasal 4, Tahun 2013, tentang
sistem informasi manajemen rumah sakit, institusi berkewajiban:
a. Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan
pengembangan SIMRS.
b. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus mampu meningkatkan dan mendukung
proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi
1) Kecepatan akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan,
peningkatan efisiensi, kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan
operasional.
2) Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan
identifikasi masalah dan kemudahan dalam penyusunan strategi
dalam pelaksanaan manajerial.
3) Budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman
sistem dan pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan
organisasi.
Sistem Informasi manajemen rumah sakit, merupakan tatanan yang
berurusan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian
informasi, analisa dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi
yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Modul aplikasi SIMRS,
meliputi kegiatan pelayanan, medis, pembiayaan, logistik, inventaris dan
kegiatan manajemen lainnya, yang dapat mendukung kegiatan pencatatan
dan pelaporan di rumah sakit.
Selain itu, peran sistem informasi didalam kegiatan manajemen
rumah sakit sangatlah membantu dan mempunyai peran yang cukup
efektif dalam proses pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dengan adanya

7
sistem informasi, manajemen rumah sakit dapat mengambil suatu
kebijakan secara cepat, tepat dan akurat berdasarkan informasi yang ada.

1. Peran dan Manfaat Informasi di Rumah Sakit


Peran informasi antara lain dapat digunakan untuk menentukan
suatu prioritas, menilai alternatif, membuat suatu program,
mengimplementasikan dan memonitoring, mengevaluasi serta
menganalisa situasi atau keadaan di rumah sakit. Menurut JA Willan
dalam buku hospital management (1990) mengemukakan bahwa
informasi dapat digunakan untuk mengambil keputusan melalui 7
tahapan berikut:
1. Mendefinisikan masalah secara jelas
2. Mengumpulkan informasi yang relevan
3. Mencari informasi dengan konsultasi pihak lain
4. Evaluasi informasi
5. Mengembangkan alternatif keputusan
6. Menentukan pilihan keputusan terbaik berdasarkan informasi
7. Mengimplementasikan keputusan

Sedang manfaat suatu informasi yang terkandung dalam


laporan rumah sakit diperlukan untuk berbagai pihak, antara lain:
a. Internal, meliputi: direktur, wakil direktur, kepala bagian,
kepala instansi, kepala sub bagian/ kepala seksi, kepala
urusan (medis, para medis, non medis).
b. Eksternal, meliputi: departemen kesehatan RI, dinas
kesehatan provinsi, kantor departemen/ dinas kesehatan
kabupaten/kota, pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
pemilik RS (bupati, walikota, ketua yayasan).kantor pajak,
pemasok obat dan alat kesehatan, dan lain-lain.

8
Informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
yaitu:
a. Menilai mutu pelayanan dengan cara mencocokan kesesuaian
dengan standar, mengevaluasi kepuasan pelanggan dan proses
pelayanan yang berkesinambungan.
b. Mengevaluasi akuntabilitas, misal cost efektif, cost benefit, cost
utility.
c. Mengevaluasi kelangsungan pengembangan organisasi,
pemasaran, cost leader, dll
d. Mengevaluasi kinerja rumah sakit meliputi produktivitasnya,
proses pelayanan, mutu pelayanann, probabilitas, likuiditas,
solvabilitas dan kepuasan customer internal dan eksternal

2. Peran dan Tanggung Jawab Administrasi Informasi Kesehatan Terhadap


Keamanan Informasi Kesehatan
Berkaitan dengan sistem informasi dan teknologi serta kaitannya
dengan keamanan informasi kesehatan, peran dan tanggung jawab
administrator informasi kesehatan yaitu:
a. Menghormati privasi dan konfidensial informasi kesehatan dan
memastikan bahwa hal tersebut terjaga dari pelepasan informasi
yang tidak sah
b. Menghormati integritas informasi yang berbeda dalam
pengawasannya dan tidak merusak integritas tersebut dengan
cara apapun
c. Menghormati dan mentaati peraturan hukum tentang
perlindungan dan paten program dan data.
d. Menghormati hak dan batasan akses terhadap berbagai sumber
informasi yang ditentukan.

9
e. Turut menjaga dan tidak berupaya melanggar segala bentuk
mekanisme penjagaan keamanan informasi yang diberlakukan
f. Mentaati prosedur respond dan pelaporan terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan pelanggaran keamanan atau berpotensi
melanggar keamanan informasi kesehatan
Memastikan bahwa semua data telah di simpan dan di back-up
dengan baik.

2.5 Tujuan Sistem Informasi Kesehatan


Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan adalah
1. SIK merupakan sub sistem dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang
berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan
disetiap jenjang administratif kesehatan baik ditingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, atau bahkan pada tingkat pelaksanaan teknis seperti
rumah sakit ataupun puskesmas.
2. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-betuk
sistem informasi kesehatan, dengan tujuan dikembangkannya berbagai
bentuk SIK tersebut adalah agar dapat mentrasformasi data yang
tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi
sebuah informasi.

2.6 Manfaat Sistem Informasi Kesehatan


World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sitem informasi
kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain:
1. Membantu mengambil keputusan untuk mendeteks dan mengendalikan
masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah
dipahami, serta melakukan bebagai perbaikan kualitas pelayanan
kesehatan.

10
Adapun manfaat adanya sistem informasi kesehatan dalam suatu fasilitas
kesehatan diantaranya:
1. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan
mendapatkan pelayanan kesehatan
2. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang
berobat
3. Sema kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja
secara terstruktur)

2.7 Keterkaitan Pelayanan Kesehatan dengan Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi pelayanan kesehatan bukan merupakan identitas
yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan sistem kesehatan secara luas.
Sistem informasi kesehatan memiliki peran dalam setiap rangkaian
pelayanan kesehatan, baik dalam pelayanan promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif. Dalam konteks desentralisasi kesehatan, sistem
informasi pelayanan kesehatan berfungsi untuk mendukung manajemen
kesehatan, baik ditingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota dengan
wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda, baik dari sisi
administratif, penyelenggaraan pelayanan kesehatan maupun ketersediaan
sumber daya. Dalam masing-masing tingkatan, sistem informasi pelayanan
kesehatan mendukung terselenggaranya upaya kesehatan baik yang bersifat
perorangan (UKP) maupun masyarakat (UKM).
Sistem informasi pada upaya kesehatan perorangan (SI UKP) meliputi
lingkup spesifik seperti aspek klinis spesifik pasien (patient specific clinical
information system) hingga sistem finansial dan bahkan sistem yang
terintegrasi penuh yang mengkombinasikan informasi klinis dan finansial.
Sistem informasi pada upaya kesehatan masyarakat (SI UKM)
bertujuan mengumpulkan, mengolah dan menganalisis informasi serta

11
menyediakan umpan balik untuk mendukung kegiatan, pemeliharaan,
pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat. Cakupan,
komponen, serta kerumitan sistem informasi pada UKM berbeda-beda,
tergantung pada strata UKM itu sendiri. Sistem informasi pada UKM strata
pertama, yaitu puskesmas, mengkombinasikan siklus informasi untuk
manajemen klien dengan kegiatan survilence, fungsi administrative serta
pemantauan wilayah. Sedangkan pada dinas kesehatan kebupaten, sistem
informasinya bertujuan untuk mengintegrasikan data agregat dari berbagai
UKM dan UKP strata 1 serta berperan sebagai regulator.untuk menjamin
kemudahan pertukaran data antar bebagai UKP dan UKM diperlukan
kesepakatan mengenai infrastruktur informasi kesehatan yang meliputi
standar data serta, mekanisme pertukarannya.
Secara Umum SI UKP dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. sistem informasi klinis
2. sistem informasi administrasi yankes
3. sistem penunjang yankes
4. sistem pendukung keputusan yankes
Beberapa fungsi berikut ini bidsa terdapat dalam SI UKP yang digunakan di
pelayanan rawat inap maupun rawat jalan:
a. Sistem informasi klinis
SI klinis terutama di rancang untuk menunjang kegiatan pelayanan pasien
dengan menyediakan informasi klinis yang aksesibilitas, akurat, terkini,
lengkap,dan relevan bagi praktisi pemberi pelayanan kesehatan. SI klinis
juga bisa di dayagunakan untuk peningkatan kualitas, peer review dan
berbagai tujuan lainnya.
1. SI pasien
a) SI rawat jalan, fungsi yang disediakan sistem ini harus bisa
disesuaikan dengan jenis pelayanan yang ada, misalnya praktik

12
dokter, klinik, klinik gigi dan sebagainya. Meskipun demikian,
secara umum sistem ini meliputi fungsi:
(1) Penjadwalan perjanjian
(2) Pembayaran pasien
(3) Sistem pembayaran asuransi
(4) Sistem posting pembayaran otomatis
(5) Sistem pengumpulan data pasien dan pengiriman surat
masal
(6) Pembuatan laporan
b) SI ranap
c) SI radar
d) SI rawat sehari (one day care)
2. SI provider (dokter, paramedic)
3. SI farmasi
4. SI penunjang medis
b. SI administrasi yankes
SI administrasi yankes menempati posisi ke dua dalam kelompok SI yang
digunakan dalam saryankes. Sistem ini di dayagunakan untuk mengelola
finansial, personal, material, fasilitas dan sumber daya lainnya dalam
saryankes.
a) SI pendaftaran pasien. Sistem ini meliputi aktivitas pasien masuk-
keluar-rujuk (admission-discharge-transfer/ADT), lama dirawat
(length of stay LOS), data demografik, dan cara pembayaran. Sistem
ini semestinya terkait dengan sistem lain dalam saryankes agar dapat
lebih di daya gunakan untuk pengisian formulir yang membutuhkan
data dasar dan tanda tangan pasien, misalnya formulir informed
consent dan pernyataan izin pelepasan informasi medis unuk
keperluan tertentu.
b) SI pembayaran dan tagihan

13
Sistem ini menerima masukan mengenai cara pembayaran pasien
melalui SI pendaftaran pasien. Data cara pembayaran ini
digabungkan dengan data pelayanan pasien yang mencakup semua
bentuk pelayanan yang telah diterima oleh pasien selama masa
perawatan. Dari hasil pengolahan data ini akan didapatkan informasi
mengenai jumlah dan rincian biaya pelayanan untuk seorang pasien
dalam suatu periode peralatan. Berkaitan dengan cara
pembayarannya, maka SI ini juga menghasilkan informasi mengenai
penanggung biaya, cara pembayaran, jadwal penagihan, metode
penagihan, dan informasi terkait lainnya.
c) SI penunjang yankes
a) SI finansial. Meliputi fungsi-fungsi seperti penggajian dan
akunting, pengelolaan utang, akunting pasien termasuk
pembayaran tagihan, pengelolaan piutang, akunting biaya,
akunting buku besar, budgeting dan pembuatan laporan
keuangan. Semua informasi ini sangat dibutuhkan oleh manajer
untuk perencanaan, monitoring, dan pengendalian sumber
daya finansial.
b) SI SDM. Sekitar 60-70% dari pembiayaan operasional saryankes
saat ini adalah biaya personal atau sumber daya manusia.
Laporan yang dihasilkan oleh sistem ini dapat digunakan untuk
memantau produktivitas, menganalisis biaya tenaga kerja,
memonitor turnover dan mangkir/ abseenteism tenaga kerja,
kebutuhan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan. Informasi
dari sistem ini juga dapat digunakan untuk membantu proses
seleksi dan penempatan tenaga kerja agar sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan.
c) SI material. Saryankes juga dapat mendayagunakan komputer
untuk mengolah material dan bahan habis pakai (supplies). SI

14
ini dapat mencakup sistem pengendalian pembelian dan
penyimpanan, penggunaan kode batang (bar code) untuk
memantau dan melacak material dan supplies. Saat ini,
beberapa rumah sakit di negara maju sudah menerapkan
teknologi terbaru yang mempermudah pelacakan data
inventori dengan menggunakan RFID (radio frekuensi
identification). Keuntungan menggunakan SI ini adalah
penghematan biaya, efisiensi inventori, penekanan biaya yang
hilang, dan penurunan biaya karyawan.
d) SI fasilitas. Pengelolaan fasilitas ditujukan untuk mengelola fisik
fasilitas untuk menunjang yankes yang berkualitas tinggi dan
menjamin ketersediaan fasilitas yang nyaman bagi pasien dan
keluarganya. Beberapa fungsi umum yang memiliki SI ini antara
lain fungsi perawatan, pencegahan, pengelolaan energy,
penjadwalan, dan manajemen proyek.

2.8 Kerangka Kerja Sistem Informasi Kesehatan


1. SIK di puskesmas memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan:
a. Mencatat dan mengumpulkan data, baik kegiatan dalam gedung
maupun luar gedung
b. Mengolah data
c. Membuat laporan berkala ke dinas kesehatan kabupaten/kota
d. Memelihara bank data
e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen
pasien dan manajemen unit puskesmas
f. Memberikan pelayann data dan informasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak yagberkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah
kerjanya.

15
2. SIK di rumah sakit memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan:
a. Memantau indikator-indikator penting di rumah sakit (penerima
pasien, lama rawat, pemakaian tempat idur, mortalitas, waktu
tunggu, dll).
b. Memantau kondisu financial rumah sakit (cost recovery)
c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan
d. Mengolah data
e. Mengirim laporan berkala ke dinas kesehatan/pemerintah daerah
setempat
f. Memelihara bank data
g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen
pasien dan manajemen unit rumah sakit
h. Memberikan pelayanan data dan infomasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah
kerjanya
3. SIK kabupaten/kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan
a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-
sumber lain.
b. Menyelenggarakan survey/penelitian jika diperlukan.
c. Membuat profil kesehatan kabupaten/kota sehat.
d. Mengirim laporan kesehatan berkala/profil kesehatan
kabupaten/kota ke dinas kesehatan provinsi setempat dan
pemerintah pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan data dan informasi untuk manajemen klien,
manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/kota

16
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah
kerjanya.
4. SIK provinsi memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan
a. Mengolah data dari dinas kesehtan, kabupaten/kota unit-unit
pelayanan kesehatan milik daerah provinsi dan sumber-sumber yang
lain.
b. Menyelenggarakan survei/penelitian jika diperlukan.
c. Membuat profil kesehatan provinsi untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian provinsi sehat
d. Mengirim laporan berkala/profil kesehatan provinsi ke pemerintah
pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayaan penggunaan data dan informasi untuk manajemen
klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan provinsi
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) diwilayah
kerjanya.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi
diseluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat.
Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan adalah
1. SIK merupakan sub sistem dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang
berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan
disetiap jenjang administratif kesehatan baik ditingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, atau bahkan pada tingkat pelaksanaan teknis seperti
rumah sakit ataupun puskesmas.
2. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-betuk
sistem informasi kesehatan, dengan tujuan dikembangkannya berbagai
bentuk SIK tersebut adalah agar dapat mentrasformasi data yang
tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi
sebuah informasi.

3.2 Saran
Penggunaan terhadap sistem informasi kesehatan harus lebih
disosialisasikan lagi agar tidak hanya rumah sakit dan puskesmas besar saja
yang bisa menggunakan sistem informasi ini tetapi tempat-tempat
kesehatan seperti pustu, posyandu dan tempat-tempat kesehatan lainnya.
Agar semua jaringan data maupun informasi terkoneksi dengan baik hingga
ke pusat, sehingga data menjadi valid.

18
DAFTAR PUSTAKA
Aditama TY. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta.
Universitas Indonesia Press. 2002

Austrin, C.J. Information System For Health Services Administration. Michigan.


AUPHA Press/Health Administration Pres. 1992

Azwar Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang.


Bina Rupa Aksara. 1994

Barsasella, Diana. Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta. Mitra


Wacana Medika. 2012

Dirjen Bina Yan Med. Sistem Informasi Rumah Sakit Di Indonesia (Revisi V).
Jakarta. Depkes RI 2003

Henry Waluyo. Hari Kusnanto. Distant Learning Resouce Center Magister KMPK
UGM. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. 2006

Koesoemo Adi. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta. Pustaka


Sinar Harapan. 2003

Kasumadewi Sri. 2009. Informasi Kesehatan. Yogyakarta. Graha Ilmu

Pooley, R. Et al., 2013. Information Systems Development First Edit. C.


Schneider, ed., London: Springer Science and Business Media.

P.Siagian S. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta Bumi Aksara; 2009

19

Anda mungkin juga menyukai