Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi
Kesehatan
Semester : III
FAKULTAS KESEHATAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Dengan pertolongan Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, penulis
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada
kami sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Sistem
Informasi Kesehatan di Indonesia” untuk pemenuhan tugas pada mata kuliah “Sistem
Informasi Kesehatan”.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini. Semoga
makalah ini membawa manfaat bagi para pembaca dan bagi penulis sendiri khususnya.
Terima kasih.
Penulis
i
Daftar Isi
A. Pengertian ……………………………………………………………………….…… 3
B. Konsep – konsep Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan…………………………………………………………………………..… 4
C. Alur Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS)
………………………………………………………………………….……………. 5
D. Jaringan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS)
……………………….……………………………………….……………………… 6
E. Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS )
……………………………………………….………………………………………. 6
F. Tantangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) ………………..……. 8
G. Masalah Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) ……………….………. 8
H. Kendala Sistem Informasi Kesehatan Nasional …………………………………….. 9
I. Hambatan – hambatan dalam Penerapan Sistem Informasi Kesehatan
Nasional (SIKNAS) ……………………………………………………………..…. 11
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………….… 13
B. Saran …………………………………………………………………………….….. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa provinsi di bawah
koordinasi dari pemerintahan pusat. Dengan banyaknya provinsi tersebut, maka dalam
proses untuk melihat derajat kesehatan dari setiap individu dalam populasi tersebut perlu
sebuah sistem yang mendukung, yaitu SIK ( Sistem Informasi Kesehatan ). Berdasarkan
Permenkes 004/Menkes/SK/I/2003 tentang desentralisasi pelayanan public dan
Permenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan
pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten atau kota. Hal tersebut
mendukung atas keberadaan sistem informasi kesehatan di Indonesia.
Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak bisa di
pisahkan dari sistem kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau kemunduran sistem informasi
kesehatan selalu berkolerasi dan mengikuti perkembangan sistem kesehatan, kemajuan
teknologi informasi (TIK) bahkan mempengaruhi sistem pemerintahan yang berlaku di suatu
negara. Suatu sisyem yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan aoutput
yang baik juga. Sistem informasi kesehatan, merupakan salah satu bebtuk pokok sistem
kesehatan(SKN) yanng dioergunakan sebagai dasar dan acuan dalam bebagai tindakan
pedoman atau penyelengaraan pembangun kesehatan serta pembangunan berwawasan
kesehatan
Dengan sistem informasi kesehatan yang baik akan membuat masyarakat tidak buta
dengan semua permasalahan kesehatan dan mau membawa keluarga nya berobat dengan
mudah bukan lagi dengan berkolaborasi yang rumit yang membuat masyarakat enggan untuk
berobat di oelayan kesehatan dan teknologi seharusnya membuat masyarakat dan khususnya
pada mahasiswa kesehatan masyarakat melek akan kemajuan berinovasi terhadap sistetm
kesehatan informasi indonesia.
Berlandaskan dengan fakta yang terjadi di masyarakat pada saat ini seharusnya nisa di
jadikan bahwa evaluasi dari pertimbangan untuk dapat membuat sistem informasi kesehatan
1
yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan bayaknya referensi yang ada
pada saat ini hingga dijadikan rumusa yang dapat dan membuat sistem nformasi kehehatan
berguna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari SIKNAS?
2. Bagaimana perkembangan SIKNAS saat ini?
3. Bagaimana penerapan dan fungsi SIK?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui SIK ( Sistem Informasi Kesehatan ).
2. Untuk mengetahui perkembangan SIKNAS saat ini.
3. Untuk memahami penerapan dan fungsi SIK (Sistem Informasi Kesehatan).
2
BAB II
A. Pengertian
Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) adalah sistem informasi yang
berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun
internasional dalam rangka kerjasama yang saling mneguntungkan. SIKNAS bukanlah
suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem
kesehatan. Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian dari sistem kesehatan
nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari sistem kesehatan provinsi, dan di
tingkat kabupaten atau kota merupakan bagian dari sistem kesehatan kabupaten atau kota.
SIKNAS di bagun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehtan provinsi
dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari himpunan atau jarngan sistem-
sistem informasi kesehatan kabupaten atau kota.
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building
block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Keenam komponen
( building block ) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery ( pelaksanaan pelayanan kesehatan )
2. Medical product, vaccine, and technologies ( produk medis, vaksin,dan teknologi
kesehatan ).
3. Health worksforce ( tenaga medis ).
4. Health system finsncing ( sistem pembiayaan kesehatan ).
5. Health information system ( sistem informasi kesehatan ).
6. Leadership and governance ( kepemimpinan dan pemerintah ).
Adapun Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi
kesehatan adalah:
1. Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan. Desentralisasi pelayanan publik merupakan salah
satu langkah strategis yang cukup populer dianut oleh negara-negara di Eropa Timur
dalam rangka mendukung terciptanya good governance. Salah satu motivasi utama
diterapkan kebijaksanaan ini adalah bahwa pemerintahan dengan sistem perencanaan
yang sentralistik seperti yang telah dianut sebelumnya terbukti tidak mampu
3
mendorong terciptanya suasana yang kondusif bagi partisipasi aktif masyarakat dalam
melakukan pembangunan. Tumbuhnya kesadaran akan berbagai kelemahan dan
hambatan yang dihadapi dalam kaitannya dengan struktur pemerintahan yang
sentralistik telah mendorong dipromosikannya pelaksanaan strategi desentralisasi.
2. Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan
pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Salah satu yang
menyebabkan kurang berhasilnya Sistem Informasi Kesehatan dalam mendukung
upaya-upaya kesehatan adalah karena SIK tersebut dibangun secara terlepas dari
sistem kesehatan.SIK dikembangkan terutama untuk mendukung manajemen
kesehatan. Pendekatan sentralistis di waktu lampau juga menyebabkan tidak
berkembangnya manajemen kesehatan di unit-unit kesehatan di daerah
Terdapat 7 komponen yang saling terhubung dan saling terkait dengan adanya
jaringan SIKNAS, yaitu
1. Sumber data manual
2. Sumber data komputerisasi
3. Sistem informasi dinas kesehatan
4. Sistem informasi pemangku kepentingan
5. Bank data kesehatan nasional
6. Pengguna data oleh Kemetrian Kesehatan
7. Pengguna data
5
D. Jaringan Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS )
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi/jaringan virtual sistem informasi kesehatan
elektronik yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah
dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data
terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network (WAN), jaringan telekomunikasi
mencakup area yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local
Area Network (LAN) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya.
Pengembangan jaringan komputer (SIKNAS) online ditetapkan melalui Keputusan
Mentri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007.
6
Untuk mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang diharapkan, sampai saat ini
masih dijumpai sejumlah permasalahan yang bersifat klasik antara lain:
1. Sistem Informasi Kesehatan masih terfragmentasi.
2. Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai
3. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal
4. Pemanfaatan data dan informasi kesehatan oleh masyarakat kurang berkembang.
5. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal
6. Dana untuk pengembangan Sistem Informasi Kesehatan terbatas
7. Kurangnya tenaga purna waktu untuk Sistem Informasi Kesehatan.
Indonesia Sehat akan tercapai dengan baik apabila didukung oleh tersedianya data dan
informasi yang akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu. Atau dengan kata lain,
pencapaian Indonesia Sehat memerlukan dukungan informasi yang dapat diandalkan
(reliable). Atas dasar pertimbangan tersebut, maka Visi Sistem Informasi Kesehatan
Nasional (SIKNAS) adalah INFORMASI KESEHATAN ANDAL 2010 (Reliable Health
Information 2010).
Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut, maka Misi dari pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional adalah:
1. Mengembangkan pengelolaan data yang meliputi pengumpulan, penyimpanan,
pengolahan, dan analisis data.
2. Mengembangkan pengemasan data dan informasi dalam bentuk BANKDATA, Profil
Kesehatan, dan kemasan-kemasan informasi khusus.
3. Mengembangkan jaringan kerjasama pengelolaan data dan informasi kesehatan.
4. Mengembangkan pendayagunaan data dan informasi kesehatan.
Di jajaran kesehatan terdapat berbagai macam sub sistem informasi yang selama ini
belum terintegrasi dengan baik dalam suatu SIKNAS. Oleh karena itu, maka strategi
pertama yang perlu dilakukan dalam rangka pengembangan SIKNAS adalah
pengintegrasian sistem-sistem informasi tersebut. Pengertian integrasi hendaknya
dicermati oleh sebab di dalamnya tidak terkandung maksud mematikan/menyatukan
semua sistem informasi yang ada. Yang disatukan hanyalah sistem-sistem informasi yang
lebih efisien bila digabung. Terhadap sistem-sistem informasi lainnya, pengintegrasian
lebih berupa pengembangan (1) pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas-otoritas
serta (2) mekanisme saling-hubung. Dengan integrasi ini diharapkan semua sistem
informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk suatu SIKNAS.
Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan
7
memiliki kualitas dan validitas yang baik. Otoritas akan menyebabkan tidak adanya
duplikasi dalam pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-
beda mengenai suatu hal. (Sumber: SIKNAS dan BANK DATA disajikan SEKJEN di
Bidakara)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan di tingkat Pusat merupakan bagian dari Sistem Kesehatan
Nasional, di tingkat Provinsi merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Provinsi, dan di
tingkat Kabupaten/Kota merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota.
SIKNAS dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem-sistem Informasi Kesehatan
Provinsi dan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi dibangun dari himpunan atau jaringan
Sistem-sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota. Di setiap tingkat, Sistem Informasi
Kesehatan juga merupakan jaringan yang memiliki Pusat Jaringan dan Anggota-anggota
Jaringan. Pengembangan jaringan komputer Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS) online ini telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan
(KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007.
B. Saran
Sudah selayaknya dimanfaatkan dengan maksimal apa yang dilakukan oleh Depkes
dengan menyediakan jaringan beserta kelengakapannya kepada Dinas Kesehatan Provinsi
dan Kab/Kota di seluruh Indonesia. Banyak manfaat yang bisa diraih dengan adanya
fasilitas tersebut. Komunikasi dan informasi yang makin intensif dan lancar tentunya
antara Depkes Pusat dengan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kab/kota, juga antar
Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia. Mari manfaatkan semua fasilitas itu dengan
harapan akan dapat meningkatkan jaringan dan komunikasi data terintegrasi di bidang
kesehatan.
13
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/19639255/TUGAS_MAKALAH_sik
https://www.academia.edu/5312688/SIKNAS-Sistem_Informasi_Kesehatan_Nasional
https://www.academia.edu/8338296/contoh_MAKALAH_SIK_PERKEMBANGAN_SIKNA
S
14