Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP-KONSEP PENGEMBANGAN SYSTEM INFORMASI KESEHATAN


DAN ANALISIS DAN PERENCANAAN SYSTEM

“IMPELEMTASI SYSTEM”

DOSEN : H. YAN NIAGA, SKM, M.Kes

KELOMPOK : 3

DISUSUN OLEH:

Karmila Marsa Ulina Silaban

Lamria Silitonga Martina Eka Putri

Lia Amanah Mayda Tiarani

Mahnudah Hardian Nani Hartati

Mariam Binti Abdurrahman Nanda Putri

Nizar

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI :............................................................................................i

KATA PENGANTAR :...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang :...........................................................................................1


B. Tujuan :...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Sisten Informasi :...........................................................................................4


B. System informasi kesehatan............................................................................................5
C. Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan:.......................................8
D. Implemetasi system :.........................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan :.........................................................................................13

Daftar Pustaka :.........................................................................................14

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin, puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah


SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah
Konsep-Konsep Pengembangan System Informasi Kesehatan Dan Analisis Dan
Perencanaan System “Impelemtasi System” dosen H. YAN NIAGA, SKM, M.Kes
dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu baik dalam
memberikan motivasi,bimbingan dan lain sebagainya, terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan,baik secara langsung maupun tidak
langsung,diharapkan makalah ini mampu memberikan informasi yang dapat bermanfaat
bagi pembaca.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem informasi kesehatan merupakan sistem yang mengintegrasikan

seluruh kegiatan baik pada lingkup manajerial maupun pelayanan kesehatan

secara langsung. Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri

Kesehatan (Permenkes) No. 82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) untuk mempercepat perkembangan adopsi

sistem informasi dan teknologi di rumah sakit. SIMRS merupakan sistem yang

memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit

untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat dan merupakan bagian dari

sistem informasi kesehatan (Permenkes, 2013).

Penggunaan sistem informasi dan teknologi dalam pelayanan kesehatan

dapat meningkatkan pelayanan medis, menilai proses pengambilan keputusan

dengan menyediakan akses guideline (panduan) medis, menyederhanakan

perencanaan prosedur diagnostik, dan menyediakan pengingat (reminder) untuk

rencana pengobatan pasien. Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi dapat

menurunkan kesalahan pengobatan (medication error) dan kejadian tidak

diinginkan akibat obat (adverse drug reaction). Sehingga, dapat disimpulkan

bahwa teknologi informasi berdampak besar pada produktivitas pekerja dan

menurunkan biaya (Lipointe L, et al., 2011). Selain itu, sistem informasi dapat

1
menghemat waktu pelayanan sehingga menjadi lebih efektif (Buntin MB, et al.,

2011).

Namun, teknologi informasi juga dapat menciptakan masalah karena

penggunaannya yang belum optimal. Efektivitas dan efisiensi penggunaan sistem

informasi dan teknologi kesehatan masih belum dapat disimpulkan. Penerapan

sistem ini bisa berbanding terbalik dan menurunkan produktivitas (counter-

productive). Sehinga, tidak semua sistem informasi dan teknologi kesehatan

sukses diimplementasikan (Lipointe L, et al., 2011).

Salah satu faktor keberhasilan implementasi SIMRS adalah perencanaan

yang matang (Chen RF & Hsiao JL, 2012). Implementasi sistem informasi dan

teknologi kesehatan bukanlah sebuah proses sederhana. Keberhasilan penerapan

membutuhkan proses yang panjang, dimulai dari perencanaan, perancangan, dan

uji coba sebelum sistem ini digunakan, dimodifikasi, dan diterapkan. Semakin

komprehensif sebuah teknologi, atau semakin luas penerapannya, maka akan

semakin sulit untuk berhasil (Sligo J, et al., 2017).

Teknologi informasi kesehatan yang terus berkembang membutuhkan

penilaian kesiapan yang efektif untuk mengurangi risiko kegagalan (Yusir S, et

al., 2017). Penilaian kesiapan merupakan cara untuk mengidentifikasi penyebab

kegagalan yang potensial dan memberikan gambaran aktual tentang kondisi

organisasi saat itu (Ghazisaedi M, et al., 2014). Hal ini dapat membantu fasilitas

kesehatan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat SIMRS,

mengukur persiapan organisasi dan ketersediaan sumber daya. Penilaian ini

dilakukan untuk meningkatkan kualitas persiapan terutama pada bagian-bagian

2
yang belum optimal dengan memberikan rekomendasi perencanaan yang lebih

baik (Gesulga JM, et al., 2017).

B. Tujuan

a. Untuk mengetahui apa system informasi

b. Untuk mengetahui system informasi kesehatan

c. Untuk mengetahui implementasi sistem

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu cara untuk menyediakan informasi yang

dibutuhkan oleh organisasi dalam beroperasi dengan cara yang sukses dan

menguntungkan. Sistem informasi juga didefinisikan sebagai sekumpulan

komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen

dengan komponen lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan suatu informasi

dalam suatu bidang tertentu (Sabarguna, 2007).

Menurut O’Brien, sistem informasi merupakan kombinasi yang teratur

dari hardware, software, brainware, jaringan komunikasi dan sumber daya yang

digunakan untuk mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam

sebuah organisasi (O’brien, 2006).

Menurut O’brien (2006) sistem informasi mempunyai 3 peranan penting

dalam mendukung proses pelayanan kesehatan, yaitu :

1. Mendukung proses dan operasi pelayanan kesehatan

2. Mendukung pengambilan keputusan para staf dan para pimpinan

3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif

4
B. Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi kesehatan adalah sistem informasi yang dapat secara

selektif menjaring data dari tingkat paling bawah dan mengolahnya untuk

mendukung pengambilan keputusan ditingkat atas pada bidang kesehatan

(Depkes RI, 2001).

Selain itu menurut Hartono pada tahun 2002 Sistem Informasi Kesehatan

atau yang disebut juga dengan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan adalah

suatu sistem yang menyediakan dukungan informasi bagi proses pengembilan

keputusan di setiap jenjang administrasi kesehatan, baik di tingkat Universitas

Indonesia unit pelaksanaan upaya kesehatan, di tingkat kabupaten/kota, di tingkat

propinsi, maupun di tingkat pusat.

Sistem Informasi kesehatan pada pelaksanaanya meliputi tiga rangkaian

kegiatan pokok, yaitu pengumpulan dan pengolahan informasi, analisa, penyajian

dan ppelaporan informasi kesehatan, dan pemanfaatan/penggunaan informasi

kesehatan.

1. Pengumpulan dan pengolahan informasi

Pengumpulan data di tingkat Kabupaten/kotamadya biasanya diorganisir

sebagai bagian dari Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS), yang

dibanyak negara merupakan satu-satunya sistem untuk upaya penyediaan data

yang komprehensif. Para pelaksana program dapat juga menjadi salah satu

sumber informasi di tingkat kabupaten/kotamadya. Mereka biasanya melakukan

pengumpulan data sendiri secara terpisah dan sering kali lebih action oriented ,

tepat waktu, dan dipakai umum daripada sistem rutin yang berjalan. Pendekatan-

5
pendekatan yang dilakukan antara lain untuk pengumpulan informasi kesehatan

yang resmi adalah survey sederhana yang baku , pendekatan lainnya adalah

metode yang dikembangkan oleh para social sains untuk mengumpulkan

informasi kualitatif tentang berbagai faktor kepercayaan, perilaku, kepuasan, dan

persepsi masyarakat.

Selain itu ada pendapat lain yang menyatakan ada 5 jenis pengumpulan

data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat

signifikan, yaitu :

a. Surveilens

b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten/kotamadya ke

Dinas Kesehatan Kabupaten/kotamadya

c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada,

seperti program pemberantasan malaria, dan lain-lain.

d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya serta administrasi kesehatan yang

sudah berjalan seperti ketenagaan kesehatan.

e. Survey dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari

pengumpulan data rutin yang meliputi baik yang berskala nasional maupun

provinsi dan kabupaten.

2. Analisa, penyajian, dan pelaporan informasi kesehatan

Kabupaten/kotamadya seharusnya mempunyai peranan yang lebih besar

dalam menganalisa data yang dikumpulkan secara rutin, akan tetapi yang terjadi

seringkali data yang dikumpulkan sedikit. Adapun indikator-indikator yang

sangat bermanfaat untuk mengarahkan keputusan-keputusan manajemen di

6
tingkat kabupaten/kotamadya untuk melengkapi dasar-dasar dalam melakukan

suatu perbandingan atau pengamatan antara situasi yang diinginkan dengan

situasi yang sebenarnya terjadi. Perbandingan-perbandingan tersebuta dapat

membantu pengambilan keputusan di tingkat kabupaten dalam menentukan

prioritas program dan langkah-langkah manajemen yang perlu diambil untuk

melaksanakan program yang sedang berjalan, termasuk menentukan target untuk

tahun berikutnya.

3. Pemanfaatan/penggunaan informasi kesehatan

Pemanfaatan informasi di tingkat kabupaten sering dapat dikatakan

rendah. Oleh karena itu perlu dikembangkan cara-cara baru untuk mendorong

penggunaan informasi tersebut. Informasi kesehatan tersebut dimanfaatkan

dalam hal perencanaan dan pemantauan kegiatan program di tingkat kabupaten.

dapun beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian untuk rendahnya

pemanfaatan informasi, sebagai berikut :

a. Kualitas data tidak memadai : data tidak lengkap, tidak sesuai, tidak

tepat waktu, tidak akurat

b. Desentralisasi autoritas : penyerahan wewenang tidak memadai kepada

pengguna informasi.

c. Insiatif manajemen rendah : Manajer mempunyai waktu yang pendek, merasa

ragu untuk menggunakan informasi yang ada.

d. urang sumber daya : Manajer tidak yakin bahwa mobilitas sumber daya dapat

membuat sistem informasi efektif bila sumber daya kesehatan terbatas,

tenaga kurang, peralatan tidak memadai, dan dukungan dari pusat kurang.

7
C. Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Untuk mengatasi kekurangan dan ketidakkompakan dari badan kesehatan

di Indonesia maka dibentuklah sistem informasi kesehatan. Dalam melakukan

pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang

harus dipahami oleh para pembuat rancang bangun sistem informasi, yaitu antara

lain  :

1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi.

Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung pada penggunaan

teknologi komputer. Sistem informasi yang dimaksud disini adalah sistem

informasi yang berbasis komputer.

2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.

Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh

dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari

bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.

3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem.

Sistem informasi memiliki umur layak guna, maksudnya panjang

pendeknya umur layak guna sistem informasi ditentukan oleh :

a. Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi

juga akan berkembang sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang

sekarang digunakan sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan organisasi

tersebut.

b. Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan perangkat

keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung

8
beroperasinya sistem informasi tidak bisa berfungsi secara efisien dan

efektif. Hal ini disebabkan karena :

 Perangkat keras yang digunakan sudah tidak diproduksi lagi, karena

teknologinya ketinggalan zaman, sehingga layanan pemeliharaan

perangkat keras tidak dapat lagi dilakukan oleh perusahaan pemasok

perangkat keras.

 Perusahaan pembuat perangkat lunak yang sedang digunakan, sudah

mengeluarkan versi baru. Versi terbaru itu umumnya mempunyai

feature yang lebih banyak, melakukan optimasi proses dari versi

sebelumnya dan memanfaatkan feature baru dari perangkat keras

yang juga telah berkembang. Jadi mengingat perkembangan teknologi

informasi yang berlangsung dengan cepat, maka pengguna harus

sigap dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi tersebut.

c. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi.

Suatu sistem informasi yang baik, akan dikembangkan berdasarkan

tingkat kemampuan dari para pengguna, baik dari sisi :

 Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi.

 Kemampuan belajar dari para pengguna.

 Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sistem.

4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem

informasi itu sendiri.

Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang

tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi.

9
Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada di dalam suatu organisasi

menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dan harus

dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada

dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk

mendapatkan sistem informasi yang terpadu.

5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada

strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.

Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat

bergantung pada besar kecilnya cakupan dan kompleksitas dari sistem

informasi tersebut. Dan ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan di

masa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalan implementasi

dan operasionalisasi sistem informasi.

6. Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan

fungsi dan dilakukan secara menyeluruh.

D. Implementasi Sistem

Implementasi merupakan tahap meletakan sistem yang sudah dibuat

dalam Website dan Database Sistem sesuai dengan rencana yang ditentukan.

Tahap implementasi merupakan tahap penerapan ataupun pengujian sistem yang

sudah dianalisa serta dirancang ke keadaan sebenarnya. implementasi sistem

informasi geografis tempat pelayanan kesehatan yang telah dianalisa serta

dirancang sebelumnya. Pada tahap implementasi ini memiliki tujuan untuk

mengetahui kinerja sistem yang dibuat serta mengetahui kelebihan dan

kekurangan system.

10
1. Kebutuhan Sumber Daya

Agar dapat melakukakan tahap implementasi dengan baik, dibutuhkan

perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software) yang dapat

menunjang pelaksanaan tahap ini. Berikut ini adalah perangkat yang dibutuhkan :

a. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)

Dalam pembuatan aplikasi sistem informasi geografis berbasis web dibutuhkan

perangkat keras yang baik serta harus sesuai dengan spesifikasi minimal untuk

menjalankan software pembangun sistem informasi . Spesifikasi yang digunakan

adalah komputer dengan spesifikasi.

Tabel 1 Spesifikasi Perangkat Keras

NO Kebutuhan Spesifikasi

1. Processor Inter(R) Core(TM) i3 CPU M 350 @ 2.27GHz

2. Hard Disk Drive 320 GB

3. Memory (RAM) 2GB

4. Graphic Card (VGA) 1GB

b. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak (Software) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi

sistem informasi berbasis web harus sesuai dengan kebutuhan. Beberapa

software yang dibutuhkan antara lain :

11
Tabel 2 Spesifikasi Perangkat Lunak

NO Kebutuhan Spesifikasi

1. Sistem Operasi Windows 8.1 Profesional 32-bit

2. Desain Peta Quantum GIS 1.8.0-Lisboa

3. MapServer for Windows Bundle MS4W version 3.0.6

4. Framework peta Pmapper 4.3.2

5. Web Browser Google Chrome

6. Web Editor Adobe Dreamweaver CS 6

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem informasi adalah suatu cara untuk menyediakan informasi yang

dibutuhkan oleh organisasi dalam beroperasi dengan cara yang sukses dan

menguntungkan. Sistem informasi juga didefinisikan sebagai sekumpulan

komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen

dengan komponen lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan suatu informasi

dalam suatu bidang tertentu (Sabarguna, 2007).

Sistem informasi kesehatan adalah sistem informasi yang dapat secara

selektif menjaring data dari tingkat paling bawah dan mengolahnya untuk

mendukung pengambilan keputusan ditingkat atas pada bidang kesehatan

(Depkes RI, 2001).

13
DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

Offset.

Kusumadewi S, dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mudma’inah. 2012. Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit berbasis web pada

sub-sistem rekam medis RSKIA Ummi Khasanah Bantul. [Jurnal].

Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Mulyanto A. 2009. Sistem Informasi, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Nugroho A. 2011. Perancangan dan Impementasi Sistem Basis Data. Yogyakarta:

Andi Offset.

14

Anda mungkin juga menyukai