Anda di halaman 1dari 19

PENGANTAR SURVAILANS KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA (K3)

DISUSUN OLEH :

NAMA : NOVIE ANGGRAINI

NIM : 19.01.018

DOSEN PENGAMPU : TRI OKTAVIA HASIBUAN,S.Kep.,M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

PALEMBANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji kita panjatkan kepada Allah SWT karena limpahan rahmat

serta anugerah darinya sehingga kami mampu untuk merampungkan makalah

dengan judul “SURVEILANS KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA” ini. Sholawat dan salam selalu kita ucapkan dan curahkan untuk

junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW yang sudah menyampaikan

petunjuk Allah SWT untuk kita semua, sebuah petunjuk paling benar yakni

syariah agama islam yang sempurna dan satu satunya karunia paling besar kepada

seluruh alam semesta.

Penulis benar benar berterima kasih sebab mampu menyelesaikan makalah

yang termasuk dari tugas surveilans Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Selain

itu, kami menyampaikan terima kasih yang banyak terhadap seluruh pihak yang

sudah membantu kami selama berlangsungnya penyelesaian laporan ini sampai

bisa terselesaikan laporan ini. Begitulah yang bisa kami haturkan, kami berharap

agar laporanini bisa berguna kepada setiap pembaca.

Palembang, 12 September 2022

NOVIE ANGGRAINI

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................... ii

Daftar Isi .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4

2.1 Definisi Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ......................... 4

2.2 Tujuan dan Manfaat Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ...... 5

2.3 Komponen Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)..................... 6

2.4 Metode Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .......................... 10

2.5 Monitoring dan Evaluasi Program Surveilans Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) ............................................................................................................. 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14

3.1 Simpulan ......................................................................................................... 14

3.2 Saran ................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surveilans kesehatan dapat dilakukan baik terhadap penyakit umum maupun

penyakit yang diakibatkan oleh kerja, baik terhadap penyakit menular maupun

terhadap penyakit tidak menular. Surveilans kesehatan kerja dapat difahami

sebagai suatu strategi dan metode untuk mendeteksi dan menilai secara sistematik

efek merugikan dari kerja terhadap kesehatan pekerja. Sebagai penghubung antara

permasalahan kesehatan yang timbul dengan usaha pencegahan, surveilans

kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dari usaha identifikasi faktor bahaya di

lingkungan kerja. Pengukuran secara kuantitatif terhadap keberadaan bahan

berbahaya di lingkungan kerja oleh industrial hygienist merupakan masukan yang

sangat berharga bagi dokter kesehatan kerja untuk merancang program

pencegahan. Karena itu hubungan kerjasama serta komunikasi yang baik antara

keduanya sangat diperlukan.

Selain menghasilkan data masukkan tentang keberadaan bahan berbahaya di

tempat kerja, hasil lain dari survey industrial hygienist berdasarkan data pajanan

tadi adalah terjadi seleksi pekerja yang membutuhkan surveilans kesehatan. Hal

ini dikenal sebagai “hazard based medical surveilans”. Surveilans kesehatan

sendiri merupakan pemecahan permasalahan yang mendasar, yang banyak

digunakan dalam bidang kesehatan.

Surveilans penting untuk pahami, khususnya terkait (elaborasi) dengan teori

1
simpul Ahmadi. surveilans menjadi vital juga karena pijakan pola fikir kita sejauh

menyangkut konsep dasar Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).

Menurut German (2001), surveilans kesehatan masyarakat (public health

surveillance) adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus¬ menerus berupa

pengumpulan data secara sistematik, analisis dan interpretasi data mengenai suatu

peristiwa yang terkait dengan kesehatan untuk digunakan dalam tindakan

kesehatan masyarakat dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian,

dan meningkatkan status kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksund dengan definisi surveilans keselamatan dan kesehtan

kerja (K3) ?

2. Apa tujuan dan manfaat Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ?

3. Komponen apa saja yang ada dalam Surveilans Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3)?

4. Bagaimana metode Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?

5. Bagaimana monitoring dan evaluasi program Surveilans Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui definisi Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2. Mengetahui tujuan dan manfaat Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3)

2
3. Mengetahui komponen Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

4. Mengetahui metode Surveilans Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5. Mengetahui monitoring dan evaluasi program Surveilans Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Surveilans Keselamtan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis

data secara terusmenerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan

(disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam pencegahan

penyakit dan masalah kesehatan lainnya (DCP2, 2008). Surveilans memantau

terus-menerus kejadian dan kecenderungan penyakit, mendeteksi dan

memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada

agen, vektor, dan reservoir. Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi

tersebut kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah

pencegahan dan pengendalian penyakit (Last, 2001).

Surveilans memungkinkan pengambil keeputusan untuk memimpin dan

mengelola dengan efektif. Surveilans kesehatan masyarakat memberikan

informasi kewaspadaan dini bagi pengambil keputusan dan manajer tentang

masalahmasalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada suatu populasi.

Surveilans kesehatan masyarakat merupakan instrumen penting untuk mencegah

outbreak penyakit dan mengembangkan respons segera ketika penyakit mulai

menyebar. Informasi dari surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan,

kementerian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah

terlayani dengan baik (DCP2, 2008).

4
Surveilans artinya mengawasi. NIOSH memberikan pengertian surveilans

kesehatan kerja adalah sebagai usaha pengumpulan data secara sistematis dan

berkelanjutan, melakukan analisis atas data tersebut serta melakukan interpretasi

dengan tujuan untuk perbaikan dari segi kesehatan dan keselamatan kerja.

Surveilans kesehatan kerja dimaksudkan dengan penelusuran data-data baik

injury, penyakit akibat kerja serta keberadaan bahan bahan berbahaya beserta

pajanannya, sebagai usaha meningkatkan kesehatan dan keselamatan pekerja serta

memonitor trend dan perkembangannya.

2.2 Tujuan Dan Manfaat Surveilans Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Tujuan dari surveilans kesehatan kerja, adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar permasalahan kesehatan yang ada

dikalangan pekerja.

2. Mengiidentifikasikan adanya bahan berbahaya atau faktor risiko di lingkungan

kerja tersebut.

3. Mengetahui kelompok pekerja mana yang berisiko (population atrisk).

4. Melakukan deteksi dini akan adanya penyakit akibat kerja.

5. Melihat “trend” perkembangan penyakit dikalanganan pekerja baik

berdasarkan waktu, letak geografis dan lain sebagainya.

Adapun manfaat melakukan Surveilans Kesehatan ini, adalah :

1. Sebagai baseline data.

Yang mana data ini digunakan sebagai pembanding dari hasil

pemeriksaan di kemudian hari. Dengan demikian dapat dipantau adanya

5
perubahan kondisi kesehatan dari pekerja, sebagai akibat dari pajanan di

tempat kerjanya.

2. Sebagai alat ukur keberhasilan program kesehatan kerja.

Dengan mengikuti perkembangan status kesehatan pekerja, dapat

menggambarkan sejauh mana program kesehatan telah dilaksanakan di tempat

kerja tersebut, dan sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai. Kondisi

kesehatan pekerja yang buruk memberikan gambaran bahwa program

kesehatan kerja disana belum berjalan dengan baik.

3. Untuk mendisain program Promosi Kesehatan di tempat kerja.

Dengan melihat perkembangan kesehatan pekerja, maka dapat ditetapkan

program promosi kesehatan apa saja yang diperlukan, misalkan program

penurunan berat badan, kolesterol, penanggulangan tuberkulosa di tempat

kerja, manajemen stress kerja, diabetes mellitus, penanggulangan HIV atau

hepatitis B di tempat kerja, dan lain sebagainya.

2.3 Komponen Surveilans Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Pada dasarnya, surveilans kesehatan kerja terdiri dari :

1. Monitoring lingkungan kerja. (Environmental / workplace monitoring).

2. Surveilans kesehatan (Medical surveillance).

3. Monitoring biologis (Biological monitoring).

1. Monitoring lingkungan kerja

Bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang ada di lingkungan

kerja. Hasil survey industrial hygienist terhadap lingkungan kerja harus bisa

6
mengidentifikasikan semua hal yang berpotensi menjadi pajanan dan hal lain

yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja serta

mengembangkan profile pajanan di tempat kerja.

Untuk melakukan identifikasi pekerja yang mempunyai risiko terganggu

kesehatannya akibat kerja, dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui

jabatan, tempat kerja, dan gabungan keduanya. Jabatan dan deskripsi

tugasnya dapat memberikan gambaran tentang beban kerja, adanya pajanan

bahan berbahaya dan kemungkinan gangguan kesehatan yang mungkin dapat

dideritanya. Karakteristik tempat kerja memberikan gambaran adanya bahan

berbahaya yang dapat memajani pekerja disana, dengan asumsi bahwa semua

pekerja yang di tempatkan bekerja disana akan berpotensi terpajan oleh bahan

dan level yang sama. Masing-masing metode mempunyai keterbatasan,

sehingga sebaiknya prosedur yang dikembangkan berdasarkan kombinasi

gabungan dari metode diatas.

2. Surveilans Kesehatan (Medical Surveillance).

Kegiatan disini mencakup hal berikut, yaitu :

A. Pemeriksaan kesehatan

Pemeriksaan kesehatan dalam kesehatan kerja bersifat job-related,

maksudnya adalah semua parameter pemeriksaan sesuai dengan pajanan

ditempat kerja. Ada beberapa macam pemeriksaan kesehatan pekerja, yaitu :

1) Pra-kerja (pre-employment);

2) Pra-penempatan atau alih tugas (pre-placement);

3) Berkala (periodical examination);

7
4) Khusus akibat pajanan tertentu (special exposure);

5) Pasca-penempatan (post-placement, exit).

6) Akhir masa kerja (Pensiun atau termination).

B. Analisa data kesehatan

Data kesehatan pekerja penting untuk dikumpulkan dengan baik, untuk

memudahkan melakukan review dan analisis baik trend-analysis maupun

deteksi awal dari kelainan yang ditimbulkan akibat kerja.

Metode dapat dikembangkan melalui analisis secara periodik dari hasil

pemeriksaan kesehatan, data kecelakaan dan kesakitan akibat kerja setempat,

untuk mengidentifikasi bahan, operasi dan tempat kerja yang berbahaya. Sekali

teridentifikasi, intervensi yang sesuai harus dikembangkan untuk mengurangi

angka kejadian kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Sumber data antara lain :

1) Data kunjungan poliklinik

2) Data rawat inap / rawat jalan penderita

3) Data absensi karena sakit

4) Profile kesehatan (kebiasaan merokok, kolesterol, gula darah, dsb).

5) Beberapa database lain (data audiogram, hasil pemeriksaan spirometri, dsb).

6) Medical record.

3. Monitoring biologis (biological monitoring)

Merupakan sarana untuk menilai usaha pencegahan perkembangan

penyakit akibat pajanan bahan kimia, yang berpotensi berbahaya bagi

kesehatan, sebagai refleksi adanya penyerapan bahan berbahaya tersebut

8
kedalam tubuh. Ada dua macam, yaitu :

a. Monitoring paparan biologis (biological exposure monitoring)

Disini yang diukur adalah kadar bahan tersebut atau metabolit yang

dihasilkannya. Digunakan untuk :

1) Memberikan informasi tentang usaha kontrol dalam kaitan mencegah

penyerapan bahan berbahaya kedalam tubuh;

2) Menilai absorbsi bahan berbahaya kedalam tubuh melalui pengukuran

konsentrasinya atau metabolit yang dihasilkannya didalam tubuh.

3) Identifikasi pekerja yang menyerap bahan berbahaya tersebut secara

berlebihan kedalam tubuh, dalam usaha meningkatkan upaya

pencegahan atau mengeluarkan mereka dari pajanan sampai

konsentrasi didalam tubuh menurun ke tingkatan yang tidak

membahayakan.

Metode yang digunakan biasanya melalui pengukuran kadar bahan tersebut

langsung atau metabolitnya baik didalam urine, darah, udara pernafasan

maupun keringat. Masuknya bahan bahan tersebut kedalam tubuh dapat

melalui, penyerapan melalui kulit, tertelan maupun pernafasan.

Contohnya :

1) Monitoring kadar timah hitam dalam darah.

2) Kadar 2,5-hexana dione dalam urine (metabolit dari n-hexana).

3) Kadar COHb pada pekerja yang terpapar methylene chloride.

b. Monitoring efek biologis (biological effect monitoring)

Dalam biological effect monitoring, yang diukur adalah perubahan

9
biologis sebagai efek dari keberadaan bahan tersebut di dalam tubuh yang bersifat

tidak berbahaya dan reversibel. Berbeda dengan medical monitoring yang

mengukur tanda dini dari suatu perubahan yang merugikan kesehatan

Sebagai contoh misalnya :

 Monitoring terhadap kadar Cholinesterase pada pekerja yang terpajan

pestisida organophosphate. Paparan pestisida organophosphate akan

menurunkan kadar ensim cholinesterase di dalam sel darah merah dan

plasma. Penurunan kadar ensim ini sendiri di dalam darah tidak

memberikan efek yang merugikan, namun merupakan petanda adanya

absorbsi pestisida pada level yang kritikal.

2.4 Metode Surveilans Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Dalam rangka pemantauan hazard dan risiko yang ada di tempat kerja, maka

hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan serveilans keselamatan dan

kesehatan kerja. Surveilans K3 terdiri dari strategi-strategi dan metode untuk

mendeteksi dan menilai secara sistematik dampak dari suatu pekrjaa terhadap

kesehatan dan keselamatan pekerja. Dengan surveilans maka dilakukanlah

pengumpulan ,analisis,interprestasi data, dan penyebaran informasi agar dapat

diambil tindakan segera yang diyakini dapat mencegah pekerja dari penyakit dan

kecelakaan.

Langkah awal dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan rekognisi faktor

risiko, kemudian melakukan analisa, dan komunikasi yang nantinya diharapkan

dapat dikembangkannya sistem pengumpulan. Analisis dan diseminasi serta

10
komunikasi data kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Kegiatan program

meliputi rekognisi,analisis data kesehatan seluruh pekerja beresiko,dan

komunikasi pada seluruh pihak yang berkepentingan.

Metode yang digunakan untuk pelaksanaan program occupatinal health

surveilans adalah dengan melakukan identifikasi faktor risiko di tempat kerja dan

identifikasi pekerja di populasi yang beresiko.

1. Data faktor resiko lingkungan kerja

2. Data pemantauan higiene industri

3. Data pemantauan ergonomi

4. Data pemantauan stress kerja

5. Data pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,berkala,khusus

6. Pemeriksaan disini dapat dibagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu :

1. Pemeriksaan kesehatan dasar.

Terdiri dari lembar pertanyaan (kuestioner), pemeriksaan fisik, foto

rontgen, pemeriksaan darah lengkap dan analisa air seni. Pemeriksaan

dilaksanakan setiap setahun sekali.

2. Pemeriksaan kesehatan lengkap.

Pemeriksaan ini didasarkan kepada usia, dimana :

 Usia < 40 tahun : diperiksa sekali dalam 3 tahun.

 Usia 40 - < 50 tahun : diperiksa sekali dalam 2 tahun.

 50 tahun : diperiksa sekali dalam setahun.

11
3. Khusus akibat pajanan tertentu (special exposure)

Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan bila ada suatu paparan tertentu yang

memerlukan pengamatan lebih ketat. Frekuensi pemeriksaan lebih sering

dibandingkan dengan pemeriksaan berkala, dan parameter yang diperiksa sesuai

dengan jenis pekerjaan atau pajanan ditempat kerja. Pemeriksaan kesehatan

khusus dilaksanakan setiap 6(enam) bulan untuk jabatan atau tugas khusus tanpa

memandang umur dan parameternya ditambahkan pada pemeriksaan kesehatan

dasar jika telah tiba waktunya. Pemeriksaan kesehatan tersebut dapat dinilai

berdasarkan risiko atau jabatan.

2.5 Monitoring Dan Evaluasi Program Surveilans Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja(K3)

Kegiatan monitoring untuk program surveilens kesehatan lingkungan dan

K3 dilakukan untuk memastikan kesesuaianya proses dan capaian sesuai rencana

atau tidak. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan

informasi secara regular berdasarkan indicator yang sesuai dengan kesehatan

lingkungan dan K3 (Hanisah, 2014). Adapun kegiatan monitoring bertujuan

untuk:

1. Mengumpulkan data informasi yang dibutuhkan seperti masalah kesehatan

lingkungan dan kesehatan kerja .

2. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program

terkait dengan kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.

12
3. Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan terkait

masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.

4. Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan

kegiatan.

5. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan

selama kegiatan berlangsung.

6. Memberikan umpan balik bagi system penilaian program.

7. Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.

Adapun pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan

beberapa langkah sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan Yaitu persiapan yang dilaksanakan dengan identifikasi

hal-hal yang akan dimonitor, variable apa yang akan dimonitor serta

menggunakan indicator mana yang sesuai dengan tujuan program.

2. Tahap pelaksanaan Yaitu monitoring untuk mengukur ketepatan dan tingkat

capaian dari pelaksaan program/kegiatan/proyek yang sedang dilakukan

dengan menggunakan standar (variable) yang telah disiapkan ditahap

perencanaan.

3. Tahap pelaporan Yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu memenuhi

standar yang sudah ditentukan dan dalam tahap ini terdapat evaluasi yaitu

mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang harus dicapai.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Surveilans kesehatan kerja merupakan suatu komponen yang sangat

penting dari keseluruhan program keselamatan dan kesehatan kerja. Perundangan

telah mengatur pentingnya pelaksanaan program ini demi memberikan

perlindungan baik terhadap tenaga kerja maupun terhadap perusahaan sendiri.

Karena itu disamping selalu diusahakan peningkatan kualitas pelaksanaan

program ini, juga kesinambungannya perlu dijaga, agar perkembangan kearah

yang merugikan bagi kedua pihak (pengusaha dan pekerja) dapat diantisipasi

secara dini.

3.2 Saran

Surveilens K3 sangatlah dibutuhkan di suatu perusahaan agar semua pekerja

dapat terhindar dari bahaya pada saat bekerja kemudian harus diberikan peraturan

agar setiap pekerja dapat bertanggung jawab pada dirinya sendiri dalam bekerja

dan tetap terjaga Keselamatan dan Kesehatan Kerjanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/user/Downloads/surveilans-k3%20(1).pdf. Diakses pada tanggal

12 September pukul 10.30.

https://www.scribd.com/document/366775118/Surveilans-K3. Diakses pada

tanggal 12 September pukul 10.30.

15
16

Anda mungkin juga menyukai