Anda di halaman 1dari 30

MANAJEMEN PATIENT SAFETY

KRITERIA MONITORING DAN EVALUASI PATIENT


SAFETY

Oleh
Kelompok : 6

1. Desak Putu Kirana Putri (P07120019008)


2. Ketut Dila Padmayani (P07120019009)
3. Ni Luh Putu Open (P07120019030)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
2
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan waktu, tenaga maupun pikiran kepada penulis
hingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kriteria Monitoring dan Evaluasi
Patient Saftey” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari beberapa pihak tentang itu bisa diatasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
berikut serta berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, maka dari itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Denpasar, 30 maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi dari Monitoring dan Evaluasi...................................................... 2
2.2 Tujuan Monitoring dan Evaluasi............................................................... 2
2.3 Standar Keselamatan Pasien (Patient Safety)............................................ 2
2.4 Langkah-langkah pelaksanaan patient safety………………............ ....... 7
2.5. Hal-Hal yang Dimonitoring dan Evaluasi……………………………... 12
2.6. Kuisioner Monitoring dan Evaluasi Program Patient Safety…………….. 14
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.................................................................................................... 24
3.2Saran........................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan, keluaran,


dan hasil terhadap rencana dan standar. Evaluasi merupakan suatu proses untuk
menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak kegiatan program atau proyek
yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta sistematis dan objektif. Evaluasi juga
diartikan sebagai pengukuran dari konsekuensi yang dikehendaki dan tidak dikehendaki
dari suatu tindakan yang telah dilakukan dalam rangka mencapai beberapa tujuan yang
akan dinilai.Monitoring dan evaluasi bertujuan memberikan gambaran lengkap tentang
implementasi program, terutama untuk mengetahui ketercapaian dari pelaksanaan
program dan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang terjadi
seingga Informasi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini adalah


sebagai berikut.
1. Bagaimana Definisi dari Monitoring dan Evaluasi ?
2. Apa Tujuan Monitoring dan Evaluasi ?
3. Apa saja Standar Keselamatan Pasien (Patient Safety) ?
4. Apa saja Langkah - langkah pelaksanaan patient safety ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui dan mendeskripsikan Definisi dari Monitoring dan Evaluasi.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan Tujuan Monitoring dan Evaluasi.
3. Mengetahui dan mendeskripsikan Standar Keselamatan Pasien (Patient
Safety).
4. Mengetahui dan mendeskripsikan Langkah - langkah pelaksanaan patient
safety.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Monitoring dan Evaluasi


Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan
indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan atau program
sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program atau
kegiatanitu selanjutnya. Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai
kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat
tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yangmenunjukkan
pergerakan kearah tujuan atau menjauh dari itu.Proses monitoring juga dapat diartikan
sebagai proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program
(Widiastuti dan Susanto, 2012).
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan, keluaran,
dan hasil terhadap rencana dan standar (Yumiari, 2017). Evaluasi merupakan suatu proses
untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak kegiatan program atau
proyek yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta sistematis dan objektif.
Evaluasi juga diartikan sebagai pengukuran dari konsekuensi yang dikehendaki dan tidak
dikehendaki dari suatu tindakan yang telah dilakukan dalam rangka mencapai beberapa
tujuan yang akan dinilai (Hendrawan, 2009).
2.2 Tujuan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi bertujuan memberikan gambaran lengkap tentang
implementasi program, terutama untuk mengetahui ketercapaian dari pelaksanaan
program dan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang terjadi
seingga Informasi ini berguna bagi pengambil keputusan untuk melakukan penyesuaian
dan perbaikan guna mencapai target yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
(Kemdikbud, 2013).

2.3 Standar Keselamatan Pasien (Patient Safety)


menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 7 ayat (2) meliputi:

2
1. Hak Pasien
 Standar : Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi Tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan
terjadinya kejadian tidak diharapkan.(KTD)
 Kriteria :
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan.
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara
jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan
hasil pelayanan, pengobatan dan prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan KTD
2. Mendidik pasien dan keluarga.
 Standar : Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung pasien dalam asuhan pasien.
Keselamatan pasien dalam pemberian pelayanan dapat di
tingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan patner
dalam proses pelayanan. Karena itu di rumah sakit harus ada
sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
 Kriteria :
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap, dan jujur.
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab psien dan keluarga.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit.
f. emperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan


 Standar : Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.

3
 Kriteria :
a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien
masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan
pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit.
b. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada
seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik
dan lancar.
c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi
untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan,
pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan
tindak lanjut lainnya.
d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainyaa proses koordinasi tanpa hambatan, aman, dan
efektif
4. Penggunaan Metode-Metode Peningkatan Kinerja Untuk Melakukan Evaluasi dan
Program Peningkatan Keselamatan Pasien
 Standar : Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif Kejadian Tidak
Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja
serta keselamatan pasien.
 Kriteria :
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang
baik, mengacu pada visi, isi, ddan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien,
petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang
sehat dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai
dengan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara
lain terkait dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, mutu
pelayanan, keuangan.

4
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
Kejadian Tidak Diinginkan dan secara proaktif melakukan evaluasi satu
proses kasus risiko tinggi.
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja
dan keselamatan pasien terjamin.
5. Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
 Standar :
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan
pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk diidentifikasi
risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi
Kejadian Tidak Diharapkan.
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah rakit serta
meningkatkan keselamatan pasien.
e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja Rumah Sakit dan keselamatan pasien.
 Kriteria :
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian
yang memerlukan perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near
Miss) sampai dengan “Kejadian Tidak Diharapkan” (Adverse event).
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan
pasien.
d. Tersedia prosedur ”cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk
Asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang

5
Lain dan penyampaian informasi yang benar dan jalas
untuk keperluan analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas
tentang analisis akar masalah (RCA) kejadian pada saat program
keselamatan pasien mulai di laksanakan
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden atau
kegiatan proaktif untuk memperkecil resiko, termasuk mekanisme
untuk mendukung staf dalam kaitan dengan kejadian
g. Terdapat kolaburasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan di dalam Rumah Sakit dengan pendekatan antar
disiplin.
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang di butuhkan
dalam kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan
perbaikan keselamatan Pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap
kecukupan sumber daya tersebut.
i. Tersedia sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan criteria
obyektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja rumah sakit
dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan
implementasinya
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
 Standar :
a. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk
setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien
secara jelas.
b. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
 Kriteria :
a. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orentasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai
dengan tugasnya masing-masing.

6
b. Setiap rumah sakit mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan in-service trainning dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.
c. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

7. Komunikasi Merupakan Kunci Bagi Staff Untuk Mencapai Keselamatan Pasien.


 Standar :
a. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal.
b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
 Kriteria :
a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait
dengan keselamatan pasien.
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi manajemen informasi yang ada.

2.4 Langkah - langkah pelaksanaan patient safety

Mengacu kepada standar keselamatan pasien, maka rumah sakit harus


mendesign(merancang) proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif Kejadian
Tidak Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien. Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi, misi, dan
tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis
terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor - faktor lain yang berpotensi risiko bagi
pasien sesuai dengan ” Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit” Berkaitan hal
tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh langkah keselamatan pasien rumah
sakit tersebut

Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut
7
1. Membangun Kesadaran akan Nilai Keselamatan Pasien
Dengan menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. Langkah
penerapan:
a. Bagi Rumah Sakit
1) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang
harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-
langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang
harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga.
2) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan
akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
3) Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di
rumah sakit.
4) Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian
keselamatan pasien.
b. Bagi Unit/Tim
1) Pastikan rekan sekerja anda merasa mampu untuk berbicara mengenai
kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.
2) Demonstrasikan kepada tim anda ukuran-ukuran yang dipakai di
rumah sakit anda untuk memastikan semua laporan dibuat secara
terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan/solusi yang tepat.

2. Memimpin dan Mendukung Staf


Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit. Langkah Penerapan:

a. Untuk Rumah Sakit


1) Pastikan ada anggota Direksi atau Pimpinan yang bertanggung jawab
atas Keselamatan Pasien
2) Identifikasi di tiap bagian rumah sakit, orang-orang yang dapat
diandalkan untuk menjadi “penggerak” dalam gerakan Keselamatan
Pasien
3) Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat
Direksi/Pimpinan maupun rapat-rapat manajemen rumah sakit

8
4) Masukkan Keselamatan Pasien dalam semua program latihan staf
rumah sakit anda dan pastikan pelatihan ini diikuti dan diukur
efektivitasnya.
b. Untuk Unit/Tim
1) Nominasikan ”penggerak” dalam tim anda sendiri untuk
memimpin Gerakan Keselamatan Pasien.
2) Jelaskan kepada tim anda relevansi dan pentingnya serta manfaat
bagi mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien.
3) Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan insiden.
3. Mengintegrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko
Mengembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikas dan
asesmen hal yang potensial bermasalah. Langkah penerapan :

a. Untuk Rumah Sakit:


1) Telah kembali struktur dan proses yang ada dalam manajemen risiko
klinis dan nonklinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan
terintegrasi dengan Keselamatan Pasien dan staf;
2) Kembangkan indikator-indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
yang dapat dimonitor oleh direksi/pimpinan rumah sakit;
3) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif
meningkatkan kepedulian terhadap pasien.
b. Untuk Unit/Tim
1) Bentuk forum-forum dalam rumah sakit untuk mendiskusikan isu-isu
Keselamatan Pasien guna memberikan umpan balik kepada
manajemen yang terkait;
2) Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses
asesmen risiko rumah sakit;
3) Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan
akseptabilitas setiap risiko, dan ambillah langkah-langkah yang tepat
untuk memperkecil risiko tersebut;
4) Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke
proses asesmen dan pencatatan risiko rumah sakit

9
4. Mengembangkan Sistem Pelaporan
Memastikan staf dapat melaporkan kejadian/ insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Langkah penerapan:
a. Untuk Rumah Sakit
Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden ke dalam maupun
ke luar, yang harus dilaporkan ke Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
b. Untuk Unit/Tim
Berikan semangat kepada rekan sekerja anda untuk secara aktif melaporkan
setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap
terjadi juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting.
5. Melibatkan dan Berkomunikasi dengan Pasien
Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.
Langkah penerapan:
a. Untuk Rumah Sakit
1) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang secara jelas
menjabarkan cara-cara komunikasi terbuka selama proses asuhan
tentang insiden dengan para pasien dan keluarganya.
2) Pastikan pasien dan keluarga mereka mendapat informasi yang benar
dan jelas bilamana terjadi insiden.
3) Berikan dukungan, pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agar
selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya.
b. Untuk Unit/Tim
1) Pastikan tim anda menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan
keluarganya bila telah terjadi insiden
2) Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana
terjadi insiden, dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas
dan benar secara tepat
3) Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada
pasien dan keluarganya.
6. Belajar dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan Pasien
Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul.
10
Langkah penerapan :
a. Untuk Rumah Sakit
1) Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden
secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.
2) Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas criteria
pelaksanaan Analisis Akar Masalah (root cause analysis/RCA) yang
mencakup insiden yang terjadi dan minimum satu kali per tahun
melakukan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) untuk proses
risiko tinggi.
b. Untuk Unit/Tim
1) Diskusikan dalam tim anda pengalaman dari hasil analisis insiden.
2) Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di
masa depan dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.
7. Mencegah Cedera Melalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan.
Langkah penerapan:
a. Untuk Rumah Sakit
1) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis,
untuk menentukan solusi setempat.
2) Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (struktur dan
proses), penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis, termasuk
penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien.
3) Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.
4) Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5) Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas
insiden yang dilaporkan.
b. Untuk Unit/Tim
1) Libatkan tim anda dalam mengembangkan berbagai cara untuk
membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
2) Telaah kembali perubahan-perubahan yang dibuat tim anda dan
pastikan pelaksanaannya.
11
3) Pastikan tim anda menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut
tentang insiden yang dilaporkan.

Tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit merupakan panduan yang


komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut secara
menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap rumah sakit.

Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak
harus serentak. Pilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah dilaksanakan di
rumah sakit. Bila langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan langkah-langkah
yang belum dilaksanakan.
Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik rumah sakit dapat
menambah penggunaan metoda-metoda lainnya.

2.5. Hal-Hal yang Dimonitoring dan Evaluasi


Menurut Soebandi, 2016 Hal-hal yang dimonitoring dan evaluasi yaitu sebagai
berikut :
a. Budaya keselamatan pasien adalah produk dari nilai, sikap, kompetensi, dan pola
perilaku individu dan kelompok yang menentukan komitmen, style dan kemampuan
suatu organisasi pelayanan kesehatan terhadap program patient safety. Jika suatu
organisasi pelayanan kesehatan tidak mempunyai budaya patient safety maka
kecelakaan bisa terjadi akibat dari kesalahan laten, gangguan psikologis dan
physiologis pada staf, penurunan produktifitas, berkurangnya kepuasan pasien, dan
bisa menimbulkan konflik interpersonal.

b. Pendidikan dan pelatihan merupakan Upaya membangun budaya keselamatan pasien


memerlukan komitmen yang dipengaruhi pengetahuan perawat. Tujuan nya adalah
untuk mengetahui pengaruh pelatihan keselamatan pasien terhadap pemahaman
perawat pelaksana mengenai penerapan keselamatan pasien.
c. Leadership : Kepemimpinan tranformasional menjadi faktor yang paling penting
dalam membangun iklim keselamatan pasien demi pelayanan kesehatan yang
mengutamakan keselamatan pasien dan mengurangi kejadian tidak diharapkan
(KTD). Indikator kepemimpinan transformasional adalah stimulasi intelektual,
12
motivasi inspirasional, idealisasi pengaruh, dan konsiderasi individual. Indikator dari
iklim keselamatan pasien adalah komitmen manajemen, pemberdayaan pegawai,
sistem pelaporan, sistem hadiah, dan identitas organisasi.
Tujuan nya adalah memperoleh faktor-faktor kepemimpinan yang berpengaruh dalam
iklim keselamatan pasien dan faktor kepemimpinan yang paling dominan berpengaruh
dalam iklim keselamatan pasien
d. Pelaporan : Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tujuan pelaporan dalam
lembaga adalah untuk mendeteksi kesalahan dan bahaya, menyelidiki akar penyebab
masalah yang mendasarinya, dan meningkatkan sistem dengan mengurangi kesalahan
yang berulang. Tujuan lain adalah untuk mengumpulkan informasi keselamatan
pasien dari penyedia perawatan, melaporkan kesalahan, mendeteksi “kejadian tidak
diharapkan” yang dapat dicegah, mengidentifikasi bahaya dan risiko bagi pasien,
merumuskan dan menyebarluaskan rekomendasi untuk perubahan sistem untuk
mengurangi tingkat kesalahan, dan meningkatkan keselamatan pasien. 
e. Standar
f. Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety Goals).
Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari
kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Sampai saat ini masalah
keselamatan pasien Rumah Sakit masih menjadi masalah global, Joint
Commission International (JCI) & World Health Organitation, menurut WHO
dalam Ismiyati 2013, menyatakan bahwa kejadian infeksi nosocomial di rumah
sakit mencapai 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap
seluruh rumah sakit di dunia. Angka yang terbilang cukup tinggi untuk kejadian
dalam penerapan patient safety.
2.6. Kuisioner Monitoring dan Evaluasi Program Patient Safety
Contoh kuisioner monitoring dan evaluasi program patient safety (Soebandi, 2016).

KUISOINER
MONITORING DAN EVALUASI
PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

13
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara menandai (X) pad asalah satu jawaban yang
dianggap paling benar:

1. Jawaban 0 = apabila belum ada pelaksanaan program/kegiatan


2. Jawaban 5 = apabila ada pelaksanaan tetapi belum berjalan dengan baik
3. Jawaban 10 = apabila pelaksanaan sudah berjalan dengan baik dan dilakukan
evaluasi serta tindak lanjut.

No PERNYATAN
Jawaban
A. BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
0 5 10
RS melakukan survey awal tentang budaya
1.
keselamatan pasien
RS menyusun strategi pengembangan program
2.
keselamatan pasien berdasarkan hasil survei tersebut.
Tersedia sistem dan alur komunikasi yang jelas ketika
terjadi Insiden Keselamatan Pasien mencakup
3. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cidera ( KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC),
Kondisi Potensi Cedera (KPC)
Ada bukti sosialisasi Sistem dan alur komunikasi
4.
kepada seluruh staf di RS.
Ada rapat koordinasi multi disiplin secara rutin untuk
5.
membahas kasus-kasus sulit
RS melakukan evaluasi berkala tentang kepuasan
6.
karyawan
RS membuat perubahan sistem untuk meningkatkan
keselamatan pasien, berdasarkan hasil survei budaya
7.
keselamatan pasien dan melakukan evaluasi untuk
menilai efektifitasnya
RS melakukan evaluasi berkala terhadap keadaan
8.
fasilitas dan sarana kerja yang tersedia
Jumlah Score
B. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jawaban
14
0 5 10
RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara
1.
kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien
RS mengintegrasikan topik Keselamatan Pasien dalam
2.
setiap kegiatan in-service training
RS melaksanakan program pengembangan dan
3.
pelatihan staf secara konsisten
RS melakukan workshop keselamatan pasien secara
4.
in-house training dan melibatkan Tim KKPRS
RS mengirim 2-3 orang staf untuk mengikuti
5. workshop keselamatan pasien yang diselenggarakan
KKPRS- PERSI
RS mempunyai program orientasi yang memuat topik
6. keselamatan pasien bagi Staf yang baru masuk
/pindahan/mahasiswa
Staf yang bertugas di unit khusus
7. (ICU,ICCU,IGD,HD, NICU, PICU) mendapat
pelatihan keselamatan pasien
Jumlah Score
Jawaban
C. LEADERSHIP
0 5 10
Pimpinan melakukan pencanangan / deklarasi
1.
programkeselamatan pasien di RS
RS membentuk Komite/Tim / panitia keselamatan
2. pasien yangbertugas mengkoordinasikan dan
melaksanakan programkeselamatan pasien di RS
Pimpinan melakukan rapat koordinasi multi disiplin
3. secaraberkala untuk menilai perkembangan program
keselamatan pasien

15
Pimpinan melakukan ronde keselamatan pasien
4. (patient safetywalk around) secara rutin, diikuti
berbagai unsur terkait.
Setiap timbang terima antar shift dilakukan briefing
5. untukmengidentifikasi resiko keselamatan pasien dan
debriefing untukmemonitor resiko tersebut.
Pimpinan /Atasan / manajer memberi surat peringatan
6. apabilaada masalah keselamatan pasien yang terjadi
berulang kali
Pimpinan memilih dan menetapkan champion disetiap
7. unit/bagian sebagai motor penggerak pelaksanaan
programkeselamatan pasien di RS
Jumlah Score
Jawaban
D. PELAPORAN
0 5 10
Di RS tersedia sistem pelaporan insiden keselamatan
1.
pasien
Laporan Insiden keselamatan pasien dikelola oleh
2.
Tim/panitiakeselamatan pasien
Semua insiden keselamatan pasien yang dilaporkan di
3. catatdalam buku register keselamatan pasien dan
dianalisis
Hasil analisis insiden didesiminasi ke unit lain
4.
untukpembelajaran dan mencegah kejadian yang sama
Laporan insiden secara rutin di kirim ke KKPRS-
5.
PERSI
Jumlah Score
Jawaban
E. STANDAR
0 5 10
RS menetapkan kebijakan Dokter Penanggung Jawab
1. Pelayanan (DPJP) bagi setiap pasien dan wajib
membuat rencana pelayanan

16
Tersedia bukti pelaksanaan DPJP yang
memberikanpenjelasan secara jelas dan benar kepada
2. pasien dankeluarganya tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatanatau prosedur untuk pasien
termasuk kemungkinan terjadinya KTD
RS mempunyai sistem dan mekanisme mendidik
3. pasien dankeluarganya tentang kewajiban serta
tanggung jawab pasiendalam asuhan pasien

Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola


4.
programKeselamatan Pasien
Tersedia program proaktif untuk meredesain proses
5. danmengidentifikasi risiko keselamatan Analisa
FMEA / HFMEA
Tersedia mekanisme untuk menangani dan melakukan
analisis risiko secara reaktif mis. RCA / Investigasi
sederhana terhadap semua Insiden Keselamatan Pasien
6.
termasuk “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) yang
dipakai sebagai proses pembelajaran agar kejadian
yang sama tidak terulang kembali.
RS memiliki proses pendidikan dan pelatihan, serta
orientasibagi pegawai baru/ mahasiswa mencakup
7.
keterkaitan jabatan denganKeselamatan Pasien secara
jelas
Tersedia anggaran untuk merencanakan dan mendesain
prosesmanajemen untuk memperoleh data dan
8.
informasi tentang hal-hal terkait dengan Keselamatan
Pasien.
Jumlah Score
IMPLEMENTASI SASARAN KESELAMATAN PASIEN
F.
(PATIENT SAFETY GOALS)
Jawaban
1) IDENTIFIKASI PASIEN
0 5 10

17
Di RS tersedia Kebijakan dan prosedur yang
1. mengarahkanpelaksanaan identifikasi pasien yang
konsisten pada semuasituasi dan lokasi
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas
2. pasien,tidak boleh menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat,darah,
3.
atauproduk darah dan tindakan / prosedur.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah
4.
danspesimen lain untuk pemeriksaan klinis
Pasien rawat inap memakai gelang untuk identifikasi
5. pasiendengan mencantumkan Nama lengkap, No RM
dan tanggal lahir
Jumlah Score
Jawaban
2) MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF
0 5 10
RS Tersedia Kebijakan dan prosedur mengarahkan
pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan
1.
atau melalui telepon secara konsisten . Di RS tersedia
SPO Komunikasi efektif menggunakan format SBAR
Tersedia bukti bahwa perintah lengkap secara lisan
danyang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
2.
dituliskan

secara lengkap oleh penerima perintah


Tersedia mekanisme atau prosedur bukti bahwa
perintah lengkap lisan dan telepon atau hasil
3. pemeriksaan ditulis dandibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah (write down and read
back)
4. Tersedia daftar singkatan yang tidak boleh dipakai
5. Tersedia SPO komunikasi pada saat serah terima antar
shift jagaantara perawat dengan perawat, antara

18
perawat dengan dokterdan antara dokter dengan dokter
Tersedia bukti pelaksanaan prosedur komunikasi pada
6.
saat serah terima
Di RS tersedia SPO komunikasi penyampaian hasil
pemeriksaanyang mempunyai nilai kritis dan daftar
7.
hasil pemeriksaanpenunjang yang kritis mis lab,
radiologi)
Tersedia bukti pelaksanaan SPO komunikasi
8. penyampaian hasilpemeriksaan yang mempunyai nilai
kritis
Jumlah Score
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG Jawaban
3)
PERLUDIWASPADAI 0 5 10
Tersedia Kebijakan dan/atau prosedur yang
dikembangkanagar memuat proses identifikasi,
1.
menetapkanl lokasi,pemberian label, dan penyimpanan
elektrolit konsentrat.
Tersedia bukti bahwa elektrolit konsentrat tidak
2.
disimpan diunit pelayanan pasien
Tersedia bukti bahwa elektrolit konsentrat yang
disimpan diunit pelayanan pasien diberi label yang
3.
jelas, dan disimpanpada area yang dibatasi ketat
(restricted) mis ICU, IGD atau OK
Di RS tersedia kebijakan/prosedur pemberian obat
4. denganbenar ( benar orang, benar dosis, benar cara,
benar waktu,benar obat, bekerja sesuai SPO)
Tersedia bukti pelaksanaan kebijakan/ prosedur
5. pemberianobat dengan benar ~ Read back&Teach
back
6. Tersedia daftar obat yang perlu diwaspadai / high alert
Jumlah Score
4) KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT- Jawaban

19
PROSEDUR, TEPAT-PASIEN
0 5 10
OPERASI/TINDAKAN
Di RS Tersedia Kebijakan dan prosedur yang
dikembangkanguna mendukung keseragaman proses
untuk memastikan :tepat lokasi, tepat prosedur, dan
1.
tepat pasien, termasukprosedur medis dan tindakan
pengobatan gigi / dental yangdilaksanakan di luar
kamar operasi
Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas
dandapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi
2. danmelibatkan pasien di dalam proses penandaan, serta
diberikan tnada oleh dokter yang hendak melakukan
operasi
Rumah sakit menggunakan surgical patient safety
checklistuntuk memverifikasi saat preoperasi : tepat
3. lokasi, tepatprosedur, dan tepat pasien dan semua
dokumen sertaperalatan yang diperlukan tersedia,
tepat, dan fungsional.
Di RS tersedia prosedur pengecekan untuk
4. mencegahtertinggalnya benda asing pada tubuh pasien
saat operasi (instrument, kasa)
Tersedia bukti pelaksanaan pengecekan untuk
5. mencegahtertinggalnya benda asing pada tubuh pasien
saat operasi
Jumlah Score
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT Jawaban
5)
PELAYANAN KESEHATAN 0 5 10
Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi
pedomanhand hygiene terbaru (6 langkah) yang
1.
diterbitkan dan sudah diterima secara umum (WHO
Patient Safety)
2. Di RS tersedia kebijakan dan/atau prosedur
dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
20
secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
3. Di RS tersedia fasilitas cuci tangan secara memadai
Tersedia bukti pelaksanaan secara konsisten
4.
kepatuhan cuci tangan 5 (lima) momen
Jumlah Score
MENGURANGI RISIKO PASIEN CEDERA Jawaban
6)
AKIBAT JATUH 0 5 10
Di RS tersedia kebijakan dan/atau prosedur yang
1. dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan risiko
berkelanjutan: pasien cedera akibat jatuh
Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal
risikopasien jatuh dan melakukan asesmen ulang bila
2.
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan, dll
Tersedia bukti bahwa langkah-langkah diterapkan
untukmengurangi risiko pasien cedera akibat jatuh bagi
3. pasienyang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh
(diberikan penandaan pada pasien yang dianggap
berisiko jatuh)
Tersedia bukti bahwa langkah-langkah
dimonitorhasilnya, baik keberhasilan pengurangan
4.
cederaakibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak
diharapkan
Jumlah Score
Jumlah Score Keseluruhan

Kriteria Standar Penilaian:


0 – 134 = Sangat Kurang
135 – 269 = Kurang
270 – 404 = Cukup
405 – 539 = Baik
540 – 670 = Sangat Baik
21
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator


yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan atau program sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program atau kegiatanitu selanjutnya.

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan, keluaran, dan


hasil terhadap rencana dan standar (Yumiari, 2017).

Monitoring dan evaluasi bertujuan memberikan gambaran lengkap tentang


implementasi program, terutama untuk mengetahui ketercapaian dari pelaksanaan program
22
dan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang terjadi sehingga
Informasi ini berguna bagi pengambil keputusan untuk melakukan penyesuaian dan
perbaikan guna mencapai target yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
(Kemdikbud, 2013).
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 7 ayat (2) meliputi:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien

Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut

1. Membangun Kesadaran akan Nilai Keselamatan Pasien


2. Memimpin dan Mendukung Staf
3. Mengintegrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko
4. Mengembangkan Sistem Pelaporan
5. Melibatkan dan Berkomunikasi dengan Pasien
6. Belajar dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan Pasien
7. Mencegah Cedera Melalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien
Menurut Soebandi, 2016 Hal-hal yang dimonitoring dan evaluasi yaitu sebagai berikut :
g. Budaya keselamatan pasien
h. Pendidikan dan pelatihan
i. Leadership
j. Pelaporan
k. Standar
l. Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety Goals).

3.2 Saran

23
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya dapat memahami tentang
keselamatan pasien di lingkungan pelayanan kesehatan. Diharapkan dalam proses asuhan
medis ini tidak ada yang mengakibatkan cedera pada pasien dan kejadian tidak diharapkan
(KTD).

DAFTAR PUSTAKA

Astuti.2018.Monitoring Dan Evaluasi Program Patient Safety.


Dikutip dari https://www.scribd.com/document/371631686/Monitoring-Dan-
Evaluasi-Program-Patient-Safety. Diakses pada tanggal 30 Maret 2020.

Anggraini.2018. Hubungan Implementasi IPSG (International Patient Safety Goals)


Dengan Kepuasan Pasien . Dikutip dari https://osf.io/ynqez/download/?
format=pdf. Diakses pada tanggal 16 April 2020.

Anggraini.2018. Hubungan Implementasi IPSG (International Patient Safety Goals)


dengan Kepuasan Pasien . Dikutip dari https://osf.io/ynqez/download/?
format=pdf. Diakses pada tanggal 16 April 2020.
Marseno,Rudhy.2017.Patient Safety (Keselamatan Pasien Rumah Sakit).

24
Dikutip dari https://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy-
keselamatan-pasien-rumah-sakit/. Diakses pada tanggal 30 Maret 2020.

Supriyatna, Nunu. 2018. Manajeemen Patient Safety Di Rumah Sakit. Dikutip dari
https://www.academia.edu/37455422/MANAJEMEN_PATIENT_SAFETY_
DI_RUMAH_SAKIT. Diakses pada tanggal 30 Maret 2020.

Soebandi. 2020. Instrumen Monitoring Dan Evaluasi Program Patient Safety. Dikutip
dari https://id.scribd.com/doc/261606953/Instrumen-Monitoring-Dan-
Evaluasi-Program-Patient-Safety. Diakses pada tgl 16 April 2020.

Zenius. 2020.Modul Manajemen Patient Sefety File.


Dikutip dari https://studylibid.com/doc/419899/modul-manajemen-patient-
sefety-file. Diakses pada tanggal 30 Maret 2020.

25

Anda mungkin juga menyukai