Oleh
Kelompok : 6
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
2
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan waktu, tenaga maupun pikiran kepada penulis
hingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kriteria Monitoring dan Evaluasi
Patient Saftey” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari beberapa pihak tentang itu bisa diatasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
berikut serta berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, maka dari itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi dari Monitoring dan Evaluasi...................................................... 2
2.2 Tujuan Monitoring dan Evaluasi............................................................... 2
2.3 Standar Keselamatan Pasien (Patient Safety)............................................ 2
2.4 Langkah-langkah pelaksanaan patient safety………………............ ....... 7
2.5. Hal-Hal yang Dimonitoring dan Evaluasi……………………………... 12
2.6. Kuisioner Monitoring dan Evaluasi Program Patient Safety…………….. 14
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.................................................................................................... 24
3.2Saran........................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui dan mendeskripsikan Definisi dari Monitoring dan Evaluasi.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan Tujuan Monitoring dan Evaluasi.
3. Mengetahui dan mendeskripsikan Standar Keselamatan Pasien (Patient
Safety).
4. Mengetahui dan mendeskripsikan Langkah - langkah pelaksanaan patient
safety.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Hak Pasien
Standar : Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi Tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan
terjadinya kejadian tidak diharapkan.(KTD)
Kriteria :
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan.
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara
jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan
hasil pelayanan, pengobatan dan prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan KTD
2. Mendidik pasien dan keluarga.
Standar : Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung pasien dalam asuhan pasien.
Keselamatan pasien dalam pemberian pelayanan dapat di
tingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan patner
dalam proses pelayanan. Karena itu di rumah sakit harus ada
sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria :
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap, dan jujur.
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab psien dan keluarga.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit.
f. emperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
3
Kriteria :
a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien
masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan
pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit.
b. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada
seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik
dan lancar.
c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi
untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan,
pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan
tindak lanjut lainnya.
d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainyaa proses koordinasi tanpa hambatan, aman, dan
efektif
4. Penggunaan Metode-Metode Peningkatan Kinerja Untuk Melakukan Evaluasi dan
Program Peningkatan Keselamatan Pasien
Standar : Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif Kejadian Tidak
Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja
serta keselamatan pasien.
Kriteria :
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang
baik, mengacu pada visi, isi, ddan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien,
petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang
sehat dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai
dengan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara
lain terkait dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, mutu
pelayanan, keuangan.
4
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
Kejadian Tidak Diinginkan dan secara proaktif melakukan evaluasi satu
proses kasus risiko tinggi.
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja
dan keselamatan pasien terjamin.
5. Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
Standar :
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan
pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk diidentifikasi
risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi
Kejadian Tidak Diharapkan.
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah rakit serta
meningkatkan keselamatan pasien.
e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja Rumah Sakit dan keselamatan pasien.
Kriteria :
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian
yang memerlukan perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near
Miss) sampai dengan “Kejadian Tidak Diharapkan” (Adverse event).
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan
pasien.
d. Tersedia prosedur ”cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk
Asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang
5
Lain dan penyampaian informasi yang benar dan jalas
untuk keperluan analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas
tentang analisis akar masalah (RCA) kejadian pada saat program
keselamatan pasien mulai di laksanakan
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden atau
kegiatan proaktif untuk memperkecil resiko, termasuk mekanisme
untuk mendukung staf dalam kaitan dengan kejadian
g. Terdapat kolaburasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan di dalam Rumah Sakit dengan pendekatan antar
disiplin.
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang di butuhkan
dalam kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan
perbaikan keselamatan Pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap
kecukupan sumber daya tersebut.
i. Tersedia sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan criteria
obyektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja rumah sakit
dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan
implementasinya
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standar :
a. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk
setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien
secara jelas.
b. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriteria :
a. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orentasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
6
b. Setiap rumah sakit mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan in-service trainning dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.
c. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien.
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut
7
1. Membangun Kesadaran akan Nilai Keselamatan Pasien
Dengan menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. Langkah
penerapan:
a. Bagi Rumah Sakit
1) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang
harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-
langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang
harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga.
2) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan
akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
3) Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di
rumah sakit.
4) Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian
keselamatan pasien.
b. Bagi Unit/Tim
1) Pastikan rekan sekerja anda merasa mampu untuk berbicara mengenai
kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.
2) Demonstrasikan kepada tim anda ukuran-ukuran yang dipakai di
rumah sakit anda untuk memastikan semua laporan dibuat secara
terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan/solusi yang tepat.
8
4) Masukkan Keselamatan Pasien dalam semua program latihan staf
rumah sakit anda dan pastikan pelatihan ini diikuti dan diukur
efektivitasnya.
b. Untuk Unit/Tim
1) Nominasikan ”penggerak” dalam tim anda sendiri untuk
memimpin Gerakan Keselamatan Pasien.
2) Jelaskan kepada tim anda relevansi dan pentingnya serta manfaat
bagi mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien.
3) Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan insiden.
3. Mengintegrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko
Mengembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikas dan
asesmen hal yang potensial bermasalah. Langkah penerapan :
9
4. Mengembangkan Sistem Pelaporan
Memastikan staf dapat melaporkan kejadian/ insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Langkah penerapan:
a. Untuk Rumah Sakit
Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden ke dalam maupun
ke luar, yang harus dilaporkan ke Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
b. Untuk Unit/Tim
Berikan semangat kepada rekan sekerja anda untuk secara aktif melaporkan
setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap
terjadi juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting.
5. Melibatkan dan Berkomunikasi dengan Pasien
Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.
Langkah penerapan:
a. Untuk Rumah Sakit
1) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang secara jelas
menjabarkan cara-cara komunikasi terbuka selama proses asuhan
tentang insiden dengan para pasien dan keluarganya.
2) Pastikan pasien dan keluarga mereka mendapat informasi yang benar
dan jelas bilamana terjadi insiden.
3) Berikan dukungan, pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agar
selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya.
b. Untuk Unit/Tim
1) Pastikan tim anda menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan
keluarganya bila telah terjadi insiden
2) Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana
terjadi insiden, dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas
dan benar secara tepat
3) Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada
pasien dan keluarganya.
6. Belajar dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan Pasien
Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul.
10
Langkah penerapan :
a. Untuk Rumah Sakit
1) Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden
secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.
2) Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas criteria
pelaksanaan Analisis Akar Masalah (root cause analysis/RCA) yang
mencakup insiden yang terjadi dan minimum satu kali per tahun
melakukan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) untuk proses
risiko tinggi.
b. Untuk Unit/Tim
1) Diskusikan dalam tim anda pengalaman dari hasil analisis insiden.
2) Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di
masa depan dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.
7. Mencegah Cedera Melalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan.
Langkah penerapan:
a. Untuk Rumah Sakit
1) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis,
untuk menentukan solusi setempat.
2) Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (struktur dan
proses), penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis, termasuk
penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien.
3) Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.
4) Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5) Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas
insiden yang dilaporkan.
b. Untuk Unit/Tim
1) Libatkan tim anda dalam mengembangkan berbagai cara untuk
membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
2) Telaah kembali perubahan-perubahan yang dibuat tim anda dan
pastikan pelaksanaannya.
11
3) Pastikan tim anda menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut
tentang insiden yang dilaporkan.
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak
harus serentak. Pilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah dilaksanakan di
rumah sakit. Bila langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan langkah-langkah
yang belum dilaksanakan.
Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik rumah sakit dapat
menambah penggunaan metoda-metoda lainnya.
KUISOINER
MONITORING DAN EVALUASI
PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
13
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara menandai (X) pad asalah satu jawaban yang
dianggap paling benar:
No PERNYATAN
Jawaban
A. BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
0 5 10
RS melakukan survey awal tentang budaya
1.
keselamatan pasien
RS menyusun strategi pengembangan program
2.
keselamatan pasien berdasarkan hasil survei tersebut.
Tersedia sistem dan alur komunikasi yang jelas ketika
terjadi Insiden Keselamatan Pasien mencakup
3. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cidera ( KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC),
Kondisi Potensi Cedera (KPC)
Ada bukti sosialisasi Sistem dan alur komunikasi
4.
kepada seluruh staf di RS.
Ada rapat koordinasi multi disiplin secara rutin untuk
5.
membahas kasus-kasus sulit
RS melakukan evaluasi berkala tentang kepuasan
6.
karyawan
RS membuat perubahan sistem untuk meningkatkan
keselamatan pasien, berdasarkan hasil survei budaya
7.
keselamatan pasien dan melakukan evaluasi untuk
menilai efektifitasnya
RS melakukan evaluasi berkala terhadap keadaan
8.
fasilitas dan sarana kerja yang tersedia
Jumlah Score
B. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jawaban
14
0 5 10
RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara
1.
kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien
RS mengintegrasikan topik Keselamatan Pasien dalam
2.
setiap kegiatan in-service training
RS melaksanakan program pengembangan dan
3.
pelatihan staf secara konsisten
RS melakukan workshop keselamatan pasien secara
4.
in-house training dan melibatkan Tim KKPRS
RS mengirim 2-3 orang staf untuk mengikuti
5. workshop keselamatan pasien yang diselenggarakan
KKPRS- PERSI
RS mempunyai program orientasi yang memuat topik
6. keselamatan pasien bagi Staf yang baru masuk
/pindahan/mahasiswa
Staf yang bertugas di unit khusus
7. (ICU,ICCU,IGD,HD, NICU, PICU) mendapat
pelatihan keselamatan pasien
Jumlah Score
Jawaban
C. LEADERSHIP
0 5 10
Pimpinan melakukan pencanangan / deklarasi
1.
programkeselamatan pasien di RS
RS membentuk Komite/Tim / panitia keselamatan
2. pasien yangbertugas mengkoordinasikan dan
melaksanakan programkeselamatan pasien di RS
Pimpinan melakukan rapat koordinasi multi disiplin
3. secaraberkala untuk menilai perkembangan program
keselamatan pasien
15
Pimpinan melakukan ronde keselamatan pasien
4. (patient safetywalk around) secara rutin, diikuti
berbagai unsur terkait.
Setiap timbang terima antar shift dilakukan briefing
5. untukmengidentifikasi resiko keselamatan pasien dan
debriefing untukmemonitor resiko tersebut.
Pimpinan /Atasan / manajer memberi surat peringatan
6. apabilaada masalah keselamatan pasien yang terjadi
berulang kali
Pimpinan memilih dan menetapkan champion disetiap
7. unit/bagian sebagai motor penggerak pelaksanaan
programkeselamatan pasien di RS
Jumlah Score
Jawaban
D. PELAPORAN
0 5 10
Di RS tersedia sistem pelaporan insiden keselamatan
1.
pasien
Laporan Insiden keselamatan pasien dikelola oleh
2.
Tim/panitiakeselamatan pasien
Semua insiden keselamatan pasien yang dilaporkan di
3. catatdalam buku register keselamatan pasien dan
dianalisis
Hasil analisis insiden didesiminasi ke unit lain
4.
untukpembelajaran dan mencegah kejadian yang sama
Laporan insiden secara rutin di kirim ke KKPRS-
5.
PERSI
Jumlah Score
Jawaban
E. STANDAR
0 5 10
RS menetapkan kebijakan Dokter Penanggung Jawab
1. Pelayanan (DPJP) bagi setiap pasien dan wajib
membuat rencana pelayanan
16
Tersedia bukti pelaksanaan DPJP yang
memberikanpenjelasan secara jelas dan benar kepada
2. pasien dankeluarganya tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatanatau prosedur untuk pasien
termasuk kemungkinan terjadinya KTD
RS mempunyai sistem dan mekanisme mendidik
3. pasien dankeluarganya tentang kewajiban serta
tanggung jawab pasiendalam asuhan pasien
17
Di RS tersedia Kebijakan dan prosedur yang
1. mengarahkanpelaksanaan identifikasi pasien yang
konsisten pada semuasituasi dan lokasi
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas
2. pasien,tidak boleh menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat,darah,
3.
atauproduk darah dan tindakan / prosedur.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah
4.
danspesimen lain untuk pemeriksaan klinis
Pasien rawat inap memakai gelang untuk identifikasi
5. pasiendengan mencantumkan Nama lengkap, No RM
dan tanggal lahir
Jumlah Score
Jawaban
2) MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF
0 5 10
RS Tersedia Kebijakan dan prosedur mengarahkan
pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan
1.
atau melalui telepon secara konsisten . Di RS tersedia
SPO Komunikasi efektif menggunakan format SBAR
Tersedia bukti bahwa perintah lengkap secara lisan
danyang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
2.
dituliskan
18
perawat dengan dokterdan antara dokter dengan dokter
Tersedia bukti pelaksanaan prosedur komunikasi pada
6.
saat serah terima
Di RS tersedia SPO komunikasi penyampaian hasil
pemeriksaanyang mempunyai nilai kritis dan daftar
7.
hasil pemeriksaanpenunjang yang kritis mis lab,
radiologi)
Tersedia bukti pelaksanaan SPO komunikasi
8. penyampaian hasilpemeriksaan yang mempunyai nilai
kritis
Jumlah Score
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG Jawaban
3)
PERLUDIWASPADAI 0 5 10
Tersedia Kebijakan dan/atau prosedur yang
dikembangkanagar memuat proses identifikasi,
1.
menetapkanl lokasi,pemberian label, dan penyimpanan
elektrolit konsentrat.
Tersedia bukti bahwa elektrolit konsentrat tidak
2.
disimpan diunit pelayanan pasien
Tersedia bukti bahwa elektrolit konsentrat yang
disimpan diunit pelayanan pasien diberi label yang
3.
jelas, dan disimpanpada area yang dibatasi ketat
(restricted) mis ICU, IGD atau OK
Di RS tersedia kebijakan/prosedur pemberian obat
4. denganbenar ( benar orang, benar dosis, benar cara,
benar waktu,benar obat, bekerja sesuai SPO)
Tersedia bukti pelaksanaan kebijakan/ prosedur
5. pemberianobat dengan benar ~ Read back&Teach
back
6. Tersedia daftar obat yang perlu diwaspadai / high alert
Jumlah Score
4) KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT- Jawaban
19
PROSEDUR, TEPAT-PASIEN
0 5 10
OPERASI/TINDAKAN
Di RS Tersedia Kebijakan dan prosedur yang
dikembangkanguna mendukung keseragaman proses
untuk memastikan :tepat lokasi, tepat prosedur, dan
1.
tepat pasien, termasukprosedur medis dan tindakan
pengobatan gigi / dental yangdilaksanakan di luar
kamar operasi
Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas
dandapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi
2. danmelibatkan pasien di dalam proses penandaan, serta
diberikan tnada oleh dokter yang hendak melakukan
operasi
Rumah sakit menggunakan surgical patient safety
checklistuntuk memverifikasi saat preoperasi : tepat
3. lokasi, tepatprosedur, dan tepat pasien dan semua
dokumen sertaperalatan yang diperlukan tersedia,
tepat, dan fungsional.
Di RS tersedia prosedur pengecekan untuk
4. mencegahtertinggalnya benda asing pada tubuh pasien
saat operasi (instrument, kasa)
Tersedia bukti pelaksanaan pengecekan untuk
5. mencegahtertinggalnya benda asing pada tubuh pasien
saat operasi
Jumlah Score
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT Jawaban
5)
PELAYANAN KESEHATAN 0 5 10
Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi
pedomanhand hygiene terbaru (6 langkah) yang
1.
diterbitkan dan sudah diterima secara umum (WHO
Patient Safety)
2. Di RS tersedia kebijakan dan/atau prosedur
dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
20
secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
3. Di RS tersedia fasilitas cuci tangan secara memadai
Tersedia bukti pelaksanaan secara konsisten
4.
kepatuhan cuci tangan 5 (lima) momen
Jumlah Score
MENGURANGI RISIKO PASIEN CEDERA Jawaban
6)
AKIBAT JATUH 0 5 10
Di RS tersedia kebijakan dan/atau prosedur yang
1. dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan risiko
berkelanjutan: pasien cedera akibat jatuh
Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal
risikopasien jatuh dan melakukan asesmen ulang bila
2.
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan, dll
Tersedia bukti bahwa langkah-langkah diterapkan
untukmengurangi risiko pasien cedera akibat jatuh bagi
3. pasienyang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh
(diberikan penandaan pada pasien yang dianggap
berisiko jatuh)
Tersedia bukti bahwa langkah-langkah
dimonitorhasilnya, baik keberhasilan pengurangan
4.
cederaakibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak
diharapkan
Jumlah Score
Jumlah Score Keseluruhan
3.1 Simpulan
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut
3.2 Saran
23
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya dapat memahami tentang
keselamatan pasien di lingkungan pelayanan kesehatan. Diharapkan dalam proses asuhan
medis ini tidak ada yang mengakibatkan cedera pada pasien dan kejadian tidak diharapkan
(KTD).
DAFTAR PUSTAKA
24
Dikutip dari https://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy-
keselamatan-pasien-rumah-sakit/. Diakses pada tanggal 30 Maret 2020.
Supriyatna, Nunu. 2018. Manajeemen Patient Safety Di Rumah Sakit. Dikutip dari
https://www.academia.edu/37455422/MANAJEMEN_PATIENT_SAFETY_
DI_RUMAH_SAKIT. Diakses pada tanggal 30 Maret 2020.
Soebandi. 2020. Instrumen Monitoring Dan Evaluasi Program Patient Safety. Dikutip
dari https://id.scribd.com/doc/261606953/Instrumen-Monitoring-Dan-
Evaluasi-Program-Patient-Safety. Diakses pada tgl 16 April 2020.
25