OLEH :
P07120019002
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2019/2020
1
Bahasa merupakan budaya dari masyarakat yang berfungsi sebagai alat
komunikasi. Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang saling berpengaruh.
Apabila suatu masyarakat berkembang dengan baik, maka bahasa akan
berkembang dengan baik, Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa suatu bahasa
akan berkembang dengan baik apabila masyarakat pemakainya memberikan
perhatian positif. Sebaliknya, apabila masyarakat mengacuhkan atau melupakan
bahasa, maka bahasa itu akan musnah atau setidaknya bahasa itu sulit
berkembang.
2
ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu haruslah ada,
sedangkan yang berlebih-lebihan haruslah ditinggalkan.
3. Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan
sintaksis yang tidak berbelit-belit.
4. Keutuhan, yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara
bagian-bagian karangan, sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan
logis tetap tampak.
5. Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di
dalam suatu karya tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan
menyusun kalimat-kalimat logis dan kronologis serta berdasarkan urutan
pentingnya kalimat. Kalimat yang satu dapat diperjelas dengan makna
kalimat yang lain, baik yang mendahului maupun yang mengikutinya.
3
Apabila seluruh ciri-ciri di atas dipergunakan dalam suatu karangan ilmiah,
ditambah dengan adanya metode penelitian yang cocok dengan materi yang
diteliti, maka karangan itu akan tampak canggih bagi pembaca. Oleh karena itu,
penulis tidak perlu takut apabila Bahasa yang dipergunakan tidak indah, tidak
muluk-muluk, dan tidak selalu menggunakan istilah baru yang merupakan
padanan kata dari bahasa asing.
4
Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pembangunan IPTEK
Ditinjau dari segi usia, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang masih
muda. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional baru pada tahun 1928 yang
ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. sejak
itu pula nama Indonesia dipakai sebagai nama tersebut, yang sebelumnya dikenal
dengan bahasa Melayu. Setelah Indonesia merdeka, bahasa Indonesia itu dijadikan
bahasa negara, seperti dapat dibaca pada Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36.
ini berarti bahwa, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia baru lahir pada tahun
1945, bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang Dasar 1945. Suatu
kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi di negara kita ini, sedang
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kepesatan perkembangannya, perlu
diimbangi oleh bahasa yang mampu mewadahinya serta yang mampu meneruskan
ilmu pengetahuan dan teknologi ini, baik secara horisontal (kepada generasi yang
sama), maupun secara vertikal (kepada generasi yang akan datang).
Untuk itu, pada pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk bahan
pembahasan seyogyanya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah populer.
Penyajian karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau pengetahuan yang
rumit tentang segala sesuatu yang dibahas. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
disajikan dengan bahasa yang jelas, dengan mempergunakan istilah yang lazim
digunakan dalam masyarakat umum. Nadanya informatif, diselingin banyak
humor agar menarik bagi pembaca. Orang awam biasanya tidak tertarik kepada
istilah yang terlalu khusus dan terdengar aneh. Mareka ingin sesuatu yang biasa-
biasa saja, yang sudah ada di dalam masyarakat. Apabila di dalam masyarakat ada
istilah yang dapat dipergunakan untuk merujuk pada suatu konsep tentang
pengetahuan dan teknologi, maka hendaklah istilah itu dipakai. Apabila tidak ada
istilah yang sesuai dengan konsep itu, maka hendaklah mengambil istilah yang
sudah ada, yang maknanya hampir sama atau mendekati istilah yang dimaksud.
5
Penggunaan istilah baru sebagai pengganti istilah asing, memang
seyogyanya mendapatkan perhatian khusus dari para penulis karangan ilmiah.
Namun pengembangan penggunaan selanjutnya sangat bergantung kepada
keberanian istilah baru itu dalam masyarakat. Kata
canggih misalnya, kini sudah memasyarakat dengan baik. Salah satu alasannya
mungkin karena kata sophisticated yang semula dipergunakan sebelum kata
”canggih” dilakukan, belum begitu banyak dipergunakan oleh penulis ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kata-kata politik, sukses, dan stop, misalnya sudah merupakan kata serapan
yang sangat mapan. Namun kata baru yang berasal dari kata-kata tersebut tidak
semuanya mendapat penerimaan yang sama di kalangan masyarakat. Kata
menyetop sudah lazim digunakan secara umum, demikian juga kata
memolitikkan. Namun kata menyukseskan masih bersaing dengan kata
mensukseskan tanpa ada tanda-tanda yang mana yang akan tersingkir, seperti
hanya dengan kata mempolitikkan.
6
dari setelit. Untuk itu, kini kita gunakan mengindera dan selain itu dapat pula kita
turunkan seperangkat kata, seperti pengeinderaan, penginderaan jauh, teknik
pengeinderaan dan pengindera.
Irrigation dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan jumlah kata yang
relatif sama, yaitu air tanah untuk irigasi, ada juga judul karya ilmiah dari bahasa
Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih pendek, yaitu
The Economic Value of Ground Water dalam bahasa Indonesia Nilai Ekonomi
Air Tanah. Namun demikian, ada juga yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia yang lebih panjang Modern well Design dalam bahasa Indonesia
Perencanaan sumur Bor Masa Kini.
Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut
berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi,
maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung
memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk
budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia,
yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.
7
Tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh
dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata
memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk
budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran
bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai
prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan
bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin
dari daya nalar (pikiran).
8
untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya
bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya,
2007).
Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali
pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal
ini –disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.