Anda di halaman 1dari 22

KEWIRAUSAHAAN

JENIS-JENIS WIRAUSAHA DIBIDANG KESEHATAN / KEPERAWATAN


(BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN)

DISUSUN OLEH
Kelompok :2

1. I Dewa Ayu Sri Purnami (P07120019006)


2. Kadek Tia Sawitri (P07120019007)
3. Desak Putu Kirana Putri (P07120019008)
4. Ketut Dila Padmayani (P07120019009)
5. Ni Putu Ayu Sri Purnama Dewi (P07120019010)

Kelas 2.1

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

D3 KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Jenis - jenis Wirausaha di
Bidang Kesehatan / Keperawatan (Bidang PelayananKeperawatan) ”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Kewirausahaan.
Selama penulisan makalah ini penulis mengalami banyak kesulitan dalam
penyusunannya, namun kesulitan tersebut dapat diatasi berkat adanya bantuan, bimbingan serta
dorongan baik secara moral maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah turut memberikan bantuannya dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna mengingat keterbatasan
kemampuan, pengetahuan, waktu dan buku-buku penunjang yang penulis miliki. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
penyempurnaannya.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi semua pihak di
kemudian hari.

Denpasar,1 agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Home Care.................................................................... 3

2.2 Pengertian Konsultan Keperawatan................................................. 5

2.3 Pengertian Terapi Komplementer.................................................... 9

2.4 Pengertian Nursing Care Centre…………………………………… 11

2.5 Pengertian Klinik Kesehatan Swasta ……………………………... 13

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan.......................................................................................... 16

3.2 Saran................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan hak-haknya di


muka hukum, terbukanya era pasar bebas, meningkatnya persaingan nasional dan
internasional, dan  peningkatan kualitas pendidikan dasar menjadi sebuah tantangan yang
perlu dijawab oleh dunia keperawatan. Orientasi bahwa sarjana keperawatan akan menjadi
perawat yang baik seharusnya sudah mulai ditinggalkan. Saat ini dunia telah mulai
bergerak ke arah Entrepreneurship, dimana setiap anak bangsa harus memulai menjual
kreatifitas dan kemampuan yang dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit
direalisasikan oleh generasi keperawatan jika trends dunia tersebut tidak diikuti oleh
arahan penyelenggara pendidikan keperawatan dengan baik. Satu hal yang sangat terlihat
membedakan keperawatan dengan profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai
dengan saat ini keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan  pokok yang hanya
dapat dilakukan dan menjadi kewenangan perawat semata.
Entrepreneurship erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk menghasilkan uang
tanpa harus banyak bergantung kepada pihak-pihak tertentu. Mungkin pernyataan tersebut
membuat sebagian orang berpikir tentang perdagangan. Lebih dari itu, sebenarnya
Entrepreneurship tidak hanya berbicara soal penjual –  pembeli, namun ke arah
pengembangan kreatifitas dalam membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja
sendiri, menjual ide baru, mengembangkan ide  –  ide dan peristiwa sehari-hari, dan
mengkombinasikan hal-hal biasa menjadi sesuatu yang luar biasa dan memiliki selling
point and value yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Selama ini rutinitas perawat di ruangan saat pasien telah selesai diberikan tindakan
dan asuhan kaperawatan, seringkali menggunakan waktu luangnya untuk menyiapkan kasa
dan kapas untuk disterilisasi, menyiapkan set untuk perawatan klien harian dan hal-hal
minor yang lain. Boleh menjadi bayangan bagaimana jika contoh tersebut dikelola
sehingga bernilai jual. Contoh lainnya, saat ini penderita penyakit kronis mengalami
peningkatan dari segi kuantitas. Tentunya kondisi ini sedikit-banyak jika dirawat di rumah

1
sakit dalam jangka waktu lama akan menurunkan kualitas manajemen rumah sakit dan cost
inefective. Jika peluang itu dapat ditangkap, maka seharusnya perawat mampu
meningkatkan peranannya di rumah sakit. Oleh karena itu, pengembangan
Entrepreneurship perlu ditanamkan agar kreatifitas pelaku keperawatan dapat tumbuh dan
menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai
untuk terjun ke dunia kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Home Care?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan Konsultan Keperawatan?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan Terapi Komplementer?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Nursing Care Centre?
1.2.5 Apa yang dimaksud dengan Fisioterapi?
1.2.6 Apa yang dimaksud dengan Klinik Kesehatan Swasta?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui tentang Home Care
1.3.2 Untuk mengetahui tentang Konsultan Keperawatan
1.3.3 Untuk mengetahui tentang Terapi Komplementer
1.3.4 Untuk mengetahui tentang Nursing Care Centre
1.3.5 Untuk mengetahui tentang Fisioterapi
1.3.6 Untuk mengetahui tentang Klinik Kesehatan Swasta

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Home Care

a. Definisi
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan
komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan
tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan
keluarga, dengan tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.

b. Tujuan
Tujuan dari home care terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dari home care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian, dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk
mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin yang dilakukan
secara komprehensif dan berkesinambungan. Sedangkan, tujuan khusus dari home
care adalah sebagai berikut:
1) Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri.
2) Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan dirumah

3
Menurut Drs.I Nyoman Cakra, A.Md.Kep, SH. (2006). Perawatan kesehatan di
rumah bertujuan :
1) Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas
hidupnya,
2) Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga
dengan masalah kesehatan dan kecacatan,
3) Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,
4) Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang
diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,
5) Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

c. Prinsip
Prinsip dari home care adalah sebagai berikut:
 Pengelolaan home care dilaksanaka oleh perawat/ tim
 Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
 Mengumpulan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
 Menggunakan data hasil pengkajian dalam menetakan diagnosa keperawatan.
 Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan.
 Memberi pelayanan prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif.
 Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan
 Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus.
 Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
 Mengembankan kemampuan professional
 Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care
 Menggunakan kode etik keperawatan daam melaksanakan praktik keperawatan.

d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup atau bidang pelayanan dalam home care meliputi:
1) Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2) Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik

4
3) Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4) Pelayanan informasi dan rujukan
5) Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6) Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7) Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social

e. Peran dan Fungsi Perawat dalam Home Care


1) Sebagai manajer kasus dalam mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,
dengan fungsi:
o Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
o Menyusun rencana pelayanan
o Mengkoordinir aktifitas tim
o Memantau kualitas pelayanan

2) Sebagai pelaksana dalam memberikan pelayanan langsung dan mengevaluasi


pelayanan yang diberikan, dengan fungsi:
o Melakukan pengkajian komprehensif
o Menetapkan masalah
o Menyusun rencana keperawatan
o Melakukan tindakan perawatan
o Melakukan observasi terhadap kondisi pasien.
o Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif.
o Melibatkan keluarga dalam pelayanan
o Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
o Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan.
o Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

2.2 Konsultan Keperawatan

a. Definisi

5
Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasihat
ahli dalam bidang keahliannya. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli
biasa adalah konsultan bukan merupakan karyawan di perusahaan, melainkan
seseorang yang menjalankan usahanya sendiri serta berurusan dengan berbagai klien
dalam satu waktu. Tidak hanya menyediakan jasa, konsultan juga bisa memberikan
layanan konsultasi atau konseling secara langsung pada klien.
Konseling dapat membantu dan memotivasi klien untuk lebih bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya. Konseling
diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari
berperilaku tidak adaptif menjadi adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang
lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya “know about” tetapi juga belajar “how
to” sesuai dengan kualitas dan kuantitas.

b. Ruang lingkup konseling


Blacher (2005) mengemukakan 5 asumsi dasar yang secara umum dapat
membedakan konseling dengan psikoterapi yaitu:

1) Dalam konseling, klien tidak dianggap sebagai orang yang sakit mental, tetapi
dipandang sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan,
membuat keputusan dan secara umum menerima tanggung jawab dari tingkah
laku dan perkembangannya dikemudian hari

2) Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus  pengalaman
masa lalunya.

3) Klien adalah klien, bukan pasien. Dan konselor bukan figur yang memiliki
otoritas tetapi secara esensial sebagai guru dan partner klien sebagaimana mereka
bergerak secara mutual dalam mendefinisikan tujuan.

6
4) Konselor secara moral, tidak netral. Tetapi memiliki nilai, perasan yang standar
untuk dirinya. Konselor tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan dan standar
itu dari klien, dan dia tidak mencoba menyembunyikannya pada klien

5) Konselor memfokuskan pada perubahan tingkah laku dan bukan hanya membuat
klien menjadi sadar

c. Kriteria Konselor / Konsultan

1) Dapat mendefinisikan perannya secara jelas

2) Menawarkan layanan yang unik

3) Memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus

4) Memiliki kode etik yang jelas

5) Memiliki hak untuk menawarkan layanan kepada masyarakat sesuai dengan


deskripsi profesinya.

6) Memiliki kemampuan untuk memonitor praktik profesinya

d. Sikap yang harus dimiliki seorang konsultan / Konselor


Menurut Jones ada 7 sikap yang harus dimiliki oleh seorang konselor, adalah
sebagai berikut :
1) Tingkah laku yang etis
Sikap dasar seorang konselor harus mengandung ciri etis, karena konselor
harus memberikan informasi pribadi yang bersifat sangat rahasia. Konselor harus

7
dapat merahasiakan kehidupan pribadi klien dan memiliki tanggung jawab moral
untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien.
2) Kemampuan intelektual
Konselor yang baik harus memiliki kemampuan intelektual dan dapat berpikir
secara logis, kritis, dan mengarah ke tujuan sehingga ia dapat membantu klien
mencapai tujuan, memberikan alternatif-alternatif yang harus dipertimbangkan
oleh klien dan memberikan saran-saran yang bijaksana. Semua kecakapan yang
harus dimiliki seorang konselor di atas, membutuhkan tingkat perkembangan
intelektual yang cukup baik.

3) Keluwesan (fleksibelity)
Hubungan dalam konseling yang bersifat pribadi mempunyai ciri yang supel
dan terbuka. Konselor diharapkan tidak bersifat kaku dengan langkah-langkah
tertentu dan sistem tertentu. Konselor yang baik dapat dengan mudah
menyesuaikan diri terhadap perubahan situasi konseling dan perubahan tingkah
laku klien. Konselor pada saat-saat tertentu dapat berubah sebagai teman dan pada
saat lain dapat berubah menjadi pemimpin. Konselor bersama klien dapat dengan
bebas membicarakan masalah masa lampau, masa kini, dan masa mendatang yang
berhubungan dengan masalah pribadi klieni. Konselor dapat dengan luwes
bergerak dari satu persoalan ke persoalan lainnya dan dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam proses konseling.
4) Sikap penerimaan (acceptance)
Konselor harus dapat mengakui kepribadian klien dan menerima klien sebagai
pribadi yang mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri. Konselor harus
percaya bahwa klien mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan yang
bijaksana dan bertanggung jawab. Sikap penerimaan merupakan prinsip dasar
yang harus dilakukan pada setiap konseling.
5) Pemahaman (understanding)
Seorang konselor harus dapat menangkap arti dari ekspresi klien. Pemahaman
adalah menangkap dengan jelas dan lengkap maksud yang sebenarnya yang

8
dinyatakan oleh klien dan di pihak lain konseli dapat merasakan bahwa ia
dimengerti oleh konselor. Klien dapat menangkap bahwa konselor mengerti dan
memahami dirinya, jika konselor dapat mengungkapkan kembali apa yang
diungkapkan klien dengan bahasa verbal maupun nonverbal dan disertai dengan
perasaannya sendiri. Memahami orang lain tidak cukup hanya mengerti data-data
yang terkumpul, tetapi yang lebih penting konselor dapat mengerti bagaimana
klien memberikan arti terhadap data-data tadi. Memahami dalam proses konseling
jangan disamakan dengan memahami suatu ilmu pengetahuan. Dalam ilmu
pengetahuan orang ingin menangkap arti yang objektif, sedangkan dalam
konseling justru karena ingin menangkap arti yang subjektif, yaitu arti yang
diberikan oleh klien. Seorang konselor tidak perlu meneliti kebenaran kata-kata
klien, tetapi yang penting bagi konselor adalah menangkap cara klien menyatakan
kebenaran tersebut dan akhirnya konselor dapat menangkap arti keseluruhan
pernyataan kepribadian klien.
Seorang konselor harus mengikuti perubahan kepribadian klien dengan baik.
Konselor harus dapat menyatukan dirinya dengan dunia klien dan dapat
menyatukan kembali dengan cara yang wajar dan dengan penuh perasaan agar
klien mudah menangkap dan mengertinya. Akhirnya, klien dapat melihat
alternatif-alternatif yang realistis dengan diri sendiri dan berani merumuskan suatu
keputusan yang bijaksana. Konselor sangat berperan dalam situasi puncak proses
konseling ini.
6) Sikap jujur
Dalam segala hal konselor harus dapat menunjukkan sikap jujur dan wajar
sehingga ia dapat dipercaya oleh klien dan klien berani membuka diri terhadap
konselor.
7) Komunikasi
Komunikasi merupakan kecakapan dasar yang harus dimiliki oleh setiap
konselor. Dalam komunikasi, konselor dapat mengekspresikan kembali
pernyataan-pernyataan klien secara tepat. Menjawab atau memantulkan kembali
pernyataan konseli dalam bentuk perasaan dan kata-kata serta tingkah laku
konselor. Konselor harus dapat memantulkan perasaan klien dan pemantulan ini

9
dapat ditangkap serta dimengerti oleh konseli sebagai pernyataan yang penuh
penerimaan dan pengertian.
2.3 Terapi Komplementer
a. Pengertian Terapi Komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara
yang bersangkutan, sehingga  untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan
tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.
Terapi Komplementer  adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis yang Konvensional.

b. Teknik Terapi Komplementer di Indonesia

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah


ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk  dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :

1. Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan


kompetensinya.

Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam
mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda
nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang

10
berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut
adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.

2. Terapi  hiperbarik

Terapi hiperbarik merupakan suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan


ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar
daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan
oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan
untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.

3. Terapi herbal medik,

Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada
cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi
dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

c. Syarat Menjadi Seorang Terapis

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seorang praktisi komplementer, yaitu
sebagai berikut :

11
o Sumber daya manusia harus tenaga dokter, perawat dan atau dokter gigi yang
sudah memiliki kompetensi.
o Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan
farmasi.
o Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat
izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan
pemantauan terus – menerus.
2.4 Nursing Care Centre

a. Definisi
Nursing care center adalah lembaga keperawatan yang memberikan akses
langsung pada klien dalam pelayanan keperawatan profesional yang berorientasi
pada kebutuhan masyarakat sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat. 
Nursing care center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang
ada secara optimal. Dalam nursing care center pun selalu diupayakan untuk
memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh, sehingga nursing care
center memiliki karakteristik tertentu.

b. Karakteristik Nursing Care Center


Ciri utama Nursing Center  adalah:

1) Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi


program pendidikan, pelayanan dan penelitian/pengembangan keperawatan.
Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan dan penelitian
keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas dalam setiap
langkah pengelolaan
2) Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan
seluruh potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya
kesadaran,keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi pelaksanaan

12
tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian yang dipandang sebagai
tanggung jawab bersama.
3) Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut,diperlukan
persamaan persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap keperawatan
komunitas baik eksternal maupun internal keperawatankomunitas.
4) Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui
membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh anggota
profesi bersatu padu dalam mengembangkan keperawatan baik dalam teori
maupun praktik.
5) Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari seluruh stake
holder  yang terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakat melalui kolaborasi
berbagai sector

c. Tujuan Nursing Care Center

Tujuan umum Nursing Center  adalah tercapainya masyarakat sehat dengan


indikator kemandirian keluarga melalui pelayanan, pendidikan dan penelitian
keperawatan yang berkualitas secara efektif dan efisien

Untuk dapat mencapai tujuan umum tersebut, maka Nursing Center  memiliki
tujuan khusus sebagai berikut:

 Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan evidence


based.
 Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dalam upaya kesehatan.
 Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam menurunkan morbiditas
dan mortalitas serta peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat.
 Terselenggaranya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik.

13
 Terselenggaranya penelitian keperawatan komunitas untuk peningkatan
kualitas layanan, pendidikan dan pengembangan ilmu keperawatan.
 Terselenggaranya layanan informasi kesehatan masyarakat.
 Meningkatkan kinerja tenaga keperawatan di puskesmas

d. Sasaran Nursing Care Center


Sasaran kegiatan merupakan konsep yang jelas tentang siapa atau apa yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Untuk dapat mencapai tujuan Nursing
Center maka yang menjadi sasaran utama adalah peserta didik/pelatihan keperawatan
dan klien(individu, keluarga, kelompok khusus maupun masyarakat umum) dari
semua umur. Sedangkan yang dilakukan Nursing Center adalah kegiatan pelayanan,
pendidikan atau pelatihan dan penelitian pengembangan keperawatan

e. Kegiatan Nursing Care Center


1) Kegiatan Pendidikan
 Bimbingan praktek mahasiswa keperawatan
 Pelaksanaan ujian kasus mahasiswa
 Bimbingan teknis perencanaan kegiatan puskesmas
 Pelatihan-pelatihan kesehatan dan keperawatan
2) Kegiatan Penelitian
 Penelitian kesehatan yang terkait dengan kasus-kasus yang dijumpai di Nursing
Center 
 Penelitian mengenai manajemen kesehatan dan asuhan keperawatan
 Bimbingan kegiatan penelitian bagi mahasiswa, tenaga puskesmas, dan dosen
3) Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan
 Layanan penyediaan data kesehatan masyarakat
 Layanan pengelolaan data kesehatan masyarakat (pengolahan dan analisisdata)
 Penyebaran informasi hasil penelitian melalui jurnal ilmiah

14
 Penyebaran informasi kesehatan melalui media massa
 Pembuatan leaflet, brosur, dan CD yang berkaitan dengan promosi kesehatan

2.5 Klinik Kesehatan Swasta

a. PengertianKlinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan /atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin
oleh seorang tenaga medis (PermenkesRI, No. 028/Menkes/Per/I/2011).

b. Jenis Klinik
1) Klinik Pratama
Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
dasar yang dilayani oleh dokter umum dan dipimpin oleh seorang dokter
umum. Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat dimiliki oleh badan usaha
atau pun perorangan.
2) Klinik Utama
Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik atau pelayanan medic dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti
mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Klinik ini dipimpin seorang
dokter spesialis ataupun dokter gigi spesialis. Berdasarkan perijinannya klinik
ini hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV, ataupun PT.
Adapun perbedaan antara klinik pratama dan klinik utama adalah:
1) Pelayanan medis pada klinik pratama hanya pelayanan medis dasar,sementara
pada klinik utama mencangkup pelayanan medis dasar dan spesialis;
2) Pimpinan klinik pratama adalah dokter atau dokter gigi,sementara pada klinik
utama pimpinannya adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis;
3) Layanan didalam klinik utama mencangkup layanan rawat inap ,sementara
pada klinik pratama layanan rawat inap hanya boleh dalam hal klinik berbentuk

15
badan usaha;
4) Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang dokter atau
dokter gigi ,sementara dalam klinik utama diperlukan satu orang spesialis
untuk masing-masing jenis pelayanan.
Adapun bentuk pelayanan klinik dapat berupa:
a) Rawat jalan;
b) Rawat inap;
c) Onedaycare;
d) Home care;
e) Pelayanan 24 jam dalam 7 hari.
Perlu ditegaskan lagi bahwak linik pratama yang menyelenggarakan rawat inap,
harus memiliki izin dalam bentuk badan usaha. Mengenai kepemilikan klinik,dapat
dimiliki secara perorangan ataupun badan usaha. Bagi klinik yang menyelenggarakan
rawat inap maka klinik tersebut harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang mencakup:
1) Ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan;
2) Minimal 5 bed, maksimal 10 bed, dengan lama inap maksimal 5 hari;
3) Tenaga medis dan keperawatan sesuai jumlah dan kualifikasi;
4) Dapur gizi;
5) Pelayanan laboratoriumklinik pratama.
c. Usaha KlinikKesehatan Bersama

Dalam pasal 1 huruf (I) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.920/Men.Kes/Per/XII/86 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta dibidang
medik dapat dijumpai istilah praktek berkelompok,yaitu penyelenggaraan pelayanan
medik secara bersama oleh dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis atau dokter
gigi spesialis dengan atau tanpa menggunakan penunjang medik. Praktik bersama
atau berkelompok baik yang dilakukan oleh dokter umum, dokter gigi, dokter
spesialis atau dokter gigi spesialis diselenggarakan dalam suatu tempat
(klinik),sehingga dapat disebut sebagai klinik kesehatan bersama.
“Kata“usaha”diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau
badan untuk mencapai suatu maksud”.

16
Dari arti kata-kata tersebut diatas dapat dirumuskan pengertian Usaha Klinik
Kesehatan Bersama tersebut yaitu Suatu kegiatan bersama atau berkelompok dalam
suatu tempat (klinik) dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan, guna
mengobati orang sakit agar memperoleh keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Klinik kesehatan bersama yang menjalankan
suatu usaha dapat disebut sebagai badan usaha, yaitu perusahaan atau bentuk usaha
yang berbentuk badan hukum yang menjalankan suatu jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus dengan tujuan untuk memperoleh laba.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Home Care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif


yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasihat ahli
dalam bidang keahliannya. Sikap yang harus dimiliki seorang konsultan / Konselor yaitu,
Tingkah laku yang etis, Kemampuan intelektual, Keluwesan (fleksibelity), Sikap
penerimaan (acceptance), Pemahaman (understanding), Sikap jujur, Komunikasi.
Terapi Komplementer  adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain
diluar pengobatan medis yang Konvensional.
Nursing care center adalah lembaga keperawatan yang memberikan akses langsung
pada klien dalam pelayanan keperawatan profesional yang berorientasi pada kebutuhan
masyarakat sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat. 

17
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang
tenaga medis

3.2 Saran
Kami selaku penulis berharap dengan laporan yang kami tulis ini dapat membuat
para pembaca lebih memahami mengenai jenis-jenis wirausaha dibidang kesehatan. Kami
berharap agar selanjutnya dapat membuat laporan yang lebih sempurna di kesempatan
berikutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Samba, Suharyati. 2007. Nursing Center Konsep dan Aplikasi. Bandung :Yayasan Nursentra

Ginting, Serta Ulina. 2010. Perilaku Pasien Fisioterapi di Rumah Sakit. Available at :
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwir2Puswp
XdAhVJPo8KHfjBCzwQFjAAegQIARAC&url=http%3A%2F%2Frepository.ump.ac.id
%2F5399%2F2%2FFikilhusna%2520BAB
%2520II.pdf&usg=AOvVaw2gEVv5UZvSCPB6d0nHtIIQ. Diakses pada 30 Juli 2020

Wida,Mustika, dkk. 2012. Kewirausahaan. Available at : https://docuri.com/queue/nurse-


preneur_59bf3908f581716e46c3ae51_pdf?queue_id=59ca1528f58171d47e28bb9d.

Diakses pada 30 Juli 2020

Widyawati. 2008. Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Available


at :jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/download/200/311. Diakses pada 30 Juli 2020

19

Anda mungkin juga menyukai