Sel otot lurik, baik pada otot jantung maupun rangka, dapat mengalami
hipertrofi saja akibat respons terhadap peningkatan kebutuhan sel karena pada
orang dewasa, sel itu tidak dapat membelah membentuk sel yang lebih banyak
untuk membagi beban kerjanya. Akibatnya, sintesis protein dan miofilamen yang
lebih banyak di tiap sel diduga mencapai keseimbangan antara kebutuhan dan
kapasitas fungsional sel, hal ini memungkinkan peningkatan beban kerja dengan
tingkat aktivitas metabolic per unit volume sel yang tidak berbeda dari yang
dikeluarkan oleh sel normal. namun demikian, perubahan adaptif tersebut tidak
semuanya bersifat jinak, perubahan tersebut dapat juga menyebabkan perubahan
dramatis pada fenotif selular. Jadi pada kelebihan beban volume jantung kronik,
beragam gen secara normal hanya ditunjukan pada jantung neonatus dan
diaktifkan kembali, protein kontraktil berubah menjadi isoform fetal, yang
berkontraksi lebih lambat. Nuclei pada sel hipertrofik tersebut juga memiliki
kandungan DNA yang lebih tinggi dibandingkan sel miokardial normal,
kemungkinan karena sel itu berhenti pada siklus sel tanpa mengalami mitosis sel.