OLEH :
TINGKAT 1A MURAI
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah kami yang berjudul “ Hipertrofi dan Atrofi” dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Kami sangat berharap, makalah yang kami
susun ini dapat menambah pengetahuan maupun wawasan pembacanya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi penyusunnya juga pada pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
HIPERTROFI........................................................................................................................................4
A. Pengertian Hipertrofi.................................................................................................................4
B. Etiologi Hipertrofi.....................................................................................................................5
C. Klasifikasi Hipertrofi dan Tempat Terjadinya...........................................................................5
D. Tanda dan Gejala Hipertrofi......................................................................................................7
ATROFI................................................................................................................................................8
A. Pengertian Atrofi.......................................................................................................................8
B. Etiologi Atrofi...........................................................................................................................9
C. Klasifikasi Atrofi.......................................................................................................................9
D. Tanda dan Gejala Atrofi..........................................................................................................11
RINGKASAN MATERI.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
HIPERTROFI
A. Pengertian Hipertrofi
2) Hipertrofi Ventrikular
Hipertrofi ventrikular adalah membesarnya ukuraan
ventrikel jangtung. Perubahan ini sangat baik untuk kesehatan jika
ini merupaka respon dari latihan aerobik, akan tetapi ventrikular
juga dapat muncul kesudahan suatu peristiwa penyakit seperti
tekanan darah tinggi.
3) Hipertrofi Payudara
Gigantomastia adalah pertumbuhan ekstrem payudara
aeberat 5kg atau lebih. Gigantomastia dapat terjadi akibat suatu
peristiwa komplikasi ketika kehamilan, atau anak anak ketika
menuju remaja atau pubertas.
4) Hipertrofi Klirotis
Klitorormegali adalah gejala interseksual yang terjadi karena
klirotis membesar sehingga menyerupai penis.
A. Pengertian Atrofi
C. Klasifikasi Atrofi
Artofi semilis
Juga sering disebut juga dengan istilah penuaan yang
sistemik atau menyuliuruh. Sesungguhnya merupakan bventuk
atrofi permonal dan paskuler oleh berkurangnya rangsangan
endokrin dan gangguan paskularisasi karena arteiosklereosis.
Misalnya kulit menjadi tipis dan keriput, tulang-tulang baik tulang
panjang maupun tulang tengkorak menjadi menipis dan ringan
akibat reapsosi, sehingga tulang-tulang ini berlubang-lubang,
ringan dan mudah patah oleh trauma ringan.
Atrofi Fisiologik
Juga disebut involusi misalnya mengecil sampai
hilangnya kelenjar timus pada individu usia pubertas, pembentukan
ligamentum teres hepatis, obeterasi duktus arteri usus botali dan
penutupan fosamer ovale jantung setelah anak lahir maupun
hilangnya duktus omphalomesentericus dan uracus. Bila onfolusi
ini tidak sempurna maka akan tersisa jaringan organ tubuh tersebut
seutuhnya atau sebagaian dalam keadaan samar-samar rudimeter
yang berakibat gangguan.
Atrofi Nutrisisonal
Astrofi Nutrisional atau kelaparan (starvation atrophy)
terjadi bila tubuh tidak dapat mendapat makanan untuk waktu yang
lama, misalnya terjadi pada orang yang yang sengaja berpuasa
unytuk waktu yang lama, tanpa buka puasa, orang yang menderita
gangguan pada saliuran pencernaan. Misalnya karena terdapat
penyempitan (styrikura) esopagus pada penderita tersebut akan
berakhir mungkin setelah mendapat makanan dan minuman yang
cukup.
Atrofi Nutrisional ini dapat menbyebabkan badan menjadi
kurus kering, mengalamai emasiasi, serta inanisi. Pada penderita
ini menggunakan simpanan atau cadangan karbohidrat, lemak dan
protein tubuhnya sebagai pengganti tenaga bagi kehidupannya.
Atrofi Inaktivitas
Atrofi Inaktivitas terjadi akibat inaktivitas organ tubuh
atau jaringan. Misalnya inaktivitas yang menyebabkan otot-otot
tersebut mengecil. Atrofi yang paling nyata adalah bila terdapat
kumpulan otot akibat hilangnya persyarafan seperti pada
polimyelitis. Disebut juga neorotrofik karena atrofi ini terjadi
akibat hilangnya impuls tropik. Terjadi pada orang yang terkena
suatu keadaan terpaksa berbaring lama sehingga mengalami atrofi
inaktivitas. Tulang tersebut menjadi berlubang-lubang karena
kehilangan kalsium sehingga tidak dapat tumbuh dengan baik dan
sel-sel kelenjar akan rusak apabila saluran keluarnya tersuumbat
untuk waktu yang lama. Misalnya pada pankreas, maka sel-sel
asinus pankreas (eksorin) menjadi atrofi.
Atrofi Desakan
Atrofi desakan (pressure atrophy) dapat terjadi akibat
desakan terus-menerus atau desakan untuk waktu yang lam, yang
mengenai suatu organ tubuh atau jaringan.
Pada atrofi desakan gejala dan tandanya dapat terlihat dari gusi
apabila akan tumbuh gigi selain itu juga menipisnya stenum akibat
aneurisma aorta.
Pada atrofi setempat tanda dan gejalanya dapat terlihat dari tekanan
darah yang tinggi akibat gejala stroke.
RINGKASAN MATERI
Vinay kumar,ramzi s. Contran & Stanley I Robbins 2007. Buku ajar patologi
ed. 7. Jakarta:EGC