Anda di halaman 1dari 15

Nama : Liza Cahya Rhamadina

NIM : 114097012110
Matkul : Ilmu Biomedik Dasar
Tugas : mencari penyakit yang berhubungan dengan mata, telinga, hidung dan lidah

A. Mata
1. Konjungtivitis
Penyakit ketika jaringan lunak di sekitar mata meradang dan membuat mata merah,
berair, perih, dan gatal. disebabkan oleh iritasi, alergi, atau infeksi. Jika disebabkan oleh
infeksi bakteri, mata dapat menjadi bernanah. Pengobatan konjungtivitis disesuaikan dengan
penyebabnya.
2. Mata Kering
Mata kering bisa terjadi pada siapa saja, namun keluhan ini lebih sering dialami oleh
lansia dan pada wanita. Penderita mata kering akan merasakan gejala berupa mata terasa
berpasir atau seperti ada benda asing di mata, mata merah, terasa perih atau gatal, dan silau.
Faktor penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari kurangnya produksi air mata,
penyakit autoimun, infeksi, iritasi, alergi, kekurangan nutrisi, mata terlalu sering terpapar
angin atau sinar matahari, hingga efek samping obat-obatan. bisa ditangani dengan
penggunaan obat tetes air mata (artificial tears), atau obat untuk meningkatkan produksi air
mata.
3. Katarak
Merupakan penyebab kebutaan nomor satu di Indonesia. Penyakit mata ini membuat
lensa mata terlihat keruh sehingga pandangan menjadi kabur. Katarak kebanyakan diderita
oleh orang berusia 60 tahun ke atas. Namun pada beberapa kasus, katarak dapat terjadi pada
usia yang lebih muda, bahkan pada bayi baru lahir. Selain karena penuaan yang membuat
protein di lensa mata menggumpal, katarak juga bisa disebabkan oleh penyakit diabetes,
cedera pada mata, paparan sinar UV, kebiasaan merokok, dan efek samping obat tertentu,
seperti kortikosteroid dan terapi radiasi. Jika sudah mengganggu penglihatan, katarak bisa
ditangani dengan operasi katarak.
4. Glaukoma
Glaukoma terjadi ketika saraf optik mata rusak sehingga penderitanya mengalami
gangguan penglihatan, bahkan kebutaan. Kerusakan saraf optik tersebut disebabkan oleh
peningkatan tekanan di dalam bola mata akibat adanya timbunan cairan di dalam mata.
Glaukoma dapat terjadi di segala usia, tetapi lebih sering menyerang lansia. Pengobatannya
bisa dengan obat minum atau obat tetes mata untuk mengurangi tekanan di dalam bola mata.
Langkah pengobatan lainnya bisa dengan operasi, baik operasi laser maupun operasi mata
konvensional.
5. Kelainan refraksi (penglihatan buram)
Kelainan refraksi membuat penderitanya kesulitan melihat dengan jelas, karena fokus
mata tidak jatuh pada titik yang seharusnya. Normalnya, fokus cahaya atau bayangan suatu
objek yang ditangkap mata akan jatuh di bagian belakang mata, yaitu pada retina. Pada
penderita kelainan refraksi, fokus cahaya tidak jatuh tepat di retina. Akibatnya, objek tampak
buram. Selain itu, kelainan refraksi juga bisa ditimbulkan oleh perubahan bentuk kornea atau
penuaan lensa.
Kelainan refraksi bisa digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
 Rabun dekat. Penderita tidak dapat melihat objek dekat dengan jelas karena fokus
cahaya berada di belakang retina.
 Rabun jauh. Objek yang berada di kejauhan terlihat buram akibat fokus cahaya berada
di depan retina.
 Presbiopi atau mata tua, yaitu mata kehilangan kemampuan untuk melihat sesuatu
dengan jelas seiring bertambahnya usia. Penyakit mata ini disebabkan oleh otot-otot
di sekitar mata yang kehilangan elastisitasnya dan mengeras.
 Astigmatisme atau mata silinder. Kondisi ini terjadi akibat kornea atau lensa mata
tidak melengkung seperti lingkaran, melainkan lebih cembung atau cekung.
Akibatnya, pandangan jarak jauh maupun dekat akan terlihat buram.

6. Gangguan retina
Gangguan retina dapat memengaruhi bagian mana pun dari retina, yaitu lapisan di
belakang mata yang berfungsi menangkap cahaya dan mengirimkan gambar ke otak. Berikut
adalah beberapa gangguan retina yang umum terjadi:
 Ablasi retina, yaitu retina robek atau terlepas akibat adanya cairan berlebih di
sekitarnya.
 Retinopati diabetik, yaitu gangguan retina yang terjadi pada penderita diabetes.
Khususnya pada penderita diabetes yang tidak berobat teratur.
 Epiretinal membrane, yaitu jaringan parut di atas retina.
 Lubang makula, yaitu cacat kecil di tengah retina. Kondisi ini dapat terjadi ketika
mata mengalami cedera.
 Degenerasi makula, yaitu menurunnya kemampuan melihat akibat penuaan.
Keluhannya dapat berupa ada titik hitam (titik buta) di tengah penglihatan.
 Retinitis pigmentosa, yaitu penyakit degeneratif yang memengaruhi retina. Penderita
penyakit mata ini dapat merasakan rabun di malam hari, penglihatan terganggu, atau
mudah silau.
7. Kelainan kornea
Kornea adalah lapisan terluar mata yang membantu mata fokus menangkap sinar atau
gambar dari suatu objek, serta melindungi mata dari kuman, debu, dan zat berbahaya.
Berbagai kondisi yang dapat menyerang kornea adalah:
 Cedera mata.
 Alergi.
 Keratitis, yaitu peradangan pada kornea akibat infeksi atau iritasi terhadap zat
tertentu.
 Ulkus korna, yaitu luka atau tukak pada kornea mata akibat infeksi, cedera, atau
paparan zat iritatif pada mata. Penyakit mata ini dapat membuat mata nyeri,
berair, silau, bahkan hingga kebutaan.
 Distrofi kornea, yaitu kornea yang kehilangan kejernihannya karena adanya
penumpukan zat tertentu pada permukaan atau di belakang lapisan kornea.

8. Blefaritis
disebabkan karena adanya peradangan pada kelopak mata. Penyakit ini biasanya
menyebabkan produksi minyak pada mata menjadi berlebih. Kelebihan minyak ini biasanya
terjadi di sekitar kelopak mata dan bisa bercampur dengan bakteri. Pada beberapa kasus,
blefaritis bisa menyebabkan pembengkakan mata hingga terjadinya kerontokan bulu mata.
Blefaritis terbagi menjadi dua, yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior. Blefaritis
anterior merupakan peradangan yang terjadi pada kelopak mata bagian luar dan disebabkan
karena adanya bakteri stafilokokus. Sedangkan blefaritis posterior adalah peradangan yang
terjadi pada kelopak mata bagian dalam dan disebabkan karena adanya kelainan pada kelenjar
minyak.

B. Telinga
1. Tinnitus
Tinnitus adalah istilah medis dari persepsi seolah mendengar suara berdenging dalam
telinga. Kondisi ini bisa terjadi secara terus-menerus atau hilang timbul. Selain suara
denging, keluhan yang dapat muncul pada kasus tinnitus dapat berupa suara dengung atau
gema, deru, desis, dan lain-lain. Faktanya, tinnitus hanyalah sebuah gejala dari suatu masalah
kesehatan yang mendasarinya. jika mengalami gangguan telinga ini, periksalah ke dokter
agar penyebabnya dapat diketahui dan disembuhkan.
2. Sumbatan Telinga
Serumen atau kotoran telinga diproduksi secara alami oleh kelenjar yang ada di dalam
indra pendengaran Anda. Namun, jika serumen yang dibentuk berlebihan, hal itu dapat
menyebabkan penumpukan dan sumbatan. Kondisi ini dapat mengganggu pendengaran. Cara
membersihkan telinga yang tidak tepat juga berisiko menimbulkan masalah sumbatan di
telinga. Penggunaan cotton bud pun berpotensi mendorong kotoran telinga semakin ke dalam.
Oleh karena itu, jangan terlalu sering menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga.
Lebih baik Anda periksa ke dokter THT agar telinga bersih optimal, tanpa khawatir
mengalami sumbatan atau gangguan lainnya.
3. Otitis Eksterna
infeksi telinga bagian luar. Gangguan telinga ini sering juga disebut dengan
swimmer’s ear. Secara umum, otitis eksterna disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejalanya
meliputi gatal dan merah pada liang telinga, nyeri saat daun telinga ditarik, keluar cairan dari
telinga, terasa penuh di telinga, demam, dan gangguan pendengaran. Untuk mengatasinya,
dokter biasanya akan memberikan antibiotik tetes, antinyeri dan antiradang yang mesti
dikonsumsi sesuai dengan dosisnya.
4. Otitis Media
Infeksi pada otitis media akan menimbulkan reaksi peradangan yang dapat mengenai
bagian gendang telinga. Beberapa gejala yang dapat timbul, yaitu nyeri, gangguan
pendengaran, rasa penuh di telinga, demam, dan keluar cairan dari telinga. Penanganan otitis
media bergantung pada stadium penyakitnya. Pada stadium awal, pengobatan dapat berupa
antinyeri dan antibiotik.
5. Otitis Interna
Otitis interna merupakan gangguan telinga bagian dalam, yang biasanya terjadi pada
labirin membran. Gejala yang timbul dapat berupa vertigo, berdengung, mual, muntah, dan
gangguan pendengaran Penyakit ini biasanya dapat hilang sendiri dalam beberapa hari.
Kalaupun perlu penanganan, dokter mungkin akan memberikan pengobatan untuk
mengurangi gejala yang timbul.
6. Gendang Telinga Pecah
Gendang telinga yang pecah bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, misalnya trauma
dan infeksi. Kondisi ini menyebabkan gangguan pendengaran dan membuat penderitanya
rentan infeksi. Pengobatan gendang telinga pecah tergantung dari tingkat keparahan. Jika
bertambah parah, pasien mungkin perlu mendapatkan operasi pencangkokan ke gendang
telinga.
7. Penyakit Meniere
Penyakit meniere adalah kondisi kronis yang mempengaruhi keseimbangan dan
pendengaran bagian dalam telinga. Gejalanya berupa vertigo, berdengung, telinga terasa
penuh atau gangguan pendengaran. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Dokter biasanya
memberikan pengobatan untuk mengurangi gejala yang timbul.
8.Mastoiditis
Mastoiditis adalah infeksi telinga akibat bakteri yang terjadi di tulang belakang
telinga (mastoid). Keadaan ini biasanya terjadi jika infeksi telinga sebelumnya tidak diatasi
dengan benar. Penyakit ini merupakan jenis infeksi telinga yang serius. Pengobatannya
menggunakan antibiotik dan jika tidak membaik, pembedahan merupakan pilihan pengobatan
lain
9. Otosklerosis
Gangguan telinga ini terjadi akibat pengerasan pada tulang di dalam telinga. Penyebab
otosklerosis belum diketahui pasti. Namun, dicurigai bahwa kelainan genetik dan infeksi
campak adalah faktor yang meningkatkan risiko kondisi tersebut. Penanganan penyakit ini
tergantung dari tingkat keparahan. Jika masih ringan, dokter biasanya hanya memantau
kondisi dan menguji pendengaran secara berkala.
10. Barotrauma
Barotrauma dapat diartikan sebagai cedera pada telinga akibat perubahan tekanan.
Kondisi ini umumnya muncul saat menyelam atau naik pesawat. Gejalanya barotrauma dapat
berupa telinga terasa penuh atau pekak, gangguan pendengaran, sakit kepala, nyeri telinga,
vertigo, mimisan, hingga kehilangan pendengaran. Penanganan yang bisa dilakukan untuk
penyakit telinga ini adalah melakukan manuver valsava. Caranya, tutup hidung dan mulut,
lalu dengan perlahan buang napas agar udara bisa masuk ke bagian belakang hidung.
11. Kolesteatoma
Gangguan pada telinga ini disebabkan oleh pertumbuhan jaringan kulit yang tidak
normal di dekat gendang telinga atau ruang telinga bagian tengah. Pertumbuhan jaringan kulit
ini dapat mengakibatkan jaringan dan tulang di sekitar telinga tengah mengalami kerusakan,
sehingga fungsi telinga terganggu. Kolesteatoma dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti
nyeri, telinga berbau busuk, keluar cairan dari telinga, telinga terasa penuh atau tersumbat,
gangguan pendengaran, serta melemahnya otot wajah di bagian sisi telinga yang terkena
kolesteatoma.

C. Hidung
1.Mimisan
perdarahan yang terjadi dari dalam dinding saluran hidung. Kondisi ini sangat umum
terjadi. Menurut Cleveland Clinic, diperkirakan 60% orang setidaknya pernah mengalami
mimisan satu kali seumur hidupnya. Perdarahan dari hidung terjadi ketika pembuluh-
pembuluh darah kecil (kapiler) yang terdapat di dinding saluran hidung mengalami
kerusakan. Kerusakan tersebut biasanya disebabkan oleh udara kering, kebiasaan mengupil,
pilek, serta meniup ingus terlalu keras.

2. Gangguan penciuman
Penyakit atau gangguan pada hidung lainnya yang umum terjadi. Kondisi ini biasanya
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu hiposmia dan anosmia. Hiposmia adalah kondisi ketika
kemampuan mencium bau Anda menurun atau berkurang. Anda tidak bisa mencium bau
suatu objek atau benda sebaik biasanya. Anosmia adalah kondisi di mana daya penciuman
Anda benar-benar hilang. Hidung Anda tidak bisa menangkap bau apapun sama sekali.
Kondisi penurunan daya penciuman biasanya disebabkan oleh gangguan lain yang juga
terjadi pada hidung, seperti polip hidung, infeksi sinus, pilek, atau infeksi saluran pernapasan.
Selain itu, masalah kesehatan lain juga bisa memengaruhi daya penciuman Anda, mulai dari
ketidakseimbangan hormon, masalah gigi, paparan zat kimia tertentu, hipertensi, serta
diabetes
3. Rhintis
penyakit pada hidung yang ditandai dengan hidung meler, bersin, hidung tersumbat,
serta kelelahan. Kondisi ini dapat dialami anak-anak dan orang dewasa. Kondisi ini terbagi
dalam 2 jenis, yaitu rhinitis alergi dan rhinitis non-alergi (vasomotor). Pemicu pada rhinitis
alergi dapat meliputi alergen, seperti bulu binatang dan debu. Sementara itu, rhinitis non-
alergi biasanya disebabkan oleh paparan iritan dan perubahan cuaca, meski hingga saat ini
penyebab pastinya belum diketahui.
4. Pilek
Pilek merupakan penyakit hidung langganan semua kalangan. Pilek biasanya
disebabkan oleh infeksi rhinovirus. Gejala pilek biasanya muncul 1-3 hari setelah terpapar
virus tersebut. Virus ini dapat menyebar melalui tetesan aiur liur yang menyembur di udara
saat seseorang batuk, berbicara, atau bersin. Kemudian, rhinovirus masuk ke tubuh orang
sehat melalui mulut, mata, atau hidungnya. Selain hidung ingusan dan tersumbat, gejala pilek
bisa termasuk sakit tenggorokan, bersin-bersin, demam ringan, badan pegal linu, dan sakit
kepala. Pilek biasanya tidak berbahaya, tapi terkadang bisa juga menjadi gejala dari penyakit
tertentu.

5. Flu (influenza)
Influenza atau flu biasa disebabkan oleh tiga jenis virus flu, yaitu influenza A,
influenza B, dan inluenza C. Jika pilek bisa terjadi kapan saja di sepanjang tahun, penyebaran
flu biasanya lebih musiman. Gejala flu sering datang tiba-tiba dan bisa berlangsung selama 7-
10 hari, tapi flu bisa sembuh sepenuhnya dan tidak berbahaya. Namun, beberapa orang yang
memiliki daya tahan tubuh lemah bisa mengalami gejala flu yang cukup parah dan mungkin
mengancam jiwa akibat komplikasinya.
Jenis lain dari flu adalah flu burung (H5N1, H7N9) dan flu babi (H1N1).

6. Deviasi septum
Deviasi septum adalah gangguan di mana dinding tipis (septum) pemisah bagian kiri
dan kanan hidung mengalami kelainan struktur, seperti terlalu bengkok. Kondisi ini dapat
menyebabkan salah satu saluran hidung lebih sempit, sehingga memengaruhi aliran udara
yang masuk dan keluar. Akibat dari deviasi septum, hidung berisiko mengalami berbagai
gangguan serta penyakit, mulai dari obstruksi (penyumbatan), pembengkakan, hingga
kesulitan bernapas di malam hari.

7. Polip hidung
Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan yang terjadi di dinding saluran hidung atau
sinus. Pertumbuhan jaringan tersebut terkadang tidak berbahaya, namun berisiko
menimbulkan berbagai penyakit pada hidung, seperti infeksi berulang, alergi, bahkan
sinusitis. Kemunculan polip hidung terjadi karena adanya peradangan dan pembengkakan
pada saluran hidung atau sinus. Namun, hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa
pemicu dari peradangan tersebut. Beberapa ahli meyakini bahwa timbulnya polip mungkin
berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh pada tiap orang yang berbeda-beda.
8. Trauma pada hidung
Saat Anda terkena pukulan atau benturan yang mengenai hidung, Anda bisa
mengalami trauma pada hidung. Kondisi ini memang tidak umum dikaitkan dengan penyakit,
namun biasanya Anda akan mengalami gejala-gejala seperti mimisan, memar, serta bengkak
pada hidung.Trauma pada hidung biasanya menyebabkan perubahan pada bentuk hidung,
seperti septum atau tulang hidung yang patah. Kerusakan pada struktur hidung dapat bersifat
ringan hingga parah.

9.Septum hematoma
Septum hematoma adalah gangguan di mana terdapat penggumpalan darah di septum
hidung. Darah yang menggumpal berasal dari pembuluh darah yang pecah, kemudian
menumpuk dan tertahan di bawah lapisan dinding hidung. Kondisi ini biasanya terjadi setelah
hidung mengalami trauma, cedera, atau menjalani prosedur operasi. Konsumsi obat
pengencer darah juga meningkatkan risiko timbulnya penggumpalan darah di septum hidung.
Septum hematoma umumnya menimbulkan gejala-gejala seperti hidung tersumbat, kesulitan
bernapas, demam, serta rasa sakit di hidung.

10. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)


Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang satu
komponen saluran pernapasan bagian atas. Organ yang termasuk ke dalam sistem saluran
pernapasan atas meliputi hidung, sinus, faring (tenggorokan), dan laring (kotak suara).
Penyebab ISPA adalah virus atau bakteri. Virus utama penyebab ISPA adalah rhinovirus dan
coronavirus. Gejala ISPA yang umum muncul antara lain batuk kering tanpa dahak, demam
ringan, sakit tenggorokan, serta sesak napas.

D. Lidah
1. Sariawan
Sariawan adalah luka kecil di lidah atau dalam mulut. Umumnya, sariawan terjadi
karena kekurangan vitamin dan daya tahan tubuh lemah. Konsumsi buah-buahan dengan rasa
asam dan pemakaian kawat gigi juga bisa menjadi faktor penyebab sariawan. Sariawan
biasanya tidak memerlukan penanganan khusus. Rasa nyeri akan hilang dalam waktu 1–2
minggu. Bersihkan gigi dan lidah secara teratur terutama setelah makan dan hindari makanan
pedas atau asam sampai sariawan sembuh.
2. Kandidiasis mulut (oral thrush)
Kandidiasis mulut adalah penyakit lidah yang disebabkan infeksi jamur Candida
albicans. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bercak putih di lidah dan bagian dalam
mulut. Kandidiasis mulut lebih sering menyerang balita, lansia, dan pengguna gigi palsu.
Penyakit lidah ini dapat diatasi dengan berkumur menggunakan garam atau 1 sendok teh
baking soda yang dilarutkan ke dalam air hangat setiap 2 kali sehari. Obat antijamur juga
dapat diresepkan oleh dokter gigi untuk mengatasi kondisi ini.
3. Lichen planus
Lichen planus merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang lidah. Kondisi
ini terjadi akibat gangguan sistem kekebalan tubuh dan ditandai dengan munculnya bercak
serta garis-garis putih di lidah dan mulut. Terkadang lichen planus juga dapat menimbulkan
gejala lain berupa sensasi perih atau nyeri di lidah, rasa tidak nyaman di mulut, serta gusi
bengkak, kemerahan, dan terasa nyeri. Lichen planus yang tergolong ringan umumnya tidak
memerlukan penanganan khusus, namun Anda dianjurkan untuk rutin membersihkan mulut
dengan obat kumur guna meredakan rasa tidak nyaman di mulut. Jika kondisi tersebut
semakin parah atau tidak kunjung sembuh, dokter biasanya akan memberikan obat
kortikosteroid.
4. Lidah geografik (geographic tongue)
Lidah geografik adalah kondisi ketika muncul bercak kemerahan dengan pinggiran
berwarna putih. Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun diduga berkaitan
dengan penyakit tertentu, seperti psoriasis dan lichen planus.
Sebenarnya, penyakit lidah geografik dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, Anda
disarankan untuk memeriksakan diri jika dalam waktu 2 minggu bercak tidak hilang. Kurangi
konsumsi makanan pedas, asam, minuman beralkohol, dan rokok untuk mencegah penyakit
ini semakin parah.
5. Lidah pecah-pecah (fissured tongue)
Lidah pecah-pecah atau fissured tongue ditandai dengan terbentuknya celah di lidah,
sehingga lidah tampak retak. Anda tidak perlu khawatir karena kondisi ini normal terjadi
pada lidah. Penyebab lidah pecah-pecah diduga diturunkan secara genetik, namun masih
diperlukan penelitian lebih lanjut. Pada beberapa kondisi, lidah pecah-pecah tidak
memerlukan penanganan khusus. Untuk mencegah lidah pecah mengalami infeksi, Anda
disaran kan untuk rutin membersihkan lidah karena sisa-sisa makanan yang terselip dapat
menimbulkan infeksi.

6. Glossitis
Glossitis adalah peradangan pada lidah yang membuat lidah menjadi bengkak dan
kemerahan. Penyakit lidah ini terkadang dapat membuat penderitanya susah makan dan
berbicara. Glossitis dapat dicegah dan ditangani dengan cara menjaga kebersihan gigi dan
mulut secara teratur dan konsumsi makanan bergizi. Pada kasus tertentu, glossitis perlu
diobati dengan antibiotik dan kortikosteroid sesuai resep dokter.

7. Lidah terbakar (burning mouth syndrome)


Sensasi lidah perih atau terbakar sering kali dialami oleh wanita yang memasuki masa
menopause. Selain menopause, keluhan lidah perih juga bisa disebabkan oleh alergi,
penggunaan pasta gigi atau obat kumur berbahan kimia keras, gangguan sistem kekebalan
tubuh, hingga stres. Untuk mencegah dan meringankan keluhan lidah perih, Anda dianjurkan
menghindari makanan dan minuman asam, makanan pedas, minuman beralkohol, dan
merokok. Selain itu, jika keluhan yang dirasakan cukup parah, Anda mungkin perlu
mendapatkan pengobatan dari dokter.
8. Leukoplakia
Leukoplakia merupakan kondisi adanya bercak putih di lidah. Bercak putih pada
leukoplakia tidak bisa hilang meski dibersihkan menggunakan sikat gigi. Penyebab kondisi
ini berkaitan dengan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Umumnya,
leukoplakia tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, penyakit ini bisa
menjadi gejala awal dari kanker mulut. Jenis leukoplakia bisa disebabkan oleh virus Epstein-
Barr dan lebih sering menyerang seseorang dengan sistem imun rendah, misalnya penderita
HIV. Pengobatan leukoplakia dilakukan di bawah pengawasan dokter dan bertujuan untuk
menghilangkan bercak putih yang membesar. Metode laser atau operasi mungkin dilakukan
jika leukoplakia bersifat ganas (kanker).
9. Kanker lidah
Kanker lidah adalah salah satu jenis kanker yang dapat muncul di rongga mulut.
Penyakit lidah ini bisa disebabkan oeh berbagai faktor, misalnya infeksi HPV dan kebiasaan
merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol dalam jangka panjang. Kanker lidah pada
tahap awal sering kali tidak bergejala. Namun, seiring waktu, penderita kanker lidah mungkin
dapat merasakan gejala berupa sariawan di lidah yang tak kunjung sembuh selama lebih dari
2 minggu, lidah berdarah, muncul benjolan di lidah, hingga lidah mati rasa.
E. Kulit
Berikut beberapa penyakit kulit berdasarkan penyebabnya
1. Penyakit kulit karena peradangan
Peradangan pada kulit disebut dermatitis. Kondisi ini terjadi ketika kulit bersentuhan
dengan bahan yang bersifat iritatif atau dengan alergen (zat atau benda yang menyebabkan
reaksi alergi). Gejala dermatitis umumnya berupa gatal, kemerahan, dan bengkak.
Berdasarkan penyebabnya, ada beberapa jenis dermatitis, yaitu:

 Dermatitis kontak iritan

Dermatitis kontak iritan termasuk penyakit kulit yang paling sering terjadi.


Penyakit kulit ini ditandai dengan munculnya ruam, kulit kering, iritasi, atau bahkan
luka lepuh pada area kulit yang bersentuhan dengan zat iritan. Beberapa contoh zat
iritan adalah bahan kimia, pemutih baju, deterjen, alkohol, dan sabun mandi.

 Dermatitis kontak alergi

Gejala dermatitis kontak alergi, seperti kemerahan dan bengkak, muncul


ketika kulit bersentuhan dengan alergen. Alergen dapat berupa bahan kimia,
kosmetik, cat kuku, sarung tangan lateks, protein, atau perhiasan. Pada orang normal,
bersentuhan dengan alergen tersebut tidak akan menimbulkan reaksi alergi. Namun
pada penderita alergi, bersentuhan dengan alergen akan menimbulkan gejala
dermatitis. Terkadang kondisi ini disebut sebagai eksim basah.

 Dermatitis atopik (eksim)

Eksim ditandai dengan kulit merah, gatal, kering, atau bersisik. Banyak orang
menyebut kondisi ini dengan istilah eksim kering. Keluhan ini sering muncul pada
kulit di bagian leher, lipatan siku, atau bagian belakang lutut. Jika digaruk, kulit
bersisik bisa mengelupas mengeluarkan cairan. Penyakit kulit jangka panjang (kronis)
yang biasanya dimulai saat bayi ini, sering kambuh secara tiba-tiba dan kemudian
mereda.

 Dermatitis seboroik

Penyakit kulit ini biasanya mengenai area tubuh yang berminyak, seperti
wajah, punggung, dan dada. Gejalanya berupa kulit kemerahan dan bersisik. Jika
mengenai kulit kepala, dermatitis seboroik menyebabkan ketombe yang membandel.
Pada bayi, penyakit kulit ini dikenal sebagai cradle cap.
2. Penyakit kulit karena kelainan autoimun
Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan
menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Beberapa penyakit kulit yang disebabkan oleh
gangguan autoimun adalah:

 Psoriasis

Psoriasis merupakan kondisi di mana sel-sel kulit tumbuh terlalu cepat, sehingga


munumpuk dan membentuk bercak kemerahan disertai sisik berwarna perak.

 Vitiligo

Vitiligo terjadi ketika sel kulit yang memproduksi melanin (pigmen berwarna gelap)
tidak berfungsi. Akibatnya, kulit kehilangan warnanya dan muncul bercak-bercak putih.
Vitiligo bisa diderita oleh semua jenis kulit, namun akan terlihat lebih jelas pada orang
yang berkulit gelap.

 Skleroderma

Pada skleroderma, kulit menjadi keras dan menebal. Skleroderma bisa hanya


menyerang kulit, tapi bisa juga menyerang pembuluh darah dan organ dalam.

 Pemfigus

Terdapat dua macam pemfigus, yaitu pemfigus vulgaris dan pemfigus foliaceus.


Pemfigus vulgaris ditandai dengan lepuhan yang mudah pecah namun tidak gatal.
Sedangkan pemfigus foliaceus ditandai dengan kulit bersisik atau berkerak, dan lepuhan
kecil yang terasa gatal jika pecah.

 Discoid lupus erythematosus

Ini merupakan penyakit lupus yang menyerang kulit. Gejala discoid lupus


erythematosus meliputi ruam parah yang cenderung memburuk saat terkena sinar
matahari. Ruam dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tetapi lebih sering muncul di
kulit kepala, wajah, leher, tangan, dan kaki.
3. Penyakit kulit karena infeksi
Penyakit kulit akibat infeksi ini umumnya menular. dan bisa disebabkan oleh:
 Infeksi bakteri

Beberapa penyakit kulit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri di antaranya adalah
bisul, impetigo, kusta, folikulitis  (infeksi pada kelenjar rambut), dan selulitis.

 Infeksi virus

Cacar, herpes zoster atau cacar ular, kutil, molluscum contagiosum, dan campak


merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus.

 Infeksi jamur

Jamur biasanya menyerang bagian kulit yang sering lembap. Macam-macam penyakit
kulit karena infeksi jamur adalah kurap, tinea cruris (infeksi jamur di selangkangan),
panu, dan kutu air (infeksi jamur pada kaki).

 Infeksi parasite

Parasit, seperti kutu dan tungau, merupakan jenis parasit yang sering menimbulkan
penyakit kulit, yaitu kudis. Selain kedua jenis parasit tersebut, infeksi cacing juga bisa
menimbulkan penyakit kulit.
E. Kulit

1. Kurap

Kurap atau ringworm adalah penyakit infeksi jamur yang berkembang di bagian kulit


yang lembap dan hangat, misalnya pada sela-sela jari kaki. Untuk mengobati kurap kadas,
Anda bisa menggunakan krim antijamur yang dijual bebas. Sebaiknya Anda meminta
panduan dokter mengenai jenis krim serta berapa lama pemakaian krim tersebut
dianjurkan.Hindarilah menggunakan handuk, kaus kaki maupun barang lainnya bersamaan
dengan orang lain, karena jamur penyebab kurap mudah menular.

2. Cacar air (varicella zoster) dan cacar ular (herpes zoster)

Cacar air merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, dan ditandai dengan
keluarnya bintik-bintik merah berisi cairan pada kulit. Pada sebagian orang yang pernah
terkena cacar air, virus Varicella zoster yang menyebabkannya dapat bersemayam dalam
tubuh meskipun telah sembuh. Virus tersebut dapat kembali menjadi aktif dan menyebabkan
herpes zoster bertahun-tahun setelahnya.

Agak berbeda dengan gejala cacar air, penderita herpes zoster akan mengalami ruam
kemerahan melepuh pada kulit yang terasa nyeri. Herpes zoster berbeda dengan herpes yang
disebabkan oleh virus herpes simplex.

Pencegahan penyakit ini bisa dilakukan dengan imunisasi. Selain itu, karena cacar air
menular dan bahkan bisa menyebar melalui udara, maka penderitanya sangat dianjurkan
untuk berdiam di rumah hingga lentingnya mengering.

3. Herpes simpleks

Berbeda dengan herpes zoster, herpes adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh


virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1) atau tipe 2 (HSV-2). Virus ini biasanya menyerang area
mulut, kemaluan, maupun rektum yang ditandai dengan munculnya lentingan berisi
cairan.Cairan pada lenting itulah yang berisi virus dan dapat menulari orang lain. Penularan
herpes yang terdapat di mulut bisa terjadi melalui ciuman, sedangkan herpes di kemaluan
menyebar melalui hubungan seksual.

Tidak ada obat yang dapat menghilangkan herpes sepenuhnya, namun dokter bisa
meresepkan acyclovir atau valacyclovir untuk meredakan gejala Anda serta mempercepat
waktu penyembuhannya.

4. Panu

Kalau bercak di kulit terlihat rata (tidak menonjol) dan berwarna lebih terang atau
justru lebih gelap dari warna kulit, mungkin ini adalah penyakit kulit panu. Panu disebabkan
oleh infeksi jamur. Meskipun tidak menular, bercak panu bisa terus melebar apabila
didiamkan, sehingga mengganggu penampilan.
5. Eksim

Penyakit kulit yang satu ini dipicu oleh alergi atau iritasi terhadap bahan tertentu,
yang kemudian menyebabkan terjadinya peradangan pada kulit. Gejala utama eksim adalah
kulit yang merah, gatal, dan kering.

Eksim merupakan penyakit kulit yang terjadi berulang-ulang, sehingga fokus utama
adalah mengenali pemicu terjadinya peradangan pada kulit ini. Apabila kulit mulai kering
dan gatal, maka Anda bisa segera menggunakan pelembap. Pada kasus eksim yang sudah
cukup parah, dokter bisa meresepkan obat yang biasanya berupa krim steroid.

6.  Biduran

Ruam biduran terlihat berupa bentol-bentol kemerahan yang gatal. Penyakit kulit


yang juga dikenal dengan urtikaria ini bisa dipicu banyak hal, salah satunya karena reaksi
alergi.

7. Impetigo

Penyakit kulit menular ini paling banyak menyerang anak-anak, terutama di area
wajah dan tangan. Lesi impetigo awalnya berwarna merah dan basah, kemudian membentuk
kerak yang berwarna kekuningan.Impetigo menular ketika disentuh, baik disentuh langsung
maupun ketika cairannya menempel di benda-benda seperti baju atau mainan anak.

8. Bisul

Penyakit kulit ini sangat umum terjadi, dan bisa muncul di berbagai area kulit. Bisul
disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Benjolan merah bisul bisa terasa sakit
dan membesar ketika terbentuk nanah di dalamnya.

9. MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus)

Penyakit kulit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus  dan


menyebabkan munculnya lenting kecil, bengkak, dan meradang berisi cairan. Beda MRSA
dengan bisul biasa adalah penyakit ini kebal terhadap antibiotik yang biasanya diberikan oleh
dokter. MRSA sangat menular dan bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh dengan cepat.

10. Psoriasis

Gejala penyakit kulit psoriasis adalah kulit bersisik, kering dan kasar. Psoriasis sering
muncul di siku, lutut, leher dan kulit kepala. Pada sebagian orang, kondisi kulit ini juga
menyebabkan rasa gatal.  

Anda mungkin juga menyukai