Anda di halaman 1dari 13

Jenis jenis penyakit mata

Bintitan
Ditandai dengan munculnya bisul kecil pada tepi kelopak mata. Namun infeksi juga bisa terjadi
di lokasi yang lebih dalam, sehingga yang tampak hanya warna merah dan pembengkakan.
Bintitan timbul karena adanya infeksi bakteri pada kelenjar di dasar bulu mata dan termasuk
penyakit mata ringan.
Umumnya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu satu minggu setelah nanah keluar.
Untuk mempercepat pecahnya bisul, caranya dengan menggunakan kompres hangat dan
memijatnya dengan perlahan. Jenis penyakit mata ini sering terjadi pada anak usia sekolah
karena sering mengucek mata tanpa memperhatikan kebersihan tangan.
Belekan
Penyebabnya adalah infeksi virus, terkadang disertai infeksi bakteri. Penyakit mata ini membuat
mata menjadi merah, bengkak, dan nyeri serta memproduksi kotoran mata menjadi banyak.
Gejala dari belekan ini biasanya membuat bulu mata saling menempel dan sulit dibuka pada
waktu bangun tidur karena terlalu banyak kotoran yang lengket di bulu mata. Biasa menyerang
anak-anak dan sangat menular.
Keratitis
Penyakit mata ini menyerang kornea mata. Penyebabnya bisa virus, kuman, maupun jamur.
Uniknya, keratitis ini seringkali menyerang para petani, khususnya yang sedang mengalami masa
panen.
Karena itu, penyakit mata ini disebut juga sebagai sawahika. Ciri-cirinya, di sekitar kornea mata
terdapat bercak-bercak putih, sehingga menyebabkan penglihatan si penderita menjadi kabur.
Jalan satu-satunya untuk sembuh harus dilakukan cangkok mata.
Glaukoma
Mata mempunyai sebuah tekanan cairan pada bola matanya (intraokuler) untuk mempertahankan
bentuk dan fungsinya. Jika tekanan terlalu tinggi, maka dapat menyebabkan bola mata menonjol
seperti hendak keluar dan dapat merusak saraf mata.
Glaukoma ditandai dengan pandangan yang mulai kabur dan berkurangnya pandangan ke
samping (lebar penglihatan berkurang).
Jika ditangani dengan baik, sebelum terjadi kerusakan pada retina dan saraf mata, maka masih
ada kesempatan untuk kembali membaik. Namun jika tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan kebutaan.
Iridosiklitis Akut
Penyebabnya berasal dari gigi yang berlubang. Pada awalnya, penyakit ini ditandai dengan mata
merah, namun tanpa kotoran, yang kemudian disertai nyeri dan penglihatan agak terganggu
karena ada bintik-bintik hitam yang beterbangan. Kalau pada orang awam, penyakit ini dianggap
biasa dan hanya diobati dengan obat-obat yang dijual bebas.
Bila penyakit ini ditangani secara cepat dan tepat, maka kemungkinan sembuh secara sempurna

akan terwujud. Namun sayang, penyakit ini pada umumnya akan kambuh kembali terutama
apabila sumber kumannya, yaitu gigi tidak ditangani dengan baik. Kekambuhan yang sering akan
menyebabkan mata menjadi cacat menetap disertai penglihatan yang rabun bahkan bisa timbul
kebutaan.

Macam macam sakit mata


Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Kebanyakan lensa agak keruh setelah usia 60 tahun. Sebagian besar penderita mengalami
perubahan yang serupa pada kedua matanya, meskipun perubahan pada salah satu mata mungkin
lebih buruk dibandingkan dengan mata yang lainnya.

Penyebab
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak bisa disebabkan oleh: cedera mata,
penyakit metabolik (misalnya diabetes), atau obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).

Faktor Risiko
Katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat
oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya.

Patofisiologi
Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu setiap bagian
lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar bisa menyebabkan gangguan
penglihatan.
Beratnya gangguan penglihatan tergantung kepada lokasi dan kematangan katarak. Katarak
berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang
muncul secara bertahap.

Gejala dan Tanda


Keluhan yang sering dirasakan penderita adalah kurangnya penglihatan dan gambaran keruh
pada mata. Gangguan penglihatan bisa berupa kesulitan melihat pada malam hari, melihat
lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata, penurunan ketajaman
penglihatan (bahkan pada siang hari), sering berganti kaca mata, dan penglihatan ganda pada
salah satu mata.

Pencegahan
Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan
menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.
Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi
jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata. Berhenti merokok juga bisa mengurangi
risiko terjadinya katarak.

Penatalaksanaan
Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan jika
penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan
kegiatannya sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya
dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau
menggunakan lensa pembesar. Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan
pembedahan.
Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali terjadi
infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius.
Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama
beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep.
Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung
mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
Hordeolum adalah suatu infeksi pada satu atau beberapa kelenjar di tepi atau di bawah kelopak
mata. Bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan dan biasanya timbul
dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan.
Penyebab
Bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokus).
Faktor Risiko
Higiene mata yang kurang terjaga.
Gejala dan Tanda
Hordeolum biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi kelopak
mata. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu di
matanya.
Biasanya hanya sebagian kecil daerah kelopak yang membengkak, meskipun kadang seluruh
kelopak membengkak. Di tengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik kecil yang
berwarna kekuningan. Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan
melepaskan sejumlah nanah.

Pencegahan
Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di sekitar mata. Selain itu
bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata secara perlahan.
Penatalaksanaan
Hordeolum bisa diobati dengan kompres hangat selama 10 menit sebanyak 4 kali/hari. Jangan
mencoba memecahkan hordeolum, biarkan pecah sendiri.
Krim antibiotik kadang digunakan untuk hordeolum yang berulang atau menetap (yang
disebabkan oleh bakteri). Hordeolum interna adalah hordeolum yang terbentuk pada kelenjar
yang lebih dalam. gejalanya lebih berat dan jarang pecah sendiri, karena itu biasanya dokter akan
menyayatnya supaya nanah keluar.

EKSOFTALMUS
Eksoftalmus adalah penonjolan abnormal pada salah satu atau kedua bola mata.

Penyebab
Eksoftalmus bisa disebabkan oleh penyakit tiroid; terutama penyakit grave (jaringan di dalam
rongga mata membengkak dan terdapat endapan yang mendorong mata ke depan), perdarahan di
belakang mata, peradangan di dalam rongga mata, tumor jinak maupun ganas di dalam rongga
mata dan di belakang bola mata, pseudotumor, trombosis sinus kavernosus, dan malformasi
arteriovenosa.
Gejala dan Tanda
Salah satu atau kedua bola mata tampak menonjol.
Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya, jika terdapat kelaian antara arteri dan vena maka
dilakukan pembedahan. Jika penyebabnya adalah hipertiroidisme (terlalu banyak hormon tiroid)
maka dilakukan pengobatan terhadap hipertiroidisme. Untuk menghilangkan penekanan terhadap
saraf optikus diberikan kortikosteroid per-oral (melalui mulut), terapi penyinaran lokal atau
pembedahan.
Jika kelopak mata tidak dapat menutupi bola mata yang menonjol, mungkin perlu dilakukan
pembedahan kelopak mata untuk membantu melindungi kornea terhadap kekeringan dan infeksi.
Untuk mengatasi pseudotumor dan pembengkakan bisa diberikan kortikosteroid. Jika tumor
membahayakan mata karena mendorongnya keluar, maka dilakukan pembedahan untuk
mengangkat tumor.

GLUKOMA
A. DEFINISI
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian tekanan
bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.(Sidarta
Ilyas,2000).
Galukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan
intraokuler.( Long Barbara, 1996)
B. ETIOLOGI
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokuler ini disebabkan oleh :
- Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary
- Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil
C. KLASIFIKASI
1. Glaukoma primer
- Glaukoma sudut terbuka
Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi kedua mata. Timbulnya
kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut sudut terbuka karena humor
aqueousmempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan
degeneratif jaringan rabekular, saluran schleem, dan saluran yg berdekatan. Perubahan saraf
optik juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan
TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri
mata yang timbul.
- Glaukoma sudut tertutup(sudut sempit)
Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong
ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqueous mengalir ke saluran
schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan
di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan
yang tiba- tiba dan meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang
kabur dan terlihat hal. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani
akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
2. Glaukoma sekunder

Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan trauma . Dapat mirip
dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab.
- Perubahan lensa
- Kelainan uvea
- Trauma
- bedah
3. Glaukoma kongenital
- Primer atau infantil
- Menyertai kelainan kongenital lainnya
4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat
tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut .Pada glaukoma absolut kornea terlihat
keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan
dengan rasa sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah
sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa
sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.
Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan siliar, alkohol
retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan
memberikan rasa sakit.

Berdasarkan lamanya :
1. GLAUKOMA AKUT
a. Definisi
Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat
mendadak sangat tinggi.
b. Etiologi
Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik
mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat penyakit mata
lain. Yang paling banyak dijumpai adalah bentuk primer, menyerang pasien usia 40 tahun atau
lebih.

c. Faktor Predisposisi
Pada bentuk primer, faktor predisposisinya berupa pemakaian obat-obatan midriatik, berdiam
lama di tempat gelap, dan gangguan emosional. Bentuk sekunder sering disebabkan hifema,
luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur, uveitis dengan
suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pasca pembedahan intraokuler.
d. Manifestasi klinik
1). Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah belakang kepala .
2). Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah ,
kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.
3). Tajam penglihatan sangat menurun.
4). Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
5). Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.
6). Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
7). Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat timbulnya reaksi
radang uvea.
8). Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
9). Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media penglihatan.
10). Tekanan bola mata sangat tinggi.
11). Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.
e. Pemeriksaan Penunjang
Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan peningkatan tekanan.
Perimetri, Gonioskopi, dan Tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.
f. Penatalaksanaan
Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekanan intraokuler (TIO) dan
keadaan mata. Bila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi segera. Sebelumnya berikan infus
manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Jenis operasi, iridektomi atau filtrasi, ditentukan
berdasarkan hasil pemeriksaab gonoskopi setelah pengobatan medikamentosa.

2. GLAUKOMA KRONIK
a. Definisi
Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga
terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.
b. Etiologi
Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka
panjang, miopia tinggi dan progresif.
c. Manifestasi klinik
Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit berkembang secara lambat
namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak mempunyai keluhan pada
stadium dini. Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan
gelap, lebih kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan permanen.
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri menunjukkan peningkatan. Nilai
dianggap abnormal 21-25 mmHg dan dianggap patologik diatas 25 mmHg.
Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan dalam, dinding cekungan
bergaung, warna memucat, dan terdapat perdarahan papil. Pemeriksaan lapang pandang
menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi bagian nasal, tangga Ronne, atau skotoma
busur.
e. Penatalaksanaan
Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan bola mata dan lapang pandang. Bila
lapang pandang semakin memburuk,meskipun hasil pengukuran tekanan bola mata dalam batas
normal, terapi ditingkatkan. Dianjurkan berolahraga dan minum harus sedikit-sedikit.

D. PATHWAY GLAUKOMA

E. ASUHAN KEPERAWATAN

1). Pengkajian
a) Aktivitas / Istirahat :
Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
b) Makanan / Cairan :
Mual, muntah (glaukoma akut)

c) Neurosensori :
Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan
bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap
(katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan
penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda :
Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
Peningkatan air mata.
d) Nyeri / Kenyamanan :
Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
e) Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena),
ketidakseimbangan endokrin.
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
2). Pemeriksaan Diagnostik

(1) Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) :
Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan
refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
(2) Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak,
karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
(3) Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)
(4) Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glaukoma.
(5) Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau hanya
meningkat ringan.
(6) Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.
(7) Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
(8) EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan aterosklerosisi,PAK.
(9) Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.

F. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi


a. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil :
- pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri
- pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
- ekspresi wajah rileks
Intervensi :
- kaji tipe intensitas dan lokasi nyeri
- kaji tingkatan skala nyeri untuk menentukan dosis analgesik
- anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang

- atur sikap fowler 300 atau dalam posisi nyaman.


- Hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan TIO
- Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan
- Berikan analgesik sesuai anjuran
b. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan;gangguan status organ
ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
Tujuan : Penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria Hasil:
- Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
- Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
Intervensi :
- Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
- Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
- Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal, tidak salah dosis
- Lakukan tindakan untuk membantu pasien menanganiketerbatasan penglihatan, contoh, kurangi
kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat; perbaiki sinar suram
dan masalah penglihatan malam.
- Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi
c. Ansitas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu,
menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
Tujuan : Cemas hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
- Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun sampai tingkat dapat diatasi.
- Pasien menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah
- Pasien menggunakan sumber secara efektif
Intervensi :

- Kaji tingkat ansitas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan
kondisi saat ini.
- Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan
pengobatan mencegah kehilangan penglihatan tambahan.
- Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.
- Identifikasi sumber/orang yang menolong.

d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d
kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan
;pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang
dapat dicegah.
Tujuan : Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan pengobatannya.
Kriteria Hasil:
- pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan.
- Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit
- Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.
Intervensi :
- Diskusikan perlunya menggunakan identifikasi,
- Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata.
- Izinkan pasien mengulang tindakan.
- Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang harus
dihindari, contoh midriatik, kelebihan pemakaian steroid topikal.
- Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan (penurunan nafsu makan,
mual/muntah, kelemahan,
jantung tak teratur dll.
- Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup
- Dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat berat/men dorong, menggunakan baju ketat
dan sempit.

- Diskusikan pertimbangan diet, cairan adekuat dan makanan berserat.


- Tekankan pemeriksaan rutin.
- Anjurkan anggota keluarga memeriksa secara teratur tanda glaukoma.

Anda mungkin juga menyukai