Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HIPERTIROID

Dosen Pengampu :

Disusun oleh :

Kelompok 3

VINA RIVANIA AGUSTIN 20201660032

ANANDA YUSUF ARVIANTO 20201660062

SOVI AULIDIA 20201660104

NURAINI 20201660105

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya

Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari bebagai pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen pembimbing
dan juga teman-teman semua yang telah ikut berperan serta dalam pembuatan makalah
ini.

Disini penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi orang-
orang yang membacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini belum-lah sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan pada pembuatan makalah - makalah yang selanjutnya.

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 Definis Hipertiroid.....................................................................................................................3
2.2 Anatomi fisiologi Hipertiroid....................................................................................................3
2.3 Fisiologi Hormon Hipertiroid...................................................................................................4
2.4 Etiologi Hipertiroid...................................................................................................................5
2.5 Manifestasi Klinis Hipertiroid..................................................................................................6
2.6 Klasifikasi Hipertiroid...............................................................................................................7
2.7 Patofisiologi Hipertiroid............................................................................................................8
2.8 Pemeriksaan penunjang............................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertiroid di Indonesia masih banyak dijumpai, karena hipertiroid dapat
disebabkanbeberapa penyebab antara lain: penyakit Graves (75%) Hipertiroid dapat
terjadi di daerah endemik maupun cukup yodium, sehingga masyarakat yang
mengalami hipertiroid ini memerlukan perawatan dan pengobatan yang baik.
Hipertiroid lebih banyak pada Wanita di bandingkan pria dengan rasio 1:5, dan
banyak terjadi di usia pertengahan.
Beberapa kepustakaan luar negeri menyebutkan insidensinya masa anak
diperkirakan 1/100.000 anak per tahun. Mulai 0,1/100.000 anak per tahun untuk anak
usia 0-4 tahun meningkat sampai dengan 3/100.000 anak per tahun pada usia remaja .
Hipertiroid menyebabkan kelainan pada banyak organ salah satunya pada sistem
kardiovaskular. Beberapa studi dan penelitian mengemukakan bahwa terjadi atrial
fibrilasi 33 dari 47% pasien dengan umur lebih dari 60tahun. Serta kurang dari 1%
kasus serangan baru atrial fibrilasi disebabkan hipertiroid. Dan penelitian yang
dilakukan oleh Nakazawa melaporkan 11.345 pasien dengan hipertiroid 288kasus
disertai atrial fibrilasi, 6 kasus mengalami emboli sistemik,diantaranya mengalami
gagal jantung, diantaranya berusia > 50 tahun. Kelainan tiroid merupakan kelainan
endokrin tersering kedua yang ditemukan selama kehamilan.
Berbagai perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama kehamilan,
menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid adalah
kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan dari kebutuhan tubuh

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari Hipertiroid?
2. Apa anatomi fisiologi dari Hipertiroid?
3. Jelaskan Fisiologi Hormon tiroid?
4. Jelaskan tentang etiologi Hipertiroid?

1
5. Sebutkan Manifestasi Klinis Hipertiroid!
6. Jelaskan tentang Klasifikasi Hipertiroid?
7. Jelaskan tentang Patofisiologi Penyebab Hipertiroid?
8. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan untuk penyakit Hipertiroid?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Agar kita mampu mengetahui seluk beluk dari penyakit Hipertiroid
2. Agar kita mampu melaksanakan asuhan keperawatan
3. Menjelaskan konsep dasar penyakit Hipertiroid agar pembaca mampu memahami
Tentang Penyakit Hipertiroid

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definis Hipertiroid


(Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid
karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan bio kimiawi yang ditemukan
bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme adalah kadar
hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi
kelenjar tiroid hipofisis, atau hipotalamus. (ElizabethJ.Corwin:296)
Hipertiroid dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap
pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337)
Hipertiroid adalah suatu ketidak seimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi
hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn, 2000 hal 708)
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).

2.2 Anatomi fisiologi Hipertiroid

3
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular.
Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai
vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis dan
terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. Beratnya kira
225 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada Wanita
terutama saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya
menyimpang kelateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi
cartilago trachea 4-5.
Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan bagian bawah kedua lobus,
walaupun terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan
biasanya anterior dari cartilgo trachea walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah karena
kedudukan dan ukurannya berubah. Kelenjar ini tersusun dari bentukan bentukan bulat
dengan ukuran yang bervariasi yang disebut thyroidfollicle. Setiap thyroid follicle terdiri dari
sel-sel selapis kubis padatepinya yang disebut SEL FOLIKEL dan mengelilingi koloid di
dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh
darah.
Sel folikel yang mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan aktivitas
kelenjar thyroid tersebut. Ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi kubis
rendah, bahkan dapat menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat
berubah menjadi silindris, dengan warna koloid yang dapat berbeda pada setiap thyroid
folikel dan sering kaliter dapat Vacuola Resorbsi pada koloid tersebut

2.3 Fisiologi Hormon Hipertiroid


Dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus, dihubungkan
olehisthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakeake dua dan tiga.
Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid
menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).
Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena
reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena
memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein

4
pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum,
tetapi kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.

Proses pembentukan hormon tiroid adalah:


1. Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat
memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah.
2. Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar
yang nantinya akan mensekresi hormon tiroid
3. Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim
peroksidase dan hidrogen peroksidase.
4. Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan
hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium
terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar dari pada hidrogen. Proses
inidibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat.
5. Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika
teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi
diiodotirosin)
6. Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika
monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi
triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau
yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk
diedarkan dalam darah harus dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin.
Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat
plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar
dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih
lemah.

2.4 Etiologi Hipertiroid


Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu;
a. Penyakit Graves Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan
merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya

5
turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah
penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu
tyroid stimulating. Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase
antibodies (TPO) dan TSHreceptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah
stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap
sinar, terasa seperti ada pasir di mata,mata dapat menonjol keluar hingga double
vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi
rendahnya hormon tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan
rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular GoiterBenjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji
padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji
itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena
periksa laboratorium dan kontrol kedokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus
minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d. Produksi TSH yang Abnormal Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi
TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid) Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah
melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul
keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hipotiroid.
f. Konsumsi Yoidum Berlebihan Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan
hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah
ada kelainan kelenjar tiroid.

2.5 Manifestasi Klinis Hipertiroid


a. Peningkatan frekuensi denyut jantung
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin.
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap
panas, keringat berlebihan

6
d. Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
e. Peningkatan frekuensi buang air besar
f. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
g. Gangguan reproduksi
h. Tidak tahan panas
i. Cepat letih
j. Haid sedikit dan tidak tetap
k. Pembesaran kelenjar tiroid
l. Mata melotot (exoptalmus)

2.6 Klasifikasi Hipertiroid


Di bagi dalam 2 kategori:
a. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
b. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroid
Klasifikasi lain;
a.) Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease) Kondisi yang disebabkan, oleh adanya
gangguan pada sistem kekebalan tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar
tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid
terus menerus. Graves disease lebih banyak ditemukan pada wanita dari pada pria,
gejalanya dapat timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 – 40 tahun.
Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem
kekebalan tubuh, yaitu dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu
sendiri,
b.) Nodular Thyroid Disease Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar
tiroid membesar dan tidak disertai dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum
diketahui. Tetapi umumnya timbul seiring dengan bertambahnya usia.
c.) Subacute Thyroditis Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan
inflamasi, danmengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar
ke dalam darah. Umumnya gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi
bisa timbul lagi pada beberapa orang.

7
d.) Postpartum Thyroiditis Timbul pada 5 – 10% wanita pada 3 – 6 bulan pertama
setelah melahirkan danterjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali
normal secara perlahan-lahan

2.7 Patofisiologi Hipertiroid


Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel
kedalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa
kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal. Pada hipertiroidisme,
kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang“menyerupai” TSH, Biasanya
bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid
Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama
dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP
dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini
mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam,
berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid
yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar
hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon
hingga diluarbatas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar
tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari
sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroid mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidi ini menyebabkan terjadinya tremor
otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar

8
tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu
efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakanreaksi
inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar

2.8 Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan diantaranya yaitu (Norman, 2011);
a. Thyroid-stimulating hormone (TSH) yang dihasilkan oleh hipofisis akan menurun pada
hipertiroidisme. Dengan demikian, diagnosis hipertiroidisme hampir selalu dikaitkan
dengan kadar TSH yang rendah. Jika kadar TSH tidak rendah, maka tes lain harus
dijalankan.
b. Hormon tiroid sendiri (T3, T4) akan meningkat. Bagi pasien dengan hipertiroidisme,
mereka harus memiliki tingkat hormon tiroid yang tinggi. Terkadang semua hormone
tiroid yang berbeda tidak tinggi dan hanya satu atau dua pengukuran hormon tiroid yang
berbeda dan tinggi. Hal ini tidak terlalu umum, kebanyakan orang dengan hipertiroid
akan memiliki semua pengukuran hormon tiroid tinggi (kecuali TSH).
c. Yodium tiroid scan akan menunjukkan jika penyebabnya adalah nodul tunggal atau
seluruh kelenjar. Penatalaksanaan;
a.) Konservatif Tata laksana penyakit Gravesa. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat
produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.
Contoh obat adalah sebagai berikut :Thioamide, Methimazole dosis awal 20 -30
mg/hari, Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000
mg/hari, Potassium Iodide, Sodium Ipodate, Anion Inhibitorb. Beta-adrenergic
reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-gejala hipotiroidisme.
Contoh: PropanololIndikasi :
1.) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien
mudadengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis.
2.) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudahpengobatan yodium radioaktif.

9
3.) Persiapan tiroidektomi.
4.) Pasien hamil, usia lanjut.
5.) Krisis tiroid Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara
menunggu pasien menjadieutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid.
Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol
setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauansetiap 3-6 bulan sekali:
memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs.Setelah
tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis
terkecilyang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian
pengobatandihentikan dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila
setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid,
walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
Surgicala.Radioaktif iodine. Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar
tiroid yang hiperaktif. Tiroidektomi Tindakan Pembedahan ini untuk
mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hipertiroid adalah ketidak seimbangan metabolic yang merupakan akibat dari
produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn, 2000 hal 708)
Hpertiroidisme yaitu kuburan dan gondok nodular toksik. Penyakit graves adalah suatu
gangguan autoimun dimana terdapat suatu defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th
merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid. (Dorland, 2005)
Sedangkan gondok nodular toksik yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat
Peningkatan kebutuhan akan hormone tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormone tiroid
terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolic yang tinggi misalnya
pubertas atau kehamilan. (Elizabeth J. Corwin, 2009)

11

Anda mungkin juga menyukai