Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“HIPERTIROIDISME”

Dosen Pengampuh : Ns. Sarwan, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh : kelompok 6

1. Mohamad Novaldi Napu (2101053)

2. Sindi Mandang (

3. Fitria Mandak (

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Alla SWT atas berkat dan Rahmat-Nyalah kami dapat

meneyelesaikan makalah Sistem Endokrin (Hypertiroid).

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari beberapa pihak. Untuk

itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga berhasil terutama kepada dosen pembimbing.

Penulis menyadari bahwa Makala ini masih banyak mengandung kekurangan karena

keterbatasan buku pegangan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kepentingan makalah penulis dimasa

mendatang.

Penulis mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat

kepada pembaca pada umumnya dan khususnya pada penulis sendiri.

Manado, 29 Maret 2023.

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL MAKLAH................................................................................1

KATA PENGANTAR...........................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Bekalang............................................................................4
B. Rumusan masalah........................................................................5
C. Tujuan Penulisan.........................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipertiroid.................................................................7
B. Epidemiologi...............................................................................7
C. Etiologi........................................................................................8
D. Faktor Resiko..............................................................................10
E. Patofisiologi/Pathway..................................................................11
F. Manifestasi Klinis.......................................................................12
G. Komplikasi..................................................................................13
H. Pemeriksaan Penunjang...............................................................14
I. Penatalaksanaan..........................................................................14
J. Asuhan Keperawatan...................................................................18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................26
B. Saran............................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan

dasar yang diperlukan kepada individu baik yang sehat maupun yang sakit, yang

mengalami gangguan fisik, psikis dan agar mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Diperlukan pendekatan komprehensif baik dari segi fisik maupun psikologis serta bersifat

individual bagi setiap pasien.

Penyakit hipertiroid adalah penyakit akibat gangguan produksi hormone, pada penyakit

ini perlu asuhan keperawatan pada hipertiroidisme atau askep hipertiroid yang

komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula

kondisi stress psikologi.

Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti kebanyakan

kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada wanita.

Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak dari pada pria, terutama wanita

muda yang berusia antatra 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan dari proses

mensturasi, kehamilan, dan menyusui itu sendiri menyebabkan hipermetabolisme sebagai

akibat peningkatan kerja dari pada hormone tiroid. (Hotma R, 2006).

Hipotalamus melepaskan suatu hormone yang disebut thyrotropin releasing hormone

(TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitary untuk melepaskan thyroid stimulating

hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas

hormone-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari ketiga

4
kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormone-hormon tiroid yang berlebihan dapat

dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan hipertiroidisme

adalah membatasi produksi hormone tiroid yang berebihan dengna cara menekan

produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi

subtotal).

Pentingnya dari asuhan keperawatan pasien dengan Hipertiroid ini adalah dengan

memberikan penyuluhan, pengawasan, perlindungan dan pasien dengan Hipertiroid itu

dapat ditangani dengan baik dan diberi asuhan keperawatan. Maka dari itu pasien space

Hipertiroid ini memerlukan perawtan yang khusus untuk mencegah terjadinya komplikasi

lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid?

b. Apakah epidiomiologi dari Hipertiroid?

c. Apa yang menjadi etiologi dari Hipertiroid?

d. Apa saja faktor resiko dari Hipertiroid?

e. Apa saja komplikasi dari Hipertiroid?

f. Bagaimana patofisiologi/pathway dari Hipertiroid?

g. Apa saja manifestasi klinis dari Hipertiroid?

h. Bagaimana pemeriksaan diagnose dari Hipertiroid?

i. Bagaimana penatalaksanaan medis dari Hiertiroid?

5
C. Tujuan Penulisan

a. Memahami tentang pengertian dari Hipertiroid

b. Memahami tentang epidiomiologi dari Hipertiroid

c. Memahami tentang etiologi dari Hipertiroid

d. Memahami tentang faktor resiko dari Hipertiroid

e. Memahami komplikasi dari Hipertiroid

f. Memahami tentang patofisiologi/pathway dari Hipertiroid

g. Memahami tentang manifestasi klinis dari Hipertiroid

h. Memahami tentang pemeriksaan diagnose dari Hipertiroid

i. Memahami tentang penatalaksanaan medis dari Hipertiroid

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Hipertiroid adalah penyakit yang disebabkan oleh penyakit Graves yaitu jenis

masalah autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid untuk memproduksi terlalu banyak

hormone tiroid. (Toft, D. 2014)

Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat

produksi hormone tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena

tiroid memproduksi hormone tiroksin dari iodium, makai odium radiaktif dalam dosis

kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).

Hipertiroidisme adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid terlalu aktif dan

membuat berlebihan hormone tiroid. Kelenjar tiroid adalah organ yang terletak dibagian

depan leher dan hormone ini yang mengontrol metabolism, bernapas, denyut jantung,

sistem saraf, berat badan, suhu tubuh, dan banyak fungsi lainnya dalam tubuh. Ketika

kelenjar tiroid terlalu aktif, proses tubuh memperberat dan mungkin mengalami

kegelisahan, kecemasan, denyut jantung yang cepat, tremor tangan, keringat berlebihan,

penurunan berat badan, dan masalah tidur.

B. EPIDEMIOLOGI

Jumlah penderita hipertiroidisme meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit

hormon yang menemati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi ini

7
serupa dengan kasus di dunia. Lebih dari 90% hipertiroid adalah akibat penyakit graves

dan nodul tiroid toksik.

Hipertiroid menyerang wanita 5 kali lebih sering dibandingkan laki-laki dan

insidennya akan memuncak pada usia ketiga serta keempat. Penderita penyakit tyroid saat

ini 2% sampai 5% adalah kebanyakan wanita, wanita tersebut 1% sampai dengan 2%

adalah wanita reproduktif. Prevalensi penderita hypertiroid menyerang wanita 5 kali lebih

sering dibandingkan dengan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam decade usia

ketiga serta keempat. Keadaan ini dapat timbul setelah terjadinya syok emosional, stress

atau infeksi. Pada usia muda umumnya disebabkan oleh penyakit graves, penyakit ini

relative sering di jumpai dan pada anak-anak jarang terjadi.sedangkan struma

multinodular toksik umunya timbul pada usia tua. Di daerah pantai dan kota, insidennya

lebih tinggi di bandingkan di daerah pegunungan atau pedesaan.

Jumlah penderita ini di seluruh dunia pada tahun 1960 diperkirakan 200 juta, 12

juta di antaranya terdapat di Indonesia. Angka kejadian hipertiroid yang didapat dari

beberapa klinik di Indonesia bekisar antara 44,44%-48,93% dari seluruh penderita

dengan penyakit kelenjar gondok. Di AS diperkiran 0,4% populasi menderita hiertiroid,

biasanya sering pada usia di bawah 40 tahun.

C. ETIOLOGI

Kelenjar tiroid membuat tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3) yang memainkan

peran penting dalam cara fungsi seluruh tubuh. Jika kelenjar tiroid membuat terlalu

banyak T4 dan T3, ini didefinisikan sebagai hipertiroid.

8
Penyebab paling umum dari hipertiroid adalah penyakit gangguan autoimun

Graves. Dalam gangguan ini, tubuh membuat antibody (protein yang dihasilkan oleh

tubuh untuk melindungi terhadap virus atau bakteri) yang disebut thyroid-stimulating

immunoglobulin (TSI) yang menyebabkan kelenjar tiroid membuat terlalu banyak

hormone tiroid. Penyakit Graves berjalan dalam keluarga dan lebih sering ditemukan

pada wanita.

Hipertiroid juga bisa disebabkan oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan tiroid

untuk memproduksi berlebihan hormone tiroid. Selain itu, radang kelenjar tiroid yang

disebut tiroiditid-akibat virus atau masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat

menyebabkan sementara gejala hipertiroid. Selaint itu, beberapa orang yang

mengonsumsi terlalu banyak yodium (baik dari makanan atau suplemen) atau yang

mengambil obat yang mendukung yodium (seperti amiodaron) dapat menyebabkan

kelenjar tiroid untuk kelebihan hormone tiroid. (Aleppo, G. 2015)

Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid, yaitu :

1. Penyakit Graves

Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupan penyebab

hipertiroit yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali

lebih sering dari pada pria. Diduga penyebabnya adalah penyakit autoimun, dimana

antibody yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating

immunoglobulin (TSI anti bodies), tyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSA,

receptor antibodies (TRAB) pencetus kelainan ini adalah stress, merokok, radiasi,

9
kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada

pasir dimata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision.

2. Toxic Nodular Goiter

Benjolan leher akibat pembesaran kelenjar tyroid yang bebentuk biji padat, bisa satu

atau banyak. Kata toksik berarti hypertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak

terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormone tyroid yang berlebihan.

3. Produksi TSH yang abnormal

Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan sehingga

merangsang tyroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

4. Tiroiditis (Radang Kelenjar Tiroid)

5. Konsumsi Yodium Berlebihan

Bila konsumsi yodium berlebihan bisa menimbulkan hypertiroid, kelainan ini

biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar

tiroid.

6. Minum Obat Hormon Tyroid Berlebihan

Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke

dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tyroid, ada pula orang

yang minum hormone tyroid dengan tujuan menurunkan badan sehingga timbul efek

samping.

D. FAKTOR RESIKO

10
1. Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki

2. Pada usia lebih dari 50 tahun

3. Post trauma emosional

4. Riwayat keluarga

E. PATOFISIOLOGI/PATHWAY

Hipotalamus

Hipofisis Anterior Hormon Pelepas


Tiroksin
Hormon perangsang Tiroid hipertrofi
tiroid Hipertiroid
Peningkatan sekresi

Metabolisme
Peningkatana frekuensi dan
kontraksi jantung

Peningkatan System meningkat


konsumsi

System saraf - takikardi


Pemakaian
glukosa sel -TD, NADI

- Nerfus - Angina

-Kelelahan - Gagal
Pemecahan lemak dan
protein - Mudah
Terangsang
Penurunan curah
11
Otot dan tulang Kulit
Peningkatan kebutuhan
kalori
F. MANIFESTASI KLINIS

1. Kelelahan atau kelemahan oto

2. Tremor tangan

3. Perubahan suasana hati

4. Kegugupan atau kecemasan

5. Denyut jantung yang cepat

6. Jantung berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur

7. Kekeringan kulit

8. Kesulitan tidur

9. Berat badan menurun

10. Peningkatan frekuensi buang air besar

11. Perubahan nafsu makan (penurunan atau peningkatan)

12. Intoleransi panas

13. Berkeringat banyak

14. Mata melotot

15. Cepat marah

16. Sesak napas

12
17. Kelumpuhan mendadak.

G. KOMPLIKASI

Hipertiroidisme tidak di obati dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama

yang berkaitan denan jantung.

Bebrapa komplikasi yang berhubungan dengan jantung:

1. Aritmia (detak jantung abnormal, seperti atrial fibrilasi)

2. Dilatasi jantung (peningkatan ukurab anggota jantung, yang sebenarnya menipis otot

jantung) dan gagal jantung kongestif

3. Serangan jantung mendadak

4. Hipertensi

Jika hipertiroid tidak di obati, akan mengalami resiko terkena osteoporosis secara

bertahap akan kehilangan kepadatan mineral tulang karena hipertiroidisme yang tidak

terkontrol dapat menyebabkan tubuh untuk menarik kalsium dan fosfat dari tulang dan

mengeluarkan terlalu banyak kalsium dan fosfor (melalui urine dan feses)

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. TSH Serum (biasanya menurun)

2. T3, T4 (biasanya meningkat)

13
3. Tes darah hormone tiroid

4. X-ray scan, CT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)

I. PENATALAKSANAAN

Hipertiroidisme dapat diobati dengan obat-obat anti tiroid yang mengganggu

produksi hormone tiroid (terutama methimazole, prophylthiouracil sekarang digunakan

hanya untuk perempuan pada trimester pertama kehamilan). Pilihan lain adalah terapi

yodium radioaktif untuk merusak sel-sel yang membuat hormone tiroid. Dalam kasus

yang jarang terjadi dimana wanita tidak menggapai atau memiliki efek samping dari

terapi ini, oprasi untuk mengangkat tiroid (salah satu bagian dari seluruh kelenjar)

mungkin diperlukan. Pilihan pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasari

keparahan dan gejala, usia, apakah sedang hamil, kondisi lain yang mungkin dimiliki,

dan potensi efek samping dari obat.

Selain perawatan ini, dokter juga mungkin meresepkan beta-blocker untuk

memblokir efek dari hormon tiroid pada tubuh. Sebagai contoh, beta-blocker membantu

memperlambat detak jantung yang cepat dab mengurangi getaran tangan.

Ada mudah perawatan yang tersedia dan efektif untuk semua jenis umum dari

hipertiroid. Beberapa gejala hipertiroid (seperti tremor dan palpitasi, yang disebabkan

oleh kelebihan hormon tiroid yang bekerja pada system jantung dan saraf) dapat

14
ditingkatkan dalam beberapa jam dengan obat yang disebut beta-blocker (misalnya,

propranolol, Inderal).

Obat ini memblockir efek dari hormon tiroid tetapi tidak memiliki efek pada tiroid

itu sendiri, sehingga beta-blocker tidak menyembuhkan hipertiroid dan tidak mengurangi

jumlah hormon tiroid yang diproduksi, mereka hanya mencegah beberapa gejala. Untuk

pasien dengan bentuk sementara hipertiroidisme (tiroiditis atau minum obat tiroid

berlebih), beta-blocker mungkin satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan. Setelah

tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) menyelesaikan dan hilang, pasien dapat berhenti

minum obat.

a. Obat anti tiroid

Produksi hormon di blockir sehingga sangat sedikit yang disekresikan oleh tiroid.

Untuk pasien dengan bentuk yang berkelanjutan hipertiroidisme, seperti penyakit Graves

atau gondok nodular toksik, obat anti-tiroid sering digunakan. Tujuan dengan bentuk

terapi obat untuk mencegah tiroid memproduksi hormon.

Dua obat yang umum dalam kategori ini adalah methimazole dan propylthioutacil

(PTU), keduanya benar-benar mengganggu kemampuan kelenjar tiroid untuk membuat

hormon tersebut. Ilustrasi menunjukkan bahwa beberapa hormon yang dibuat, tapi tiroid

menjadi kurang efesien. Ketika diambil, setiap obat ini biasanya sangat efektif dalam

mengendalikan hpertiroidisme dalam beberapa minggu.

Obat anti-tiroid dapat memiliki efek samping seperti ruam, gatal, atau demam,

tapi ini jarang terjadi. Sangat jarang, pasien yang dirawat dengan obat-obat ini dapat

mengembangkan peradangan hati atau kekurangan sel darah putih oleh karena itu, pasie

yang menggunakan obat anti-tiroid harus menyadari bahwa mereka harus menghentikan

15
obat mereka dan memanggil dokter mereka segera jika mereka mengembangkan

menguning kulit, demam tinggi, atau sakit tenggorokan yang parah. Kelemaham utama

obat anti-tiroid adalah bahwa hipertiroidisme yang mendasari sering dating Kembali

setelah mereka dihentikan. Untuk alasan ini, banyak pasien dengan hipertiroidisme

disarankan untuk mempertimbangan pengobatan yang permanen mencegah kelenjar

tiroid dari memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.

b. Pengobatan Radioaktif Iodine

Yodium radioaktif adalah pengobatan permanen yang paling banykan

direkomendasikan

hipertiroid. Perawatan ini mengambil keuntungan dari fakta bahwa sel-sel tiroid adalah

satu-satunya sel dalam tubuh yang memiliki kemampuan untuk menyerap yodium.

Dengan memberikan bentuk radioaktif yodium, sel-sel tiroid yang menyerap akan

rusak atau dibunuh. Karena yodium tidak diserap oleh sel-sel lain dalam tubuh, ada

sangat sedikit paparan radiasi (efek samping) untuk sisa tubuh. Radioiodine dapat

diminum ntanpa perlu dirawat di rumah sakit. Bentuk terapi sering memakan waktu satu

sampai dua bulan sebelum tiroid telah dibunuh, namun obat radioaktivitas benar-benar

hilang dari tubuh dalam beberapa hari. Sebagaian besar pasien yang sembuh dengan dosis

tunggan yaitu radioaktif.

Satu-satunya efek samping yang umum dari pengobatan yodium radioaktif

dibawah aktivitas kelenjar tiroid. Masalahnya disini adalah bahwa jumlah yodium

16
radioaktif diberikan membunuh terlalu banyak sel tiroid sehingga tiroid yang tersisa tidak

menghasilkan hormon yang cukup, kondisi yang disebut hypothyroidism.

c. Bedah Penghapusan Dari Gland atau Bintil

Obat permanen lain untuk hipertiroid adalah pembedahan menghapus semua atau

sebgaian nodul. Pembedahan tidak digunakan sesering pengobatan lain untuk penyakit

ini.alasan terbesar untuk ini adalah bahwa bentuk yang paling umum dari hipertiroid

adalah hasil dari kelebihan produksi dari seluruh kelenjar (penyakit Graves) dan metode

yang dijelaskan di atas bekerja cukup baik di Sebagian besar kasus.

Meskipun ada pasien penyakit beberapa Graves yang akan perlu memiliki operasi

pengangkatan tiroid mereka (tidak bisa mentolerir obat-obatan untuk satu alasan atau

lainnya, atau yang menolak yodium radioaktif), penyebab lain dari hipertiroidisme yang

lebih cocok untuk perawatan bedah awal penyakit.

d. Lobektomi Tiroi. Lobektomi Parsial Untuk Nodul Panas

kekhawatiran tentang rawat inap lama setelah operasi tiroid telah semua tapi

dikurangi selama beberapa tahun terakhir karena banykan ahli bedah kini mengirim pasien

pulang pagi setelah operasi (23 jam tinggal). Ini tentu saja tergantung pada Kesehatan yang

mendasari pasien dan usia mereka, dan beberapa factor lainnya. Beberapa bahkan

memperlakukan tiroiddektomi parsial sebagai prosedur rawat dimana pasien yang sehat dapat

dikirim pulang beberapa jam setelah oprasi. Meskipun Sebagian besar ahli bedah mengharuskan

pasien harus ditidurkan untuk oprasi pada kelenjar tiroid, yang beberapa bahkan menghapus stu

17
sisi kelenjar dibawah anestesi local dengan bantuan IV sedasi.oprasi-oprasi yang lebih kecil

cenderung berhubungan denga keluhan lebih sakit.

J. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Data Fokus

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Pasien mengatakan merasa lemah saat - Pasien tampak tidak mampu

beraktivitas, dan merasa lelah mempertahankan aktivitas

- Pasien tampak lesu

2. Pasien mengatakan demam sejak 3 - Kulit pasien tampak merah

hari yang lalu


- Kulit teraba hangat

- Suhu tubuh diatas nilai normal

Suhu Badan : 38,70C

18
3. Pasien mengatakan sulit bernapas - Pasien tampak gelisah

- takikardi

b. Analisa Data

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Hipertiroidisme meningkat Kelitihan b/d penurunan

Pasien mengatakan merasa kerja fisik, yang d/d

lemah saat beraktivitas dan Tirokalsitonin meningkat pasien mengeluh merasa

merasa lelah lemah saat beraktivitas


Sekresi sel cerna meningkat dan merasa lelah.

DO :

- Pasien tampak tidak Penurunan kalsium pada

mampu otot dan tulang

mempertahankan
Kelemahan otot
aktivitas

- pasien tampak lesu


keletihan

19
DS : Produksi hormon tiroid Hipertermia b/d produksi

2. Pasien mengatakan demam meningkat kalor meningkat yang

sejak 3 hari yang lalu d/d kulit pasien tampak

Metabolisme tubuh merah, kulit pasien

DO : meningkat teraba hangat.

- Kulit pasien tampak

merah Produksi kalor meningkat

- Kulit teraba hangat


Suhu tubuh meningkat
- Suhu tubuh diatas nilai

norml
hipertermia
Suhu Badan : 38,7 C
0

DS : Hipertiroidisme Pola nafas tidak efektif


3.
Pasien mengatakan sulit b/d pasien mengeluh

bernapas Hipermetabolisme sulit bernapas yang d/d

DO ; meningkat pasien tampak gelisah

- Pasien tampak gelisah dan takirkadi.

- takikardi Aktivitas saraf simpatis

meningkat

Kerja pernafasan meningkat

Takipneu

Pola nafas tidak efektif

20
c. Diagnosa

1. Kelitihan

2. Hipertermia.

3. Pola nafas tidak efektif

21
d. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kritesia Hasil Rencana Tindakan

1. Kelitihan b/d penurunan kerja Setelah dilakukan Tindakan Edukasi :

fisik, yang d/d pasien asuuhan keperawataxn dalam Identifikasi kesiapan dan

22
mengeluh merasa lemah saat waktu 2 x 24 jam diharapkan kemampuan menerima

beraktivitas dan merasa lelah tingkat keletihan meningkat informasi

Kemampuan melakukan Terapeutik :

aktivitas meningkat : 5 - Sediakan materi

Lelah menurun : 5 pengaturan

aktivitas dan

istirahat

- Jadwalkan

pemberian

Pendidikan

Kesehatan sesuai

kesepakatan

- Berikan kepada

pasien dan

keluarga untuk

bertanya

Edukasi :

- Jelaskan

pentingnya

melakukan

aktivitas fisik

- Anjurkan

Menyusun jadwal

23
aktivitas dan

istirahat

- Ajarkan cara

mengidentifikasi

istirahat, misalnya
Hipertermia b/d produksi kalor Setelah dilakukan Tindakan
kelelahan.
meningkat yang d/d kulit asuuhan keperawataxn dalam

pasien tampak merah, kulit waktu 1 x 24 jam diharapkan


Observasi :
2.
pasien teraba hangat. suhu tubuh dalam batas
- Identifikasi
normal Suhu tubuh menurun :
penyebab
36,5 C
0
hipertermia
Kulit tampak merah menurun :
- Monitor suhu tubh
2
- Monitor
Suhu kulit membaik : 5
komplikasi akibat

hipertermia

Terapeutik :

- Sediakan

lingkungan yang

dingin

- Berikan cairan

oral

- Lakukan

pendinginan

eksternal,
24
misalnya kompres

dingin pada dahi


Pola nafas tidak efektif b/d Edukasi :
pasien mengeluh sulit bernapas - Anjurkan tirah
yang d/d pasien tampak gelisah Setelah dilakukan Tindakan baring
dan takirkadi. asuuhan keperawataxn dalam

3. waktu 3 x 24 jam diharapkan

frekuensi napas membaik : 5

Gelisah menurun :5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya gangguan homeostatic yang

25
disebabkan oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic

kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada

banyak gejala pada penderita penyakit ini yakni gemetar, palpitasi, gelisah, penurunan

berat badan yang drastic, nafsu makan meningkat, emosional, dsb.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki

hidup

yang sehat. Dan juga bagi perawat yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat

mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme yang pada akhirnya dapat

memeberikan pelayanan yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita

penyakit ini pada khususnya.

26

Anda mungkin juga menyukai